Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 mengenai proses bersosialisasi, bertoleransi maupun rasa menghargai di dalam
kehidupan bermasyarakat. Hal yang tidak kalah penting, pendidikan dapat dijadikan sebagai bekal untuk memperbaiki kehidupan di masa datang.
Adanya masyarakat sebagai komunitas yang ada di sekitar daerah penyelenggaraan pendidikan, sangatlah berperan dalam pendidikan terutama
orang tua. Orang tua berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya, serta berhak memilih pendidikan yang cocok bagi anaknya dan yang terpenting
orang tua mendapatkan informasi tentang perkembangan dari pendidikan anaknya. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, pendidikan informal,
dan non formal. Pendidikan formal dilaksanakan pada lembaga pendidikan misalnya sekolah, pendidikan informal dilaksanakan di dalam lingkup keluarga
serta pendidikan nonformal didapatkan dari lingkungan masyarakat. Hak setiap warga Negara untuk mendapatkan pendidikan, hal ini tertuang di
dalam pasal 5 ayat 5 Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 tentang hak dan kewajiban warga n
egara, yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat”. Undang- undang Sisdiknas, 2003: 14 Hal ini diperkuat juga pada pasal 34 ayat 1
Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 tentang wajib belajar yang berbunyi, “setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib
belajar” Undang-undang Sisdiknas, 2003: 27. Menurut data demografi Kabupaten Gunungkidul menyebutkan bahwa
sebesar 9,28 persen penduduk Kabupaten Gunungkidul tinggal di perkotaan dan sisanya 90,72 persen tinggal di wilayah pedesaan. Masyarakat desa yang tinggal
5 di salah satu dusun di Desa Serut Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul
merupakan salah satu komunitas masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. Karakteristik masyarakat desa sesuai dengan pendapat ahli Koentjaraningrat
2005, berpendapat bahwa masyarakat di pedesaaan merupakan sebuah komunitas kecil yang memiliki ciri-ciri yang khusus dalam pola tata kehidupan,
ikatan pergaulan dan seluk beluk masyarakat pedesaan, yaitu ; 1 para warganya saling mengenal dan bergaul secara intensif, 2 karena kecil, maka setiap bagian
dan kelompok khusus yang ada di dalamnya tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya, 3 para warganya dapat menghayati lapangan kehidupan mereka dengan
baik. Selain itu masyarakat pedesaan memiliki sifat solidaritas yang tinggi, kebersamaan dan gotong royong yang muncul dari prinsip timbal balik. Artinya
sikap tolong menolong yang muncul pada masyarakat desa lebih dikarenakan hutang jasa atau kebaikan.
Untuk itu pemberdayaan pendidikan haruslah dijalankan oleh pemerintah sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 32 ayat 2 yang
berbunyi “pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan atau
mengalami bencana alam, bencana sosial, dan t idak mampu dari segi ekonomi”
Undang-undang Sisdiknas, 2003: 26. Pemberdayaan pendidikan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas dan mutu sebuah proses pendidikan dalam masyarakat. Pendidikan yang disorot dalam penelitian adalah pendidikan formal dan informal yang berkaitan
dengan partisipasi keluarga dalam mendukung anaknya untuk sekolah formal.
6 Keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil menjadi faktor utama dalam
melaksanakan pemberdayaan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Berdasarkan beberapa faktor, masyarakat yang tingkat ekonominya di bawah rata-rata tidak hanya terkait dengan ketidakmampuan dalam memenuhi
kebutuhan material dasar, tetapi juga terkait dengan berbagai dimensi lain kehidupan manusia, misalnya kesehatan, pendidikan, jaminan masa depan dan
peranan sosial. Maka dari itu kehidupan keluarga ekonomi lemah dapat dipahami secara utuh apabila dimensi- dimensi lain dari kehidupan manusia juga
diperhitungkan Daman, 2008: 29. Di Indonesia terdapat perbedaan yang sangat jelas antara masyarakat
perkotaan dan masyarakat pedesaan. Berikut ini adalah pendapat ahli mengenai
perbedaan keduanya yaitu Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara
masyarakat pedesaan
rural community dan masyarakat
perkotaan urban community. Menurut Soekanto 1994, per-bedaan tersebut sebenarnya
tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-
pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang
mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-
kadang dikatakan “berlawanan” pula.
7 Dari hasil wawancara kepada beberapa orang penduduk di Dusun Dawung
faktor-faktor yang menjadikan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat pedesaan selain yang telah disebutkan di atas, ada faktor lain yaitu kondisi geografis yang
kurang menguntungkan. Karena daerah tersebut terdapat di daerah pegunungan yang bertanah merah dan subur. Jadi kebanyakan keluarga berprofesi sebagai
petani yang rata-rata penghasilannya sangat minim, sehingga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya dapat dikatakan kurang mencukupi. Hal ini juga
dibuktikan dengan data yang diperoleh dai kelurahan yaitu masyarakat desa yang mendapat bantuan dari Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat sebanyak 27
keluarga, yang mendapat bantuan Raskin Beras Miskin sebanyak 99 keluarga. Hal inilah yang dapat menjadikan keluarga lebih memotivasi anaknya
untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan dari mereka hanya bersekolah sampai jenjang Sekolah Dasar SD karena tekanan ekonomi. Orang
tua berpendapat bahwa penghasilan keluarga yang sedikit lebih baik digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti pemenuhan makanan dan kesehatan.
Walaupun demikian, ada juga masyarakat desa yang tergolong miskin, tetapi berusaha untuk berpartisipasi dalam pemberdayaan pendidikan dengan
menyekolahkan anaknya walaupun dia harus bekerja keras. Kebanyakan orang tua yang berpartisipasi dalam pemerataan wajib belajar sembilan tahun berpendapat
bahwa pendidikan sangatlah penting karena dapat memperbaiki kesejahteraan keluarganya kelak.
Masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pemberdayaan pendidikan sangat berdampak pada motivasi belajar peserta didik, seperti adanya usaha keras dari
8 orang tua dalam pemenuhan fasilitas belajar, adanya perhatian dari orang tua
terhadap proses belajar di sekolah, bahkan adanya pengawasan dari orang tua terhadap anak untuk terus bersekolah dan belajar. Semua ini dapat berdampak
pada prestasi yang diperoleh anak di sekolah. Berdasarkan pertimbangan di atas maka penelitian perlu dilakukan untuk
mengetahui keterlibatan masyarakat dalam pemberdayaan pendidikan.