7 sepert i: guru, sisw a, pengelola sekolah Kepala Sekolah, karyawan dan
Dew an Komit e Sekolah, lingkungan orangt ua, masyarakat , sekolah, kualit as pembelajaran, dan kurikulum Edy Suhart oyo, 2005: 2.
Hal serupa juga disampaikan oleh Djemari M ardapi 2011: 8 bahw a usaha peningkat an kualit as pendidikan dapat dit empuh melalui peningkat an
kualit as pembelajaran dan kualit as sist em penilaian. M eningkat nya kualit as pembelajaran yang dilaksanakan di berbagai jenjang pendidikan akan mampu
meningkat kan kualit as pendidikan. Usaha peningkat an kualit as pendidikan akan berlangsung dengan baik manakala didukung oleh kompet ensi dan kemauan
para pengelola pendidikan unt uk melakukan perbaikan secara t erus-menerus menuju kearah yang lebih baik. Dengan dem ikian, inovasi pendidikan secara
berkesinambungan dalam program pendidikan t ermasuk program pembelajaran merupakan t unt ut an yang harus segera dilaksanakan.
B. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme Indonesia t ent u saja t idak muncul secara sert a mert a namun, melalui proses pergulat an sosial-budaya dan polit ik jangka panjang.
Nasionalisme Indonesia muncul abad XX yang dipengaruhi dari budaya polit ik Hindia Belanda maupun India.
Secara et imologis, kat a nasionalisme berasal dari kat a nat ionalism dan nat ion dalam bahasa Inggris, yang dalam st udi semant ik Guido Zernat t o,
1944 dalam Sulfikar Amir 2007, kat a nat ion t ersebut berasal dari kat a Lat in nat io
yang berakar pada kat a nascor yang bermakna ’saya lahir’, at au dari kat a nat us sum
, yang berart i ‘saya dilahirkan’. Selama Kekaisaran Romaw i, kat a nat io secara peyorat if dipakai unt uk mengolok-olok orang asing. Beberapa rat us t ahun
kemudian pada Abad Pert engahan, kat a nat ion digunakan sebagai nama kelompok pelajar asing di universit as-universit as sepert i Permias unt uk
mahasisw a Indonesia di Amerika Serikat sekarang Sulfikar Am ir, 2007.
8 M endefiniskan nasionalisme bukanlah hal yang mudah, M ax Weber pun
nyaris frust rasi manakala harus memberikan t erminologi sosiologis t ent ang makna nasionalisme. Pada sebuah art ikel singkat yang dit ulis Weber pada 1948,
menunjukkan adanya sikap pesimist is bahw a sebuah t eori yang konsist en t ent ang konsepsi nasionalisme dapat dibangun. Tidak t ersedianya rujukan mapan
yang dapat dijadikan dasar dan pegangan dalam memahami nasionalisme hanya akan menghasilkan persepsi yang dangkal. Bagaimanapun bent uk penjelasan
t ent ang nasionalisme, baik it u dari dimensi kekerabat an biologis, et nisit as, bahasa, maupun nilai-nilai kult ur, menurut Weber, hanya akan berujung pada
pemahaman yang t idak komprehensif. Kekhaw at iran Weber ini w ajar mengingat komit mennya t erhadap epist emologi modernisme yang mencari penget ahuan
universal. Termasuk dua bapak ilmu sosial Karl M arx dan Emile Durkheim pun t idak menaruh perhat ian serius pada isu nasionalisme w alau t ent u saja
pemikiran mereka
banyak mengilhami
penjelasan t ent ang
fenomena nasionalisme Sulfikar Am ir, 2007.
Terminologi polit ik mendefinisikan nasionalisme sebagai prinsip yang mencakup prinsip kebebasan, kesat uan, kesamarat aan, sert a kepribadian selaku
orient asi nilai kehidupan kolekt if suat u kelompok dalam usahanya merealisasikan t ujuan polit ik yakni pembent ukan dan pelest arian negara nasional. Nasionalisme
dalam kont eks Indonesia, sepert i yang dijelaskan Kart odirdjo 1994: 4 pada aw al pergerakan nasional dapat difokuskan pada masalah kesadaran ident it as,
pembent ukan solidarit as melalui proses int egrasi dan mobilisasi lew at organisasi.
C. Pers dalam kajian historis