akrabnya,  mengikuti  ajakan  pertemuan  besar  CNI  di  Hotel  Ibis  Jakarta,  15  Mei 1995.
99
Tanggal 16 Mei 1995 merupakan hari bersejarah buat Ikhwan, karena pada hari itulah ia resmi bergabung dengan CNI.
100
Saat  ini,  H.  Muhammad  Ikhwan,  SE  hidup  bahagia  bersama  sang  isteri tercinta, Azizah Dahlia, yang setia menemani dan mendukung bisnisnya di MLM
CNI  sejak  sebelum  menikah.
101
Mereka  dikaruniai  dua  orang  putra-putri  : Muhammad  Aflah  Rizki  Azwan  6  tahun  dan  Nabila  Cilla  Adawiah  Azwan  2
tahun.
102
B. Aktivitas di CNI
Sebagaimana disinggung di muka, H. Muhammad Ikhwan, SE bergabung dengan  MLM  CNI  pada  tanggal  16  Mei  1995  setelah  “diprospek”  oleh  teman
karibnya  semasa  kecil.  Teman  inilah  yang  telah  membuka  mata  hati  Ikhwan, bahwa  hidup  lebih  dari  sekadarnya  itu  bisa  didapatkan  kalau  dia  bergabung
dengan  CNI,  sebuah  perusahaan  MLM  ternama.  Bahkan  di  kantornya,  Ikhwan semakin gelisah, karena tuntutan untuk mengubah hidup kian sering mengganggu
pikirannya.
103
Akhirnya Ikhwan memutuskan untuk bergabung menjadi distributor MLM CNI  setelah  iseng-iseng  mengikuti  kegiatan  mitra  usaha  CNI  yang  diadakan
temannya  tadi.  Dari  situlah  ia  melihat  kenyataan,  ternyata  banyak  orang  yang berkeinginan  seperti  dirinya  yakni  mengubah  hidup  menjadi  lebih  baik.  Tak
99
Ibid., h. 11.
100
BISNISKITA, Majalah Bisnis, h. 27.
101
Ibid., h. 29.
102
Ibid., h. 24.
103
Ibid., h. 27.
peduli mereka berlatar belakang apa, tetapi kalau orang itu mengerti dan ulet, dia niscaya berhasil. Tekad mereka untuk mengubah  hidup inilah  yang membuatnya
tergugah.
104
Hal  yang pertama kali dipelajari Ikhwan setelah bergabung dengan MLM CNI  ialah  sistemnya.  Bagi  Ikhwan,  hal  tersebut  penting  karena  kalau  hanya
mengetahui  produk  tanpa  mengetahui  sistemnya  adalah  percuma  saja.  Sebab,  di bisnis  MLM  ini  intinya  adalah  menjual  produk
105
sehingga  mempelajari  sistem bisnis adalah merupakan hal yang niscaya. Dan sebagai seorang sarjana ekonomi,
Ikhwan  tidak  mendapat  kesulitan  untuk  mempelajari  sistem  bisnis  MLM  CNI lewat training yang diadakan oleh upline dan manajemen CNI.
Bersama  Azizah  Dahlia,  calon  isterinya  waktu  itu,  Ikhwan  mulai berkiprah.  Ia  kemudian  mendatangi  tetangga,  teman  dan  kerabat  dekat  untuk
mengenalkan kepada mereka apa itu bisnis MLM CNI; dari arena kumpul-kumpul keluarga,  arisan  sampai  pertemuan  yang  diatur  dengan  beberapa  orang.  Tapi,
ketika itu hasilnya belum tampak. Bahkan kerap membuat hati pilu karena masih ada orang yang tak mengerti dan mencemooh bisnis ini.
106
Memang  dalam  perjalanannya  sebagai  seorang  distributor  MLM  CNI, Ikhwan  kerap  kali  menghadapi  berbagai  tantangan,  dari  mulai  penolakan,
ketidakpercayaan  terhadap  bisnis  ini,  ataupun  sikap  meremehkan  terus  datang bertubi-tubi. Ia juga pernah mengundang 30 orang untuk suatu presentasi, tapi tak
satupun  mereka  yang  hadir.  Atau  sebaliknya,  “Banyak  yang  datang,  tapi  tak satupun bergabung”, ujarnya.
107
104
Ibid., h. 27.
105
Ibid., h. 27.
106
Ibid., h. 29.
107
UKSE, Majalah Bulanan, h. 12.
Tidak  hanya  itu  saja,  Ikhwan  bahkan  pernah  mengalami  peristiwa  yang sulit  dilupakan.  Saat pulang  dari  rumah  upline,  sekitar  pukul  01.30,  motor  yang
dikendarainya slip dan jatuh di tengah hujan deras. Bahkan motornya pun mogok, sehingga Ikhwan terpaksa menuntunnya sambil berjalan kaki sampai ke rumah.
108
Namun --seperti  yang  sering dikatakannya dalam setiap pertemuan bisnis CNI--  sebagai  orang  beriman  ia  mencoba  melalui  itu  semua  dengan  cara-cara
terbaik  yang  diridhoi  Tuhan.  Baginya,  cemoohan  dan  hinaan  orang  lain  justru menjadi  parameter  keseriusan  dan  mempertajam  doa  untuk  kesuksesan.  Ikhwan
percaya,  Tuhan  juga  tak  akan  pernah  membebani  hamba-Nya  dengan  masalah yang tak mampu ditanggungnya.
109
Setelah satu bulan pertama bergabung, komisi  yang diterimanya terbilang kecil, hanya Rp. 3.000. Tetapi kemudian Ikhwan berpikir, kalau hanya dia seorang
komisinya  segitu,  bagaimana  kalau  ia  mengajak  orang  lebih  banyak?  Pasti komisinya  bertambah.  Apalagi  kalau  orang  yang  dia  ajak  itu  juga  berhasil
mengembangkan jaringan. Maka, komisinya makin bertambah besar lagi.
110
Memang  pada  awal  menjalankan  bisnis  ini,  Ikhwan  boleh  dikata menduakan  pekerjaan,  karena  statusnya  sebagai  karyawan  bank  swasta  masih
disandangnya.  Sementara  itu, bisnis  CNI  dijalankannya  secara  sambilan  --seusai kerja. Pulang ke rumah larut malam, sekitar pukul 12 malam atau pukul 1.00 dini
hari.  Begitupun  hari  libur,  yang  seyogianya  buat  keluarga,  dihabiskan  untuk mengikuti pelatihan, melakukan home sharing dan sebagainya.
111
108
Ibid., h. 12.
109
BISNISKITA, Majalah Bisnis, h. 29. Lihat juga CNI News  Jakarta: PT. Citra Nusa Insanpurnama, Edisi Maret 2004, h. 6.
110
Ibid., h. 6.
111
UKSE, Majalah Bulanan, h. 12.
Ketika  bonusnya  di  CNI  mencapai  2,5  juta,  Ikhwan  langsung  mem-PHK dirinya  dari  bank  tempatnya  bekerja  selama  ini.
112
Hal  ini  mengingat  ia  sudah tidak merasa enjoy lagi bekerja di sana di samping ingin lebih memfokuskan diri
untuk berbisnis di MLM CNI. Perlahan  namun  pasti,  Ikhwan  pun  mulai  menapak  posisi  demi  posisi  di
MLM  CNI.  Dari  semula  tercata  sebagai  Unit  Manager  Juni  1995,  dua  bulan kemudian  sudah  menjadi  Gold  Agency  Manager.  Tak  berhenti  di  situ,  Ikhwan
terus  melaju  sebagai  Ruby  Agency  Manager  1996,  Pearl  Agency  Manager 1997,  Diamond  Agency  Manager  1999,  Double  Diamond  Agency  Manager
2000  dan  Crown  Agency  Manager  2001.
113
Karenanya  Ikhwan  dinobatkan sebagai peraih posisi CAM tercepat di MLM CNI.
114
Selain  posisi  tersebut  di  atas,  Ikhwan  pun  mendapatkan  komisi  prestasi hasil  kerja  kerasnya  di  MLM  CNI,  antara  lain  :  Komisi  Kepemilikan  Sepeda
Motor  1995,  yang  kemudian  dibelikan  mobil  Daihatsu  Espass,  Komisi Kepemilikan Mobil 1998, Komisi Kepemilikan Mobil Mewah I 1999, Komisi
Kepemilikan  Rumah  1999,  Komisi  Kepemilikan  Rumah  Mewah  II  2001  dan Komisi Kepemilikan Mobil Mewah II 2003.
115
Sementara Komisi Religi berupa menunaikan ibadah Haji ke Baytullah dia raih pada tahun 2002.
116
Kini,  dalam  posisinya  sebagai  Crown  Agency  Manager,  Ikhwan  tidak perlu bersusah payah mencari anggota downline seperti  yang dulu dilakoninya.
Dengan 13 kaki jaringan yang dimilikinya, lelaki yang kerap dipanggil Pak Haji oleh  orang-orang  dekatnya  ini,  sekarang  lebih  berfokus  kepada  pembinaan  dan
112
Ibid., h. 12.
113
BISNISKITA, Majalah Bisnis, h. 29.
114
UKSE, Majalah Bulanan, h. 12.
115
BISNISKITA, Majalah Bisnis, h. 25.
116
Ibid., h. 29.
pengembangan  jaringan.  Sebagai  leader,  Ikhwan  memang  dituntut  memberi tauladan  dan  motivasi  kepada  mitra  usahanya  yang  tersebar  di  seluruh
Indonesia.
117
Untuk memberi motivasi terhadap mitra usahanya tersebut, Ikhwan sering menggelar  acara  pembinaan  setiap  bulan  di  Gedung  Tenis  Indoor,  Senayan,
Jakarta Pusat
118
tepatnya setiap hari Minggu keempat tiap bulannya. Dalam  acara  pembinaan  tersebut,  Ikhwan  sering  memberikan  kuliah
bagaimana  berbisnis  MLM  dengan  benar,  tak  hanya  sistemnya  tapi  juga produknya,  bagaimana  caranya  membuat  jaringan,  mengatur  kelompok  atau
mengatasi  masalah  bagi  kelompok  jika  mereka  menemui  kendala-kendala  di lapangan,  seperti  anggapan  susah  cari  jaringan  atau  anggapan  produk  CNI  yang
mahal,
119
dan  kiat  suksesnya  berbisnis  di  MLM  CNI  terhadap  mitra  usahanya, sehingga  dapat  diambil  sebagai  pelajaran.  Mengenai  rahasia  suksesnya  tersebut,
Ikhwan mengatakan: “Bisnis  ini  memang  bisnis  perjuangan  diri,  keluarga  dan  antar
mitra.  Tidak  mungkin  kita  bisa  sukses  di  bisnis  ini  tanpa  ketulusan. Kuncinya  adalah  ketulusan  dan  mengayomi  grup  dengan  baik  itu
kuncinya.
120
Ikhwan  mengakui,  untuk  membentuk  mereka  mitra  usaha  --membentuk leadership
--, dibutuhkan disiplin yang lebih baik, sikap yang baik
121
dari seorang leader
yang  menjadi  panutan  dan  contoh  teladan  bagi  mitra  usahanya.  Sehingga dari  sanalah  akan  lahir  leader-leader baru  sebagai  hasil  penduplikasian.  Dan  hal
117
Ibid., h. 24.
118
UKSE, Majalah Bulanan, h. 10.
119
BISNISKITA,  Majalah  Bisnis,  h.  30.  Soal  produk  mahal,  Ikhwan  mempunyai argumentasi sendiri. Menurutnya, produk itu mahal karena memang manfaat dari produk tersebut
memiliki nilai lebih dari pada produk sejenis lainnya.
120
Ibid., h. 25. Lihat juga CNI News Jakarta: PT. Citra Nusa Insanpurnama, Edisi Maret 2004, h. 30.
121
Ibid., h. 31.
ini dipraktekkan Ikhwan dengan tidak memilah mitra usahanya, karena mengingat mereka berasal dari beragam latar belakang. Ikhwan justru melakukan pendekatan
sahabat.
122
Bergaul dengan masyarakat kelas menengah ke bawah baginya bukan barang  baru,  karena  sejak  muda  ia  kerap  bergaul  dengan  mereka  sehingga
pendekatannya pun menjadi lebih mudah.
123
Untuk mencapai sukses seperti yang diraihnya sekarang ini, Ikhwan dalam setiap  kesempatan  senantiasa  memberikan  pesannya  kepada  mitra  usahanya  --
terlebih anggota yang baru bergabung--, yakni sebagai berikut: •  Tidak  ada  masa  depan  cerah  jika  kita  tidak  berani  mengambil  keputusan  dan
komitmen  dengan  satu  MLM  CNI.  Jangan  dengarkan  orang  lain  yang mempengaruhimenjauhi  impian  Anda.  Kita  patut  bersyukur  bergabung  di
MLM yang sudah terbukti belasan tahun sebagai kendaraan mencapai sukses. Tak  perlu  menoleh  kanan-kiri  karena  hanya  menguras  tenaga  dan  terkadang
membuat kita hidup dengan pikiran goyah. Di CNIlah tempat yang tepat untuk menggali potensi diri.
•  Genggam terus impian. Jangan lepaskan walaupun saat ini hasil  yang tercapai belum besar.
•  Tiada  kata  gagal,  kecuali  cepat  berhenti  dan  tidak  terus  berlari  mendekati impian.
•  Terus  belajar  dan  terus  mencoba.  Bantu  mitra  usaha  agar  cepat  terjadi penduplikasian  yang  baik,  sehingga  sistem  jaringannya  pun  berjalan
sempurna.
122
Ibid., h. 31.
123
Ibid., h. 31.
•  Jadikan  cemoohan  dan  hinaan  orang  lain  sebagai  parameter  keseriusan  dan mempertajam doa untuk kesuksesan kita.
124
Ikhwan  juga  senantiasa menekankan  kepada mereka, bahwa mereka  akan dapat  kesempatan  memperoleh  pendidikan,  dibimbing  dan  dituntun
125
oleh  para leader
. Untuk diketahui, bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh MLM CNI selain  lewat  acara  pembinaan  dan  motivasi,  juga  lewat  training-training,  yang
dipandang Ikhwan sebagai proses pembelajaran. Di mana mitra usaha CNI belajar bagaimana  menghadapi  kendala-kendala  yang  sering  menimpa  mereka,  terutama
distributor  yang  baru  saja  menekuni  bisnis  ini.  Di  tempat  pelatihan  ini  pula, mereka  mendapat  masukan,  ide,  dan  motivasi  dari  leader  dan  sesama  jaringan
untuk tak merasa putus asa.
126
Dan secara perlahan, --sebagai hasil dari usaha pembinaan tersebut-- mulai muncullah di jaringannya leader-leader yang mengikuti jejaknya. Mereka --yang
notabene berasal  dari  kalangan  dengan  beragam  latar  belakang--  antara  lain:  Sri
Murni  posisi  PAM,  sekretaris  H.  Muhammad  Ikhwan,  SE,  Zenith  Sadpalardi posisi  DAM,  mantan  tukang  bantal,  M.  Amin  posisi  PAM,  mantan  kurir
pengantar  surat,  Mat  Zeni  posisi  DAM,  mantan  tukang  sol  sepatu,  Wahyu Komsaeni  posisi  PAM,  guru  Ikhwan  semasa  SMA,  Asti  Asmodiwati  posisi
PAM,  mantan  artis  penyanyi,  Baedillah  posisi  PAM,  adik  lelaki  Ikhwan,
127
Indra Dwi Kurniawan posisi PAM, alumni Universitas Gunadarma dan lain-lain. Mencermati hal di atas, kiranya patut direnungkan filosofi Ikhwan bahwa
semua manusia terlahir untuk sukses, katanya lebih lanjut:
124
Ibid., h. 25.
125
Ibid., h. 31.
126
Ibid., h. 27.
127
Ibid., h. 24.
“Sebagai manusia, kita dilahirkan dengan berbagai potensi diri dan kemampuan. Kita adalah insan luar biasa  yang pasti sanggup menghadapi
rintangan  dan  kesulitan  yang  muncul,  asal  kita  mau  bekerja  keras  untuk itu.
128
128
Ibid., h. 24.
BAB IV ANALISA NILAI-NILAI DAKWAH DALAM KOMUNIKASI BISNIS