Aspek – aspek Perilaku Asertif Gambaran Perilaku Asertif

10 b. Jenis Kelamin: Pria lebih berperilaku asertif dibandingkan dengan wanita karena adanya tuntutan masyarakat yang menjadikan pria lebih terbuka dalam pergaulan maupun berpendapat. Laki-laki pada umumnya lebih aktif dan rasional dalam berpikir. Sedangkan umumnya wanita lebih pasif dalam berperilaku, lebih emosional dan mudah terpengaruh. Namun tidak semua wanita tidak dapat untuk berperilaku asertif. c. Kebudayaan: Seseorang dibesarkan dengan membawa kebudayaan dari mana seseorang berasal dan kebudayaan berhubungan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kebudayaan yang berbeda dapat mempengaruhi tingkat asertifitas seseorang. Contoh di Amerika, warga keturunan Asia pada umumnya lebih introvert daripada keturunan Amerika sendiri ataupun keturunan Eropa. Hal ini dikarenakan negara-negara bagian barat lebih mementingkan seseorang dalam berperilaku asertif namun di negara bagian timur lebih mengutamakan tentang perasaan dan belas kasihan. Rakos,1991.

2.3 Aspek – aspek Perilaku Asertif

Rakos 1991 menyebutkan aspek-aspek perilaku asertif terdapat beberapa bagian, diantaranya adalah : a. Content isi, perilaku verbal atau apa yang dikatakan oleh seseorang kepada orang lain dalam mengungkapkan hak-hak dan kesungguhan, misalnya: 1. Menggunakan pernyataan “saya”. 2. Mengungkapkan hak dengan langsung, jelas dan penuh hormat. 11 3. Mampu mengatakan “tidak”. 4. Memberikan pujian atau memberikan komentar positif kepada orang lain. 5. Mengakui kesalahan dan meminta maaf. 6. Menyampaikan kritik yang membangun tanpa menyalahkan dan berprasangka. 7. Respek dengan pemikiran, pendapat dan keinginan orang lain. b. Paralinguistik yaitu keberagaman berbicara dari kata-kata aktual atau kalimat, memuat banyak arti seperti nada suara keras lembutnya, intonasi, irama serta sikap ragu-ragu dalam menyampaikan informasi. Seseorang yang asertif akan fleksibel dalam menyesuaikan perubahan kondisi lingkungannya. Suara atau vokal yang digunakan pada waktu mengucapkan pesan-pesan verbal dilihat dari kecepatan berbicara, volume, resonansi dan bentuk-bentuk vokal seperti tertawa, rintihan, rengekan dan tinggi rendahnya suara. c. Perilaku Non Verbal, meliputi : 1. Kontak mata yang wajar pada saat melakukan pembicaraan dengan orang lain. 2. Ekspresi wajah yang positif. 3. Gesture gerak, isyarat, sikap. d. Kemampuan berinteraksi, meliputi: 1. Dapat berkomunikasi dengan semua orang secara terbuka, penuh percaya diri baik dengan orang yang telah dikenal ataupun yang belum. 12 2. Memberikan respon minimal yang efektif sesuai situasi dan kondisi. 3. Memiliki kemampuan mengontrol tindakannya sendiri dan menyadari atas tindakannya.

2.4 Gambaran Perilaku Asertif

Seseorang dalam berperilaku tentu akan menimbulkan dampak ataupun hasil yang baik maupun yang tidak baik. Perilaku asertif merupakan salah satu perilaku yang baik, bila dibandingkan dengan perilaku agresif ataupun pasif submisif. Dalam perilaku asertif terdapat kriteria orang yang mempunyai tingkatan asertif karena setiap orang tidak sama dalam berperilaku asertif, Rakos,1991. Orang yang memiliki kategori perilaku asertif tinggi memiliki ciri-ciri seperti : a. Memiliki kemampuan untuk mengatakan “tidak” dan dapat berkomentar positif terhadap orang lain. b. Memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta dapat berkomunikasi secara terbuka, penuh percaya diri sehingga apabila seseorang memliki kepercayaan diri tinggi maka perilaku asertif seseorang juga dalam kategori tinggi sehingga dapat berkomunikasi dengan baik pada orang yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal. c. Memiliki kemampuan untuk melakukan kontak mata secara wajar dengan lawan bicaranya serta dapat menunjukkan ekpresi wajar dan sesuai. Sedangkan untuk orang yang kurang berperilaku asertif pada kategori rendah dicirikan sebagai berikut : 13 a. Individu akan cenderung mengalah dan hanya akan menuruti ataupun menyenangkan orang lain daripada mengusahakan apa yang menjadi haknya. b. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tidak mampu berkomunikasi secara terbuka, kurang penuh percaya diri pada saat berkomunikasi baik dengan orang yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal. c. Tidak dapat melakukan kontak mata secara wajar dengan lawan bicaranya dan kurang mampu menunjukkan ekspresi wajah, bahasa tubuh yang sesuai dan wajar.

2.5 Cara Meningkatkan Perilaku Asertif

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Asertif dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Kelas X SMK Kristen Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif Siswa Kelas X MAN 1 Salatiga T1 132009012 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif Siswa Kelas X MAN 1 Salatiga T1 132009012 BAB IV

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif Siswa Kelas X MAN 1 Salatiga T1 132009012 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif Siswa Kelas X MAN 1 Salatiga

0 3 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif Siswa Kelas X MAN 1 Salatiga

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif Siswa Kelas X MAN 1 Salatiga

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Asertif Siswa Kelas X MAN 1 Salatiga

0 0 19

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self Efficacy dengan Perilaku Merokok pada Siswa Kelas X SMK Saraswati Salatiga T1 BAB II

0 0 10

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Kepercayaan Diri Siswa LakiLaki SMK Bhakti Nusantara Salatiga T1 BAB II

0 0 17