8 M endefiniskan nasionalisme bukanlah hal yang mudah, M ax Weber pun
nyaris  frust rasi  manakala  harus  memberikan  t erminologi  sosiologis  t ent ang makna nasionalisme. Pada sebuah art ikel singkat  yang dit ulis Weber pada 1948,
menunjukkan  adanya  sikap  pesimist is  bahw a  sebuah  t eori  yang  konsist en t ent ang konsepsi nasionalisme dapat  dibangun. Tidak t ersedianya rujukan mapan
yang dapat  dijadikan dasar dan pegangan dalam memahami nasionalisme hanya akan  menghasilkan  persepsi  yang  dangkal.  Bagaimanapun  bent uk  penjelasan
t ent ang  nasionalisme,  baik  it u  dari  dimensi  kekerabat an  biologis,  et nisit as, bahasa,  maupun  nilai-nilai  kult ur,  menurut   Weber,  hanya  akan  berujung  pada
pemahaman yang t idak komprehensif. Kekhaw at iran Weber ini w ajar mengingat komit mennya  t erhadap  epist emologi  modernisme  yang  mencari  penget ahuan
universal.  Termasuk  dua  bapak  ilmu  sosial  Karl  M arx  dan  Emile  Durkheim  pun t idak  menaruh  perhat ian  serius  pada  isu  nasionalisme  w alau  t ent u  saja
pemikiran mereka
banyak mengilhami
penjelasan t ent ang
fenomena nasionalisme Sulfikar Am ir, 2007.
Terminologi polit ik mendefinisikan nasionalisme sebagai prinsip yang mencakup prinsip kebebasan, kesat uan, kesamarat aan, sert a kepribadian selaku
orient asi nilai kehidupan kolekt if suat u kelompok dalam usahanya merealisasikan t ujuan polit ik yakni pembent ukan dan pelest arian negara nasional. Nasionalisme
dalam kont eks Indonesia, sepert i yang dijelaskan Kart odirdjo 1994: 4 pada aw al pergerakan  nasional  dapat   difokuskan  pada  masalah  kesadaran  ident it as,
pembent ukan solidarit as melalui proses int egrasi dan mobilisasi lew at  organisasi.
C. Pers dalam kajian historis
Pers  dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  diart ikan  sebagai  usaha percet akan  dan  penerbit an,  usaha  pengumpulan  dan  penyiaran  berit a,
penyiaran  melalui  surat   kabar,  majalah,  dan  radio,  dan  medium  menyiaran berit a berit a sepert i surat  kabar, majalah, radio, t elevisi, dan film 2008: 1061
9 Sejaraw an  membagi  periode  sejarah  pers  Idonesia  dalam  t iga  babak
pent ing, pert am a  berlangsung sejak koran pert ama t erbit  1744 hinggga 1854, kedua  berlangsung  sejak  1854-1908,  dan  ket iga  adalah  masa  set elahnya.
Perkembangan pers di Indonesia saat  ini t idak bisa lepas dari pengaruh kolonial Agung Dw i Hart ant o   Rhoma Dw i Aria,dkk, 2007, ix
Perkembangan pers erat  kait annya dengan perkembangan mesin cet ak yang  fungsinya  menggandakan  infomasi  unt uk  perluasan  komunikasi.  Set elah
seabad  mesin  cent ak  muncul,  barulah  koran  pert ama  Bat aviashe  Nouvelles muncul  sebagai  koran  t ert ua  di  nusant ara.  Nam un,  koran  yang  didirikan  Jan
Erdman  Jordens  ini  hanya  bert ahan  dua  t ahun  dan  t ut up  pada  7  Juni  1946 Agung  Dw i  Hart ant o     Rhoma  Dw i  Aria,dkk,  2007,  ix.  Penut upannya  karena
adanya kekhaw at irant erhadap  berit a-berit a yang membaw a pandangan liberal yang  t ent u  saja  akan  berpengaruh  t erhadap  kest bilan  polit ik  kolonial  di
nusant ara. Set elah  penjajahan  Inggris  berakhir,  pada  t ahun  1828  t erbit   koran
Bat aviasche Courant . Sejak it u pesebaran koran m eluas dan koran-koran sw ast a
pun  berm unculam.    Babak  ini  dicirikan  dengan  munculnya  koran  put ih,  yait u koran  pemerint ah.  Hal  ini  dilakukan  sebagai  upaya  ont rol  sosial  dan  polit ik
pemerint ah t erhadap masyarakat . Periode babak kedua, pada 1854 munculah kelonggaran t erhadap pers.
Apalagi  set elahnya  munculah  polit ik  et ik  yang  t urut   memberikan  angin kebebasan  t erhadap  pers.    Pada  babak  ini  pengusahaan  pers  t idak  hanya
mut lak pers t erbit an pemerint ah. Pada  masa  inilah  berm unculan  w art aw an  dan  penulis  dari  t enaga-
t enaga pribumi. Pers kemudian mejadi alat  unt uk menyebarkan visi pendidikan, polit ik  dan  bayangan  t erhadap  bangsa  baru  oleh  para  nasionalis  sepert i,
Soekarno, Hat t a, Syarir, Tirt o Adisurjo dan lain-lainnya.
10
BAB III M ETODOLOGI PENELITIAN