Aspek-aspek Perilaku Prososial PERILAKU PROSOSIAL 1. Pengertian Perilaku Prososial

14 menyelamatkan, dan pengorbanan merupakan bentuk-bentuk perilaku prososial. Menurut Staub 1978 ada tiga indikator yang menjadi tindakan prososial, yaitu: pertama, tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku; kedua, tindakan itu dilahirkan secara sukarela; dan ketiga, tindakan itu menghasilkan kebaikan. Berdasarkan batasan-batasan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku prososial adalah segala bentuk perilaku positif yang memberikan sesuatu manfaat bagi si penerima, baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis yang memberi keuntungan pada orang lain atau dirinya sendiri.

2.1.2. Aspek-aspek Perilaku Prososial

Aspek-aspek dalam prososial menurut Eisenberg dan Mussen 1989 adalah sebagai berikut: a. Berbagi Sharing. Kesediaan berbagi perasaan dengan orang lain dalam suasana suka dan duka. Sharing diberikan bila penerima menunjukkan kesukaran dan ada tindakan melalui dukungan. Perilaku berbagi dapat ditunjukkan pula dengan perilaku saling bercerita tentang pengalaman hidup, mencurahkan isi hati. b. Kerjasama Cooperative. Kesediaan untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain demi tercapainya suatu tujuan cooperative dan biasanya saling menguntungkan, saling memberi atau saling menolong dan menyenangkan. 15 c. Menyumbang Donating. Kesediaan berderma, memberi secara sukarela sebagian barang miliknya untuk orang yang membutuhkan dan dapat juga ditunjukkan dengan perbuatan memberikan sesuatu kepada orang yang memerlukan. d. Menolong Helping. Kesediaan untuk berbuat kepada orang lain yang sedang dalam kesulitan meliputi membagi dengan orang lain, memberitahu, menawarkan bantuan terhadap orang lain atau menawarkan sesuatu yang menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain. e. Kejujuran Honesty Kesediaan untuk berkata, bersikap apa adanya serta menunjukkan keadaan yang tulus hati. f. Kedermawanan Generosity Kesediaan memberi secara sukarela untuk orang lain yang membutuhkan. Selanjutnya, Staub 1978 mengemukakan bahwa nilai-nilai pribadi dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh individu selama mengalami sosialisasi itu merupakan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti: a. Tanggung jawab. Kemauan atau kesiapan seseorang untuk memberikan ganjaran berupa jasa yang dibutuhkan orang lain. b. Kedekatan proximity. Kemudahan dalam pendekatan pada setiap kontak yang terjadi dengan orang lain. Dalam hal ini dimana adanya suatu hubungan yang sering dilakukan. 16 c. Keadilan. Kesediaan seseorang untuk membantu orang lain serta memberikan ganjaran yang tepat sesuai kebutuhan orang lain. Dimensi ini menekankan pada sikap yang cepat dan tepat dalam pertanyaan, keluhan, dan masalah orang lain. d. Kebenaran. Dimensi yang menekankan kemampuan seseorang untuk menyampaikan kepastian dan membangkitkan rasa percaya dan keyakinan diri orang lain. Raven dan Rubin Rizal, 1997 membagi perilaku prososial menjadi dua bentuk, antara lain: a. Kerja sama cooperation. Kerja sama adalah perilaku prososial yang memiliki peran dalam pencapaian tujuan bersama. b. Altruisme. Altruisme berbeda dengan kerja sama dalam hal keuntungan yang diperoleh orang yang terlibat, altruisme dilakukan tanpa mengharapkan keuntungan bagi diri sendiri. Wispe dalam Mahmud, 2003 juga mengklasifikasikan bentuk perilaku prososial, antara lain: a. Simpati Sympathy Perilaku yang didasarkan atas perasaan yang positif terhadap orang lain. Peduli dan ikut merasakan kesedihan dan kesakitan yang dialami orang lain. b. Bekerja sama Cooperation Kerja sama diartikan sebagai bentuk perilaku saling membantu pihak- pihak yang terlibat untuk mencapai tujuan bersama. 17 c. Membantu atau menolong Helping Perilaku mengambil bagian atau membantu urusan orang lain agar orang tersebut dapat mencapai tujuannya. d. Berderma atau menyumbang Donating Perilaku menghadiahkan atau memberikan suatu sumbangan kepada orang lain, biasanya berupa amal. e. Altruistik Altruism Merujuk pada tindakan yang dilakukan untuk memberikan keuntungan kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek- aspek prososial yaitu berbagi, kerjasama, menyumbang, menolong, kejujuran, dan kedermawanan. Selanjutnya, aspek-aspek prososial dari Eisenberg dan Munssen inilah yang juga akan digunakan peneliti untuk menyusun alat ukur perilaku prososial. 2.1.3. TEORI PERILAKU PROSOSIAL 2.1.3.1. Secara Umum

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri sebagai Prediktor terhadap Perilaku Agresif Siswa SMA Negeri 4 Ambon T2 832013006 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri sebagai Prediktor terhadap Perilaku Agresif Siswa SMA Negeri 4 Ambon T2 832013006 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Asuh Otoriter dan Konsep Diri sebagai Prediktor terhadap Perilaku Agresif Siswa SMA Negeri 4 Ambon T2 832013006 BAB IV

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo.

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo. T2 832009021 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo. T2 832009021 BAB IV

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo. T2 832009021 BAB V

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Empati dan Pola Asuh Demokratis Sebagai Prediktor Perilaku Prososial Remaja PPA Solo.

0 0 59

Hubungan Pola Asuh Demokratis Dan Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja

0 0 12

PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH DEMOKRATIS

0 0 13