AGUS SALIM DAN NASIONALISM E

18 apalagi di era pergerakan nasional di mana pers pribumi mulai t um buh dan membangkit kan kesadaran sosial rakyat Indonesia. 18 Dalam pandangan Agus Salim, pers memberi medan yang lapang unt uk menyiarkan pendapat dan pandangan yang t ulus dan ikhlas at as semua perist iw a yang menyangkut kepent ingan umum dan pokok-pokok persoalan yang berasaskan kemanusiaan, keadilan, kesopanan m oral, dan keput usan dari segala pihak. Akan t et api, lanjut Agus Salim, jika disalahgunakan, pers juga bisa menjadi mat a pisau yang merugikan. Bahkan, Agus Salim menyebut ada pihak-pihak yang sudah secara t erbuka menggunakan pers unt uk mempengaruhi dunia dem i kekuasaan dan uang.

C. AGUS SALIM DAN NASIONALISM E

Daripada Indonesia diberikan kepada Belanda, lebih baik saya bakar m usnah pulau ini 19 Agus Salim banyak mencet uskan gagasan mengenai nasionalisme, baik yang dihasilkan dari pemikirannya sendiri maupun ide yang dirumuskan bersam a rekan-rekan seperjuangannya sepert i Cokroam inot o, Abdul M uis, Sukarno, Kart osuw iryo, dan lain-lain. Selain diungkapkan melalui pidat o dalam berbagai forum , ide Agus Salim t ent ang nasionalisme ini banyak pula yang disiarkan lew at surat kabar. Ide nasionalisme yang dicet uskan oleh Agus Salim diarahkan kepada gagasan unt uk membent uk pemerint ahan sendiri at au zelfbest uur. Dengan kat a lain, Agus Salim memberikan pencerahan sekaligus kesadaran kepada segenap rakyat Indonesia unt uk memperjuangkan cit a-cit a kemerdekaan dan lepas dari 18 Ahmat Adam, 2003. Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 183. 19 Kata Agus Salim seperti dikutip dari: Pramoedya Ananta Toer, 2001. Kronik Revolusi Indonesia, Jilid I. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, h. 69. 19 penjajahan, sepert i yang t ermakt ub dalam t ulisan Agus Salim yang dimuat di Fadjar Asia berikut ini: “ Tjoekoep, apabila orang bangsa kit a at au sat oe golongan orang kit a mengandoeng dan melahirkan t jit a-t jit a kemerdekaan bangsa kit a, lepasnja bangsa kit a daripada perhambaan kepada pemerint ah asing ” 20 Kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia akibat penjajahan bangsa asing sejak zaman VOC pun menjadi sorot an Agus Salim. Dari masa ke masa, rakyat Indonesia selalu dirugikan oleh kebijakan kaum kolonial. Agus Salim pun menggugat lew at Fadjar Asia: “ Alhasil, sebagai doeloe dalam masa V.O.C. dan dalam zaman Cult uurst elsel , demikianlah sampai sekarang ini part ij Belanda djadjahan ini t idaklah masoek hit oengannja nasib at au perasaan djadjahan, ket joeali sebagai machloek at au benda jang bergoena at au jang mendjadi rint angan oent oek keperloean mereka, Belanda djadjahan, it oe ” 21 Beragam kebijakan yang diberlakukan kaum kolonial di negeri jajahannya hanya akan merugikan rakyat di negeri it u. Kebijakan kolonial semat a-mat a hanya mengunt ungkan bagi bangsa asing, t idak unt uk rakyat . Padahal, kat a Agus Salim, rakyat negeri jajahan, t ermasuk Indonesia, sangat mendambakan t erw ujudnya kemerdekaan. “ M aka st elsel pemerint ahan t anah djadjahan sebagai jang disaksikan oleh per-kemenoesiaan hingga kini, boehanja t a’ lain melainkan kemoendoeran ra’jat djadjahan at au set idak-t idaknja memperlambat kan perdjalanan kemadjoean ra’jat it oe oent oek ment japai t jit a-t jit anya, ja’ni: Kemerdekaan ” “ St elsel pemerint ahan semacam ini ialah semat a-mat a pemerint ahan dari orang asing, bagi orang asing, dan oleh orang asing. Kekajaan t anah djadjahan dibaw a oleh kapit aal asing ke negerinya, sambil meninggalkan ra’jat djadjahan jang mendjadi papa dan miskin.” 22 20 Agus Salim, “Pemerintah Ketjoerigaan dan Sewenang-wenang Kekoeasaan”, dalam Fadjar Asia, 2 Agustus 1928. 21 Agus Salim, “Keradjaan dan Djadjahan”, dalam Fadjar Asia, 2 Juli 1928. 22 Agus Salim, “Politiek Djadjahan dan Igama”, dalam Fadjar Asia, 2 Juni 1928. 20 Selama ini, rakyat selalu dibodohi dan diancam oleh t ekanan dari kaum kolonial agar t idak t erbesit pikiran unt uk merdeka. Oleh karena it u, Agus Salim berpendapat bahw a rakyat harus memperoleh pencerahan agar segera sadar bahw a gagasan nasionalisme adalah salah sat u fakt or t erpent ing unt uk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Rakyat Indonesia, kat a Agus Salim, mendapat kan hak-haknya unt uk merint is cit a-cit a sebagai bangsa yang merdeka. Kemerdekaan bagi Agus Salim adalah sesuat u yang harus diperjuangkan dan menjadi buah manis dari hasil perjuangan it u. Kemerdekaan bukanlah hadiah dari kaum penjajah. “ Hak-hak ra’jat t idak ada yang diperoleh karoenia belaka daripada pemerint ah, melainkan t iap-t iap hak it oe hasil oesaha ra’jat at au kemadjoean ra’jat it oe djoea adanja.” 23 Oleh karena it u, Agus Salim memint a kepada seluruh rakyat Indonesia unt uk menanamkan rasa cint a t anah air yang sedalam-dalamnya, demi t erw ujudnya kemerdekaan yang t elah lama diidam-idamkan. Rakyat Indonesia, t andas Agus Salim, harus bersat u jika ingin lepas dari penjajahan. Singkat kat a, nasionalisme adalah harga mat i “ Ia, nat ionalisme kit a, jang oleh biroe-biroenja goenoeng, oleh molek- moleknja ladang, oleh segarnja air jang sehari-hari kit a m inoem , oleh njamannja nasi jang sehari-hari kit a makan, mendjoendjoeng t anah air Indonesia dimana kit a akan mat i it oe mendjadi Iboe kit a jang haroes kit a abdi dan haroes kit a ham bai.” 24 23 Agus Salim, “Hak Berserikat dan Berkoempoelan”, dalam Pitut Soeharto Zainoel Ihsan, eds., 1981. Aku Pemuda Kemarin di Hari Esok. Jakarta: Jayasakti, h. 75. 24 Agus Salim, “Tjinta Bangsa dan Tanah Air”, dalam Fadjar Asia, 20 Agustus 1928. 21

D. Agus Salim dan Pendidikan