resistensi obat dan dapat mengurangi transmisi setelah pemakaian dua minggu berturut-turut. Fase lanjutan untuk membunuh kuman persisten agar tidak
kambuh.
16
Tabel 2.1. Golongan dan Jenis Obat
Golongan dan Jenis
Obat Obat
Golongan-1 Obat Lini Pertama
Isoniazid H Ethambutol E
Pyrazinamide Z Rimapicin R
Streptomycin S Golongan-2 Obat
Suntik Obat Lini kedua
Kanamycin Km Amikacin Am
Capreomycin Cm Golongan-3
Golongan Floroquinolone
Ofloxacin Ofx Lefofloxacin Lfx
Moxifloxacin Mfx Golongan-4 Obat
bakteriostatik lini kedua
Ethionamide Eto Prothionamide Pto
Cycloserine Cs Para amino salisilat
PAS Terizidone Trd
Golongan-5 Obat yang belum terbukti
efikasinya dan tidak direkomendasikan
oleh WHO Clofazimine Cls
Linezolid Lzd Amoxilin-Clavulanat
Amx-Clv Thioacitazone Thz
Imipenem Ipm
Sumber: Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, 2011 Pengobatan kategori 1 yaitu 2HRZE4H3R3 kepada pasien dengan kriteria
pasien baru TB paru BTA positif, pasien baru BTA negatif foto toraks positif dan pasien TB ekstraparu. Pasien yang sudah berobat sebelumnya kemudian
mengalami kekambuhan, gagal pengobatan atau putus obat diberikan pengobatan kategori 2 yaitu 2HRZESHRZE5H3R3E3.
16
2.1.7. Hasil Pengobatan dan Pemantauan
Hasil pengobatan pasien bervariasi yaitu
16
: •
Pasien sembuh. Pasien menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan apusan dahak ulang follow-up hasilnya negatif pada AP dan
pada satu pemeriksaan sebelumnya.
• Pasien
dengan pengobatan
lengkap. Pasien
telah menyelesaikan
pengobatannya secara lengkap tapi tidak ada hasil pemeriksaan apusan dahak ulang pada AP dan satu pemeriksaan sebelumnya.
• Pasien meninggal.Pasien yang meninggal dalam masa pengobatan oleh sebab
apa pun. •
Pasien putus berobat default. Pasien yang tidak berobat 2 bulan atau lebih berturut-turut sebelum masa pengobatannya selesai.
• Pasien gagal.Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
kembali positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. •
Pasien pindah transfer. Pasien yang dipindah ke unit pencatatan dan pelaporan register lain dan hasil pengobatannya tidak diketahui.
• Pasien dengan keberhasilan pengobatan. Jumlah yang sembuh dan pengobatan
lengkap. Digunakan pada pasien dengan BTA + atau biakan positif.
2.2. Directly Observed Treatment Short-Course DOTS
Directly Observed Treatment Short-Course DOTS merupakan strategi pengendalian TB yang dikeluarkan oleh WHO sejak tahun 1995. Strategi DOTS
terdiri dari 5 komponen kunci yaitu: •
Komitmen politis, dengan peningkatan dan kesinambungan pendanaan •
Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya
• Pengobatan standar dengan supervisi dan dukungan bagi pasien
• Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif
• Sistem monitoring pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program.
20
2.3. Pengawas Menelan Obat PMO
Pengawas menelan obat adalah seseorang yang mengawasi pasien TB dalam menelan obat.
20
Pengawas menelan obat adalah poin ketiga dari DOTS yaitu pengobatan standar dengan supervisi dan dukungan bagi pasien.
Persyaratan menjadi seorang PMO adalah sebagai berikut
16
: •
Seorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati pasien
• Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien
• Bersedia membantu pasien dengan sukarela
• Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan
pasien. PMO memiliki beberapa tugas, yaitu
16
: •
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan
• Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
• Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang
ditentukan •
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
2.4. Keteraturan Berobat
Keteraturan berobat dalam pengobatan TB paru merujuk kepada penelitian yang dilakukan Purwanta yaitu mengambil OAT sesuai jadwal yang ditentukan, yaitu
2 minggu sekali pada fase awal dan 1 bulan sekali pada fase lanjutan atau pasien yang selama periode pengobatan terlambat mengambil OAT 14 hari jika diakumulasikan.
Selain itu pasien juga harus minum obat sesuai dosis yang dianjurkan.
21