Aspek-Aspek Pembentuk Self-efficacy Landasan Teori .1. Kinerja Pegawai

28 dan perilaku yang positif dan efektif. Sebaliknya individu yang merasa tidak mampu cenderung merasa mempunyai gambaran kegagalan. 4 Self-efficacy berpengaruh terhadap fungsi kognitif melalui pengaruh yang sama dengan proses motivasional dan pengolahan informasi. Semakin kuat keyakinan individu akan kapasitas memori, maka semakin kuat pula usaha yang dikerahkan untuk memproses memori secara kognitif dan meningkatkan kemampuan memori individu tersebut. c. Proses Afektif Self-efficacy berpengaruh terhadap seberapa banyak tekanan yang dialami oleh individu dalam situasi-situasi yang mengancam. Individu yang percaya bahwa dirinya dapat mengatasi situasi-situasi yang mengancam yang dirasakannya, tidak akan merasa cemas dan terganggu dengan ancaman tersebut.

3. Aspek-Aspek Pembentuk Self-efficacy

Terdapat empat aspek yang dapat mengembangkan self-efficacy, yaitu enactive mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion dan emotional arousal. a. Enactive Mastery Experience merupakan suatu pengalaman belajar yang diperoleh melalui learning by doing atau experiental learning. Menurut Bandura 2006, enactive mastery experience merupakan salah satu sumber yang memberikan kontribusi paling 29 besar dalam pembentukan self-efficacy, karena aspek ini didasarkan pada pengalaman-pengalaman keberhasilan pribadi. Pada saat individu memperoleh suatu harapan untuk menguasai suatu hal akan meningkat. Sebaliknya, kegagalan yang berulang akan menurunkan harapan untuk menguasai suatu hal, apalagi jika kegagalan tersebut dialami pada saat mengawali sesuatu yang baru. Besarnya self-efficacy yang terbentuk dalam diri individu bergantung pada: 1 Banyaknya kesuksesan dan kegagalan yang dialami; 2 Persepsi mengenai tingkat kesulitan; 3 Usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan; 4 Pengalaman yang diingat dan direkonstruksi oleh daya ingat; 5 Banyaknya bantuan eksternal, lingkungan dimana individu berada. b. Vicarious Experience merupakan penilaian mengenai keyakinan diri sebagian diperoleh melalui hasil yang dicapai oleh orang lain yang dijadikan sebagai model. Pengalaman belajar yang diperoleh melalui pengamatan terhadap tampilan orang lain modeling dan melalui kejelasan instruksi yang diberikan oleh model. c. Verbal Persuasion merupakan keyakinan akan kemampuan diri yang diperoleh dari orang lain yang disampaikan secara lisan. Keyakinan yang diperoleh melalui proses ini sifatnya lemah dan untuk jangka waktu singkat. Selain itu, keyakinan yang diperoleh 30 melalui pernyataan orang lain yang disampaikan secara terus menerus, sehingga terbentuk keyakinan yang relatif menetap. d. Emotional Arousal merupakan ambang ketergugahan emosi seseorang dalam menghadapi suatu keadaan atau situasi tertentu. Ambang ketergugahan emosi pada tingkat rendah membuat individu mudah cemas ketika sedang menyelesaikan suatu masalah. Semakin kompleks masalah yang harus diselesaikan, ia akan semakin cemas karena merasa tidak sanggup untuk menyelesaikannya, sebaliknya apabila ambang ketergugahan emosi seseorang tinggi maka ia tidak mudah terganggu ketika sedang menghadapi suatu masalah. Ia akan tetap tenang dan berusaha menyelesaikannya dengan baik.

4. Dimensi-Dimensi Self-efficacy