4. Lokasi Penelitian
Penelitian atau pengumpulan data mengenai Proyeksi Angka Kelahiran dan Kematian Bayi pada Tahun 2012 di Kabupaten Asahan berdasarkan data tahun
1997-2007 diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara, Jln. Asrama No.179 Medan.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tugas akhir.
BAB 3: ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini penulis membahas tentang cara penggunaan rumus yang telah ditentukan oleh penulis untuk melakukan evaluasi terhadap penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4: IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang implementasi system yang digunakan untuk analisis penelitian.
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian-pengertian
Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.
2.1.1. Fertilitas
Fertilitas adalah suatu istilah yang digunakan didalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-benar dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain
fertilitas adalah suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari wanita yang diperoleh dari data statistik kelahiran anak.
Kependudukan Indonesia umumnya adalah penurunan pertumbuhan penduduk, perbaikan penyebaran dan peningkatan kualitas manusia. Kelahiran merupakan indikator
yang penting didalam melaksanakan perencanaan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Angka kesuburan dan angka kelahiran ini dipengaruhi oleh: 1.
Umur memulai hubungan kelamin. 2.
Kesuburan atau kemandulan biologis, baik disengaja atau tidak disengaja. 3.
Peningkatan pelayanan kesehatan pada umumnya. 4.
Kematian janin, baik disengaja atau tidak disengaja. 5.
Keluarga berencana pada khususnya.
Angka kelahiran dapat dipakai untuk menyusun strategi kebijaksanaan baru dalam upaya peningkatan derajat kesehatan.
Dalam analisa fertilitas banyak sekali tolak ukur yang dapat digunakan untuk pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas. Karena
seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi dia dapat melahirkan lebih dari satu bayi, kompleksnya pengukuran fertilitas karena kelahiran melibatkan dua orang suami
dan istri, sedang kematian hanya melibatkan satu orang saja. Dalam hal mendukung perencanaan kelahiran ini, dalam hal ini penulis hanya menggunakan metode
eksponensial untuk memproyeksikan kelahiran kemasa depan dan menggunakan metode geometri.
Universitas Sumatera Utara
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya angka kelahiran yaitu: 1. faktor demografi, dan 2. faktor non demografi. Faktor demografi diantaranya struktur
umum, status perkawinan, umur kawin, sedangkan faktor non demografi adalah keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita dan lain-lain. Variabel
diatas dapat berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas.
2.1.2. Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Komponen ini bukan saja bagi pemerintah secara keseluruhan
melainkan perlu juga bagi pihak swasta, terutama yang berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Perlunya data ini dapat menunjang proyeksi penduduk guna
perencanaan pembangunan.
Yang dimaksud dengan kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda- tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran. Dari
definisi diatas terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada apabila kehidupan tidak ada, sedang
kehidupan selalu dimulai dengan lahir hidup.
Lahir hidup menurut badan UN United Nation dan WHO World Health Organitation:
Universitas Sumatera Utara
1. Lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lamanya masa kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan
lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat sudah dipotong atau belum.
2. Lahir mati yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil
konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Dari
definisi lahir hidup diatas maka lahir mati tidak digolongkan mati atau hidup
termasuk dalam arbortus.
Banyak sekali faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi, secara garis besar dari segi penyebabnya, kematian bayi dibedakan atas dua jenis yaitu:
1. Kematian bayi endogen
Kematian bayi disebabkan oleh faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya sejak
kehamilan. 2.
Kematian bayi eksogen Kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan
pengaruh lingkungan.
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Proyeksi
Sebelum masuk dalam aplikasi proyeksi perhitungan angka kelahiran dan kematian bayi di Kabupaten Asahan, maka ada baiknya diketahui dulu tentang proyeksi serta sejauh
mana peranan dan keterkaitannya dalam proses pengambilan keputusan. Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan dimasa yang akan datang berdasarkan
data yang telah ada.
Untuk mengurangi resiko perlu kiranya asumsi yang diambil oleh pembuat keputusan didukung oleh proyeksi tentang perkembangan dimasa yang akan datang secara
objektif, yakni dengan didasarkan atas data yang relevan dari waktu ke waktu pada masa lalu untuk diproyeksikan kedepan agar diperoleh informasi yang akan terjadi dimasa yang
akan datang.
Peramalan pada dasarnya adalah merupakan suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian yang akan datang Supranto, dimana hasil proyeksi
tersebut menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa yang akan datang. Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Proyeksi yang
baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan
kenyataan sekecil mungkin. Bila dirumuskan error = hasil ramalan – kenyataan. Jadi
bola errornya kecil bahkan bisa mendekati nol, maka ramalan itu dapat dikatakan peramalan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Rumusan Yang Digunakan
Ada beberapa model matematika yang relevan, dan mungkin digunakan perhitungan secara proyeksi, dan rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan angka
kelahiran dan kematian bayi disini adalah secara: eksponensial, geometri. 1.
Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus-menerus setiap hari
dengan angka pertumbuhan range yang konstan. Rumus : P
t
= P .e
rt
P
t
= jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun t P
= jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun dasar e = angka eksponensial 2.718282
t = jangka waktu dalam tahun r = tingkat pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi
2. Geometri adalah pertumbuhan bertahap discrete dimana dalam grafik ditiap
tahun merupakan satu tahap. Rumus : P
t
= P 1 + r
t
P
t
= jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun t P
= jumlah kematian dan kelahiran bayi pada tahun dasar
Universitas Sumatera Utara
r = tingkat pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi t = jangka waktu dalam tahun
2.2.2. Peranan Proyeksi
Jika dikaitkan dengan masalah manajemen, maka proyeksi dapat digunakan untuk: 1.
Dasar suatu perencanaan, agar suatu perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga dapat dicegah terjadinya suatu perencanaan yang ambisius dan susah
untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil, kemampuan pembiayaan keuangan serta kemampuan material.
2. Alat pengendalian terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut
agar bisa diketahui dengan segala kesalahan-kesalahan atau penyimpangan- penyimpangan yang terjadi untuk dapat dilakukan perbaikan atau koreksi.
Dasar evaluasi, apakah realisasi hasil kerja di lapangan sesuai dengan proyeksi yang telah ditetapkan, kurang dari itu atau bahkan melampaui. Kalau proyeksi tidak
tercapai, faktor-faktor apa yang menyebabkannya, untuk itu semua diperlukan data dan analisis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik di Indonesia
Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi
kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintahan Jepang.
A.Masa Pemerintahan Belanda
a. Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali dibentuk oleh direktur
pertanian, kerajinan, dan perdagangan Directur van landbow nijerverheid en Handel yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah
dan mempublikasikan data statistik. b.
Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diserahi
tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin.
Universitas Sumatera Utara
c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama
Central kantor Voor de Statistik CKS atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik
perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen AIU yang sekarang disebut kantor bea dan cukai.
B. Masa Pemerintahan jepang
a. Pada bulan Juni 1944, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan
statistik yang utamanya di arahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.
b. Pada masa ini CKS diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
C. Masa Kemerdekaan Republik
a. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,
kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik
Indonesia. Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi Linggarjati. Sementara ini pemerintah Balanda NICA di Jakarta
mengaktifkan kembali CKS.
Universitas Sumatera Utara
b. Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No.
219S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran.
c. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 no. P44, lembaga KPS
berada dibawah tanggung jawab menteri perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 Desember 1953 no. 18.009M KPS dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usaha yang disebut Afdeling B.
d. Dengan keputusan presiden RI No. 131 tahun 1957, kementerian perekonomian
dipecah menjadi kementerian perdagangan dan perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan presiden RI No. 172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957
nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana menteri.
D. Masa Orde baru Sampai Sekarang
a. Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan
organisasi Biro Pusat Statistik. b.
Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu :
1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang Organisasi BPS.
2. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1980 tentang Organisasi BPS.
Universitas Sumatera Utara
3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang organisasi BPS dan
keputusan presiden No. 6 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.
4. Undang-undang no. tahun 1997 tentang statistik.
5. Keputusan presiden RI No. 86 tentang BPS.
6. Keputusan kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja
BPS. 7.
PP No. 51 Tahun 1999 tentang penyelenggara statistik. c.
Tahun 1968 ditetepkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 peraturan
pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah no. 6 tahun 1980
di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi. Di Kabupaten Kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor
Statistik Kabupaten Kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada
tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang Baru.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Visi dan Misi