Model Pembelajaran Numbered Heads Together NHT

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim 2000: 29 menjadi enam langkah sebagai berikut. Langkah 1. Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran SP, Lembar Kerja Siswa LKS yang sesuai dengan model pembelajaran NHT. Langkah 2. Pembentukan Kelompok Pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin, dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal pre test sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Langkah 3. Setiap kelompok harus memiliki buku panduan atau buku paket. Setiap kelompok harus memiliki buku panduan atau buku paket untuk memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan guru Langkah 4. Diskusi kelompok Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Kerja kelompok ini mengharuskan setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberi jawaban Guru menyebut satu nomor para siswa dari setiap kelompok untuk menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Langkah 6. Memberi kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari setiap pertanyaan yag berhubungan dengan materi yang disajikan. Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajarnya rendahyang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim 2000: 18 antara lain adalah: a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi b. Memperbaiki kehadiran c. Penerimaan terhadap individu semakin besar d. Perilaku mengganggu lebih kecil e. Konflik antar pribadi berkurang f. Pemahaman yang lebih mendalam g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi. h. Hasil belajar lebih tinggi. Menurut Milkelayu 2012: 6 kelemahan tipe Numbered heads Together NHT. 1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. 2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru 3. Kelas cenderung jadi ramai, dan jika guru tidak dapat mengkondisikan dengan baik,keramaian itu dapat menjadi tidak terkendali. Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe Numbered heads Together NHT yaitu : 1. Kelompok Heterogen 2. Setiap anggota kelompok memiliki nomor kepala yang berbeda-beda. 3. Berpikir bersama Heads Together Menurut Kagan dalam Agus 2013: 65 model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, jadi siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Tabel 2. Tahap-tahap Pembelajaran NHT Fase-Fase Perilaku Guru Perilaku Siswa Fase 1. Penomoran Numbering Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3- 5 orang dan memberi siswa nomor Setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda,sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Fase 2. Pengajuan Pertanyaan Questioning Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi yang sedang dipelajari yang bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Siswa menyimak dan menjawab pertanyaan Fase3. Berpikir Bersama Heads Together Guru memberikan bimbingan bagi kelompok siswa yang membutuhkan. Siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing- masing pertanyaan. Fase 4. Pemberian Jawaban Answering -Guru menyebut salah satu nomor -Guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut -Setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas Siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan http:mi1kelayu.blogspot.com201206model-pembelajaran-kooperatif- tipe-n.html Pembelajaran NHT Merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut Herdian, 2009. Langkah-langkah pembelajaran NHT Menurut Suyatno 2009 : 53 mengemukakan langkah-langkah pembelajaran Numbered Head Together NHT yaitu . 1. Mengarahkan. 2. Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu. 3. Memberikan persoalan materi bahan ajar untuk tiap kelompok sama tapi, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama kemudian bekerja kelompok. 4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas. 5. Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa. 6. Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward. http:www.sriudin.com201106model-pembelajaran-nht-numbered- head.html Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan pembelajaran berkelompok yang setiap kelompok terdiri atas 4-6 orang yang bersama-sama memecahkam masalah yang diberikan oleh guru. Kemudian guru menunjuk nomor siswa pada kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru tentang materi yang sedang dibahas. Terakhir, guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah diberikan. Selain itu dapat pula kelemahan dan kelebihan dari metode NHT ini, yaitu: Kelebihan dari metode NHT sebagai berikut. 1. Setiap siswa jadi siap semua. 2. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. 3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan dari metode NHT sebagai berikut. 1. Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. 2. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

7. Penerapan Model Pembelajaran IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai SMP. Mata pelajaran IPS Terpadu memuat materi geogafi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi sehingga bersifat interdisipliner ilmu. IPS Terpadu membahas tentang seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Dengan mempelajari IPS Terpadu, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. Kompetensi dalam mata pelajaran IPS Terpadu terdiri-dari kompetensi keterampilan intelektual, kompetensi keterampilan akademik dan kompetensi keterampilan sosial. Mata pelajaran IPS Terpadu di tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatih keterampilan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau masyarakat. Mengenai definisi IPS Terpadu itu sendiri terdapat beberapa pengertian menurut beberapa sumber dalam http:massofa.wordpress.com20101209pengertian-ruang-lingkup-dan- tujuan-ips, yaitu: 1. Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a. menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b. mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna. 2. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. 3. Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah. Menurut Depdiknas 2006: 417 IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Berdasarkan pengertian di atas IPS adalah ilmu pengetahuan yang terdiri- dari berbagai disiplin ilmu dan mempelajari tentang gejala-gejala atau masalah-masalah sosial ditinjau dari berbagai aspek kehidupan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Banyak masalah-masalah sosial yang dapat diungkap dengan Ilmu Pengetahuan Sosial. Begitu pentingnya peran IPS Terpadu dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mata pelajaran IPS Terpadu diberikan pada jenjang pendidikan SD sampai SMP. Pembelajaran IPS Terpadu memiliki karakteristik masing-masing. Dalam pelajaran IPS Terpadu, siswa sangat diharapkan untuk aktif, berkompeten dalam keterampilan intelektual, akademik dan sosial, serta moralitas yang positif sehingga sebaiknya menerapkan model pembelajaran yang tidak hanya mengembangkan intelektual siswa saja, tapi juga meningkatkan moralitas mereka. Berbagai pendekatan dan metode yang digunakan senantiasa disesuaikan dengan kondisi lingkup masyarakat beserta segenap aspek kehidupan sosial yang menjadi pokok bahasan dalam IPS. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana belajar yang hangat dan menarik, sehingga para peserta didik tidak merasakan kebosanan atau kejenuhan. Dalam hal ini salah satunya ditentukan ketepatan dalam pemilihanmodel pembelajaran yang digunakan. IPS Terpadu akan lebih dapat meningkatkan moralitas siswa jika menggunakan model pembelajaran yang tepat. Sehingga menerapkan model pembelajaran dalam mata pelajaran IPS Terpadu untuk meningkatkan moralitas siswa merupakan alternatif yang tepat.

8. Karakteristik Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP

IPS Terpadu sebagai mata pelajaran yang mencakup berbagai ilmu sosial yang sangat kompleks dan menjadi bagian yang integral dalam penanaman nilai-nilai pendidikan dalam kehidupan sehari-hari, IPS dalam menyajikan

Dokumen yang terkait

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 5 50

ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

2 12 53

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 23 171

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 28

0 13 186

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 95

STUDI PERBANDINGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS DAN TIPE MAKE A MATCH DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

1 11 105

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP

0 5 93

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 WAY KENANGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 90

STUDI PERBANDINGAN MORALITAS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS (TC) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI SISWA PADA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 15 96

STUDI PERBANDINGAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT DAN TIPE BERTUKAR PASANGAN DENGAN MEMPERHATIKAN KONSEP DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUMBERJAYA TAHUN AJARAN 20

0 4 81