Pandangan Hukum Islam Mengenai Pergaulan Yang Bukan Mahram

Namun, kebolehan itu tidak berarti bahwa batas-batas diantara keduanya menjadi lebur dan ikatan-ikatan syar`iyah yang baku dilupakan. Kita tidak perlu menganggap diri kita sebagai malaikat yang suci yang dikhawatirkan melakukan pelanggaran, dan kita pun tidak perlu memindahkan budaya Barat kepada kita. Yang harus kita lakukan ialah bekerja sama dalam kebaikan serta tolong- menolong dalam kebajikan dan takwa, dalam batas-batas hukum yang telah ditetapkan oleh Islam. Islam telah menggariskan batas-batas pergaulan antara wanita dan laki-laki. Islam memandang pergaulan antara laki-laki dan wanita sebagai satu hal yang amat penting. Tetapi bagaimanapun juga, Islam telah menetapkan hukum secara umum mengenai masalah ini. Islam justru memperhatikannya dengan melihat tujuan atau kebaikkan yang hendak diwujudkan, atau bahaya yang dimungkinkan, gambarannya, dan syarat-syarat yang harus dipenuhinya atau lainnya. Sebaik-sebaik petunjuk dalam masalah ini ialah petunjuk Rasulullah, petunjuk para sahabat yang menjadi pedoman. Orang yang ingin memperhatikan petunjuk ini, niscaya akan tahu bahawa Islam tidaklah memenjarakan kaum wanita atau mengisolasi mereka seperti yang terjadi pada zaman kemunduran Islam. 5

B. Pandangan Hukum Islam Mengenai Pergaulan Yang Bukan Mahram

Adapun pandangan hukum Islam mengenai pergaulan ini adalah berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Islam itu sendiri. Kebolehan yang telah ditentukan oleh Islam itu tidak berarti bahawa 5 Dr Yusuf Qradhawi Fatwa-Fatwa Kotemporer,Jakarta: Gema Insani 2006 pertemuan antara laki-laki dan wanita dibolehkan tanpa melihat ikatan-ikatan syar’iyah yang baku dilupakan. Adapun ketentuan yang digariskan oleh Islam adalah untuk tujuan kebaikan seperti dalam urusan ilmu yang bermanfaat,amal saleh, kebajikan, perjuangan atau lain-lain yang memerlukan banyak tenaga, baik dari laki-laki ataupun perempuan. 1. Menahan pandangan dari kedua belah pihak 6 berarti kedua belah pihak tidak boleh melihat aurat, memandang dengan syahwat, tidak boleh memandang terlalu lama tanpa ada keperluan. Firman Allah: _ TfK, ,- 26 ,gG b H1h  ,- ,CP= i] b HjNk l m2 = Y ,GnX Yop ]q5r sQ :a t=Q I 6Q sH Di OPBR Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuatQ.S.24: An-Nur : 30 2. Pihak wanita dan juga laki-laki harus mengenakan pakaian yang sopan yang menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan tapak tangan, 7 kecuali laki-laki Dilarang mengenakan pakaian yang tipis yang terlalu ketat dan yang boleh menunjukkan bentuk badan. Ini bisa membawa kepada tertariknya laki-laki terhadap wanita tersebut. Firman Allah: _ , ,- 26 ,gG I hNh ,- u ,CP= i] I Nk l u 2 = ; 6 Dr Yusuf Qradhawi Fiqih Wanita Segala Hal Mengenai Wanita, Bandung: Jabal 2006 Cet Ke-1 h h 107 7 Ibid 108 Tfv,] u 2 8 w Q x;Q - = 2 ,- OPeR Artinya:”Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya”Q.S.24: An-Nur: 31 Namun ada beberapa riwayat para sahabat yang mengatakan bahawa perhiasan yang bisa tampak adalah muka dan telapak tangan. Allah befirman mengenai sebab diperintahkan-Nya berlaku sopan Y ,GnX oDy s I = JvX Tz + {a 1HNk0 |6 ,5}1 OQhR Artinya: “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”Q.S. 33: al-Ahzab: 59 Dengan pakaian tersebut, dapat dibedakan antara wanita yang baik dengan wanita yang buruk. Bagi wanita yang baik-baik tidak ada laki-laki yang suka menganggunya, sebab pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap orang yang melihatnya untuk menghormatinya. 3. Mematuhi adab-adab Islam baik laki-laki dan wanita dalam segala hal, terutama dalam pergaulan. 8 a Dalam perkataan, wanita dan laki-laki haruslah menghindari daripada perkataan yang merayu dan membangkitkan rangsangan sehingga 8 Dr Yusuf Qradhawi Fiqih Wanita Segala Hal Mengenai Wanita, Bandung: Jabal 2006 Cet Ke-1 h 108 berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik” b Dalam berjalan, wanita muslimah janganlah memancing pandangan orang laki-laki yang mungkin berniat jahat terhadap mereka. Firman Allah b ; JQt ~D• u QQ ]1 UQ IA 4,G - JK,k l ,- u Q,8 w Q OPeR Artinya: “Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan”Q.S. 24: An-Nur: 31 Hendaklah mencontohi wanita yang telah Allah tunjukkan dalam Al- Quran seperti yang difirmankan oleh-Nya:  5? a 55f 62p AQ Z€. 6? oA? a ,8 O•QR Artinya “Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan”Q.S. 28: Al-Qashash: 25 c Dalam pergerakan, jangan berjingkrak atau berlenggang-lenggok, karena hal ini boleh menarik perhatian laki-laki. Hendaklah jangan sampai bertabbaruj menampakkan aurat sebagaimana yang dilakukan wanita-wanita jahiliyah tempo dulu atau pun jahiliyah moderen. 4. Menjauhkan diri dari bau-bauan yang harum dan warna-warna perhiasan yang seharusnya dipakai di rumah, bukan dijalan dan di dalam pertemuan-pertemuan dengan kaum laki-laki 5. Jangan berdua-duaan laki-laki dan wanita tanpa disertai dengan mahram. Banyak hadits sahih yang melarang hal ini seraya mengatakan karena yang ketiga adalah syaitan. Jangan berdua-duan dengan yang bukan mahram. Hal yang serupa ialah keluarga perempuan yang bukan mahramnya, seperti kemenakannya baik dari pihak ibu atau ayah. Dia tidak boleh berkhalwat dengan mereka. Yang dimaksud dengan ipar yaitu keluarga isteri atau keluarga suami. Bahwa berkhalwat bersendirian dengan ipar akan membawa bahaya dan kehancuran, yaitu hancurnya agama kerana terjadinya perbuatan maksiat. Ini karena keluarga si isteri berburuk sangka kepadanya. 9 Jadi berduaan dengan ipar lebih besar bahayanya daripada berdua-duan dengan orang lain. Sebabnya bisa saja dia dapat berbuat kebaikkan yang banyak kepada si ipar tersebut dan akhirnya memberatkan hati menerima suaminya sendiri. Karena bisa jadi ia mendapati beberapa hal yang suaminya sendiri tidak memilikinya atau pergaulan yang baik atau lainnya. 10 . Walau apa pun, satu kesimpulan dapat dilakukan yaitu pergaulan antara laki-laki dan wanita bukan mahram adalah diharamkan. Namun pengharaman ini bukanlah didasarkan kepada suatu nash syara yang benar karena tidak ada nash syara yang jelas menyatakan demikian. Disamping itu oleh karena khalwat antara laki-laki dan wanita bukan mahram diharamkan, maka pergaulan antara laki-laki dan wanita bukan mahram juga adalah haram. Begitu juga, oleh karena wanita dilarang mengerjakan haji tanpa mahram kerana perbuatan itu mendekatkannya 9 Dr Yusuf Qradhawi Halal dan Haram,Bandung: Jabal 2007 Cet ke-1 h 159 10 Ibnu Jauzi Bertutur Tentang Cinta Dan Syahwat, Jakarta 2005 Cet ke- 10 h 85 kepada pergaulan dengan laki-laki maka semua bentuk pergaulan wanita dengan laki-laki bukan mahram adalah haram.

C. Hukum Pergaulan Antara Laki-Laki Dan Wanita Muda-Mudi Sekarang