Metode 4 Langkah Nilai-Nilai Dakwah Dalam Komunikasi Bisnis : Studi Analisa Atas Komunikasi Bisnis H.Muhammad Ikhwan,SE

Saya bertahan untuk terus dan terus melakukannya, karena untuk sukses berarti kita sanggup membiasakan diri melakukan yang terbaik”. 132 kode e f. “Bisnis ini memang bisnis perjuangan diri, keluarga dan antar mitra. Tidak mungkin kita bisa sukses di bisnis ini tanpa ketulusan. Kuncinya adalah ketulusan dan mengayomi grup dengan baik itu kuncinya”. 133 kode f g. “Tidak ada masa depan cerah jika kita tidak berani mengambil keputusan dan komitmen. … Jangan dengarkan orang lain yang mempengaruhimenjauhi impian Anda”. 134 kode g h. “Genggam terus impian. Jangan lepaskan walaupun saat ini hasil yang tercapai belum besar”. 135 kode h i. “Tiada kata gagal, kecuali cepat berhenti dan tidak terus berlari mendekati impian”. 136 kode i j. “Terus belajar dan terus mencoba. Bantu mitra usaha agar cepat terjadi penduplikasian yang baik, sehingga sistem jaringannya pun berjalan sempurna”. 137 kode j k. “Jadikan cemoohan dan hinaan orang lain sebagai parameter keseriusan dan mempertajam doa untuk kesuksesan kita”. 138 kode k

2. Metode 4 Langkah

Poin-poin yang terdapat dalam Metode 4 Langkah sebenarnya merupakan nilai-nilai khas MLM. Namun, H. Muhammad Ikhwan, SE telah berhasil mengkodifikasi dan merumuskannya sehingga melembaga menjadi Metode 4 Langkah dengan spirit dan sentimen religi. Dalam praksisnya, Metode 4 Langkah ini diintroduksikan kepada anggota jaringannya sebagai basis pemahaman mengikuti bisnis MLM CNI. 139 Metode 4 Langkah yang dimaksud adalah:

a. Fisik

132 Ibid., h. 24. 133 Ibid., h. 24. Lihat juga CNI News Jakarta: PT. Centra Nusa Insanpurnama, Edisi Maret 2004, h. 30. 134 Ibid., h. 25. 135 Ibid., h. 25. 136 Ibid., h. 25. 137 Ibid., h. 25. 138 Ibid., h. 25 139 Modul Pelatihan Bisnis Kelompok H. Muhammad Ikhwan, SE, tp., tt. Dalam metode yang pertama ini, H. Muhammad Ikhwan, SE mengingatkan bahwa fisik manusia terbatas kemampuannya. Jika semasa muda masih kuat dan mampu untuk mengerjakan pekerjaan yang berat, namun lambat laun seiring dengan bertambahnya usia, maka kemampuan fisikpun semakin menurun sementara kebutuhan sehari-hari semakin meningkat. kode l

b. Usia

H. Muhammad Ikhwan, SE mengingatkan bahwa usiaumur manusia merupakan hal yang misterius; tiada seorang pun yang tahu kapan dia akan meninggalkan dunia ini, sedangkan kematian merupakan hal yang pasti. Metode yang kedua ini terinspirasi dari firman Allah SWT dalam Sûrah al-‘Ankabût29: 57: - g c”BD b • } YW B 3 ”Y dB `W •0 O “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. Sehingga harus dipersiapkan warisan untuk keluarga tercinta agar tidak memberatkan hidup mereka sepeninggalnya. Antisipasi dini dengan menekuni bisnis untuk mempersiapkan warisan bagi keluarga yang ditinggalkan. kode m

c. Cita-cita

Setiap individu memiliki cita-cita. Dalam hal ekonomi, masing-masing memiliki keinginan untuk hidup mapan yang dinyatakan dengan: rumah yang memadai, kendaraan guna memudahkan segala urusan, sandang pangan yang cukup serta kebutuhan hidup lainnya yang tercukupi juga. kode n

d. Pengabdian

Selain cita-cita untuk hidup lebih baik di atas, manusia juga mempunyai kecenderungan untuk berbagi dengan sesama maupun lingkungannya dengan jalan mengabdikan diri. Sebagai makhluk sosial, manusia ingin melakukan partisipasi aktif dalam komunitasnya antara lain kepada sesama, lingkungan, keluarga, orang tua, negara bahkan agama; dengan kata lain ingin memberikan yang terbaik. 140 kode o

B. Nilai-nilai Dakwah Yang Berhubungan Dengan Komunikasi Bisnis

H. Muhammad Ikhwan, SE

Adapun nilai-nilai dakwah yang berhubungan dengan komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE adalah sebagai berikut: 1. Tawhîd 2. Sabar 3. Ikhlâs 4. Istiqâmah 5. Akhlâq Hubungan nilai-nilai dakwah dengan komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE dapat diketahui melalui tabel frekwensi di bawah ini dengan rumus : p = x 100 di mana p = prosentase, F = frekwensi data dan N = jumlah data yang dimaksud. Tabel 1 Frekwensi Nilai-nilai Dakwah dalam Komunikasi Bisnis N = 14 No. Nilai Dakwah Komunikasi Bisnis Frekwensi 1. Tawhîd Kode a, c 14,3 2. Sabar Kode b, h, k 21,4 140 Ibid. _F_ N

3. Ikhlâs

Kode f 7,1

4. Istiqâmah

Kode e, g, i, j 28,6

5. Akhlâq

Kode l, m, n, o 28,6 Jumlah 14 100 Dari tabel frekwensi nilai-nilai dakwah dalam komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE di atas, dapat diketahui bahwa komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE yang berhubungan dengan Istiqâmah dan Akhlâq kode e, g, i, j, l, m, n, o memiliki porsi yang seimbang dan merupakan mayoritas, yakni masing-masing sebanyak 28,6 disusul dengan Sabar kode b, h, k sebagai juru kunci sebanyak 21,4, sedangkan Tawhîd berada di posisi ketiga dengan frekwensi sebanyak 14,3 dan posisi terakhir berhubungan dengan ikhlâs kode g yakni sebanyak 7,1. Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan nilai-nilai dakwah yang berhubungan dengan komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE, berikut penulis paparkan nilai-nilai dakwah dimaksud:

a. Tawhîd

Term Tawhîd diketahui sebagai “Keyakinan akan keesaan Allah” yang nampak dari credo kaum Muslimin : “Lâ Ilâha illa Allah” Tiada Tuhan selain Allah. Ia merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam yang karenanya Islam dikenal sebagai agama Tauhid yakni agama yang mengesakan Allah SWT. Ekspresi Tauhîd ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Sûrah al-Baqarah2: 163: ZPT T x: [ 3 _5 T t5 W ’ ;T =”0 Š ”0 € r “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

b. Sabar

Dalam mengarungi kehidupan, adakalanya seseorang berhadapan dengan hal-hal yang tidak disukainya seperti musibah, cobaan, maupun hal-hal yang dirasakan sebagai beban yang menghimpit hidupnya yang selanjutnya akan memberi dampak penyakit psikologis seperti stres, pemarah, emosional dan penyakit psikis lainnya. Islam memberikan terapi hati untuk meminimalisir atau bahkan untuk menghindari penyakit-penyakit psikologis tersebut yang dikenal dengan term sabar. Dengan sabar, maka seseorang akan terlatih untuk mengendalikan emosi ketika berhadapan dengan berbagai permasalahan hidup. Allah SWT berfirman dalam Sûrah Luqmân31: 17: –x•]T R m V ? W –8 09? 1 0 B ;  r0 ZdB um =—  9 A— ? 3 HI [ } =; 9 ˜ …  -W9™G €O “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”. Allah SWT juga mencintai orang yang sabar sebagaimana disebutkan dalam Sûrah Âli ‘Imrân3: 146: , K L EM um T–8 € “Allah menyukai orang yang sabar”.

c. Ikhlâs

Nilai yang paling dituntut dalam segala aktifitas seorang muslim adalah keikhlasan, yakni semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT dengan tanpa mengharapkan imbalan materi maupun non-materi berupa pujian, publikasi maupun penghargaan duniawi lainnya. Makna ikhlas sendiri ialah mengerjakan semua amal ibadah, ketaatan dan perbuatan semata-mata kepada Allah SWT untuk mendekatkan diri dan memperoleh keridhaan-Nya. Bukan untuk tujuan- tujuan yang lain seperti berpura-pura mengerjakan ketaatan, menampilkan diri di hadapan orang banyak, mengharap pujian orang, atau tamak untuk mendapatkan suatu pemberian. 141 Dengan ikhlas dalam segala tindakannya, maka seorang muslim akan terhindar dari sifat riya sebagai kebalikan dari sifat ikhlâs, yakni ingin terlihat di hadapan manusia sebagai orang yang telah melakukan perbuatan baik. Ikhlas dalam berbuat ini berlandaskan kepada firman Allah SWT dalam Sûrah al-Bayyinah98: 5: 9 3D †šm›‚? t5 3 :] J Eo18 BR  ? EM n CD d 3Wm R W –8 3W R WCgH… [ } ;R b • B “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.

d. Istiqâmah

Syarat dari kesuksesan dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh seorang muslim adalah adanya kesinambungan yang tidak terputus sehingga menjadi suatu rutinitas. Islam sangat menekankan hal ini dengan term Istiqâmah, yakni berpegang teguh, teguh pendirian. 141 Habib Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman Terjemah Bandung: Gema Risalah Press, 1993, Cetakan Ketiga, h. 469. Allah SWT sangat menekankan sikap istiqâmah dalam setiap aktivitas seorang muslim seperti difirmankan-Nya dalam Surah Hûd11: 112: Ym ~ Cg AY0 9‚? ; 9 ž 9 45 3W = k `W u018 €€i “Maka tetaplah kamu dalam jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

e. Akhlâq

Sebagai seorang muslim, maka dalam setiap ucapan, tingkah laku dan perbuatannya harus seiring dengan tuntunan ajaran Islam. Dalam hubungannya dengan sesama manusia, maka akhlâq sangat menentukan kualitas kepribadian seseorang dalam hidupnya. Dengan akhlaq yang terpuji, menandakan bahwa ia adalah seorang muslim sejati yang dapat merealisasikan ajaran-ajaran Islam dalam tata kehidupannya. Rasulullah SAW bersabda: + , -. ﻝ -+0ﻝ 1 ﻝ 2+ﻝ ﻝ3ﺏ 5 6ﻝ ﻥ 8 5 8ﺏ 9 “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya akan menghapusnya serta perlakukanlah manusia dengan akhlaq yang baik”. 142

C. Analisis Nilai-nilai Dakwah dalam Komunikasi Bisnis H. Muhammad

Ikhwan, SE 1. Tawhîd Komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE yang berhubungan dengan nilai Tawhîd dapat dicermati dari statemennya sebagai berikut: a. “... Tuhan tak akan pernah membebani hamba-Nya dengan masalah yang tak mampu ditanggungnya... Untuk mencapai posisi seperti sekarang ini, saya juga berangkat dan memulai semuanya dengan keyakinan di atas”. 143 kode a b. “Tuhan Tidak Merubah Nasib Suatu Kaum Sehingga Mereka Merubahnya Sendiri”. Demikianlah pameojargon yang terpampang dalam setiap acara pertemuan bisnis di jaringan H. Muhammad Ikhwan, SE. kode c 142 Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimiy, Tarjamah Mukhtârul Ahâdîts Bandung: Alma’arif, 1996, Cet. ke-7, h. 15. 143 BISNISKITA, Majalah Bulanan, h. 24. Salah satu sifat Allah SWT adalah Rahmân, yang berarti Maha Pengasih. Sifat Rahmân Allah SWT tersebut dapat kita cermati dari harmonitas alam yang masing-masing berjalan sesuai dengan takdirnya. Dalam masalah pemenuhan kebutuhan hidup, tidak ada satu makhluk pun yang tidak dipenuhi kebutuhan hidupnya, seperti ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya di Sûrah Hûd11: 6: 9 ; 9 b“ E F-2G t5  s P VBŸ- Š R ’”0 29 P  W 29 g E T 1 ?Eo Q9 “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata Lawh Mahfûzh”. Statemen H. Muhammad Ikhwan, SE tersebut di atas kode a juga menegaskan sifat Rahmân Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya dengan tidak memberikan beban atau masalah yang tidak mampu ditanggungnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Sûrah al-Baqarah2: 286: 45  { ZR , BD t5 P ~ i “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Sehingga kesulitan apapun, bagi seorang Muslim bukanlah merupakan penghalang untuk tetap berkarya, berprestasi dan berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik insân kâmil. Ia akan memandang bahwa segala kesulitan itu adalah merupakan batu loncatan menuju tangga kesuksesan hidup sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT dalam Sûrah Alam Nasyrah94: 6: HI • 9 u=¢ B du=¢ˆ “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Dalam menjalani kehidupannya, hendaknya seorang Muslim mempunyai keyakinan bahwa hanya Allah SWT saja yang menjadi tujuan hidupnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Sûrah Âli ‘Imrân3: 159: } „ A\B9 Q  Jg W  s € j “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah”. Sehingga ketika mendapatkan suatu kenikmatan, maka ia tidak terlupa kepada Sang Pemberi Nikmat: Allah SWT, begitu pun ketika ia mendapatkan suatu musibah maupun cobaan berat yang menimpanya, maka ia akan mengembalikannya kepada Allah SWT. Oleh karenanya, dalam ajaran Islam ada kalimat yang dikenal dengan kalimat Istirjâ : ﻥ ﻥ ﻝ : Allah SWT berfirman dalam Sûrah al-Baqarah2: 156: EM VJ } YP 2 £TA— ? b 18Q9 3XW V • B IW 1•[ - € “yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi raajiuun”. Untuk itulah, sebagai seorang Muslim, H. Muhammad Ikhwan, SE berangkat dari keyakinan bahwa Allah SWT sebagai tumpuan hidupnya. kode a. Keyakinan bahwa Allah SWT sebagai tumpuan hidupnya inilah, akan membawa sikap lebih lanjut pada seorang Muslim, bahwa Allah SWT akan mengubah nasib dirinya jika ia mau mengubahnya sendiri kode e sebagaimana difirmankan-Nya dalam Al-Quran Sûrah al-Ra’d13 :11: t` J 45 ume0 R 9 9wW xyz 3 ume0 R 9 Y{1| D S €€ “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Tabel 2 Komunikasi Bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE Yang Berhubungan dengan Nilai Tawhîd No. Statemen Nilai Dakwah Tentang Tawhîd 1. Kode a, c 5  { ZR , BD t5 P ~ i } „ A\B9 Q  Jg W  s € j t` J 45 ume0 R 9 9wW xyz 3 ume0 R 9 Y{1| D S €€

2. Sabar