17
seseorang dipengaruhi oleh perbedaan antarindividu dalam hal karakter, suasana hati, dan interpretasi situasi. Orang yang percaya diri baik namun
mengalami kegagalan akan cepat-cepat bangkit menuju keberhasilan, sedangkan bila orang yang kurang percaya diri akan semakin terpuruk dan
merasa tidak berdaya dalam membangun keberhasilan Kanter,2006.
2.8 Aspek-aspek Kepercayaan Diri
Menurut Kanter 2006 kepercayaan diri memiliki 4 aspek yang dapat mempengaruhi seseorang untuk bertindak percaya diri,
a. Kepercayaan pada diri sendiri;
Membangkitkan optimisme
pada diri
sendiri, sehingga
memudahkan seseorang membidik harapan lebih tinggi dan berharap dapat mencapai target serta memudahkan seseorang untuk
mendapatkan energi untuk bekerja. b.
Saling percaya satu sama lain; Membuat orang lebih menyukai antar sesama manusia, baik dalam
hubungan antar individu maupun hubungan dalam kelompok. c.
Kepercayaan pada sistem; Struktur dan prosedur organisasi atau peraturan yang berlaku
menguatkan tanggung jawab, kerjasama, dan inovasi. Serta membuat seseorang menjadi lebih disiplin dan meraih kesuksesan dengan baik.
d. Kepercayaan pihak eksternal:
Dengan keberhasilan yang diraih dapat memudahkan orang lain untuk mempercayai individu, orang lain menjadi tertarik dengan diri
individu sehingga menumbuhkan kekuatan diri pada individu tersebut
18
sehingga membuat dukungan sosial pada diri seseorang menjadi lebih baik dan mantap dalam meraih keberhasilan.
Setiap rangkaian kesuksesan akan lebih memudahkan untuk membangkitkan kepercayaan diri, kepercayaan pada rekan, pada sistem
aturan yang berlaku, kepercayaan dari orang lain. Semua aspek kepercayaan diri berpadu untuk menyiapkan orang
–orang yang harus mewujudkan kemenangan.
2.9 Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri
Untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang yang rendah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa cara diantaranya menurut Kanter
2006 adalah: a.
Membangun keyakinan pemulihan diri dari keterpurukan.
Dalam keadaan seseorang mengalami keterpurukan akibat dari kegagalan yang dialami, masih mempunyai kesempatan untuk melakukan
perubahan secara mudah. Dengan membangkitkan kemauan individu untuk berusaha bangkit dari keterpurukan, mengakhiri kebiasaan buruk
dan menanamkan kepercayaan pada diri sendiri bahwa yakin menghadapi kegagalan.
b. Menghadapi fakta dan meneguhkan tanggung jawab.
Apabila keadaan nyata semangat seseorang sangat kurang, bangkitkan semangat dengan melihat peluang keberhasilan serta kesempatan yang
terbuka. Mencoba untuk mengatur waktu sehingga dapat digunakan seefisien mungkin. Melatih tanggung jawab individu dalam tugasnya
sebagai seorang yang dapat berkarya. Melatih dengan memberikan tugas
19
yang harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Apabila seseorang berhasil mengerjakan tugas dengan baik, maka akan melatih
tanggung jawab dan kepercayaan diri bahwa bisa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu sehingga membuat orang percaya diri akan
kemampuannya. c.
Kepercayaan kerjasama dengan tim. Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan orang lain.
Kerjasama diperlukan oleh manusia untuk mempermudah menyelesaikan masalah yang dialami. Bangkitkan seseorang yang memiliki susah bergaul
dengan mencoba membuka diri kepada orang lain, melatih seperti bermain peran agar dapat mempraktikkan dalam kehidupan nyata. Dalam suatu
kelompok atau tim dilatih untuk saling berkomunikasi untuk memecahkan suatu masalah. Berkomunikasi dengan sopan dan menghargai pendapat
orang lain akan memudahkan dalam mengkordinasikan dalam pembagian tugas.
Apabila tidak terjalin komunikasi dengan baik antar anggota kelompok, maka akan mengakibatkan anggota kelompok bekerja sendiri-
sendiri sesuai dengan keinginannya, namun apabila saling berbagi tugas sesuai dengan kemampuannya maka akan lebih cepat selesai seperti yang
dicontohkan Kanter 2006 mengenai kerjasama tim Continental Airlines yang mendapat keuntungan daripada maskapai penerbangan lain yang
berhenti beroperasi saat pemadaman listrik. d.
Menginspirasikan inisiatif dan inovasi.
20
Melatih seseorang untuk dapat berpikir kreatif dalam melakukan sesuatu. Melatih pikiran seseorang untuk dapat menyelesaikan masalah
dengan cara yang baru daripada menggunakan cara lama. Membangkitkan kreativitas seseorang dengan membuat barang sederhana menjadi sesuatu
yang berguna. Mengurangi kecemasan maupun kepanikan yang membuat seseorang menjadi mudah menyerah dan kehilangan keyakinan
kemampuan diri.
2.10 Cara Mengukur Kepercayaan Diri