Keadaan Penduduk Kondisi Masyarakat
38 Keadaan tersebut tentunya sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat
Dusun Dawung yang berwujud berbagai kehidupan sosial agama. Adapun kegiatan-kegiatan sosial keagamaan ini telah dilaksanakan di berbagai tempat,
baik di Masjid maupun mushola,Gereja maupun di rumah-rumah penduduk. Dari anak-anak, muda mudi, orang tua telah mengadakan kegiatan berbagai macam
kegiatan keagamaan tersebut. Untuk orangtua diadakan pengajian rutin setiap malam jumat, untuk anak-anak dilaksanakan kegiata
n TPA di masjid Almu’minun setiap hari
Rabu dan Jum’at serta kegiatan agama Kristen dan Katulik mengadakan kegiatan sekolah minggu.
Pada dasarnya kesadaran agama sangat tinggi sehingga terbentuklah berbagai macam kegiatan sosial keagamaan yang dilaksanakan secara rutinitas
dan bergiliran seperti kegiatan tersebut di atas. Secara rinci kegiatan-kegiatan itu adalah :
1 Pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu setiap malam jumat
2 TPA anak-anak dan muda-mudi setiap hari Rabu dan Jum’at
3 Pengajian di hari-hari besar keagamaan pengajian syawalan
4 Yasinan setiap ada warga yang meninggal.
5 Sarasehan di rumah-rumah warga juga sembahyangan tiap hari-hari tertentu.
Selain kegiatan-kegiatan keagamaan seperti tersebut di atas masih ada adat istiadat yang masih melekat di dusun Dawung yang telah ada semenjak nenek
moyang terdahulu masih mereka pegang teguh dan dilestarikan sebagai kebiasaan. Adat istiadat tersebut seperti upacara mitoni tujuh bulan kehamilan, kelahiran
bayi dan selamatan terhadap orang yang telah meninggal dunia diisi dengan
39 tahlilan dan sembahyangan,dan juga upacara Bersih Dusun Rasulan yang
dilaksanakan setahun sekali setiap habis panen padi. Disamping keadaan sosial keagamaan tersebut, keadaan sosial masyarakat
dusun Dawung masih mempertahankan pola hidup orang desa tradisional. Kepedulian terhadap tetangganya yang sedang kesusahan atau mempunyai
pekerjaan yang membutuhkan tenaga atau materi yang cukup banyak merupakan bagian dari kehidupan mereka. Meskipun tanpa imbalan yang sesuai dengan
tenaga dan materi yang dikeluarkan, namun penuh rasa solidaritas dan kesetiakawanan sosial membantu tetangganya tersebut.
Bentuk kerjasama yang harmonis terlihat pada kegiatan kerjabakti. Di mana dalam kegiatan tersebut setiapa kepala keluarga atau diwakili oleh anaknya
bergabung bersama guna membenahi jalan maupun lingkungan tempat tinggal penduduk yang sering dikatakan dengan gotong-royong.