2.11 Analisis Portofolio Dengan Adanya Aktiva Bebas Risiko
Semua kombinasi antara suatu kesempatan investasi yang berisiko dengan investasi yang bebas risiko selalu akan menunjukkan persamaan garis lurus.
ER
A
A ER
A
R
f
σ
A
σ
p
Gambar 2.2 : Risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan ketika dibentuk portofolio dengan aktiva yang bebas risiko.
Setelah ada kesempatan investasi yang bebas risiko maka akan tinggal hanya satu portofolio yang efisien. Suatu aktiva bebas risiko dapat didefinisikan sebagai
aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu dengan varian return yang sama dengan nol. Karena variannya deviasi standar sama dengan nol, kovarian
antara aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko yang lain akan menjadi nol dan untuk varian aktiva bebas risiko
σ
BR
yang sama dengan nol, maka kovarian antara aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko
σ
Bri
adalah juga sama dengan nol.
Dengan adanya aktiva bebas risiko, investor memiliki pilihan untuk memasukkan aktiva ini ke dalam portofolionya. Suatu aktiva bebas risiko dapat didefinisikan
sebagai aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu dengan varian return
yang sama dengan nol. Besarnya return ekspektasi untuk portofolio baru hasil kombinasi aktiva berisiko dengan aktiva bebas risiko dihitung dengan formula :
ERp = W
BR
. R
BR
+ 1 - W
BR
. ERs
Sedangkan risiko dari portofolio gabungan aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko dapat dihitung dengan menggunakan formula :
σ
p 2
= 1 - W
BR 2
.
σ
s 2
Keterangan :
σ
p 2
= Risiko portofolio R
BR
= Return aktiva bebas risiko W
BR
= Proporsi dana yang diinvestasikan pada aktiva bebas risiko ER
S
= Return aktiva berisiko
σ
s
=
Risiko aktiva berisiko
2.12 Tinjauan Empiris
Telah banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai investasi portofolio. Salah
satu tinjauan empiris yang pernah dilakukan oleh Wagner dan Lau 1971 dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh suatu diversifikasi. Kedua ahli ini
membentuk portofolio dengan menggunakan satu sampai 20 surat berharga di NYSE yang dipilih secara acak, dengan setiap surat berharga diberi bobot yang
sama. Semakin besar jumlah surat berharga dalam portofolio, deviasi standar dari hasil pengembalian portofolio akan menurun.
Iwan Hartono melakukan penelitian pembentukan portofolio investasi saham dengan menggunakan medel indeks tunggal pada tahun 1999. Ia menyimpulkan
bahwa pada periode 1995-1997 pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal akan memberikan return sebesar 6,319
dengan risiko sebesar 0,23 lebih tinggi dari return pasar yaitu sebesar 0,13 dengan risiko sebesar 0,70 .
Ismalia melakukan penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Untuk Saham LQ45 Periode Febuari 2004-Juli 2006 Dengan Model Indeks
Tunggal Di Bursa Efek Jakarta. Ia menyimpulkan bahwa saham-saham yang dikategorikan masuk LQ45 periode Febuari 2004-Juli 2006 sebanyak 10 saham
yang dapat membentuk portofolio optimal dengan expected return 0,047749828 dan risiko sebesar 0,033205604.
Yuyun Istavitri dan Andi M. Parewangi melakukan penelitian mengenai perkembangan pasar modal Indonesia. Melalui pengukuran kemampuan
pengelolan dana investasi oleh para pelaku di pasar modal ia menyimpulkan bahwa terdapat kontribusi positif dan signifikan atas kebijakan alokasi aset pasif
yang telah ditentukan dan tertuang dalam prospectus masing-masing reksadana. Penelitian ini menunjukkan peran positif dan signifikan dari strategi pemilihan
sekuritas terhadap kinerja reksadana saham yang diobservasi.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan Sertifikat Bank Indonesia.
2. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG sebagai indikator pergerakan pasar modal setiap periode perbulan selama periode
2004-2008 di Bursa Efek Indonesia. 3. Harga emas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga emas perbulan
pada periode 2004-2008. 4. Tingkat pengembalian SBI diambil dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia periode 2004-2008.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
dikeluarkan dari lembaga-lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Penelitian Pustaka Penelitian pustaka adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan membaca
atau mempelajari berbagai macam literatur dan tulisan ilmiah dan buku-buku lain yang berhubungan dengan tulisan ini.
2. Penelitian Lapangan Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengamati dan mengadakan
penelitian di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan website untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.4 Alat Analisis
3.4.1 Analisis Kualitatif Analisis ini dilakukan dengan menganalisis permasalahan yang ada dan
mencari jalan keluarnya dengan menggunakan pendekatan teoritis yang berhubungan dengan analisis portofolio.