BATASAN USIA REMAJA REMAJA 1. PENGERTIAN REMAJA

38 Selanjutnya, Kartono 1990 mengatakan bahwa masa remaja juga sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode remaja terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil ke simpulan bahwa masa remaja merupakan masa penghubung antara masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja terdapat berbagai perubahan, diantaranya terjadi perubahan intelektual dan cara berfikir remaja, terjadinya perubahan fisik yang sangat cepat, terjadinya perubahan social, di mana remaja memulai berintegrasi dengan masyarakat luas serta pada masa remaja mulai meyakini kemampuannya, potensi serta cita-cita diri. Selanjutnya pada masa remaja terdapat tugas-tugas perkembangan yang sebaiknya dipenuhi sehingga pada akhirnya remaja bisa dengan menetapkan langkah ke tahapan perkembangan selanjutnya.

2.3.2. BATASAN USIA REMAJA

Banyak batasan usia remaja yang diungkapkan oleh para ahli. Diantaranya adalah Monks, dkk 1999 yaitu masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Batasan remaja yang diungkapkan oleh Monks, dkk 1999 tidak jauh berbeda dengan pendapat Kartono 1999 yang membagi masa remaja menjadi masa pra pubertas, masa pubertas dan masa adolesensi. Monks, dkk 1999 membagi fase-fase masa remaja menjadi tiga tahap, yaitu ; remaja awal 12-15 tahun, remaja tengah 15-18 dan remaja akhir 18-21 tahun. Menurut Hurlock 1999 remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Menurut Stanley Hall dalam Santrock, 2003 usia remaja berada 39 pada rentang 12-23 tahun. Sedangkan menurut Thornburgh dalam Elvin, 2001 membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun. Pada masa ini terjadi masa peralihan antara tahapan presosialization tahap dimana anak tidak peduli pada orang lain, mereka hanya akan menolong apabila diminta atau ditawari sesuatu agar mau melakukannya, tetapi menolong itu tidak membawa dampak positif bagi mereka, Sears 1999. b. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun. Pada rentang usia ini, kepribadian remaja masih bersifat kekanak- kanakan, namun pada usia remaja sudah timbul unsur baru, yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menemukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Selain itu pada remaja pertengahan akan memasuki tahapan awarness tahapan dimana anak belajar bahwa anggota masyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka saling membantu, mengakibatkan mereka menjadi menjadi lebih sensitif terhadap norma sosial dan belajar bertingkah laku prososial Sears 1999. c. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun. Pada rentang usia ini, remaja sudah merasa mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digarikannya sendiri, dengan itikad baik dan keberanian. Remaja mulai memahami arah kehidupannya, dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan pola yang jelas yang baru ditemukannya Kartono, 1990. Selain itu remaja akhir ini mulai memasuki tahap internalization tahap ini perilaku menolong dapat memberikan kepuasan secara intrinsik dan membuat orang merasa nyaman, Sears 1999. 40 Dari batasan-batasan remaja yang dikemukakan oleh para tokoh di atas, peneliti menggunakan batasan remaja Thronburgh 11-19 tahun dengan pertimbangan pada usia remaja sudah mulai memasuki tahapan dimana anak belajar menolong untuk remaja awal, belajar bertingkah laku prososial dan sensitif terhadap norma sosial untuk remaja pertengahan, dan untuk remaja akhir belajar berperilaku menolong yang akan memberikan kepuasan secara intrinsik dan membuat orang merasa nyaman.

2.3.3. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri sebagai Prediktor terhadap Perilaku Agresif Siswa SMA Negeri 4 Ambon T2 832013006 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri sebagai Prediktor terhadap Perilaku Agresif Siswa SMA Negeri 4 Ambon T2 832013006 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri sebagai Prediktor terhadap Perilaku Agresif Siswa SMA Negeri 4 Ambon T2 832013006 BAB IV

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo.

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo. T2 832009021 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo. T2 832009021 BAB IV

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo. T2 832009021 BAB V

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo.

0 0 59

Hubungan Pola Asuh Demokratis Dan Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja

0 0 12

PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH DEMOKRATIS

0 0 13