Identitas Konseli Permasalahan Gejala yang Tampak Deskripsi masalah Tokoh Pandangan terhadap Manusia Tujuan Teknik

Konseling Individual

10. Identitas Konseli

k. Nama : PHM l. No Induk : 7286 m. Kelas : X-6 n. Sekolah : SMA Negeri 7 Yogyakarta o. Alamat : Jl Wonosari Km 7 Perum Laguna Springs A 5 p. Tanggal lahir : 28 Januari 2001 q. Nama Orangtua : Ayah : Miftachus Syurur Ibu : Yunitri Reaningtyas r. Anak ke - : 3 dari 3 s. Status : anak kandung t. Riwayat penyakit :

11. Permasalahan

Sulit beradaptasi dengan teman satu kelas

12. Gejala yang Tampak

d. Ketika proses bimbinngan klasikal dikelas, konseli terlihat mendominasi dikelas namun teman-teman kelas konseli nampak tidak ada yang respect terhadapnya. e. Konseli mengaku kepada praktikan bahwa konseli tidak memiliki teman di kelas f. Teman-teman konseli terlihat acuh terhadap pendapat yang dilontarkan oleh konseli

13. Deskripsi masalah

PHM memiliki masalah yaitu sulit beradaptasi dengan lingkungan kelasnya. Konseli mengaku tidak memiliki teman dikelas. Konseli terlihat sangat aktif ketika proses bimbingan klasikal dikelas, namun ekspresi teman kelas konseli acuh terhadap pendapat konseli.

14. Tokoh

Sigmund Freud

15. Pandangan terhadap Manusia

a. Manusia sebagai makhluk deterministik suatu tindakan, baik yg menyangkut jasmani maupun rohani, merupakan konsekuensi kejadian sebelumnya dan ada di luar kemauan b. Tingkah laku manusia ditentukan oleh kekuatan irasional, motivasi bawah sadar, dorongan, biologis dan insting . c. Perilaku manusia saat ini ditentukan oleh peristiwa yang terjadi pada masa lalunya. Jadi tidak ada satupun peristiwa terjadi secara kebetulan, semuanya memiliki sebab akibat dari peristiwa yang terjadi.

16. Tujuan

Membentuk kembali struktur karakter individu. Proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa lampau untuk direkonstruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian konseli.

17. Teknik

Teknik yang digunakan adalah teknik Asosialsi bebas dan konfrontasi.

18. Pertemuan pertama