Rangkaian Sensor Ultrasonik Perancangan Rangkaian Sensor Ultrasonik dengan Mikrokontroller ATMega 8535

3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Di dalam blok sensor ultrasonik ada 2 rangkaian yang salingg berhubungan yaitu transmitter sebagai pengirim data dari objek ke benda dan receiver sebagai penerima data dari benda ke objek seperti terlihat pada gambar 3.3 sebagai berikut: Gambar 3.3 Rangkaian Receiver Ultrasonik Jarak antara untrasonik transducer Rx dan Tx mempengaruhi kenerja alat dalam aplikasi ini. Pengaturan resistor variabel R6 pada rangkaian receiver dapat dilakukan saat rangkaian dinyalakan yaitu dengan acuan tampilan LCD. Bila LCD selalu menampilkan “Distance = 001 cm” berarti jendela komparator terlalu sempit sehingga dapat di-trigger oleh gelombang ultrasonik langsung dari Tx bukan pantulan dari benda di depannya. Gambar 3.4 Jarak antara Tx – Rx Universitas Sumatera Utara Rangkaian ultrasonik transducer terbagi 2 yaitu rangkaian receiver dan rangkaian transmitter, skematik rangkaian terdapat pada gambar 3.3. Pada gambar 3.3 resistor variabl R6 berfungsi untuk mengatur jendela komparator yang akan berpengaruh pada sensitivitas receiver dan juga mempengaruhi daya ukur alat ini secara keseluruhan. Dengan pengaturan R6 yang baik, alat ini dapat mengu kur jarak minimum 2 cm dan maksimum 300 cm dengan cukup baik. Jika gelombang ultrasonik merambat dalam suatu medium, maka partikel medium mengalami perpindahan energi. Besarnya energi gelombang ultrasonik yang dimiliki partikel medium. Maka kita perhatikan pulsa di bawah ini adalah keluaran dari gelombang ultrasonik: Gambar 3.5 Keluaran Pulsa Ultrasonik Universitas Sumatera Utara

3.4 Perancangan Rangkaian Sensor Ultrasonik dengan Mikrokontroller ATMega 8535

Gamabr 3.6 Rangkain Sensor Ultrasonik dengan Mikrokontroller AVR ATMega 8535 Sensor ping untrasonik memiliki tegangan kerja 5 Volt, namun output yang menghasilkan pulsa akan dikirim ke mikro untuk diolah lebih lanjut. Rangkaian diatas berfungsi untuk mengendalikan seluruh sistem. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroller ATMega 8535. Pada IC inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Mikrokontroller ini memiliki 32 port IO, yaitu port A, port B, port C dan port D. Pin 33 samapai 40 adalah port A yang merupakan port ADC, dimana port ini dapat mmenerima data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B. Pin 22 sampai 29 adalah port C. Dan pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke sumber tegangan 5 Volt. Dan pin 11 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroller ini Universitas Sumatera Utara menggunakan komponen kristal sebagai sumber clock-nya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu. Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 8 MHz dan dua buah kapasitor 22pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AVR Atmega8535 dalam mengaksekusi setiap perintah dalam program. Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroller dijalankan beberapa saat setelah power aktif. Lamanya waktu antara aktifnya power pada IC mikrokontroller dan aktifnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut.

3.5 Perancangan Rangkaian ISD2560