Melihat kelebihan dan kekurangannya, maka investasi dalam bentuk emas sangat cocok untuk menjaga nilai aset di masa depan atau sebagai cadangan dalam
menghadapi krisis dan inflasi. Ini artinya, emas selayaknya menjadi dana cadangan dalam portofolio dan jumlahnya tidak lebih dari 5 -10 dari total aset
kita. Emas juga cocok untuk investasi berbasis mata uang asing seperti haji, umroh dan pendidikan luar negeri, maka menyimpan emas lebih dari sekedar
cadangan diperbolehkan untuk keperluan tadi. Karena sifatnya yang berbentuk fisik dan tidak produktif, maka salah satu strategi dalam berinvestasi emas adalah
dengan memanfaatkan jasa perbankan yaitu rahn gadai emas danatau SDB safe deposit box. SDB untuk menyimpan emas cadangan, dan rahn digunakan
untuk memproduktifkan emas agar tidak diam saja menunggu harganya naik.
2.7 Sertifikat Bank Indonesia SBI
Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek 1-3 bulan dengan sistem diskontobunga. SBI merupakan suatu aktiva bebas risiko sehingga
mempunyai return ekspektasi tertentu dengan varian return yang sama dengan nol. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk
mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI
menggunakan mekanisme BI rate suku bunga BI, yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode
tertentu.
Sertifikat Bank Indonesia SBI merupakan instrumen investasi jangka pendek kurang dari satu tahun yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yang fungsi
utamanya adalah untuk menjaga stabilitas moneter Indonesia. Dengan menerbitkan SBI yang dilakukan melalui mekanisme lelang, maka BI dapat
menyerap likuiditas uang yang beredar di masyarakat, sehingga nilai tukar rupiah dapat dikendalikan. Biasanya pembeli SBI itu mayoritas adalah kalangan
investor asing dan korporasi, seperti dana pensiun, aset management, asuransi, dan lain-lain.
2.8 Tingkat Pengembalian Return
Return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return merupakan salah
satu faktor yang memotivasi para investor untuk melakukan investasi dan merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen yaitu yield dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas
atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain loss merupakan kenaikan atau penurunan harga aktiva yang bisa
memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor, dengan kata lain dapat diartikan sebagai perubahan harga aktiva.
Return dapat berupa return realisasi realized return atau return ekspektasi expected return. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini
juga digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return dan risiko di masa datang. Sedangkan return ekspektasi expected return adalah
return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang.
Untuk menghitung tingkat pengembalian return pasar saham menggunakan persamaan sebagai berikut :
IHSGi
t
– IHSGi
t-1
Ri = + Dt X 100
IHSGi
t - 1
Keterangan :
Ri = Return saham
IHSGit = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t
IHSGi
t-1
= Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1 Dt
= Deviden saham
Asumsi yang digunakan untuk menghitung return adalah : 1. Dividen dianggap tidak ada nol yang dihitung adalah capital gain
2. Right Issue, Warrant, dan Convertible Bond tidak dihitung 3. Transaction Cost tidak dihitung
4. Risiko yang diamati hanya risiko pasar risiko sistematis dan risiko unsystematic dianggap variabel unobserved eit
5. Return diperoleh dari perkembangan harga dengan pola Buy, Hold and Sell 6. Data yang digunakan untuk harga saham adalah Indeks Harga Saham
Gabungan penutupan closing price pada 2004-2008
Sedangkan return emas dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Pi
t
– Pi
t-1
Ri = X 100
Pi
t - 1
Keterangan : Ri
= Return emas Pit
= Harga emas pada periode t Pi
t-1
= Harga emas pada periode t-1
Sedangkan return aset bebas risiko pada Sertifikat Bank Indonesia diambil dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia.
2.9 Risiko Risk