7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.1. Peranan Guru BK
Pada dasarnya layanan bimbingan dan konseliing dalam seting sekolah, ditujuhkan pada semua siswa, baik yang sifatnya preventif, kuratif maupun
pengembangan. Prinsip ini diajukan atas asumsi bahwa setiap individu pada dasarnya mempunyai masalah haya saja perbedaannya terletak pada besar atau kecil, berat atau
ringan masalah tersebut. Namun demikian prioritas bantuan diberikan pada siswa yang menunjukan gejala perilaku salah suai baik dalam belajar, hubungan sosial
maupun dalam penyesuaian diri secara umum dengan tuntutan sekolah. Yang menjadi kendalah adalah kebanyakan siswa yang bermasalah tidak menunjukan bahwa dirinya
bermasalah. Itulah sebabnya seorang guru BK harus bisa menunjukan perannya yang baik yang bisa mempengaruhi siswa untuk bisa dengan sukarelah datang kepada guru
BK untuk mengungkapkan permasalahan yang dialaminya. Sehubungan dengan hal itu, guru BK harus bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk memahami
masalah-masalah yang muncul dalam diri siswa terkait dengan masalah belajar di kelas.
Selain itu Guru BK juga harus bisa bekerja sama dengan kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, kepala sekolah dapat mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, melakukan
8
pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling, serta
menyediakan fasilitas untuk menunjang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
Dalam pembahasan berikut ini akan dibahas tentang peranan guru BK menurut beberapa ahli berikut ini:
Menurut Winkel dan Hastuti 2004 Peranan Guru BK di sekolah adalah:
1.
Memberikan pelayanan kepada semua siswa secara merata, dan tidak hanya memberikan perhatian kepada siswa yang merupakan suatu kasus atau kepada siswa yang memberikan
tanggapan positif kepadanya.
2.
Sebagai administrasi, melakukan bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal, melakukan konseling kelompok dan konseling individual.
3.
Menciptakan variasi saluran untuk bekerja sama dengan staf pengajar.
4.
Mengembangkan dedikasi aktif terhadap profesinya sendiri.
Menurut Wrenn, dalam Roosdi, 1988 Peranan Guru BK di sekolah adalah; “Memberikan konseling kepada siswa dalam hal: 1 Pemahaman diri, pembuatan
keputusan dan perencanaan dengan menggunakan interviu dan situasi-situasi kelompok; 2 Memberikan konsultasi kepada staf pengajar dan orang tua siswa,
mengenai pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan pemahaman dan penanganan siswa; 3 Mempelajari perubahan-perubahan sifat-sifat keseluruhan
siswa serta menginterpretasikan informasi tentang siswa itu kepada administrator dan komisi pengembangan kurikulum; dan 4 Menampilkan fungsi sebagai perantara
dengan lain-lain sekolah dan sumber-sumber konseling dalam masyarakat, serta memberikan kemudahan-kemudahan
bagi para guru dan siswa”.
9
I. Jumhur dan Moh. Surya dalam blog.elearning.unesa.ac.id 2012 mengatakan bahwa peranan guru BK yang paling utama di sekolah adalah memperlancar usaha-
usaha sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Usaha untuk pencapaian tujuan ini sering mengalami hambatan, dan ini terlihat pada anak-anak didik. Mereka tidak bisa
mengikuti program-program pendidikan di sekolah disebabkan karena mereka mengalami berbagai masalah, kesulitan, ataupun rasa ketidakpastian. Disinilah letak
peranan Guru BK, yaitu memberikan bantuan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga anak-anak lebih berhasil. Suatu program bimbingan yang efektif
menghendaki pelayanan suatu anggota staf yang cakap dan berwewenang disamping guru-guru biasa. Anggota staf yang dimaksud itu adalah guru penyuluhan atau
Kounselor. Sikap yang ramah dan terbuka yang yang mendasari relasi konselor dan konseli akan menimbulkan suasana yang baik dan memberikan gambaran yang jelas
kepada anak apa yang dapat diharapkannya dari konselor dari proses konseling.
H. Mohamad Surya 2008 Menjelaskan bahwa dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran
yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan Konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif.
Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan mampu:
1. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupun kelompok.
2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
3. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik
pribadinya. 4.
Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.
5.
Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan
.
Dalam peranan ini pembimbing membuat program bimbingan dan penyuluhan, baik itu program tahunan, semesterankuartalan, bulanan, mingguan, maupun program harian. Dalam membuat
program, guru BK perlu menentukan langkah-langkah sebagai berikut.
10
a. Mengadakan inventarisasi masalah dan kebutuhan siswa-siswa sekolah yang bersangkutan.
Kemudian menentukan prioritas masalahkebutuhan yang akan dilayani. b.
Mengadakan inventarisasi fasilitas yang ada disekolah, yang meliputi: tenaga yang ada yang dapat menjadi pemikir atau pelaksana program bimbingan, ruang yang dapat dikembangkan,
pelayanan bimbingan yang sudah ada dan yang mungkin dapat dikembangkan, keuangan dan alat-alat lain yang dibutuhkan.
c. Mempertimbangkan sifat-sifat kas sekolah: tingkat atau jenis sekolah, ukuran sekolah,
lingkungan, sejarah dan tujuan pendidikan sekolah. d.
Menentukan program kerja program bimbingan atas dasar masalah-masalah yang perlu segera ditangani program kerja ini akan mencakup rumusan tujuan bimbingan yang ingin dicapai.
e. Menentukan personalia dan pembagian tugas dan tanggung jawab dibuat merata dengan
mempertimbangkan minat, kesempatan dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap petugas yang ada.
f. Peranannya sebagai Administrator Bimbingan.
Perlu diingat bahwa dalam rangka menolong dibutuhkan data dari siswa. Data yang dicatat adalah data yang mutlak diperlukan, misalnya untuk informasi dan
follow-up dalam bimbingan kelak. 1.
Peranannya sebagai Penasehat. Sehubungan dengan peranan ini pembimbing perlu memikirkan masalah-
masalah tentang: a.
Kapan nasehat akan diberikan dan kepada siapa siswa b.
Isi nasehat yang akan diberikan dan bagaimana nasehat akan diberikan c.
Tujuan yang ingin dicapai melalui pemberian nasehat d.
Akibat-akibat yang mungkin timbul dengan pemberian nasihat. Selanjutnya dalam pemberian nasehat, hendaknya:
1. Pembimbing aktif untuk berpikir untuk mencari, menemukan pemecahan
masalahpemenuhan kebutuhan siswa. 2.
Pembimbing mendorong siswa untuk turut aktif dalam proses pemberian nasehat.
3. Peranannya Sebagai Konsultan.
11
Dalam peranan ini pembimbing mungkin berkonsultasi dengan guru, orang tua atau petugas ahli dari bidang yang berlainan dalam rangka menolong siswa.
Sehubungan dengan peranan ini agar pertolongan berhasil maka pembimbing perlu: 1.
Mengidentifikasi masalahkebutuhan siswa yang akan dikonsultasi 2.
Mengidentifikasi kesulitan yang dialaminya dalam menolong siswa. 3.
Membuat program bersama untuk menolong sampai pelaksanaannya 4.
Mengadakan evaluasi atas dasar hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program yang sudah ditentukan.
5. Mengembangkan program dan tindak lanjut
4. Pembimbing sebagai Pemberi Informasi informan
Tugas utama pembimbing dalam peranan ini adalah memberikan informasi. Informasi tersebut diberikan kepada siswa dengan cara wawancara, ditulis dalam
buletin, majalah, surat kabar dan dikusi. Sehununagan dengan peranan ini, pembimbing dalam rangka menolong siswa perlu:
a. Mencarimengumpulkan informasi yang diperlukan siswa dan menyimpannya.
b. Menyeleksi informasi yang sesuai dengan masalah atau kebutuhan siswa.
c. Memberikan informasi kepada siswa pada waktu yang tepat dan dengan cara
yang terbaik dan atas dasar pemikiran bahwa siswa mampu mengambil keputusan sendiri jika tidak perlu diadakan diskusi dengan pembimbing
d. Menerbitkan informasi untuk kepentingan umum.
5. Pembimbing sebagai Tester.
Salah satu teknik pengumpulan data dalam rangka memahami siswa adalah testing, khususnya tes psikologi yang mencakup tes bakat, minat, kecerdasan dan
kepribadian. Sehubungan dengan peranan ini pembimbing haruslah: a.
Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang testing.
12
b. Memiliki
ketrampilan yang
diperlukan untuk
mengadakan atau
menyelenggarakan tes. c.
Menyediakan alat-alat tes yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka menolong siswa.
6. Pembimbing sebagai penatar bimbingan dan penyuluhan Trainer.
7. Pembimbing Sebagai KonselorPenyuluh
Sehubungan dengan peranan ini, tugas pembimbing adalah mengadakan konseling. Agar ia berhasil, maka dalam konseling haruslah ia melakukan
a. Untuk persiapan: menyiapkan tempat, berusaha memahami kesulitanmasalah
siswa dan mempelajari data sisaw. b.
Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan siswa: mengadakan perkenalan dengan siswa, menanyakan hal-hal yang bersifat identitas dan tidak berbicara
langsung kepada persoalan siswa
c. Selama proses konseling berlangsung isi konseling: memikirkan inti masalah
siswa, selalu melihat hubungan antara yang dibicarakan dengan inti masalah, menghubungkannya jika pembicaraan siswa terlalu menyimpang.
d. Menutup konseling pada saat yang tepat, merangkum keputusan-
keputusankesimpulan-kesimpulan yang ditemukan dan membuat rencana bagi langkah selanjutnya.
Yusuf dan Juntika 2008, menerangkan tentang kekeliruan menafsirkan arti bimbingan adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan Identik dengan Pendidikan.
b. Bimbingan hanya untuk Siswa-siswa yang salah suai maladjusted.
c. Bimbingan berarti bimbingan jabatanpekerjaan.
d. Bimbingan diperuntukan bagi siswa sekolah lanjutan.
e. Bimbingan adalah usaha untuk memberikan nasehat.
f. Bimbingan menghendaki keputusan dalam tingkah laku.
g. Bimbingan adalah tugas para ahli.
13
Menurut Jeanette 2005 peran guru BK adalah sebagai berikut a.
Sebagai konselor ; untuk mencapai sasaran intrapersonal dan interpersonal, mengatasi defisit pribadi dan kesulitan perkembangan, membuat keputusan dan
memikirkan rencana tindakan untuk perubahan dan pertumbuhan, meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan.
b. Sebagai konsultan; agar mapu bekerja sama dengan orang lain yang
mempengaruhi kesehatan mental klien. c.
Sebagai agen pengubah; mempunyai dampakpengaruh atas lingkungan untuk meningkatkan berfungsinya klien
d. Sebagai agen prevensi primer; mencega kesulitan dalam perkembangan dan
coping sebelum terjadi. e.
Sebagai manajer; untuk mengelola program pelayanan multifaset yang berharap dapat memenuhi berbagai macam ekspektasi peranan.
Dari berbagai literature di atas, maka penulis menarik suatu kesimpulan bahwa peranan Guru BK di Sekolah adalah
a. Menyusun program Bimbingan dan Konseling bersama kepala sekolah.
b. Memberikan
garis-garis kebijaksanaan
umum mengenai
kegiatan Bimbingan dan Konseling.
c. Mengkoordinasikan laporan kegiatan pelaksanaan program sehari-hari.
d. Membantu untuk memahami dan mengadakan penyesuaian kepada diri sendiri,
lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial yang makin lama makin berkembang.
e. Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan dan informasi lainnya
yang diperoleh dan menyimpannya sehingga menjadi catatan kumulatif siswa. f.
Menganalisis dan menafsirkan data siswa untuk menetapkan suatu rencana tindakan positif terhadap siswa.
g. Melaksanakan bimbingan kelompok dan konseling individual.
h. Memberikan informasi pendidikan dan jabatan kepada siswa-siswa dan
menafsirkannya untuk keperluan pendidikan dan jabatan. i.
Mengadakan konsultasi dengan instansi-instansi yang berhubungan dengan program Bimbingan dan Konseling dan memimpin usaha survey dalam
masyarakat sekitar sekolah untuk mengetahui lapangan-lapangan kerja yang terbuka.
14
j. Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman atau kegiatan-kegiatan
kurikuler yang sesuai dengan minat, sifat, bakat dan kebutuhannya. k.
Membantu guru menyusun pengalaman belajar dan membuat penyesuaian metode mengajar yang sesuai dengan dan dapat memenuhi sifat masalah
masing-masing siswa.
l. Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa mengadakan kunjungan rumah
home visit.
1.2. Persepsi Siswa terhadap Peranan Guru BK