Saya bertahan untuk terus dan terus melakukannya, karena untuk sukses berarti kita sanggup membiasakan diri melakukan yang
terbaik”.
132
kode e f. “Bisnis ini memang bisnis perjuangan diri, keluarga dan antar
mitra. Tidak mungkin kita bisa sukses di bisnis ini tanpa ketulusan. Kuncinya adalah ketulusan dan mengayomi grup dengan baik itu
kuncinya”.
133
kode f g. “Tidak ada masa depan cerah jika kita tidak berani mengambil
keputusan dan komitmen. … Jangan dengarkan orang lain yang mempengaruhimenjauhi impian Anda”.
134
kode g h. “Genggam terus impian. Jangan lepaskan walaupun saat ini hasil
yang tercapai belum besar”.
135
kode h i. “Tiada kata gagal, kecuali cepat berhenti dan tidak terus berlari
mendekati impian”.
136
kode i j. “Terus belajar dan terus mencoba. Bantu mitra usaha agar cepat
terjadi penduplikasian yang baik, sehingga sistem jaringannya pun berjalan sempurna”.
137
kode j k. “Jadikan cemoohan dan hinaan orang lain sebagai parameter
keseriusan dan mempertajam doa untuk kesuksesan kita”.
138
kode k
2. Metode 4 Langkah
Poin-poin yang terdapat dalam Metode 4 Langkah sebenarnya merupakan nilai-nilai khas MLM. Namun, H. Muhammad Ikhwan, SE telah
berhasil mengkodifikasi dan merumuskannya sehingga melembaga menjadi Metode 4 Langkah dengan spirit dan sentimen religi. Dalam praksisnya,
Metode 4 Langkah ini diintroduksikan kepada anggota jaringannya sebagai basis pemahaman mengikuti bisnis MLM CNI.
139
Metode 4 Langkah yang dimaksud adalah:
a. Fisik
132
Ibid., h. 24.
133
Ibid., h. 24. Lihat juga CNI News Jakarta: PT. Centra Nusa Insanpurnama, Edisi Maret 2004, h. 30.
134
Ibid., h. 25.
135
Ibid., h. 25.
136
Ibid., h. 25.
137
Ibid., h. 25.
138
Ibid., h. 25
139
Modul Pelatihan Bisnis Kelompok H. Muhammad Ikhwan, SE, tp., tt.
Dalam metode yang pertama ini, H. Muhammad Ikhwan, SE mengingatkan bahwa fisik manusia terbatas kemampuannya. Jika semasa
muda masih kuat dan mampu untuk mengerjakan pekerjaan yang berat, namun lambat laun seiring dengan bertambahnya usia, maka kemampuan fisikpun
semakin menurun sementara kebutuhan sehari-hari semakin meningkat. kode l
b. Usia
H. Muhammad Ikhwan, SE mengingatkan bahwa usiaumur manusia merupakan hal yang misterius; tiada seorang pun yang tahu kapan dia akan
meninggalkan dunia ini, sedangkan kematian merupakan hal yang pasti. Metode yang kedua ini terinspirasi dari firman Allah SWT dalam Sûrah
al-‘Ankabût29: 57: -
g c”BD
b • }
YW B
3 ”Y
dB `W
•0 O
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”.
Sehingga harus dipersiapkan warisan untuk keluarga tercinta agar tidak memberatkan hidup mereka sepeninggalnya. Antisipasi dini dengan menekuni
bisnis untuk mempersiapkan warisan bagi keluarga yang ditinggalkan. kode m
c. Cita-cita
Setiap individu memiliki cita-cita. Dalam hal ekonomi, masing-masing memiliki keinginan untuk hidup mapan yang dinyatakan dengan: rumah yang
memadai, kendaraan guna memudahkan segala urusan, sandang pangan yang cukup serta kebutuhan hidup lainnya yang tercukupi juga. kode n
d. Pengabdian
Selain cita-cita untuk hidup lebih baik di atas, manusia juga mempunyai kecenderungan untuk berbagi dengan sesama maupun
lingkungannya dengan jalan mengabdikan diri. Sebagai makhluk sosial, manusia ingin melakukan partisipasi aktif dalam komunitasnya antara lain
kepada sesama, lingkungan, keluarga, orang tua, negara bahkan agama; dengan kata lain ingin memberikan yang terbaik.
140
kode o
B. Nilai-nilai Dakwah Yang Berhubungan Dengan Komunikasi Bisnis
H. Muhammad Ikhwan, SE
Adapun nilai-nilai dakwah yang berhubungan dengan komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE adalah sebagai berikut:
1. Tawhîd 2. Sabar
3. Ikhlâs 4. Istiqâmah
5. Akhlâq Hubungan nilai-nilai dakwah dengan komunikasi bisnis H. Muhammad
Ikhwan, SE dapat diketahui melalui tabel frekwensi di bawah ini dengan rumus : p
= x 100
di mana p = prosentase, F = frekwensi data dan N = jumlah data yang dimaksud.
Tabel 1 Frekwensi Nilai-nilai Dakwah dalam Komunikasi Bisnis
N = 14 No.
Nilai Dakwah Komunikasi Bisnis
Frekwensi
1. Tawhîd Kode a, c
14,3 2.
Sabar Kode b, h, k
21,4
140
Ibid.
_F_ N
3. Ikhlâs
Kode f 7,1
4. Istiqâmah
Kode e, g, i, j 28,6
5. Akhlâq
Kode l, m, n, o 28,6
Jumlah 14
100
Dari tabel frekwensi nilai-nilai dakwah dalam komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE di atas, dapat diketahui bahwa komunikasi bisnis
H. Muhammad Ikhwan, SE yang berhubungan dengan Istiqâmah dan Akhlâq kode e, g, i, j, l, m, n, o memiliki porsi yang seimbang dan merupakan
mayoritas, yakni masing-masing sebanyak 28,6 disusul dengan Sabar kode b, h, k sebagai juru kunci sebanyak 21,4, sedangkan Tawhîd berada di posisi
ketiga dengan frekwensi sebanyak 14,3 dan posisi terakhir berhubungan dengan ikhlâs kode g yakni sebanyak 7,1.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan nilai-nilai dakwah yang berhubungan dengan komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE, berikut
penulis paparkan nilai-nilai dakwah dimaksud:
a. Tawhîd
Term Tawhîd diketahui sebagai “Keyakinan akan keesaan Allah” yang nampak dari credo kaum Muslimin : “Lâ Ilâha illa Allah” Tiada Tuhan selain
Allah. Ia merupakan inti dan dasar dari seluruh tata nilai dan norma Islam yang karenanya Islam dikenal sebagai agama Tauhid yakni agama yang mengesakan
Allah SWT. Ekspresi Tauhîd ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Sûrah al-Baqarah2: 163:
ZPT T
x: [
3 _5
T t5
W ’
;T =”0
Š ”0
€ r “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan
melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
b. Sabar
Dalam mengarungi kehidupan, adakalanya seseorang berhadapan dengan hal-hal yang tidak disukainya seperti musibah, cobaan, maupun hal-hal yang
dirasakan sebagai beban yang menghimpit hidupnya yang selanjutnya akan memberi dampak penyakit psikologis seperti stres, pemarah, emosional dan
penyakit psikis lainnya. Islam memberikan terapi hati untuk meminimalisir atau bahkan untuk
menghindari penyakit-penyakit psikologis tersebut yang dikenal dengan term sabar. Dengan sabar, maka seseorang akan terlatih untuk mengendalikan emosi
ketika berhadapan dengan berbagai permasalahan hidup. Allah SWT berfirman dalam Sûrah Luqmân31: 17:
–x•]T R m
V ? W
–8 09?
1 0 B
; r0 ZdB
um =—
9
A— ? 3
HI [ }
=; 9 ˜ …
-W9™G €O
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”.
Allah SWT juga mencintai orang yang sabar sebagaimana disebutkan dalam Sûrah Âli ‘Imrân3: 146:
, K
L EM um
T–8 €
“Allah menyukai orang yang sabar”.
c. Ikhlâs
Nilai yang paling dituntut dalam segala aktifitas seorang muslim adalah keikhlasan, yakni semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT dengan tanpa
mengharapkan imbalan materi maupun non-materi berupa pujian, publikasi maupun penghargaan duniawi lainnya. Makna ikhlas sendiri ialah mengerjakan
semua amal ibadah, ketaatan dan perbuatan semata-mata kepada Allah SWT untuk mendekatkan diri dan memperoleh keridhaan-Nya. Bukan untuk tujuan-
tujuan yang lain seperti berpura-pura mengerjakan ketaatan, menampilkan diri di hadapan orang banyak, mengharap pujian orang, atau tamak untuk mendapatkan
suatu pemberian.
141
Dengan ikhlas dalam segala tindakannya, maka seorang muslim akan terhindar dari sifat riya sebagai kebalikan dari sifat ikhlâs, yakni ingin terlihat di
hadapan manusia sebagai orang yang telah melakukan perbuatan baik. Ikhlas dalam berbuat ini berlandaskan kepada firman Allah SWT dalam Sûrah
al-Bayyinah98: 5: 9
3D †šm›‚? t5
3 :] J
Eo18 BR
?
EM n CD d
3Wm R W
–8 3W
R WCgH…
[ } ;R
b •
B “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus”.
d. Istiqâmah
Syarat dari kesuksesan dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh seorang muslim adalah adanya kesinambungan yang tidak terputus sehingga menjadi suatu
rutinitas. Islam sangat menekankan hal ini dengan term Istiqâmah, yakni berpegang teguh, teguh pendirian.
141
Habib Abdullah Haddad, Nasehat Agama dan Wasiat Iman Terjemah Bandung: Gema Risalah Press, 1993, Cetakan Ketiga, h. 469.
Allah SWT sangat menekankan sikap istiqâmah dalam setiap aktivitas seorang muslim seperti difirmankan-Nya dalam Surah Hûd11: 112:
Ym ~
Cg AY0 9‚?
; 9 ž
9 45
3W = k
`W u018
€€i “Maka tetaplah kamu dalam jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
e. Akhlâq
Sebagai seorang muslim, maka dalam setiap ucapan, tingkah laku dan perbuatannya harus seiring dengan tuntunan ajaran Islam. Dalam hubungannya
dengan sesama manusia, maka akhlâq sangat menentukan kualitas kepribadian seseorang dalam hidupnya. Dengan akhlaq yang terpuji, menandakan bahwa ia
adalah seorang muslim sejati yang dapat merealisasikan ajaran-ajaran Islam dalam tata kehidupannya.
Rasulullah SAW bersabda:
+ ,
-. ﻝ -+0ﻝ
1 ﻝ
2+ﻝ ﻝ3ﺏ
5 6ﻝ
ﻥ 8
5 8ﺏ
9
“Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya akan menghapusnya serta
perlakukanlah manusia dengan akhlaq yang baik”.
142
C. Analisis Nilai-nilai Dakwah dalam Komunikasi Bisnis H. Muhammad
Ikhwan, SE 1.
Tawhîd
Komunikasi bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE yang berhubungan dengan nilai Tawhîd dapat dicermati dari statemennya sebagai berikut:
a. “... Tuhan tak akan pernah membebani hamba-Nya dengan masalah yang tak mampu ditanggungnya... Untuk mencapai posisi seperti
sekarang ini, saya juga berangkat dan memulai semuanya dengan keyakinan di atas”.
143
kode a b. “Tuhan Tidak Merubah Nasib Suatu Kaum Sehingga Mereka
Merubahnya Sendiri”. Demikianlah pameojargon yang terpampang dalam setiap acara pertemuan bisnis di jaringan H. Muhammad
Ikhwan, SE. kode c
142
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimiy, Tarjamah Mukhtârul Ahâdîts Bandung: Alma’arif, 1996, Cet. ke-7, h. 15.
143
BISNISKITA, Majalah Bulanan, h. 24.
Salah satu sifat Allah SWT adalah Rahmân, yang berarti Maha Pengasih. Sifat Rahmân Allah SWT tersebut dapat kita cermati dari
harmonitas alam yang masing-masing berjalan sesuai dengan takdirnya. Dalam masalah pemenuhan kebutuhan hidup, tidak ada satu makhluk pun
yang tidak dipenuhi kebutuhan hidupnya, seperti ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya di Sûrah Hûd11: 6:
9 ; 9
b“ E
F-2G t5
s
P VBŸ-
Š R
’”0 29
P W 29
g E
T 1 ?Eo
Q9 “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata Lawh
Mahfûzh”.
Statemen H. Muhammad Ikhwan, SE tersebut di atas kode a juga menegaskan sifat Rahmân Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya dengan
tidak memberikan beban atau masalah yang tidak mampu ditanggungnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Sûrah al-Baqarah2: 286:
45 {
ZR ,
BD t5
P ~
i “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya”. Sehingga kesulitan apapun, bagi seorang Muslim bukanlah merupakan
penghalang untuk tetap berkarya, berprestasi dan berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik insân kâmil. Ia akan memandang bahwa segala
kesulitan itu adalah merupakan batu loncatan menuju tangga kesuksesan hidup sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT dalam Sûrah Alam Nasyrah94: 6:
HI • 9
u=¢ B
du=¢ˆ “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Dalam menjalani kehidupannya, hendaknya seorang Muslim mempunyai keyakinan bahwa hanya Allah SWT saja yang menjadi tujuan
hidupnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Sûrah Âli ‘Imrân3: 159: } „
A\B9 Q Jg W
s
€ j “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah”. Sehingga ketika mendapatkan suatu kenikmatan, maka ia tidak terlupa
kepada Sang Pemberi Nikmat: Allah SWT, begitu pun ketika ia mendapatkan suatu musibah maupun cobaan berat yang menimpanya, maka ia akan
mengembalikannya kepada Allah SWT. Oleh karenanya, dalam ajaran Islam ada kalimat yang dikenal dengan kalimat Istirjâ :
ﻥ ﻥ
ﻝ :
Allah SWT berfirman dalam Sûrah al-Baqarah2: 156: EM VJ
} YP 2 £TA— ?
b 18Q9
3XW V
• B
IW 1•[ -
€ “yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan : Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi raajiuun”. Untuk itulah, sebagai seorang Muslim, H. Muhammad Ikhwan, SE
berangkat dari keyakinan bahwa Allah SWT sebagai tumpuan hidupnya. kode a.
Keyakinan bahwa Allah SWT sebagai tumpuan hidupnya inilah, akan membawa sikap lebih lanjut pada seorang Muslim, bahwa Allah SWT akan
mengubah nasib dirinya jika ia mau mengubahnya sendiri kode e sebagaimana difirmankan-Nya dalam Al-Quran Sûrah al-Ra’d13 :11:
t` J
45 ume0 R
9 9wW
xyz 3 ume0 R
9 Y{1| D
S €€
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Tabel 2 Komunikasi Bisnis H. Muhammad Ikhwan, SE
Yang Berhubungan dengan Nilai Tawhîd No.
Statemen Nilai Dakwah Tentang Tawhîd
1. Kode a, c
5 {
ZR ,
BD t5
P ~
i } „
A\B9 Q Jg W
s
€ j t`
J 45
ume0 R 9
9wW xyz
3 ume0 R 9
Y{1| D S
€€
2. Sabar