PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI I WAY TENONG KELAS X TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

(2)

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI I WAY TENONG KELAS X

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

FITRI SAWALENA

Penelitian ini membahas persoalan persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran seni tari kelas X SMA Negeri 1 Way tenong, Lampung Barat, tahun pelajaran 2012. Namun, penelitian inipun berupaya mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran dimaksud.

Penelitian ini mengunakan penelitian deskriptif kualitatif. Data persepsi didapat melalui “wawancara kepada tujuh orang siswa”; sedangkan data proses pembelajaran diperoleh melalui proses pembelajaran oleh guru dan aktivitas belajar siswa.

Hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Guru seni tari di SMA N 1 Way tenong telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat sudah memenuhi komponen yang seharusnya ada, namun, pada saat pembelajaran di kelas terkadang guru melupakan aspek motifasi dan pengaitan tujuan dengan pengetahuan yang relevan. Demikian juga dengan aspek evaluasi yang tidak dilakukan secara formal maupun nonformal, khusuanya pada aspek pemantauan.

Menurut siswa yang menjadi narasumber penelitian ini, guru seni tari dimaksud memiliki kompetensi tari diajarkan, prosedur pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru di dalam kelas dianggap kurang menarik. Guru juga dianggap tidak atau kurang memantau kemajuan belajar siswa, penugasan dan evaluasi hasil belajar juga tidak dilaksanakan oleh guru. Guru hanya mengarahkan kepada siswa untuk berlatih dirumah. Tetapi, hasil-hasil latihan tersebut tidak pernah ditagih atau ditanyakan oleh guru.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK ABSTRACT HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN SKRIPSI RIWAYAT HIDUP MOTO PERSEMBAHAN SANWANCANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persepsi ... 5

2.1.1Proses Terjadianya Persepsi ... 6

2.1.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 6

2.2 Variabel Proses Pembelajaran ... 7

2.2.1 Pengertian Proses Pembelajaran ... 7

2.2.2 Tahapan Pembelajaran ... 8

2.3 Seni Tari ... 18

2.3.1 Pengertian Tari Sigeh Penguten ... 20

2.3.2 Sejarah Tari Sigeh Penguten ... 20

2.3.3 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 22

2.3.4 Musik Pengiring Tari SigehPenguten ... 33

2.3.5 Properti Utama ... 33

2.3.6 Busana tari Sigeh Penguten ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 39


(7)

3.6 Keabsahan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 50

4.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri I Way Tenong ... 50

4.1.2 Visi Misi Serta Tujuan SMA Negeri I Way Tenong ... 50

4.1.3 Kondisi Guru dan Karyawan ... 53

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri I Way Tenong ... 54

4.3 Hasil Pembahasan ... 56

4.3.1 Kegiatan Pembelajaran ... 56

4.3.2 Proses Pembelajaran ... 60

4.3.3 Aktivitas Belajar Siswa ... 61

4.3.4 Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Seni Tari ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran-Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam kehidupanya, demikan juga dengan pendidikan seni tari yang dibelajarkan disekolah-sekolah. Pendidikan seni tari mencapai tujuan pendidikan melalui pengenalan terhadap budaya tari dengan penguasan tari-tari lokal ataupun tarian yang ada di Nusantara.

Pendidikan seni merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pasal 7 ayat 7 “Kelompok mata pelajaran estetik pada SD/MI/SDLB/PaketA, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C,SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. Ini berarti mata pelajaran Seni Budaya termasuk dalam muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran Seni Budaya diberikan di sekolah karena keunikan, makna dan manfaatnya terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui


(9)

seni”, dan “belajar tentang seni” . Seni tari merupakan salah satu ruang lingkup dari mata pelajaran Seni Budaya yang mencakup kemampuan kinestetis berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsang bunyi, dan apresiasi terhadap gerak tari (Depdiknas,2006: 5).

Tari sebagai salah satu pernyataan budaya tentu saja tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan masyarakat yang menghasilkannya. Hal ini bisa dikatakan bahwa fungsi sebuah tari dapat dilihat dari konteks yang dibungkus di dalam sebuah pertunjukan tari (Habsary, 2003: 86)

Pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Way Tenong dilaksanakan melalui program pengembangan diri. Tari yang diajarkan yaitu tari Sigeh Penguten. Pembelajaran tari yang dimaksud sebagai salah satu upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Lampung. Melalui pembelajaran tari Sigeh Penguten diharapkan siswa memperoleh pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekpresi, berkreasi, dan berapresiasi. Namun, seni tari bukanlah salah satu-satunya muatan dalam program pengembangan diri itu, Program ini juga menawarkan olah raga, teater, musik, karate, karya ilmiah remaja, rohis, dan sebagainya. Siswa diberikan kebebasan memilih program sesuai dengan minatnya.

Suatu pembelajaran dianggap berhasil jika proses pelaksanaanya bisa mengubah pengetahuan , kemampuan, sikap peserta didiknya kea rah yang lebih positif. Selain itu, indicator keberhasilan pembelajaranpun ditentukan oleh daya tarik mata pelajaran yang termasuk didalamnya adalah tanggapan peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Dalam kaitan itu, peneliti ini difokuskan


(10)

kepada persepsi (tanggapan) siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran seni tari si SMA Negeri 1 Way Tenong tahun pelajaran 2011/2012.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni tari yang ada di SMA Negeri I Way Tenong tahun pelajaran 2011/2012

2. Bagaimana persepsi siswa terhadap pembelajaran seni tari di SMA Negeri I Way Tenong tahun pelajaran 2011/2012

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1. Pelaksananan pembelajaran seni tari di SMA Negeri I Way Tenong tahun

pelajaran 2011/2012.

2. Persepsi siswa terhadap pembelajaran seni tari di SMA Negeri I Way Tenong tahun pelajaran 2011/2012.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis pada bidang studi Seni Budaya khususnya seni tari, sehingga dapat menjadi referensi terutama tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran.


(11)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat secara praktis. Terutama sebagai bahan informasi:

a. Bagi guru agar pelaksanaan pembelajaran yang diselengarakan bisa lebih berkwalitas.

b. Bagi peneliti untuk melakukan kegiatan-kegiatan serupa atau menindaklanjuti dari sudut yang berbeda.


(12)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Persepsi

Rahmat (1994: 51) mengungkapkan bahwa, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsir pesan. Persepsi adalah pemberian makna berdasarkan, stimuli inderawi. Menurut Mar’at(1981: 22), persepsi merupakan suatu pengalaman yang berasal dari komponen kognitifnya, persepsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor: Pengalaman, proses belajar, dan penetahuan. Mirip dengan itu, Efendi (1986: 27), menyatakan bahwa persepsi adalah kesan terhadap pengideraan atas lingkungannya; pengideraan ini dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, dan kebutuhan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu kesan atau tanggapan yang timbul sebagai akibat dari adanya proses mengetahui sesuatu (objek) melalui alat panca inderanya yang kemudian diproyeksikan kebagian-bagian tertentu dalam otak sehingga diperoleh penafsiran tentang objek tersebut.

Menurut Dakir yang dirangkum oleh Noorhardiyanti (2005: 5) ada tiga tahapan persepsi. Ketiga tahapan itu sebagai berikut.


(13)

b. Interprestasi yaitu proses pengorganisasian informasi, sehingga mempunyai arti bagi seseorang.

c. Redaksi yaitu tingkah laku akibat interprestasi. 2.1.1 Proses Terjadinya Persepsi

Setiap individu dalam melakukan suatu persepsi akan melalui suatu proses atau tahapan tertentu. Menurut Rahmat (1994: 50), proses terjadinya persepsi adalah sebagai berikut.

“Objek yang menyentuh alat indera sehingga menimbulkan stimulus, oleh alat penerima atau alat indera stimul ini akan diubah menjadi energi syaraf untuk disampaikan ke otak stimuli akan diproses, sehingga individu dapat memahami dan menafsirkan pesan atau objek yang diterimanya maka pada tahap ini terjadi persepsi”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya persepsi didahului oleh adanya objek yang diterima oleh alat indera, kemudian diproyeksikan ke otak sehingga individu dapat menyadari dan memahami apa yang telah diterimanya. Dengan kata lain, proses terjadinya persepsi mencakup penerimanan stimulus (input) oleh alat indera. Melalui alat indera, objek atau informasi akan diterima dan kemudian akan diundang menjadi impuls-impuls saraf untuk disampaikan ke otak dengan bahasa yang mudah dipahami oleh otak sehingga melalui alat inilah manusia dapat memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Irwanto, dkk. (dalam Noorhardiyanti 2005: 6), persepsi dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.


(14)

a. Perhatian yang selektif, artinya rangsangan (stimulus) yang ahrus ditanggapi tentang individu cukup memuaskan perhatian pada rangsangan tertentu saja. b. Ciri-ciri rangsangan, artinya intensitas rangsangan paling kuat, rangsangan

yang bergerak atau dinamis lebih menarik perhatian untuk diamati.

c. Nilai-nilai kebutuhan, artinya antara individu yang satu dengan individu yang lainnya tidak sama tergantung pada nilai hidup dan kebutuhan.

d. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunia sekitarnya.

Dari laporan tersebur dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pandangan atau tanggapan seseorang terhadap segala sesuatu objek yang diterimanya dan memberikan arti atau gambaran terhadap objek tersebut dengan cara berbeda-beda. Dengan demikain, persepsi mempunyai sifat subjektif karena bergantung pada kemampuan dan keadaan diri masing-masing, sehingga akan memungkinkan peristiwa yang sama akan ditafsirkan berbeda oleh orang yang satu dengan yang lainnya.

2.2 Variabel Proses Pembelajaran 2.2.1 Pengertian Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan salah satu tahapan penting dalam pembelajaran. Proses pembelajaran ditempuh melalui prosedur yang sistematis dan sistemik. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa atau siswa dengan siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001).


(15)

Pelaksanaan proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran (Winarno Surachmad, 1983: 257). Sedangkan menurut Roy. R Lefrancois seperti dikutip oleh Dimayati Mahmud (1989: 23), pelaksanaan pengajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mecapai tujuan pengajaran.

Di dalam proses pembelajaran dibutuhkan strategi-strategi yang baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

2.2.2 Tahapan pembelajaran

Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dalam prosesnya pengelolaan tersebut harus diarahkan hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam pembentukan kemampuan siswa. Oleh karena itu, kegiatan belajar selain dikembangkan secara sistematis, efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternatif untuk menumbuh kembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar.


(16)

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam iteraksi itu peserta didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan anak didik tentu mencakup kegiatan fisik dan mental, individu dan kelompok. Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua peserta didikdengan guru, antara peserta didik dengan peserta didik, perseta didik dengan dirinya sendidri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama (Fathurrohman,2011: 14-15). Dalam kerangka guru melaksanakan pembelajaran dibutuhkan pendekatan, strategi, metode, teknik dan medi. Selain itu guru adalah desainer/perancang pembelajaran sekaligus sebagai pengelola/pelaksana pembelajaran, guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun desain pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan alat untuk membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efesien (Rohani 2004: 69)

Pembelajaran akan berlangsung efektif apabila terjadi interaksi antara guru dan siswa. Pada pembelajaran guru bukanlah titik fokus dalam pembelajaran tersebut, melainkan siswa harus ikut berperan aktif dalam pembelajaran tersebut. Maka dalam pembelajaran juga terdapat aktivitas belajar siswa.

Menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2011: 101) aktivitas belajar digolongkan menjadi beberapa klasifikasi berikut ini:

1. Visual Activities, yang termasuk didalam misalnya, membaca, memerhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.


(17)

2. Oral Activities, seperti, menyatakan merumuskan, bertanya memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: urayan, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Wtiting Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket menyalin

5.Drawing Activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diangram. 6.Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan,

membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional Activities, seperti misalnya, menaruh niat,merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan ativitas belajar siswa yang diungkapkan dalam buku Sardiman di atas Ativitas belajar yang dilakukan siswa pada pembelajaran tari Sigeh Penguten kelas X semester 1 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Way Tenong dalam penelitian ini bertautan dengan hal berikut ini.

1. Visual activities, yaitu melihat. Dalam hal ini siswa terlihat dari pandangan mata siswabahwa memrhatikan guru pada saat pembelajaran tari sigeh penguten di dalam kelas.


(18)

2. Listening activities, yaitu mendengarkan. Dala, hal ini siswa terlihat dalam dan mendengarkan guru pada saat pembelajaran tari sigeh penguten di dalam kelas.

3. Motor activities, yaitu percobaan. Dalam hal ini siswa melakukan percobaan dengan gerakan tubuh atau mencoba menari sesuai dengan motif gerak yang diperagakan oleh guru pada saat pembelajaran tari sigeh penguten bersama guru di dalam kelas.

4. Emotational activities, yaitu gembira dan semangat. Dalam hal ini siswa terlihat gembira dan semangat dalam pembelajaran tari sigeh penguten di dalam kelas. Ekspresi gembira dapat terlihat dari cara siswa yang tertawa riang pada saat pembelajaran dan siswa bersemangat dapat terlihat dari gerakan yang dilakukan oleh siswa tidak bermalas-malasan.

1. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran

Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering pula disebut dengan pra-instruksional. Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Untuk memahami tentang kegiatan dan prosedur dalam kegiatan awal pembelajaran, di bawah ini akan diuraikan tentang kegiatan tersebut.

a. Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran

Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus


(19)

dimulai dari tahap pendahuluan atau awal pembelajaran. Upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik di antaranya: Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik. Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku bahkan takut. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat kreativitas siswa.

Guru mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa dapat dilakukan dengan cara siswa yang hadir disuruh menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan mengapa yang bersangkutan tidak hadir? dan seterusnya.

Menciptakan kesiapan belajar siswa, kesiapan (readinees) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat dalam belajar siswa, khususnya dalam awal pembelajaran, alternatif yang perlu dilakukan guru di antaranya:

a. membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar;

b. menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar;


(20)

d. mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal pembelajaran;

e. menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menarik perhatian siswa;

f. menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.

Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis. Pada hakikatnya suasana belajar yang demokratis dapat dikondisikan melalui pendekatan proses belajar CBSA (Cara Belajar Siswa aktif). Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide- ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performace). Suasana belajar yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran, guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.

b. Melaksanakan Kegiatan Apersepsi

Penilaian awal atau pre tes tujuannya adalah untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Kemampuan awal tersebut sebagai dasar untuk kelanjutan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam kegiatan apersepsi di antaranya.

• mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.


(21)

• memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.

• membangkitkan motivasi dan perhatian siswa

2. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran

Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar.

Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Langkah kegiatan inti yang perlu dilakukan dalam pembelajaran secara sistematis sebagai berikut:

Memberitahukan tujuan atau garis besar materi dan kemampuanyang akan dipelajari. Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran, adalah memberitahukan tujuan atau garis besar materi dan kemampuan apa yang akan dipelajari siswa. Sehingga siswa menyadari dan mengetahui apa yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan tersebut.

Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari topik-topik maupun


(22)

kemampuan tersebut. Efektivitas dan efisiensi belajar sangat dipengaruhi oleh teknik belajar yang digunakan siswa.

Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran. Pembahasan atau penyampaian materi pelajaran harus mengutamakan aktivitas siswa, sehingga dalam prosesnya guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena melalui kegiatan ini akan terjadi suatu proses perubahan tingkah laku, dari tidak memahami menjadi memahami, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak mampu menjadi mampu dan dari tidak terampil menjadi terampil.

c. Menyimpulkan Pelajaran.

Menyimpulkan pelajaran dirumuskan oleh siswa di bawah bimbingan guru. Langkah ini dalam prosesnya sebagai teknik untuk penguatan terhadap hasil belajar siswa secara menyeluruh. Kriteria yang harus diperhatikan dalam menyimpulkan pelajaran di antaranya sebagai berikut.

a. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar. b. Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami oleh siswa. c. Kesimpulan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.

d. Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

3. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada


(23)

proses dan hasil belajar siswa. Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru di antaranya.

1) Menilai hasil proses belajar mengajar.

2) Memberikan tugas/latihan yang dikerjakan di luar jam pelajaran. 3) Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.

4) Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang dapat di lakukan siswa di luar jam pelajaran.

5) Berdasarkan hasil penilaian belajar siswa, kemununtuk mgkinan siswa harus diberikan program pembelajaran secara perorangan atau kelompok elaksanakan program pengayaan dan atau perbaikan yang dilakukan di luar jam pelajaran. Kegiatan akhir dan tindak lanjut harus dilakukan secara sistematis dan fleksibel, sehingga dalam prosesnya akan dapat menunjang optimalisasi hasil belajar siswa. Prosedur kegiatan yang perlu ditempuh, setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti dalam pembelajaran, serta setelah menyimpulkan pelajaran, maka langkah selanjutnya yang harus dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut:

Melaksanakan Penilaian Akhir, penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (postest), tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Teknik lain yang dapat digunakan adalah secara tertulis yang dikerjakan oleh siswa di rumah, kecuali kalau waktunya memungkinkan dapat dilaksanakan di sekolah.


(24)

a. Mengkaji Hasil Penilaian Akhir

Setelah melaksanakan kegiatan penilain guru harus mengkaji apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran?/Apakah tingkat ketercapaian siswa dalam kelas/individu terhadap tujuan pembelajaran sudah mencapai pada batas/tingkatan (persentase) minimal? Apabila penilaian dilaksanakan secara lisan, maka dalam tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam menganalisis/mengidentifikasi hasil belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.

b. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran.

Kegiatan tidak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar jam pelajaran, sebab kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Tindak lanjut pembelajaran esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Untuk itu, marilah kita mengiingat kembali tentang kegiatan belajar perseorangan yang berkenaan dengan pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remidial). Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan di antaranya.

• memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah; • menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa; • menugaskan pada siswa untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran; dan


(25)

c. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

Dalam kegiatan akhir/tindak lanjut pembelajaran di antaranya guru harus mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran. Dengan harapan siswa tersebut akan mempelajari terlebih dahulu sebelum dibahas/dipelajari di sekolah.

d. Menutup Kegiatan Pembelajaran

Setelah guru mengganggap kegiatan akhir selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka langkah selanjutnya guru harus menutup pelajaran. Apabila jam pelajarannya yang paling akhir, maka harus dibiasakan siswa menutup dengan berdoa.

2.3 Seni Tari

Tari sebagai bentuk seni tidak hanya sebagai ungkapan gerak. Tetapi telah membawa nilai rasa irama yang mampu memberikan sentuhan rasa estetis. Seni merupakan aktivitas khusus bukan sekedar ungkapan gerak yang emosional atau mengungkapakan perasaan dalam wujud gerak tanpa arah dan tujuan atau hanya menyalurkan kelebihan energi.

Kehadiran tari bermula dari rangsangan (stimulus)yang mempengaruhi organ kinetik manusia. Dengan tujuan tertentu lahir sedagai sebuah perwujudan pola-pola gerak yang bersifat konstruktif. Tari merupakan bentuk seni yang mempuyai kaitan erat dengan konsep dan proses koreografis yang bersifat kreatif (Hidayat, 2005: 1-2).


(26)

Seni tari dapat didekripsikan sebagai berikut:

Tari adalah susunan gerak beraturan yang sengaja dirancang untuk mencapai kesan tertentu atau mentuk upaya yang mewujudkan keindahan susunan gerak dan irama yang dibentuk dalam satuan-satuan komposisi Edy Sedyawati (dalam Hidayat, 2005: 2). Tari adalah keindahan gerak badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa atau keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak berirama, dan berjiwa harmonis (Kussudiardjo dalam Hidayat, 2005: 4). Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah (Soedarsono, 1978: 3) tari adalah gerak-gerak tubuh dan anggota-anggotanya yang diatur sedemikian rupa sehingga berirama (Verkuyl dalam Hidayat, 2005: 2). Tari adalah sebuah bentuk seni yang independen. Tari bisa ada tanpa musik, pengiring, dekor atau peralatan pentas (Furqon, 2005: 15).

Seni Tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (Hadi, 2007:13) tari dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah tari pendidikan atau the education dance yakni merupakan pendekatan baru dalam dunia tari di sekolah-sekolah umum. Pendekatan baru ini bukan bentuk suatu tarian baru tetapi suatu konsep atau pandangan edukatif terhadap tari serta bidang seni lainnya. Perkembangannya dirintis di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Adapun Yulianti Parani ialah seorang dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang mengenalkan tari pendidikan pada tahun 1084, mengartikan bahwa tari pendidikan berasal dari bahasa Inggris yaitu educational dance. Tari pendidikan merupakan inovasi baru dalam praktik pendidikan seni. Sejalan dengan perkembangan tersebut semakin tampak keragaman fungsi tari dalam kehidupan


(27)

masyarakat. Tari tidak hanya berfungsi sebagai hiburan atau sarana pertunjukan, tetapi tari juga berfungsi sebagai media pendidikan. Tari menjadi media untuk mendidik siswa, mengembangkan kreatifitas dan sensitifitas, di mana dalam kegiatan intruksionalnya sangat memperhatikan perkembangan kemampuan siswa yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2.3.1 Pengertian TariSigeh Penguten

Tari sigeh penguten berasal dari daerah Lampung merupakan salah satu tari pelengkap ritual. Tari ini memunyai fungsi sebagai tari pembuka, ucapan selamat datang, dan terima kasih dari tuan rumah kepada tamu yang hadir pada acara yang diselenggarakannya. Tari sigeh penguten merupakan tari kelompok putri yang penarinya berjumlah ganjil (5, 7, 9 dan seterusnya). Selain jumlah penari, ada aspek lain yang menjadi ciri utama tari ini yang tidak terdapat pada tari-tari tradisi lainnya yang ada di daerah Lampung yaitu properti tepak. Tepak adalah kotak berwarna keemasan yang dibawa oleh salah seorang penari yang posisinya berada paling depan. Properti ini berisi daun sirih yang akan diberikan pada salah seorang tamu yang dianggap mewakili seluruh tamu yang hadir. Salah satu acara yang sering menampilkan tari sigeh penguten adalah resepsi perkawinan dan penyambutan tamu-tamu agung yang datang ke daerah Lampung.

2.3.2 Sejarah TariSigeh Penguten

Tari sigeh penguten memiliki berbagai versi mengenai asal-usulnya. Hilman Hadikusuma dalam sebuah buku yang berjudul Masyarakat dan Adat Istiadat Lampung mengatakan, bahwa tarian ini dipengaruhi oleh tarigendhing sriwijaya


(28)

yang berasal dari Sumatera Selatan. Sumatera Selatan dahulu merupakan tempat berdirinya sebuah kerajaan yaituSriwijaya.

Pendapat lain mengatakan, bahwa tari ini diilhami oleh tari yang bernama tari tepak yang berasal dari Mesuji Wiralaga. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara provinsi Lampung, berbatasan dengan provinsi Sumatera Selatan. Pada saat itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirah yang bernama Pangeran Muhammad Ali. Di wilayah ini terdapat tari penyambutan yang disebut tari tepak. Tari tepak ini konon yang menarikan adalah keluarga-keluarga dari Pangeran Muhammad Ali. Penyajian tari ini diselenggarakan pada upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang pesirah, dan penyambutan tamu. Tari tepak ini kemudian dikenal sebagai tari sembah (sigeh penguten). Sebelum mengalami pembakuan, penyajian tari ini belum begitu menampakan ciri khas daerah Lampung. Tahun 1989 diadakan pertemuan seluruh ketua adat yang ada di daerah Lampung. Pertemuan yang dilaksanakan di Gedung Wanita di daerah Durian Payung Bandar Lampung ini bertujuan untuk membentuk identitas budaya masyarakat Lampung. Saat itu tari sigeh penguten sudah ada, namun baik kostum dan iringannya belum diseragamkan.

Pertemuan tersebut akhirnya mencapai kesepakatan, bahwa tari sigeh penguten merupakan identitas budaya masyarakat Lampung. Kesepakatan lain yang dicapai adalah mengenai kostum yaitu baju kurung berwarna putih. Kain tapis sebagai salah satu ciri daerah Lampung tetap digunakan. Properti utama yang digunakan adalah sigeh (sirih) dan penguten (tepak). Hal ini menunjukkan bahwa budaya menginang di kalangan masyarakat Lampung sangat kental.


(29)

Gerak-gerak yang ada pada tari sigeh penguten kemudian dibakukan dengan tidak menghilangkan gerak-gerak sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan bentuk agar tidak ada perbedaan apabila seseorang melihat tari sigeh penguten di wilayah satu dan yang lainnya di Provinsi Lampung.

2.3.3 Ragam Gerak TariSigeh Penguten

Gambar2.1Fose Gerakan Lapah Tebeng Pada Hitungan 1, 2, 3, dan 4

Lapah Tebeng merupakan gerak

berpindah tempat. Jari tangan kanan ada di atas tangan kiri, posisi kedua tangan ada di depan dada, ujung jari tengah menempel dengan ibu jari. Gerak ini dipakai pada saat memasuki dan keluar area pertunjukan. Iringan yang dipakai untuk mengiringi penari masuk dan keluar area pentas memiliki tempo yang cepat atau disebut gupek.


(30)

Gambar 2.2 Fose GerakSelunag Mudik Pada Hitungan 2 x 8

Seluang Mudik merupakan gerak transisi dari posisi berdiri menuju posisi level rendah yaitu sikap jong simpuh. Pada saat penari melakukan gerak ini iringan terdengar lirih.


(31)

Gambar 2.3 Fose GerakMerunduk Pada Hitungan 1x4

Gambar 2.4 Fose RagamGerak Jong Simpuh

Pada Hitungan 1x4

Gambar 2.5 Fose Ragam Gerak Jong Silo Ratu

Pada Hitungan 1x8

Gambar 2.6 Fose Ragam Gerak Jong Sembah


(32)

Gambar 2.7 Fose ProsesSamber MelayangLevel Rendah Pada Hitungan 1x8

Gambar 2.8 Fose ProsesSamber MelayangLevel Tinggi Pada Hitungan 1x8


(33)

Gambar 2.9Fose Ragam gerakNgerujung( kanan dan kiri) level rendah Pada Hitungan 2x8


(34)

Gambar 2.10Fose Ragam gerakngetir Pada Hitungan 1x8

Gambar 2.11Fose Ragam gerakMakurancang Pada Hitungan 1x8


(35)

Gambar 2.12Fose GerakanGubuh gakhang Pada Hitungan 1x8

Gubuh Garang adalah gerakan maju ke depan, tetapi dilakukan secara perlahan, posisi kaki mendak, arah hadap srong kanan dan kiri, posisi tangan menengadah berada di depan dada, kemudian diturunkan berada di samping pinggang.


(36)

Pada Hitungan 1x8

Ngiyau Biyasadalah gerakan yang dilakukan dengan memutar bagian pergelangan tangan, posisi badan mengadap ke kanan kemudian ke kiri. Gerakan ini menyerupai orang yang sedang mencuci beras

Gambar 2.14Fose GerakanNgerujunglevel tinggi Pada Hitungan 1x8

Ngerujung adalah gerakan yang dilakukan pada pergelangan tangan. Gerakan pertama dilakukan dengan cepat.Sedangkan gerakan kedua dilakukan dengan lambat dan diikuti gerak kepala menghadap ke atas tangan kanan, kemudian ke bawah tangan kiri Ngerujung level tinggi dilakukan dengan posisi berdiri namun posisi kaki mendak.


(37)

Gambar 2.15 Fose GerakSabung melayang Pada hitungan 2x8

Gambar 2.16Fose Ragam gerakMempam Biyas Pada Hitungan 1x8

Mempam Biyas adalah gerakan berpindah tempat, membentuk posisi berhadap-hadapan.


(38)

Gambar 2.17Fose Gerakan Ragam gerakBelah Huwi Pada hitungan 1x8

Belah Huwi adalah gerak pergelangan tangan yang dilakukan ke arah dalam dengan meluruskan kedua tangan di depan dada.

Gambar 2.18FoseRagam gerak Tolak tebeng


(39)

Pada Hitungan 2x8

Tolak Tebeng dilakukan dengan teknik ngegiser sambil berpindah tempat ke sisi kanan dan kiri.Arah posisi tangan dengan gerakan kaki berlawanan. Gerakan ini digunakan untuk bertukar posisi antara penari yang sejajar dengannya.

Gambar 2.19Fose Ragam gerakLipetto Pada Hitungan 2x8

Gerakan Lipetto menyerupai gerakan berputar namun tidak sekaligus, bertahap dari pojok kanan kemudian pojok kiri dan di sertai dengan gerakan pergelangan tangan(ukel).


(40)

Gambar 2.20Fose Ragam gerakNgerujunglevel sedang Pada Hitungan 1x8

1. Musik Pengiring TariSigeh Penguten

1. Nama alat musik: Seperangakat Talo balak (Kulintang);

2. Nama tabuhan: Gupek dan tari. Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tari adalah iringan yang memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari.

2. Properti Utama a. Tepak

Tepak adalah kotak terbuat dari kuningan, digunakan sebagai tempat meletakkan daun sirih dan perlengkapan untuk menginang. Tari sigeh penguten sebagai gambaran sistem sosial dan budaya masyarakat Lampung sistem sosial berkenaan dengan lingkungan sosial, yang muncul akibat adanya hubungan yang kompleks antara manusia dan manusia lainnya. Sistem budaya atau sistem kultur merupakan


(41)

abstraksi dari sistem sosial. Sebagai sistem sosial, pada tari sigeh penguten banyak ditemui gerak menyembah dan merunduk sebagai bentuk tuan rumah menghormati tamu yang datang.

b. Daun Sirih

Daun sirih sebagai simbol penyangga kebudayaan. Kebudayaan lain yang terdapat pada tari sigeh penguten adalah sistem kepercayaan yang ada di masyarakat Lampung. Daun sirih dipercaya sebagai penolak bala oleh masyarakat setempat. Hal ini biasa dihubungkan dengan keberadaan daun sirih pada tari sigeh penguten yang disajikan pada awal acara. Dengan kata lain, bahwa makna dibalik sajian tarian ini dimaksudkan agar acara tersebut lancar hingga selesai.

2.3.6 Busana TariSigeh Penguten.

Busana tari Sigeh Penguten meliputi, pakaian yang dikenakan untuk badan dan perhiasan yang digunakan pada bagian kepala dan tangan.

a. Aksesoris yang dikenakan untuk kepala

Adapun aksesoris yang digunakan pada bagian kepala yaitu, terdiri dari: siger, gaharu kembang goyang, subang giwir (anting), peneken. Siger merupakan mahkota yang dipakai di kepala. Bentuk siger adalah seperti tanduk , terbuat dari lembaran kuningan yang ditatah hias bertitik-titik rangkaian bunga.

Gaharu kembang goyang adalah aksesoris yang dipakai pada bagian kepala, dipasang dibelakang siger, berupa mahkota kecil dan diatasnya dipasang hiasan bunga-bunga kecil. Kemudian cara memakainya ditusukkan diatas sanggul atau


(42)

rambut. Sanggul adalah rambut wanita yang terbuat dari rambut yang dililit dengan rambut tambahan dan di sanggul dengan dengan rajutan benang hitam halus. Sebelum memakai sanggul rambut penari diikat dibentuk seperti gelungan, setelah itu sanggul direkatkan dengan rambut menggunakan jepit lidi, agar sanggul benar-benar menempel dengan rambut, tidak mudah terlepas.

Roncekembang melati atau kembang melur, untaian bunga melati yang dikenakan pada rambut dibagian atas sanggul (menutupi sanggul), yang melambangkan kesucian seorang wanita (Kherustika,dkk, 2004:35). Untaian bunga melati direkatkan pada sanggul dengan menggunakan jepit lidi.

Subang giwir (anting), Perhiasan anting-anting yang digantung pada anak daun telinga, terbuat kuningan dan berbentuk pipih dan oada bagian bawah terdapat umbai-umbai. Anting-anting dikenakan dengan cara ditusukan pada ujung daun telinga bagian bawah. Peneken adalah perhiasan yang dikenakan melingkar sepanjang dahi sebelum memakai siger. Bentuknya empat persegi panjang kedua ujung meruncing terbuat dari kain bludru berwarna merah, bagian muka ditempel ragam hias dari kuningan dan permata berbentuk bulat setengah lingkaran dan bunga (Kherustika; 2004:34).

b. Pakaian dan Aksesoris yang Dikenakan untuk Badan

Adapun pakaian dan aksesoris yang dikenakan pada bagian badan, yaitu terdiri dari: tapis pucuk rebung, baju kurung, bebe, selendang tapis, bulu srttei, kalung buah jukum, kalung papan jajar, gelang burung, gelang kano, gelang bibit, dan tanggai.


(43)

Kaintapissering dipakai masyarakat Lampung untuk menghadiri upacara-upacara adat. Kain ini merupakan kain tenun yang salah satu bahan utamanya adalah benang warna emas. Pada umumnya yang dipakai pada tari sigeh penguten kain tapis berwarna dasar merah dan hitam. Kain tapis dipakai untuk menutup tubuh bagian bawah yaitu dari pinggang diatas tumit kaki.

Baju kurung adalah pakaian wanita yang dibuat dari bahan tipis atau sutera. Pada tepi baju bagian muka dan bawah atau lengan adakalanya dihiasi dengan rajutan renda halus. Baju kurung digunakan penari pada bagian atas tubuh. Baju kurung yang digunakan penari saat ini banyak yang diperbaharui, ada yang tanpa lengan, ada juga yang memakai baju kurung lengan panjang.

Bebe terbuat dari sulaman kain satin sutra putih dan benang sutra putih dan benang sutra yang banyak menyerupai tali kemudian dijahit. Bentuk bebe menyerupai bunga teratai. Bebe dipakai dengan cara direkatkan pada bagian bahu di atas gelang burung.

Selendang tapis berbentuk persegi panjang, cara membuat ditenun dengan menggunakan benang berwarna emas. Motif yang dibuat menyerupai motif yanga da pada kain tapis. Cara memakainya dikalungkan kebahu, selendang ditarik lebih panjang kearah bahu sebelah kanan. Pada bahu sebelah kiri selendang diletakkanlebih pendek, kemudian dilingkarkan sampai kebelakang bahu, lalu direkatkan dengan baju agar selendang tidak mudah bergeser pada saat menari. Bulu serettei/Pending, ikat pinggang wanita yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Di bagian luarnya dijaitkan/ditempel kuningan yang berbentuk ragam hias bunga dan bertatahkan hiasan berupa bulatan kecil-kecil


(44)

yang melingkar (Kherustika; 2004:35). Pada kedua ujung bulu serttei ditambahkan kain kecil dibentuk seperti tali, agar penari lebih mudah menggunakan dengan cara diikat di belakang pinggang.

Buah jukum adalah sejenis buah-buah kecil yang bundar dan beralaskan kain, berbentuk bunga yang dirangkai dengan benang menjadi sebuah kalung panjang. Biasanya dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang. Buah-buah kecil itu dibuat dari bahan kuningan (Kherustika,dkk, 2004:32).

Warna emas banyak ditemukan pada aksesoris, karenawarna tersebut menggambarkan bahwa Lampung mempunyai kekayaan yang melimpah baik dari hasil bumi ataupun kandungan mineral yang ada di dalam tanah dan pasa umumnya Sumatera disebutkan sebagai Swarna Bhumi (Kherustika,dkk, 2004:32). Hal ini dapat dibuktikan dengan pakaian pengantin di daerah Sumatera yang sangat megah dan gemerlap, demikian juga untuk daerah Lampung termasuk pada kostum tari sigeh penguten, berbagai jenis kalung yang tersusun dileher dan berbagi perlengkapan yang disandang di dada, bahu ataupun pinggang mempunyai makna bahwa manusia bertindak harus menuntut aturan sesuai dengan tatanan kehidupan.

Kalung papan jajar merupakan kalung yang digantungkan di leher berbentuk perahu bersusun, yang disusun ke bawah berjumlah 3 buah dengan ukuran yang berbeda (Kherustika,dkk, 2004:31). Kalung papan jajar berfungsi untuk memperindah bagian leher. Makna yang terkandung adalah merupakan symbol dari kehidupan yang akan mereka arungi dan dilanjutkan secara turun termurun.


(45)

Gelang burung, dibuat dari bahan kuningan, bentuk gelang pipih, bagian atas agak lebar dan ditempel burung garuda sedang terbang. Dan dirangkai kain pengikatnya dan diikatkan pada lengan kanan kiri atas di bawah bahu (Kherustika,dkk, 2004:32)

Gelang kano, gelang lengan yang dikenakan pada lengan atas dan pergelangan tangan, terbuat dari bahankuningan yang berukir-ukir. Bentuknya bulat dan lebih besar dari gelang biasa (Kherustika,dkk, 2004:33). Makna simbolis gelang kano adalah dapat membatasai perbuatan dan berusaha selalu berbuat baik.

Gelang bibit, bentuk bulat pipih diberi ragam hias. Gelang bibit dipakai di lengan kanan dan kiri di bawah gelang kano atau dipergelangan tangan (Kherustika,dkk, 2004:33).

Tanggai yang berjumlah 10 buah adalah properti yang dikenakan pada jari tangan. Tanggai berfungsi untuk memperindah jari tangan. Cara memakainya dimasukan pada masing-masing jari tangan satu persatu.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif karena gejala-gejala informasi atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian yang berlangsung secara naturalistik dengan kata lain, yang menunjukkan pelaksanaan penelitian ini terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi, baik keadaan maupun kondisinya. Dilihat dari tujuan penelitian ini tergolong deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Hal yang di deskripsikan ialah persepsi siswa terhadap pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Way Tenong

Ditinjau dari pentingnya penelitian ini terkategori penelitian lapangan. Metode lapangan merupakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan di tempat atau lokasi di lapangan. Penelitian dilakukan secara langsung dan alamiah sebab objek hanya bermakna secara kontekstual. Jadi, makna bersifat tidak tetap, berubah-ubah sesuai dengan tanggapan masyarakat, peneliti khususnya.


(47)

3.2Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran seni tari di Sekolah SMA Negeri 1 Way Tenong dan 7 orang siswa perempuan yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten kelas X tahun pelajaran 2012.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Instrumen inti penelitian ini adalah peneliti. Untuk menghimpun data, peneliti menggunakan teknik wawancara dan lembar pengamatan yang dilengkapi dengan pelaksanaan. Hal yang akan diwawancarai adalah persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran tari di SMA Negeri 1 Way Tenong. Aspek pelaksaan pembelajaran yang dimintai tanggapan berupa a) kegiatan awal yakni pengondisian kelas, penyampaian tujuan, dan apersepsi (menautkan dengan hal yang relevan atau melacak pengetahuan/kemampuan awal); b) kegiatan inti meliputi metode-metode pembelajaran, strategi pembelajaran, pemanfaatan fasilitas, atau hal-hal yang berperan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. c) kegiatan akhir berupa penyimpulan materi, refleksi dan tindak lanjut (pemberian tugas). Dengan demikian, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Panduan Observasi

Lembar observasi digunakan peneliti pada saat observasi, berisi kisi-kisi yang akan diamati. Agar data-data yang diperoleh lebih otentik, maka peneliti melakukan pencatatan atas apa yang dilihat secara langsung atau dari hasil pengamatan langsung.


(48)

2. Panduan Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung yang berupa informasi tentang persepsi siswa terhadap pembelajaran seni tari yang ada di SMA Negeri I Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.

3. Panduan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 349). Dalam penelitian ini dokementasi digunakan untuk memperoleh data tambahan atau data perbandingan, berupa dokumentasi laporan maupun rekaman suara. Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempat meneliti, juga bagaimana pembelajaran seni tari dan persepsi siswa terhadap pembelajaran seni tari kelas X di SMA Negeri I Way Tenong Lampung Barat.

2.3 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini peneliti sebagai instrumen penelitian, penelitian adalah “key instrument” atau alat penelitian umum. Penelitian itu sendiri yang mengumpulkan data, peneliti menggunakan panduan observasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi, dan catatan harian. Dalam pengumpulan data, alat yang digunakan antara lain: alat tulis, laptop, handphone, dan kamera foto.


(49)

4. Panduan Observasi

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian berisi tentang kiri-kiri tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Catatan yang dibuat dalam penelitian ini berisi tentang apa yang dilihat dari hasil pengamatan secara langsung.

1. Panduan Penilaian

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Proses Pembelajaran Oleh Guru

No Aspek

Pelaksanaan Iya Tidak I KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. melakukan kegiatan apersepsi II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3. menujukan penguasaan materi pembelajaran 4. mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan

5. menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan 6. mangaitkan materi dengan realitas kehidupan B Pendekatan/Stategi Pembelajaran

7. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8. melaksanakan pembelajaran secara rutut 9. menguasai kelas

10.melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11.melaksanakn pembelajaran yang memungkinkan tubuhnya kebiasaan yang positif

12.melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan


(50)

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran

13.menggunakan media secara efektif dan efesien

14.menghasilkan pesan yang menarik

15.melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara

Keterlibatan Siswa

16.menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

17.menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa

18.menumbuhkan kerja sama dan atusiasme siswa dalam belajar

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19.memantau kemajuan belajar selama proses 20.melakukan penilaian ahir sesuai dengan

kompetensi (tujuan) F Penggunaan Bahasa

21.menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas dan baik dan benar

22.menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

III KEGIATAN AKHIR PEMBELAJARAN

23.melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

24.melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, tugas sebagai bagian remedial/pengayaan


(51)

3.2Intrumen Penilaian Aktivitas Belajar siswa N

o Aspek Indikator Skor

Skor Maksimum 1 Visual

Activities

Semua siswa memerhatikan guru pada saat proses pembelajaran

3 3

Siswa tidak memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran 1-4

2 Siswa tidak memperhatikan guru

pada saat proses pembelajaran >4

1 2 Listening

Activities

Semua siswa mendengarkan guru pada saat proses pembelajaran tari

3 3

Siswa tidak mendengarkan guru pada saat proses pembelajaran tari 1-4

2 Siswa tidak mendengarkan guru pada saat proses pembelajaran tari >4

1 3 Motor

Activities

Semua siswa melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten pada saat proses pembelajaran tari

3 3

Siswa tidak melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten pada saat proses pembelajaran tari 1-4

2

Siswa tidak melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten pada saat proses pembelajaran tari >4

1

4 Emotion al

Activities

Semua siswa melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten dengan gembira dan semangat pada saat proses pembelajaran tari

3 3

Siswa yang tidak gembira dan semangat pada saat proses pembelajaran tari 1>4

2

Siswa yang tidak gembira dan semangat pada saat proses pembelajaran tari >4


(52)

Tabel: 3.3. Penentuan Patokan Dengan Perhitungan Presentase untuk Skala Tiga Interval Presentase

Tingkat Penguasaan

Keterangan

75%-100% Baik

50%-74% Cukup

0%-49% Kurang

(Nurgiantoro, 2001)

Skor yang diperoleh setalah itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai berdasarkan aspek yang dijadikan indikator. Skor maksimal yang didapat dari aspek tersebut diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Pedoman pemberian skor pada penelitian ini adalah: Skor perolehan

Skor = X Skor Ideal 100%

Skor maksimum 5. Panduan wawancara

Tujuna wawancara dalam peneliti ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanana pembelajaran seni tari di SMA Negeri I Way Tenong Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara

Aspek Indikator Pertanyaan

1. Persepsi siswa terhadap pelaksaan pembelajar an seni tari

1. Kegiatan Awal 2. Apakah guru mengondisikan kelas dengan kondusip sebelum memulai pembelajaran?

3. Sebelum mengawali pembelajaran apakah guru memberi tahu

Kompetensi Dasar yang akan dicapai?


(53)

2. Kegiatan Inti

4. Sebelum guru mengawali pembelajaran, apakah guru memberikan motivasi belajar? Seperti mengungkapkan manfaat materi yang akan dipelajari?

6. Coba anda ceritakan kegiatan-kegiatan (inti) pembelajaran tari di kelas anda?

7. Manakah kegiatan yang lebih banyak digunakan untuk menjelaskan tentang tari (siswa mendengarkan) atau guru melatih (siswa menari)?

8. Apakah kegiatan-kegiatan pembelajaran itu bisa membantu anda (siswa) untuk menguasai tarian (yang dipelajari) secara cepat?

9. Menurut anda, apakah guru menguasai materi dan trampil menarikan tari yang dipelajari itu? 10.Apakah anda menyenangi

pembelajaran menari tersebut? Kenapa?

11.Ketika belajar menari, apakah guru memberi contoh gerakan? Coba anda ungkapkan salah satu proses pemberian contoh yang dilakukan oleh guru?

12.Dalam praktik menari apakah guru membagi anda secara

berkelompok?

13.Bagaimana cara guru membagi Kelompok?

14.Ketika salah satu teman anda atau anda mengalami kesulitan belajar, apakah guru siap sedia membantu anda? Kalau diluar sekolah?

15.Selain berlatih di sekolah, apakah guru meminta anda berlatih dirumah? Belajar sendiri? Dimana? 16.Apakah guru selalu mengecek dan selalu memastikan para siswa sudah menguasai hal yang


(54)

3. Kegiatan Akhir

disampaikan/ dilatihkan?

17.Bagaimana hubungan siswa dengan guru? Seperti teman antara guru dan siswa (akrab atau kurang akrab)?

18.Diahir pembelajaran, apakah guru menyempatkan diri untuk

menyimpulkan hasil belajar? Kesimpulan hasil belajar itu

disampaikan oleh guru sendiri, atau bersama-sama dengan siswa? 19.Apakah guru meminta para siswa

untuk mengingat kembali hal yang dipelajari dan meminta siswa untuk mengungkapkan (lisan/tulisan) hal yang belum siswa kuasai?

20.Menurut anda apakah tugas-tugas yang diberikan oleh guru itu relevan dan menunjang pencapaian tunjuan pembelajaran?

3. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan peneliti dalam mengumpulkan dokumen-dokumen catatan resmi dan catatan harian. Alat bantu yang digunakan adalah alat perekam suara. Catatan harian digunakan peneliti dalam mengumpulkan data-data secara runtun pada saat wawancara. Catatan harian ini selalu dibawa saat melakukan penelitian dan untuk menulis data-data lengkap sehingga tidak ada data yang terlewatkan. Alat bantu yang digunakan adalah buku dan alat tulis. 3.5 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadap pembelajaran seni tari di


(55)

SMA Negeri I Way Tenong kelas X Tahun Pelajaran 2011/2012. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

Menurut Sugiyono dalam penelitian pendidikan (2010:337-346) aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Laangkah-langkah menganalisisnya adalah sebagai berikut.

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banya, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rutin. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila perlu.

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, mak akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.


(56)

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan sebagai teknik pengumpulan data berbagai sumber data (Sugiyono, 2010:330).

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang valid terkait guru tari dan pembelajaran tari sigeh penguten maka dalam penelitian ini dilakukan wawancara sehingga keabsahan data didapat dengan cara triangulasi karena wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru tari, dan siswa yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten.


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini, simpulan yang diperoleh sebagai berikut.

1. Aktivitas guru dalam pembelajaran tari berlangsung efektif dan efesien. Pada penelitian ini guru melakukan hampir semua aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Hal ini dapat terlihat bahwa guru menunjukan penguasaan terhadap pembelajaran tari sigeh penguten.

2. Aktivitas belajar siswa dilihat dalam aspek visual activities, listening activities, motor activities dan emotional activities dikategorikan baik. Namun, pada emotional activities aktivitas masih terkategori kurang. Pada emotional activities, ada beberapa siswa yang terlihat tidak semangat dan bergembira dalam melakukan gerak tari sigeh penguten.

3. Persepsi siswa dalam siswa dalam pembelajaran pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Way Tenong sudah baik, semua itu dapat kita lihat pada kegiatan awal berbentuk upaya pengondisian kelas, penyampayan tujuan, dan apersepsi. Kegiatan inti melaksanakan kegiatan membelajarkan siswa dengan metode demontrasi, penggunaan fasilitas, peran guru dalm pembelajaran dan pendampingan pada saat praktik menari. Kegiatan penutup (akhir) menyimpulkan hasil belajar, evaluasi dan pemberian tugas. Pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan aspek-aspek yang ada. Walaupun sebagaian siswa


(58)

terkadang mengeluh pada saat proses praktik menari yang cenderung aktif adalah siswa-siswa yang sudah bisa menarikan tarian tersebut.

5.2Saran-saran

1. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru yang lain agar lebih memperbanyak pengetahuan tentang apa saja yang harus dilakukan pada kegiatan awal, inti dan ahir pembelajaran.

2. Hendaknya guru lebih mengawasi siswa dalam kegiatan belajar menari, jangan terlalu sering meninggalkan ruangan kelas supaya bila ada anak yang kebingungan dalam menari guru bisa memberi tahu langsung, dan guru jangan terlalu bergantung kepada siswa yang sudah mampu menarikan tarian tersebut.

3. Temuan penelitian ini dapat ditindak lanjuti dalam bentuk penelitian lanjutan, baik substansi peneliti maupun sudut kegiatan.


(59)

A.M Juhri. 1991. Komunikasi Belajar Mengajar. CV. Rajawali: Bandung. Amir, M. Tatang. Penyusunan Rencana Penelitian. PT. Rajawali

GtanfindoPersanda: Jakarta.

Arifin, Jainal. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Arikunto, Suharsismi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

David, Ivor, K. 1987. Pengelolah Belajar. CV Rajawali: Jakarta.

Fathurrohman, Pupu. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT Refika Aditama.

Furqon, Muhamad. 2005. Pengembang Gerak dan Irama. Jakarta: Pendidikan Nasional: Direktitar Pembinaan SLB

Hamalik, Oemar. 1991. Pendidikan guru Konsep dan Strategi. Memanda Maju: Bandung

Hidayat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis bagi Guru Seni Tari: Malang

Kherustika, Zuraida, Eko Wahyudi, I Made Giri Gunadi, Budai, Supryanto. 2004. Pakaiyan dan Perhiasan Pengantin Tradisional Lampung. UPTD Musium Negeri Lampung “Ruwai Jurai”.

Nasution, M.A. 1995. Belajar dan Mengajar. Bumi Angkasa: Jakarta.

Rahmat, Jalaludin, 1988. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosda Karya: Bandung. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Reneka Cipta.

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES: Jakarta. Soedarsono. 1978. Pengatar Pengetahuan dan Kompleks Tari. Yogyakarta:

Akademi Seni.

Soejono, Ag. 1980. Ilmu kependidikan. CV Ilmu Bandung: Bandung.

Soekanto, Soejono. 1993. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Grafindo Persada: Bandung.


(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

Lampiran III. Dokumentasi Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran praktik menari pertemuan pertama


(73)

(74)

Lampiran IV

Table: Hasil Proses Pembelajaran Oleh Guru Pertemuan pertama

No Aspek Pelaksanaan

Iya Tidak I KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. melakukan kegiatan apersepsi

 

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3. menujukan penguasaan materi pembelajaran 4. mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan

6. mangaitkan materi dengan realitas kehidupan

B Pendekatan/Stategi Pembelajaran

7. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8. melaksanakan pembelajaran secara rutut 9. menguasai kelas

10. melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11. melaksanakn pembelajaran yang memungkinkan tubuhnya kebiasaan yang positif

12. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

     

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 13. menggunakan media secara efektif dan efesien 14. menghasilkan pesan yang menarik

15. melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

  

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

16. menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

17. menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa

18. menumbuhkan kerja sama dan atusiasme siswa dalam belajar

  

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19. memantau kemajuan belajar selama proses 20. melakukan penilaian ahir sesuai dengan kompetensi (tujuan)


(75)

F Penggunaan Bahasa

21. menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas dan baik dan benar

22. menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

 

III KEGIATAN AHIR PEMBELAJARAN

23. melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

24. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan

 


(76)

Pertemuan kedua

No Aspek Pelaksanaan

Iya Tidak I KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3. menujukan penguasaan materi pembelajaran 4. mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan

6. mangaitkan materi dengan realitas kehidupan

 

B Pendekatan/Stategi Pembelajaran

7. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8. melaksanakan pembelajaran secara rutut 9. menguasai kelas

10. melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11. melaksanakn pembelajaran yang memungkinkan tubuhnya kebiasaan yang positif

12. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

    

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 13. menggunakan media secara efektif dan efesien 14. menghasilkan pesan yang menarik

15. melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

  

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

16. menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

17. menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 18. menumbuhkan kerja sama dan atusiasme siswa dalam belajar

  

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19. memantau kemajuan belajar selama proses 20. melakukan penilaian ahir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

F Penggunaan Bahasa

21. menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas dan baik dan benar

22. menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

 

III KEGIATAN AHIR PEMBELAJARAN

23. melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa


(77)

24. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan

Pertemuan ketiga

No Aspek Pelaksanaan

Iya Tidak I KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3. menujukan penguasaan materi pembelajaran 4. mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan

6. mangaitkan materi dengan realitas kehidupan

 

 

B Pendekatan/Stategi Pembelajaran

7. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8. melaksanakan pembelajaran secara rutut 9. menguasai kelas

10. melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11. melaksanakn pembelajaran yang memungkinkan tubuhnya kebiasaan yang positif

12. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

    

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 13. menggunakan media secara efektif dan efesien 14. menghasilkan pesan yang menarik

15. melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

 

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

16. menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

17. menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 18. menumbuhkan kerja sama dan atusiasme siswa dalam belajar

 

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19. memantau kemajuan belajar selama proses

20. melakukan penilaian ahir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

F Penggunaan Bahasa


(78)

jelas dan baik dan benar

22. menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 

III KEGIATAN AHIR PEMBELAJARAN

23. melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

24. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan

 

Pertemuan empat

No Aspek Pelaksanaan

Iya Tidak I KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3. menujukan penguasaan materi pembelajaran 4. mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan

6. mangaitkan materi dengan realitas kehidupan

B Pendekatan/Stategi Pembelajaran

7. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8. melaksanakan pembelajaran secara rutut 9. menguasai kelas

10. melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11. melaksanakn pembelajaran yang memungkinkan tubuhnya kebiasaan yang positif

12. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

     

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 13. menggunakan media secara efektif dan efesien 14. menghasilkan pesan yang menarik

15. melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

 

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

16. menumbuhkan partisipasi siswa dalam


(79)

17. menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 18. menumbuhkan kerja sama dan atusiasme siswa dalam belajar

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19. memantau kemajuan belajar selama proses

20. melakukan penilaian ahir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

F Penggunaan Bahasa

21. menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas dan baik dan benar

22. menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

 

III KEGIATAN AHIR PEMBELAJARAN

23. melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

24. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan

 

Pertemuan lima

No Aspek Pelaksanaan

Iya Tidak I KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A Penguasaan Materi Pembelajaran

3. menujukan penguasaan materi pembelajaran 4. mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

5. menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan realitas kehidupan

6. mangaitkan materi dengan realitas kehidupan

   

B Pendekatan/Stategi Pembelajaran

7. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

8. melaksanakan pembelajaran secara rutut 9. menguasai kelas

10. melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

11. melaksanakn pembelajaran yang memungkinkan tubuhnya kebiasaan yang positif

12. melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

     


(80)

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran 13. menggunakan media secara efektif dan efesien 14. menghasilkan pesan yang menarik

15. melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

  

D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

16. menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

17. menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa 18. menumbuhkan kerja sama dan atusiasme siswa dalam belajar

  

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19. memantau kemajuan belajar selama proses

20. melakukan penilaian ahir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

F Penggunaan Bahasa

21. menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas dan baik dan benar

22. menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

 

III KEGIATAN AHIR PEMBELAJARAN

23. melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

24. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan

 


(81)

Lampiran V

Hasil aktifitas siswa

No Aspek Indikator Skor

Skor Maksimum P 1 P2 P3 P4 P5 1 Visual

activities

Semua siswa memerhatikan guru pada saat proses pembelajaran

3 3 2 3 2 3

Siswa tidak memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran 1-4

2 Siswa tidak memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran >4

1 2 Listening

activities

Semua siswa mendengarkan guru pada saat proses pembelajaran tari

3 3 2 2 2 3

Siswa tidak mendengarkan guru pada saat proses pembelajaran tari 1-4

2 Siswa tidak mendengarkan

guru pada saat proses pembelajaran tari >4

1 3 Motor

activities

Semua siswa melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten pada saat proses pembelajaran tari

3 3 2 3 3

Siswa tidak melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten pada saat proses pembelajaran tari 1-4

2

Siswa tidak melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten pada saat proses pembelajaran tari >4

1

4 Emotion al

activities

Semua siswa melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten dengan gembira dan semangat pada saat proses pembelajaran tari

3 3 2 3 3

Siswa yang tidak gembira dan semangat pada saat proses pembelajaran tari 1>4

2 Siswa yang tidak gembira dan semangat pada saat proses pembelajaran tari >4


(82)

Lampiran VI.

Data Hasil Wawancara

Hasil wawancara kepada tujuh (7) siswa No : 1

Nama : Rizki Aprianti Kelas : X 6

Tanya: 1. Apakah guru mengecek kehadiran siswa di awal pembelajaran? Dengan cara apa?

Jawab: Iya guru selalu mengecek kehadiran kami (siswa) disetiap awal

pembelajaran. Dengan cara kadang-kadang dipanggil satu persatu atau hanya bertannya siapa yg tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

Tanya: 2. Sebelum mengawali pembelajaran apakah guru memberi tahu Kompetensi Dasar yang akan dicapai?

Jawab: Iya sering guru memberitahukan kompetensi dasar. Namun terkadang guru tidak memberi tahu kompetensi dasar.

Tanya: 3. Sebelum guru mengawali pembelajaran, apakah guru memberikan motivasi belajar? Seperti mengungkapkan manfaat materi yang akan

dipelajari? Jawab: Tidak pernah.

Tanya : 4. Coba anda ceritakan kegiatan-kegiatan (awal sampai ahir) pembelajaran tari di kelas anda?

Jawab: Guru masuk kelas mengecek kehadiran siswa, kemudian guru

menyampaikan hal apa yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. guru menyiapkan musik tari dan kami ditugaskan untuk belajar dengan masing-masing kelompok di pertengahan pembelajran guru mengetes kami menari secara kelompok. Waktu pembelajaran berahir dan selsai bila ada kelompok yang belum maju dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Tanya : 5. Manakah kegiatan yang lebih banyak digunakan untuk menjelaskan

tentang tari (siswa mendengarkan) atau guru melatih (siswa menari)? Jawab: Kalau pas awal pertemuan guru banyak menjelaskan tentang makna,

fungsi dan sejarah tari, namun untuk pertemuan selanjutnya kami sudah banyak berlatih menari.

Tanya : 6. Apakah kegiatan-kegiatan pembelajaran itu bisa membantu anda (siswa) untuk menguasai tarian (yang dipelajarai) secara cepat?

Jawab: Iya sedikit, karna apabila saya blum paham dengan salah satu motif gerak atau pola lantai saya cenderung disuruh bertannya kepada teman yang sudah bisa. Bukan guru yang langsung menjelaskannya.

Tanya : 7. Menurut anda, apakah guru menguasai materi dan trampil menarikan tari yang dipelajari itu?


(83)

fungsi dan sejarah tari blum begitu menguasai.

Tanya : 8. Apakah anda menyenangi pembelajaran menari tersebut? Kenapa? Jawab : Tidak, karna menurut saya guru cenderung bergantung pada murid yang

sudah bisa tarian tersebut. Jadi guru hanya mengawasi saja.

Tanya : 9. Ketika belajar menari, apakah guru memberi contoh gerakan? Coba anda ungkapkan salah satu proses pemberian contoh yang dilakukan oleh guru?

Jawab : Iya guru memberikan contoh gerakan. Contohnya guru berada didepan lalu mulai bergerak dan kami mengikuti motif gerak yang diperagakan oleh guru.

Tanya : 10. Dalam praktik menari apakah guru membagi anda secara berkelompok?

Jawab : Iya, setelah semua ragam gerak tari sudah diberikan oleh guru kami dibentuk menjadi kelompok-kelompok.

Tanya : 11. Bagaimana cara guru membagi kelompok?

Jawab : Guru membagi kelompok dengan cara memisahkan yang dianggap sudah bisa, setelah itu barulah guru membagi yang belum bisa diacak dengan yang sudah bisa.

Tanya : 12. Ketika salah satu teman anda atau anda mengalami kesulitan belajar, apakah guru siap sedia membantu anda? Kalau diluar sekolah?

Jawab : Kalau diluar jam sekolah tidak pernah, sedangkan disekolah diantara teman kami yang sudah bisa yang disuruh membantu teman yang kesulitan belajar menari. Walau sesekali guru langsung yang membantu kesulitan saya.

Tanya : 13. Selain berlatih di sekolah, apakah guru meminta anda berlatih Di rumah? Belajar sendiri? Dimana?

Jawab : Iya, diahir pembelajaran guru biasanya menyampaikan untuk kami belajar dirumah. Sebelum dibagi kelompok kami belajar sendidri-sendiri namun setelah dibagi kelompok kami belajar dengan teman kelompok. Biasanya kami berlatih di halaman sekolah

Tanya : 14. Apakah guru selalu mengecek dan selalu memastikan para siswa sudah menguasai hal yang disampaikan/ dilatihkan?

Jawab : Kadang-kadang, karna setelah kami dibagi kelompok dan guru sudah memberikan materi tentang pola lantai guru jarang mendampingi kami belajar hanya sesekali saja guru memantau kami.

Tanya : 15. Bagaimana hubungan siswa dengan guru? Seperti teman antara guru dan siswa (akrab atau kurang akrab)?

Jawab : Baik, guru sangat akrab dengan kami. Dan guru liluar jam belajar sering bercanda dan mengajak kami untuk mengobrol.


(84)

Tanya : 16. Diahir pembelajaran, apakah guru menyempatkan diri untuk menyimpulkan hasil belajar? Kesimpulan hasil belajar itu disampaikan oleh guru sendiri, atau bersama-sama dengan siswa?

Jawab : Iya guru sering menyimpulkan hasil belajar, guru biasanya mengajak kami menyimpulkan bersama-sama tentang apa yg telah kami pelajari, namun terkadang guru menyimpulkan sendiri.

Tanya : 17. Apakah guru meminta para siswa untuk mengingat kembali hal yang dipelajari dan meminta siswa untuk mengungkapkan (lisan/tulisan) hal yang belum siswa kuasai?

Jawab : Jarang, hanya sesekali saja.

Tanya : 18. Menurut anda apakah tugas-tugas yang diberikan oleh guru itu relevan dan menunjang pencapaian tunjuan pembelajaran?

Jawab : Iya, karna tugas-tugas yang diberikan semua menyangkut tentang tari Sigeh penguten.


(1)

126

Hasil wawancara kepada tujuh (7) siswa No : 5

Nama : Nurul Safitri Kelas : X 6

Tanya: 1. Apakah guru mengecek kehadiran siswa di awal pembelajaran? Dengan cara apa?

Jawab: Iya guru selalu mengecek kehadiran kami (siswa) disetiap awal

pembelajaran. Dengan cara kadang-kadang dipanggil satu persatu atau hanya bertannya siapa yg tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

Tanya: 2. Sebelum mengawali pembelajaran apakah guru memberi tahu Kompetensi Dasar yang akan dicapai?

Jawab: Iya sering guru memberitahukan kompetensi dasar. Namun terkadang guru tidak memberi tahu kompetensi dasar.

Tanya: 3. Sebelum guru mengawali pembelajaran, apakah guru memberikan motivasi belajar? Seperti mengungkapkan manfaat materi yang akan

dipelajari? Jawab: Tidak pernah.

Tanya : 4. Coba anda ceritakan kegiatan-kegiatan (awal sampai ahir) pembelajaran tari di kelas anda?

Jawab: Guru masuk kelas mengecek kehadiran siswa, kemudian guru

menyampaikan hal apa yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. guru menyiapkan musik tari dan kami ditugaskan untuk belajar dengan masing-masing kelompok di pertengahan pembelajran guru mengetes kami menari secara kelompok. Waktu pembelajaran berahir dan selsai bila ada kelompok yang belum maju dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Tanya : 5. Manakah kegiatan yang lebih banyak digunakan untuk menjelaskan

tentang tari (siswa mendengarkan) atau guru melatih (siswa menari)? Jawab: Kalau pas awal pertemuan guru banyak menjelaskan tentang makna,

fungsi dan sejarah tari, namun untuk pertemuan selanjutnya kami sudah banyak berlatih menari.

Tanya : 6. Apakah kegiatan-kegiatan pembelajaran itu bisa membantu anda (siswa) untuk menguasai tarian (yang dipelajarai) secara cepat?

Jawab: Iya sedikit, karna apabila saya blum paham dengan salah satu motif gerak atau pola lantai saya cenderung disuruh bertannya kepada teman yang sudah bisa. Bukan guru yang langsung menjelaskannya.

Tanya : 7. Menurut anda, apakah guru menguasai materi dan trampil menarikan tari yang dipelajari itu?


(2)

127

fungsi dan sejarah tari blum begitu menguasai.

Tanya : 8. Apakah anda menyenangi pembelajaran menari tersebut? Kenapa? Jawab : Tidak, karna menurut saya guru cenderung bergantung pada murid yang

sudah bisa tarian tersebut. Jadi guru hanya mengawasi saja.

Tanya : 9. Ketika belajar menari, apakah guru memberi contoh gerakan? Coba anda ungkapkan salah satu proses pemberian contoh yang dilakukan oleh guru?

Jawab : Iya guru memberikan contoh gerakan. Contohnya guru berada didepan lalu mulai bergerak dan kami mengikuti motif gerak yang diperagakan oleh guru.

Tanya : 10. Dalam praktik menari apakah guru membagi anda secara berkelompok?

Jawab : Iya, setelah semua ragam gerak tari sudah diberikan oleh guru kami dibentuk menjadi kelompok-kelompok.

Tanya : 11. Bagaimana cara guru membagi kelompok?

Jawab : Guru membagi kelompok dengan cara memisahkan yang dianggap sudah bisa, setelah itu barulah guru membagi yang belum bisa diacak dengan yang sudah bisa.

Tanya : 12. Ketika salah satu teman anda atau anda mengalami kesulitan belajar, apakah guru siap sedia membantu anda? Kalau diluar sekolah?

Jawab : Kalau diluar jam sekolah tidak pernah, sedangkan disekolah diantara teman kami yang sudah bisa yang disuruh membantu teman yang kesulitan belajar menari. Walau sesekali guru langsung yang membantu kesulitan saya.

Tanya : 13. Selain berlatih di sekolah, apakah guru meminta anda berlatih di rumah? Belajar sendiri? Dimana?

Jawab : Iya, diahir pembelajaran guru biasanya menyampaikan untuk kami belajar di rumah. Sebelum dibagi kelompok kami belajar sendidri-sendiri namun setelah dibagi kelompok kami belajar dengan teman kelompok. Biasanya kami berlatih di halaman sekolah

Tanya : 14. Apakah guru selalu mengecek dan selalu memastikan para siswa sudah menguasai hal yang disampaikan/ dilatihkan?

Jawab : Kadang-kadang, karna setelah kami dibagi kelompok dan guru sudah memberikan materi tentang pola lantai guru jarang mendampingi kami belajar hanya sesekali saja guru memantau kami.

Tanya : 15. Bagaimana hubungan siswa dengan guru? Seperti teman antara guru dan siswa (akrab atau kurang akrab)?

Jawab : Baik, guru sangat akrab dengan kami. Dan guru liluar jam belajar sering bercanda dan mengajak kami untuk mengobrol.


(3)

128

Tanya : 16. Diahir pembelajaran, apakah guru menyempatkan diri untuk menyimpulkan hasil belajar? Kesimpulan hasil belajar itu disampaikan oleh guru sendiri, atau bersama-sama dengan siswa?

Jawab : Iya guru sering menyimpulkan hasil belajar, guru biasanya mengajak kami menyimpulkan bersama-sama tentang apa yg telah kami pelajari, namun terkadang guru menyimpulkan sendiri.

Tanya : 17. Apakah guru meminta para siswa untuk mengingat kembali hal yang dipelajari dan meminta siswa untuk mengungkapkan (lisan/tulisan) hal yang belum siswa kuasai?

Jawab : Jarang, hanya sesekali saja.

Tanya : 18. Menurut anda apakah tugas-tugas yang diberikan oleh guru itu relevan dan menunjang pencapaian tunjuan pembelajaran?

Jawab : Iya, karna tugas-tugas yang diberikan semua menyangkut tentang tari Sigeh penguten.


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BUMI AGUNG KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 11

KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 52 64

KEMAMPUAN MENARI TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS X SMA N 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 14

PENGARUH PERSEPSI SIWA TENTANG FASILITASBELAJAR DISEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 KASUI WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 38

PENGARUH PEMANFAATAN AKSES INTERNET TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TALANGPADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 79

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA TANPA LATIHAN DI SMA NEGERI 1 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 21 61

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2112

0 13 68

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY TENONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 56

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI I WAY TENONG KELAS X TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 99

AFIKS PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WAY JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

7 29 56