Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002
USU Repository ©2006
mempunyai idiolek masing-masing, namun mereka memiliki kesaman ciri yang menandai bahwa mereka berada dalam satu dialek. Misalnya Bahasa Melayu Dialek Deli Medan
BMDDM memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan ciri yang dimiliki oleh bahasa Melayu dialek lain, seperti bahasa Melayu dialek Jakarta, bahasa Melayu dialek Riau dan
sebagainya. Para penutur bahasa Melayu dialek Deli Medan dapat berkomunikasi dengan para penutur bahasa Melayu dialek Jakarta atau dialek lainnya, karena dialek-dialek tersebut
masih termasuk bahasa yang sama, yaitu bahasa Melayu. Memang kesaling pengertian antara penutur dari satu dialek dengan anggota dialek lain bersifat relatif, bisa besar, bisa kecil atau
bisa juga sangat kecil. Berdasarkan hal di atas perlu diadakan penelitian tentang bahasa Melayu dialek Deli Medan
1.2 Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Percut, kecamatan Percut Sungai Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Luas wilayah desa Percut 1063 ha, dengan letak geografis,
sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Cinta Rakyat, sebelah Barat berbatasan dengan desa Tanjung Rejo, sebelah Timur berbatasan
dengan Pematang Lalang. Jarak desa Percut dengan kota Medan kira-kira 25 km, keadaan geografis berpantai
sampai ketinggian 2m dari permukaan laut, curah hujan 2283 ml per tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 1991, jumlah penduduk desa Percut 7895 orang dengan 1093
keluarga yang terdiri dari 4001 laki-laki dan 3894 orang perempuan.
2
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002
USU Repository ©2006
1.3 Responden
Kajian yang bersifat empiris ialah satu kajian yang memerlukan kesahihan data. Untuk menuju ke arah sifat yang empiris itu, penulis mengutip data dengan membuat
beberapa rekaman pertuturan terhadap 10 orang penutur asli bahasa Melayu dialek Deli Medan. Aspek yang diperhitungkan dalam memilih responden ialah umur, pendidikan dan
interaksinya dengan masyarakat luar. Dalam kajian ini penulis tidak mewawancarai pedagang, pegawai kantor dan pemuda,
karena bahasa Melayu yang dituturkan golongan ini dengan tidak disadari telah dipengaruhi oleh bahasa-bahasa lain.
3
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002
USU Repository ©2006
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kalimat ialah kesatuan kumpulan kata yang mengandung pengertian Soekono Wirjo Soedarmo, 1987. Kalimat merupakan kesatuan bentuk pendukung bahasa yang sangat
penting, karena kalimat dapat menentukan isi bahasa.
Ciri utama kalimat daklam bahasa Melayu diaalek Deli Medan BMDDM adalah: a. Kalimat terdiri dari konstituen subjek dan konstituen predikat.
b. Subjek kalimat terdiri dari Frasa Nominal FN. c. Predikat kalimat diwakili oleh Frasa Nominal FN, Frasa Verbal FV, Frasa Adjektival
FA, dan Frasa Preposisi FP. d. Kalimat bisa menerima keterangan , seperti keterangan tempat , keterangan waktu, dan
keterangan alat.
Perbedan kalimat tunggal dan kalimat majemuk adalah:
a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terbina dari satu klausa saja, yaitu mempunyai satu konstituen subjek dan satu konstituen predikat.
b. Kalimat majemuk adalah kalimat sempurna yang terdiri atas lebih dari satu klausa.
Dalam kajian ini penulis mengutip pendapat beberapa pakar tentang penjenisan kalimat majemuk
4
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002
USU Repository ©2006
A. Penjenisan Kalimat Majemuk Menurut Soekono Wirjosoedarmo
Soekono Wirjosoedarmo 1987 dalam bukunya Tata Bahasa Bahasa Indonesia mengatakan bahwa ada empat macam kalimat majemuk, yaitu kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk berganda. Selanjutnya Soekono Wirjosoedarmo menyebutkan kalimat majemuk sama dengan kalimat
tersusun. Dikatakan juga bahwa kalimat majemuk setara terdiri dari kalimat majemuk setara sejalan, kalimat majemuk setara berlawanan, dan kalimat majemuk sebab akibat. Kalimat
majemuk setara sejalan adalah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal bersamaan situasinya. Contoh kalimat majemuk setara sejalan adalah sebagai berikut:
1. Ibu berbelanja ke pasar, ayah berangkat ke kantor, sedang adik pergi ke sekolah.
Kalimat majemuk setara berlawanan adalah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan. Contoh kalimat
majemuk setara berlawanan adalah :
2. Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh.
Kalimat majemuk setara sebab akibat ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari
bagian-bagian yang lain. Contoh kalimat tersebut adalah :
3. Orang itu ditahan, karena ia telah menggelapkan uang negara.
5
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002
USU Repository ©2006
B. Penjenisan Kalimat Majemuk Menurut Asmah Haji Omar
Asmah Haji Omar 1973 mengatakan bahwa kalimat yang mempunyai lebih dari satu subjek dan predikat disebut sebagai kalimat selapis atau kalimat majemuk. Kalimat
majemuk diartikan sebagai kalimat luas yang terdiri kalimat-kalimat kecil yang dihubungkan dengan kata penghubung dan, atau, tetapi. Contohnya adalah sebagai berikut :
4. Saya pergi dan emak pergi.
C. Penjenisan Kalimat Majemuk Menurut Nik Safiah Karim
Nik Safiah Karim 1979 mengatakan bahwa kalimat majemuk ialah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih dari dua ayat tunggal, sama ada disambung secara terus menerus
dengan menggunakan kata sambung seperti : dan, atau, tetapi, atau dengan sistem hubungan yang lebih rumit yang memerlukan proses-proses yang memasukkan atau mengugurkan
struktur-struktur tertentu, misalnya memasukkan perkataan yang, bahwa, dan sebagainya. Nika Safiah Karim mengajukan tiga jenis kalimat majemuk, yaitu :
a Ayat gabungan Conjoined sentence b Ayat Pancangan Embedden Sentence
c Ayat majemuk berketerangan kalimat yang mempunyai sentence adverbial
Menurut Nik Safiah Karim 1979 kalimat-kalimat dalam bahasa Melayu boleh disambung
a. Tanpa menyingkirkan bagian-bagiannya, misalnya :
6
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002
USU Repository ©2006
5. Penonton itu menendang bola dan penonton-penonton bersorak dengan gembira.
b. Dengan menyingkirkan bagian yang sama, misalnya : 6. i Ahmad pergi. Ali pergi
ii Ahmad dan Ali pergi
c. Dengan menyingkirkan subjek yang sama 7. i Ahmad bertempik. Ahmad bersorak
ii Ahmad bertempik dan bersorak
d. Dengan menyingkirkan bagian-bagian yang sama, misalnya : 8. i Ahmad belajar pada waktu malam.
. ii Aminah membaca dan Aminah membaca surat khabar pada waktu malam.
Nik Safiah Karim membagi kalimat gabungan ke dalam dua jenis lagi yaitu: a. Kalimat-kalimat yang terdiri dari dua kata kerja. Misalnya :
9. Anak itu duduk menangis seorang diri
b. Kalimat-kalimat yang digabungkan dengan kata sambung yang berpasangan. Misalnya :
10. Berita itu entah benar entah bohong
Untuk kalimat pancangan Nik Safiah Karim membaginya menjadi dua jenis, yaitu: a. Kalimat relatif, contoh :
11. Budak yang gemuk itu berlari
7
12. Saya membeli buku yang ditulis olehnya.
b. Kalimat komplemen, contoh.
13. Dia mengetahui bahwa Ahmad telah pergi
14. Mereka datang untuk membuka perniagaan
Dalam bukunya yang berjudul Bahasa Malaysia Syntex 1978 beliau membedakan kalimat relatif yang terdiri dari nominal ‘yang’ , misalnya :
T Rel Mereka membeli [rumah [rumah cantik]A
2
itu]
FN
Mereka membeli rumah yang cantik itu]
A Rel
Transformasi relatif yang sama juga berlaku pada kalimat yang mengandung “nominal yang”, misalnya;
TP Orang yang pergi itu adik saya
KN orang Yang pergi itu adik saya
Kemudian menurut Nik Safiah Karim 1979 jenis kalimat majemuk yang dibicarakan kalimat majemuk berketerangan. Kalimat ini diartikan beliau sebagai kalimat-kalimat yang
pada struktur dasarnya tidak jauh berbeda dari jenis kalimat gabungan, tetapi dari segi perbedaan fungsi semantik di antara kalimat utama besar dengan kalimat-kalimat lain
kalimat-kalimat kecil, kalimat-kalimat ini harus dipisahkan dari kalimat-kalimat gabungan biasa. Misalnya :
15. Anak itu menangis kerana ia lapar. 16. la datang ketika kegaduhan sudah selesai.
8
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002
USU Repository ©2006
2.4 Rangka Pembagian Kalimat Majemuk Untuk Kajian