Latar Belakang Hubungan Keberadaan Pengawas Menelan Obat (PMO) dengan Keteraturan Berobat Pasien TB Paru Kasus Baru di Puskesmas Ciputat Tahun 2015

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tuberkulosis

2.1.1. Definisi

Tuberkulosis atau TB adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. 8 Menurut WHO, tuberkulosis paru merupakan penyakit tuberkulosis yang mengenai parenkim paru, termasuk yang melibatkan trakea. Jika yang terlibat merupakan organ selainnya meskipun terletak di rongga dada digolongkan sebagai tuberkulosis ekstra paru. Penggolongan penyakit tuberkulosis menjadi tuberkulosis paru dan ekstra paru penting untuk mengetahui apakah pengobatan sudah dilakukan pada pasien tuberkulosis paru karena sifatnya yang sangat infeksius dan mudah menyebar pada komunitas. 9

2.1.2. Etiopatogenesis

Penyebab dari penyakit ini adalah Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis hominis. Jenis lainnya adalah Mycobacterium bovis yang ditemukan pada susu sapi perah yang tercemar atau susu yang tidak dipasteurisasi. Kejadian oleh Mycobacterium tuberculosis bovis sudah mulai jarang. Penyebaran bakteri terjadi secara inhalasi melalui droplet pasien tuberkulosis kepada calon penderita. Misalnya saat bersin dan batuk. Bakteri tuberkulosis bersifat aerob obligat, sehingga akan terhambat pertumbuhannya pada lingkungan anaerob. 8 Bakteri Mycobacterium tuberculosis menginfeksi melalui udara. Bakteri tersebut akan mengendap setelah sesorang berada di dalam ruang tertutup. Mycobacterium tuberculosis tidak bertahan lama di lingkungan luar karena akan dirusak oleh sinar matahari. Selanjutnya, bakteri tersebut akan mencapai paru setelah berhasil melewati pertahanan di saluran napas atas. Di dalam paru sebagian besar bakteri akan menetap di lapangan atas paru yang berdekatan dengan pleura karena memiliki udara yang baik. 10 Mekanisme terjadinya TB merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 4.

2.1.3. Tanda dan Gejala

TB mempunyai gejala klasik yaitu batuk kronik, disertai dahak, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, demam, keringat malam dan batuk berdarah. 11

2.1.4. Klasifikasi

Berdasarkan lokasi 12 : • Tuberkulosis paru. Penyakit tuberkulosis yang terjadi di paru, tidak termasuk selaput paru. • Tuberkulosis ekstra paru. Terjadi di luar jaringan paru, misalnya pleura, kulit, tulang dan sebagainya. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak 12 : • BTA + . Termasuk kategori positif apabila pasien memiliki salah satu dari kriteria berikut:  BTA + pada 2 dari 3 spesimen  BTA + pada satu spesimen disertai gambaran TB aktif pada pemeriksaan radiologi  BTA + pada satu spesimen disertai biakan kultur positif • BTA negatif -. • BTA – pada tiga specimen yang diperiksa meskipun gejala klinik dan gambaran radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif. • BTA – pada tiga specimen yang diperiksa meskipun kultur positif. • Jika BTA belum diperiksa ditulis ‘BTA belum diperiksa’ . Berdasarkan tipe penderita 12 : • Kasus baru. Penderita belum pernah mendapat OAT atau bila sudah mendapatkan pengobatan, pemakaiannya kurang 30 hari. • Kasus kambuh relaps. Penderita sudah tuntas pengobatan OAT. Kembali lagi dengan diagnosis TB paru BTA positif dan mendapatkan pengobatan. • Kasus pindahan transfer. Penderita sudah berobat di kabupaten sebelumnya kemudian pindah, sehingga harus membawa surat rujukan. • Kasus lalai berobat. Penderita sudah pernah menggunakan obat minimal satu bulan kemudian berhenti dua minggu atau lebih dan kemudian datang kembali untuk berobat. • Kasus gagal pengobatan. Penderita BTA masih positif atau kembali positif pada bulan ke lima satu bulan sebelum pengobatan berakhir. Termasuk dalam kriteria gagal pengobatan jika sebelumnya penderita BTA negatif dan hasil gambaran radiologi positif, kemudian BTA menjadi positif dan atau disertai pemeriksaan radiologik yang memberikan gambaran perburukan. • Kasus kronik. Penderita setelah menyelesaikan pengobatan kategori dua masih menunjukkan hasil BTA yang positif. • Kasus bekas TB. Penderita dengan riwayat pengobatan dengan OAT yang adekuat setelah dilakukan pemeriksaan menunjukkan hasil pemeriksaan BTA negatif dan pemeriksaan radiologi tampak lesi inaktif, begitu juga dengan gambaran radiologi serial yang menunjukkan gambaran menetap. Penderita juga bisa dengan kriteria memiliki gambaran radiologi lesi aktif yang meragukan dan setelah dilakukan pengobatan OAT selama dua bulan tidak ada perubahan gambar radiologi.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan dan Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Di Puskesmas Teladan Tahun 2005

1 29 111

Hubungan Keberadaan Pengawas Menelan Obat dengan Keteraturan Pasien TB Paru di Puskesmas Ciputat Tahun 2011

0 5 55

HUBUNGAN KINERJA PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) DENGAN KESEMBUHAN PASIEN TB PARU KASUS BARU STRATEGI DOTS

2 4 53

HUBUNGAN KINERJA PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) DENGAN KETERATURAN BEROBAT PASIEN TB PARU STRATEGI DOTS DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

4 6 53

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN BEROBAT PADA Hubungan Antara Peran Pengawas Minum Obat (Pmo) Dengan Kepatuhan Kunjungan Berobat Pada Pasien Tuberculosis Paru (Bb Paru) Di Puskesmas Nogosari Boyolali.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN BEROBAT PADA Hubungan Antara Peran Pengawas Minum Obat (Pmo) Dengan Kepatuhan Kunjungan Berobat Pada Pasien Tuberculosis Paru (Bb Paru) Di Puskesmas Nogosari Boyolali.

0 1 14

PENGARUH PERANAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) TERHADAP KEBERHASILAN PENGOBATAN Pengaruh Peranan Pengawas Menelan Obat (PMO) Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 0 16

PENGARUH PERANAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) TERHADAP KEBERHASILAN PENGOBATAN Pengaruh Peranan Pengawas Menelan Obat (PMO) Terhadap Keberhasilan Pengobatan Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Sukoharjo.

0 1 16

Perbedaan Status Pengawas Menelan Obat (PMO) Terhadap Kepatuhan Menelan Obat Penderita TB Paru Tahun 2009.

0 0 1

HUBUNGAN KINERJA PENGAWASAN MINUM OBAT (PMO) DENGAN KETERATURAN BEROBAT DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TB PARU STRATEGI DOTS DI PUSKESMAS MADUKARA KABUPATEN BANJARNEGARA - repository perpustakaan

1 1 16