Mikrokontroller ATMega 8535 Rancangan Tongkat Pintar (Smart Stick) Tunanetra Berbasis Mikrokontroller Atmega8535

beberapa seri ISD 2500 yang lainnya untuk menambah durasi waktu perekaman atau pemutar ulang sesuai waktu yang diinginkan. 11. Tegangan Input VCCA,VCCD. Pin ini untuk memberikan tegangan masukan pada IC sehingga dapat bekerja. Batas tegangan masukan yang dapat diberikan pada IC ini adalah 4,5 sampai 6,5 volt. 12. Ground input VSSA,VSSD. Pin ini digunakan untuk input ground.

2.5 Mikrokontroller ATMega 8535

Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem inputoutput dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler AVR Alf and Vegard’s RISC processor standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur CISC seperti komputer. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega 8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega 8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny, AVR klasik, dan ATMega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan IO yang tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah ATMega 8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega 8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51. Dengan fasilitas Universitas Sumatera Utara yang lengkap tersebut menjadikan ATMega 8535 sebagai mikrokontroler yang powerfull. Berikut tabel perbandingan beberapa seri mikrokontroler AVR buatan Atmel. Tabel 2.2 Perbandingan Beberapa Seri Mikrokontroller AVR buatan Atmel Seri Flash KBytes RAM Bytes EEPROM KBytes Pin IO Timer 16-bit Timer 8-bit UART PWM ADC 10- bit SPI ISP ATmega8 8 1024 0.5 23 1 1 1 3 68 1 Ya ATmega8535 8 512 0.5 32 2 2 1 4 8 1 Ya ATmega16 16 1024 0.5 32 1 2 1 4 8 1 Ya ATmega162 16 1024 0.5 35 2 2 2 6 8 1 Ya ATmega32 32 2048 1 32 1 2 1 4 8 1 Ya ATmega128 128 4096 4 53 2 2 2 8 8 1 Ya ATtiny12 1 - 0.0625 6 - 1 - - - - Ya ATtiny2313 2 128 0.125 18 1 1 1 4 - 1 Ya ATtiny44 4 256 0.25 12 1 1 - 4 8 1 Ya ATtiny84 8 512 0.5 12 1 1 - 4 8 1 Ya Keterangan:  Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil buatan manusia yang harus dijalankan oleh mikrokontroler.  RAM Random Acces Memory merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running.  EEPROM Electrically Erasable Programmable Read Only Memory adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running.  Port IO adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program. Universitas Sumatera Utara  Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktupulsa .  UART Universal Asynchronous Receive Transmit adalah jalur komunikasi data khusus secara serial asynchronous.  PWM Pulse Width Modulation adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa.  ADC Analog to Digital Converter adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu.  SPI Serial Peripheral Interface adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous.  ISP In System Programming adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal.

2.5.1 Fitur – Fitur Mikrokontroller ATMega 8535

Adapun fitur-fitur dari mikrokontroller ATMega8535 adalah sebagai berikut : 1. Saluran IO Sebanyak 32 buah, yaitu port A sampai port D Port A, B, C dan D 2. ADC Analog to Digital Converter 10 bit sebanyak 8 chanel. 3. Tiga buah timer counter dengan kemampuan perbandingan, yaitu 2 buah timer counter 8 bit dan 1 buah timer counter 16 bit. 4. CPU yang memiliki 32 buah register. 5. 131 instruksi yang hanya membutuhkan 1 siklus clock. 6. Watchdog timer dengan osilator internal. 7. Tegangan operasi 2,7 V – 5,5 V. 8. Internal SRAM sebesar 512 byte. 9. Memori flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write. 10. Unit interupsi internal dan eksternal. Universitas Sumatera Utara 11. Port antarmuka SPI Serial Pheripheral Interface. 12. Kecepatan hampir mencapai 16 MPIS pada kristal 16 MHz. 13. Internal downloader USB AVR In-system Programming dilengkapi LED programming indicator. 14. Tidak membutuhkan power tambahan saat melakukan downloader proram. 15. EEPROM Electrically Erasble Programmable Read Only Memory, sebesar 512 byte yang dapat doprogram saat operasi. 16. Antarmuka komparator analog. 17. Port USART untuk komunikasi serial.

2.5.2 Keunggulan Mikrokontroller ATMega 8535

Dengan menggunakan mikrokontroler ini maka : 1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas. 2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi. 3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak. Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC TTL dan CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran input dan output IO. dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa bagian yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog DAC, konversi analog ke digital ADC, dan sebagainya hanya menggunakan Minimum System yang tidak rumit atau kompleks. Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Diagram Blok ATMega 8535

Adapun blok diagramnya sebagai berikut : : Gambar 2.8 Blok Diagram ATMega8535 Dari diagram blok tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memiliki bagian-bagian antara lain, sebagai berikut: 1. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. 2. ADC 8 Channel 10 bit. 3. Tiga buah timercounter dengan kemampuan pembanding. 4. CPU yang terdiri dari 32 buah register. 5. Watchdog timer dengan osilator internal. 6. SRAM sebesar 512 byte. 7. Memori flash sebesar 8KB dengan kemampuan Reead While Write. 8. Intterupt internal dan eksternal. 9. Port antarmuka SPI Serial Pheripheral Interface. 10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. Universitas Sumatera Utara 11. Antarmuka komparator analog. 12. Port USART untuk komunikasi serial.

2.5.4 Konfigurasi Pin Mikrokontroller AVR ATMega 8535

Gambar 2.9 Pin Mikrokontroller ATMega8535 Konfigurasi pin ATMega 8535 dapat dilihat pada gambar di atas. Dari Gambar dapat dijelaskan secara fungisional konfigurasi pin ATMega 8535 sebagai berikut : 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin input catu daya. 2. GND sebagai pin ground. 3. Port A PA0-PA7 merupakan pin IO dua arah dan input ADC. 4. Port B PB0-PB7 merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TimerCounter, komparator analog dan SPI. 5. Port C PC0-PC7 merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog dan timer osilator. 6. Port D PD0-PD7 merupakan pin IO dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial. 7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller. Universitas Sumatera Utara 8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin input clock eksternal. 9. AVCC merupakan pin input tegangan untuk ADC. 10. AREF merupakan pin input tegangan referensi ADC.

2.5.5 Karakteristik ADC Internal Mikrokontroller ATMega 8535

Adapun karakteristik ADC internal mikrokontroller ATMega 8535 adalah : 1. Medan dalam pengoperasian. 2. Resolusi 10 bit. 3. Memiliki 8 masukan analog. 4. Konversi pada saat CPU sleep. 5. Interupt waktu kkonversi selesai.

2.6 Buzzer