Struktur Organisasi Badan Pusat Statisik Pengumpulan Data

3.2. Visi dan Misi

3.2.1. Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2. Misi

Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efesien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan badan statistik dan pengemban ilmu pengetahuan statistik dalam kehidupan sehari-hari.

3.3. Struktur Organisasi Badan Pusat Statisik

Badan Pusat Statistik adalah suatu lembaga pemerintah non-departemen yang bertangung jawab kepada presiden. Ini menjamin BPS tidak tergantung pada instansi pemerintah lainnya dalam menghasilkan data statistik. Struktur organisasi BPS pada peraturan pemerintah No. 2 tahun 1992. di daerah- daerah terdapat 27 kantor perwakilan Badan Pusat Statistik tingkat propinsi, dan Universitas Sumatera Utara dibawahnya terdapat 302 kantor perwakilan Badan Pusat Statistik tingkat Kabupaten Kotamadya. Kantor statistik tingkat propinsi dibagi dalam dua kategori yaitu tipe A dan tipe B. Tipe kantor statistik tersebut didasarkan atas beban kerja serta pertimbangan lain yang dinilai mempunyai keterkaitan langsung dengan tugas dan fungsi kantor statistick propinsi. Pengumpulan data penulis ini yang dilakukan di BPS dan masuk dalam kategori tipe A. Kantor statistik tipe A berlokasi dienam propinsi yaitu : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timr, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan sedangkan kantor statistik di propinsi lainnya bertipe B. Menteri statistik adalah aparat Badan Pusat Statistik di Kecamatan yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Statistik tingkat II. Mereka itu adalah petugas pengumpul data statistik yang secara langsung berhubungan dengan responden. Untuk memperlancar kegiatan statistik dan menghindari kecurigaan diantara responden, undang- Undang statistik juga mengatur berbagai ketentuan, termasuk kewajiban untuk memberikan data, kerahasiaan data individual pelanggaran hukum. Universitas Sumatera Utara BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang didapat tidak melalui survei pendataan langsung. Data didapat dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Asahan Dalam Angka. Tabel 4.1. Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 1997-2007 di Kabupaten Asahan Tahun TFR IMR 1997 3.61 52.30 1998 3.50 52.00 1999 3.45 53.60 2000 3.44 52.60 2001 3.24 48.50 2002 3.33 48.50 2003 3.21 48.00 2004 3.17 48.00 2005 3.14 39.12 2006 3.08 37.27 2007 2.91 34.70 Sumber : BPS Kabupaten Asahan Dalam Angka Universitas Sumatera Utara Bila dilihat dari tabel, terjadi penurunan baik TFR maupun IMR dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat melalui grafik berikut: Gambar 4.1 Tingkat TFR dan IMR periode tahun 1997-2007 di Kabupaten Asahan

4.2. FERTILITAS