AGUS SALIM DAN PERS PERGERAKAN

14

B. AGUS SALIM DAN PERS PERGERAKAN

“ Pers m enjadi alat penyiaran faham dan pikiran yang amat berpengaruh, m enanggung sat u kewajiban yang sangat pent ing berhadapan dengan nasib bangsa dan t anah air.” 8 Salah sat u ciri perjuangan Agus Salim adalah pergerakan melalui t ulisan, yang kemudian dimuat dan dit erbit kan dalam lembaran koran. Surat kabar memang menjadi media yang cukup ampuh unt uk melaw an penindasan kolonial, selain t et ap bergerak melalui organisasi. Bahkan, hampir semua organisasi di era pergerakan nasional menggunakan surat kabar sebagai media propagandanya. Agus Salim dikenal sebagai “ serigala t ua” lant aran kepiaw aiannya dalam berkat a-kat a. Selain mahir berorasi, Agus Salim juga cakap dalam berdebat . Sepert i serigala, auman kat a-kat a Agus Salim mampu membungkam sasarannya dengan t epat t anpa menimbulkan kekeruhan suasana. Wakil Presiden RI pert ama, M ohammad Hat t a, mengakui hal it u: “ Sikapnya yang t angkas it u memberikan garam dalam ucapannya. Biasanya t erdapat dalam perdebat an at au t ulisan yang menangkis serangan law an at au dalam pert ukaran pikiran yang berisikan lelucon. Di sit ulah t erdapat apa yang dikat akan orang dalam bahasa Belanda: Salim op zijn best ” 9 Tidak hanya lugas dalam ucapan, Agus Salim juga bergerak lew at t ulisan. Aw alnya ia sering menulis unt uk beberapa surat kabar di rezim kolonial, sepert i Bat aviaasche Nieuw sblad , Pert ja Selat an, Ist eri Indonesia, Sum ber, dan lain-lain Kemampuan lebih Agus Salim yang menguasai banyak bahasa, dari M elayu, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Arab, hingga Turki, membuat nya digaet oleh redaksi Volkslect uur sebagai penerjemah. Pada akhirnya nant i, Agus Salim kerap 8 Salah satu petuah Agus Salim yang dimuat dalam suratkabar, dikutip dari Solichin Salam, 1961. Hadji Agus Salim, Hidup dan Perjuangannya. Jakarta: Djajamurni, h. 112. 9 Kata Mohammad Hatta tentang Agus Salim, dikutip dari: St Sularto, ed., 2004. H. Agus Salim 1884-1954: Tentang Perang, Jihad, dan Pluralisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h. 93. 15 t erlibat dalam keredaksian, bahkan menggagas penerbit an seabrek media pergerakan. M enurut Agus Salim, pers sangat pent ing unt uk menyampaikan kebenaran, t ermasuk unt uk menyiarkan m isi perjuangan. Ket ika bergabung dengan Sarekat Islam SI, Agus Salim mencet uskan gagasan bahw a SI perlu mempunyai media propaganda unt uk menyebarkan visi, m isi, dan agenda programnya kepada rakyat . “ Unt uk menyebarluaskan cit a-cit a perjuangan Sarekat Islam kit a memerlukan alat , yait u surat kabar, supaya rakyat menget ahui t ujuan dan cit a- cit a Sarekat Islam,” t andas Agus Salim. Oet oesan Hindia adalah salah sat u media milik SI yang menjadi kendaraan perang Agus Salim dalam menyampaikan hasrat dan ide-idenya. Pada t ahun 1917, Agus Salim dipercaya unt uk memimpin keredaksian surakabar Nerat ja, menggant ikan Abdul M uis yang digusur paksa oleh pemerint ah kolonial. Pihak penguasa menganggap, M uis t elah membaw a Nerat ja menjadi media oposisi yang membenci pemerint ah. 10 Alih-alih bersikap lunak, di baw ah kepem impinan Agus Salim, Nerat ja just ru lebih t rengginas dan bert ambah krit is dalam menyikapi berbagai kebijakan pemerint ah kolonial. Bahkan, melalui Nerat ja, Agus Salim membuka kesadaran rakyat Indonesia unt uk mulai merint is apa yang disebut zelfbest uur alias pemerint ahan sendiri. 11 Dengan kat a lain, Agus Salim dan Nerat ja memberikan pencerahan kepada bangsa Indonesia unt uk mew ujudkan cit a-cit a kemerdekaan. M eskipun kerap kena t ikam Agus Salim melalui t ulisan-t ulisannya di Nerat ja, namun pemerint ah kolonial t idak kuasa berbuat apa-apa. Agus Salim t erlalu cerdas unt uk masalah ini karena ia menuangkan t ulisan krit isnya dengan gaya 10 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, “Haji Agus Salim: Kritis, Sinis, Tapi Manis”, dalam An Ismanto ed., 2007. Tanah Air Bahasa, Seratus Jejak Pers Indonesia. Jakarta: Indonesiabuku, h. 64. 11 Neratja adalah salah satu suratkabar pergerakan yang mulai terbit sejak tahun 1917. Agus Salim dan Abdul Muis adalah dua tokoh pergerakan yang berperan besar di balik keredaksian Neratja. Lihat: Rhoma Dwi Aria Yuliantri, “Neratja, Didik Nasionalisme Lewat Jalan Pendidikan”, dalam Muhidin M. Dahlan ed., 2008. Seabad Pers Kebangsaan 1907-2007: Bahasa Bangsa, Tanah Air Bahasa. Jakarta: Indonesiabuku, h. 134. 16 yang manis dan elegan namun t et ap sinis dan membuat para pejabat kolonial hanya bisa gigit jari karena gereget an. Sepak-t erjang Agus Salim di Nerat ja kont an membuat pihak penguasa gerah. Pemerint ah kolonial pun menaw arkan kepada Agus Salim bahw a mereka bersedia membeli ribuan eksemplar Nerat ja. Akan t et api, t aw aran menggiurkan t ersebut dit olak ment ah-ment ah oleh Agus Salim yang t idak ingin daya krit isnya di Nerat ja t ergadaikan hanya lant aran im ing-im ing uang. Selanjut nya, Agus Salim duduk di jajaran keredaksian surat kabar milik SI bernama Bandera Islam yang t erbit sejak t ahun 1923. Agus Salim mengurusi biro Bandera Islam unt uk w ilayah Bat avia sekaligus menjadi pengampu rubrik “ Loear Hindia” dan “ Pergerakan Islam” . 12 Sejak t anggal 2 Januari 1925, Agus Salim memimpin penerbit an surat kabar Hindia Baroe. Koran ini sebenarnya adalah media “ t idak resmi” SI yang dijadikan kuda t unggangan oleh Agus Salim unt uk menyampaikan segenap gagasan yang memenuhi alam pikirannya. 13 Fadjar Asia menjadi pelabuhan Agus Salim selanjut nya. Penerbit an surat kabar ini beraw al dari usaha dw it unggal pucuk pimpinan SI, yakni Agus Salim dan H.O.S. Cokroaminot o yang mendirikan sebuah usaha percet akan bernama N.V. Drukkerij, Uit gevers en Handel-M aat schapij pada November 1927. 14 Usaha percet akan dan penerbit an inilah yang kemudian mencet ak surat kabar 12 Bandera Islam adalah media propaganda milik SI yang diterbitkan dari Yogyakarta. Salah satu tugas Agus Salim di Bandera Islam adalah mengampu rubrik ”Pergerakan Islam” bersama H.O.S. Cokroaminoto. Selain itu, keredaksian Bandera Islam juga dihuni oleh para tokoh pergerakan terkemuka seperti Sukarno, Mr. Sartono, Suryopranoto, dan lain-lain. Lihat: Iswara N. Raditya, ”Bandera Islam, Patok-patok Merukunkan Islam”, dalam Muhidin M. Dahlan ed., 2008. Seabad Pers Kebangsaan 1907-2007: Bahasa Bangsa, Tanah Air Bahasa. Jakarta: Indonesiabuku, h. 194. 13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, “Hindia Baroe, Iklan Menjepit Haji Agus Salim”, dalam Muhidin M. Dahlan ed., 2008. Seabad Pers Kebangsaan 1907-2007: Bahasa Bangsa, Tanah Air Bahasa. Jakarta: Indonesiabuku, h. 264. 14 Amelz, 1952. H.O.S Tjokroaminoto: Hidup dan Perjuangannya. Jilid I. Jakarta: Bulan Bintang, h. 175. 17 Fadjar Asia yang t erbit at as sumbangan dana dari Raja Saudi Arabia berkat jejaring relasi yang dirint is oleh Agus Salim. 15 Tak main-main, Agus Salim kerap melakukan invest igasi sebelum menuliskannya di Fadjar Asia. Ia keluar-masuk ke pedalaman Jaw a, Sumat era, hingga Kalimant an unt uk melihat secara langsung kondisi yang t erjadi di ranah akar rumput . Di lapangan, Agus Salim menem ukan banyak kasus mengenai kesew enang-w enangan kaum kolonial, t ermasuk t ent ang nasib para pekerja perkebunan akibat kebijakan erfpacht yang dit erapkan oleh pemerint ah kolonial. 16 Agus Salim pun segera menulis masalah ini dan menyiarkannya melalui Fadjar Asia. Berikut nukilan t ulisan Agus Salim t ersebut yang dimuat di Fadjar Asia dengan judul “ Rakjat dan Erfpacht ” : “ Demikianlah senant iasa kekajaan ra’jat jang menjadi modal alias capit aal ra’jat jang t oeroen-t emoeroen, jang hanja it oelah harapan bangsa kit a segenapnja oent oek perlombaan di medan ekonomi, direbut , dirampas daripada ra’jat Padahal ra’jat dengan ket akoet an dan kebodohannja t idak pandai mempert ahankan kekajaan dan modal kit a sebangsa it u ” 17 Tulisan Agus Salim yang dimuat di Fadjar Asia it u t ernyat a dibaca oleh para pengurus Him punan Serikat Buruh Belanda, yang bermarkas di negeri Belanda. Perhimpunan t ersebut kemudian sepakat unt uk mengangkat Agus Salim sebagai penasehat penuh dalam Konferensi Buruh Sedunia ILO yang berlangsung di Jenew a pada t ahun 1929 dan 1930. Dengan demikian t erbukt i sudah apa yang pernah dikat akan Agus Salim mengenai fungsi pers. Krit ik sosial yang paling ampuh adalah lew at media pers, 15 Agus Salim punya hubungan baik baik dengan Raja Saudi Arabia setelah keduanya bertemu dalam gelaran Muktamar Alam Islami pada tahun 1927. Agus Salim sempat berdialog dengan Raja Saudi Arabia, yang kemudian terkesan atas cita-citanya untuk menyadarkan rakyat Indonesia agar terbebas dari cengkeraman bangsa Barat. 16 Erfpacht adalah kebijakan yang bertujuan merangsang pemodal-pemodal Eropa untuk mengembangkan usaha di Hindia Belanda. Kebijakan yang sangat merugikan petani pribumi ini mulai diterapkan pada 1870, setelah berakhirnya era cultuurstelsel tanam paksa. 17 Agus Salim, ”Rakjat dan Erfpacht”, dalam Fadjar Asia, 5 Februari 1929. 18 apalagi di era pergerakan nasional di mana pers pribumi mulai t um buh dan membangkit kan kesadaran sosial rakyat Indonesia. 18 Dalam pandangan Agus Salim, pers memberi medan yang lapang unt uk menyiarkan pendapat dan pandangan yang t ulus dan ikhlas at as semua perist iw a yang menyangkut kepent ingan umum dan pokok-pokok persoalan yang berasaskan kemanusiaan, keadilan, kesopanan m oral, dan keput usan dari segala pihak. Akan t et api, lanjut Agus Salim, jika disalahgunakan, pers juga bisa menjadi mat a pisau yang merugikan. Bahkan, Agus Salim menyebut ada pihak-pihak yang sudah secara t erbuka menggunakan pers unt uk mempengaruhi dunia dem i kekuasaan dan uang.

C. AGUS SALIM DAN NASIONALISM E