digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Kemampuan mahasiswa berprestasi
Teori Pendekatan Rasional
Keterampilan komunikasi mahasiswa
G. Kerangka Pikir Penelitian
Ilustrasi kerangka pikir penelitian “Keterampilan komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya” adalah sebagai berikut:
Bagan 1.1 Kerangka Penelitian
Dari Kerangka penelitian di atas menggambarkan tentang alur berpikir penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berawal dari kemampuan
mahasiswa yakni kemampuan dalam belajar dengan prestasi yang dimiliki. Selanjutnya Agar terlaksana penerapan keterampilan mahasiswa maka perlu
mengetahui teori pendekatan rasional.
7
Dalam teori pendekatan rasional, para peserta percakapan harus memikirkan cara untuk mencapai tujuan percakapan.
Ketika teori berjalan sesuai dengan harapan, dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya maka penerapan keterampilan komunikasi mahasiswa
menjadi tahap berikutnya oleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
7
Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa Jakarta: Kencana, 2013, hlm. 246.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
H. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang sedang
diselidiki atau diteliti.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
8
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasil kan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat
diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang
yang utuh, komprehensif, dan holistik. Sudarto, 1997. Jenis penelitian ini ialah jenis deskriptif kualitatif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui keterampilan
komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel.
8
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT.Remaja roskadarya, 1999, hlm. 17.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penulisan penelitian ialah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
b. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah wilayah disiplin ilmu yang akan diteliti dalam hal ini yakni disiplin ilmu komunikasi mengenai keterampilan
komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
c. Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini berlokasi di kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Jl. Ahmad Yani no.117 Surabaya.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data primer merupakan data pokok dari penelitian ini yakni data yang diperoleh secara langsung dari penelitian perorangan, kelompok
dan organisasi. Pada penelitian ini data mengenai keterampilan komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Ampel Surabaya yang diambil dari perwakilan mahasiswa berdasarkan nilai IPK Indeks Prestasi Kumulatif antara 3,75 sampai 4,00.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.
9
Ini merupakan data pendukung untuk memperkuat data primer. Selain itu data sekunder ini berbentuk data yang sudah
tersedia misalnya profil mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Informan
Informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian.
10
Adapun pemilihan
informan ditentukan
berdasarkan teknik purposive yang mana informan dipilih sesuai dengan kriteria tertentu sehingga data yang diperoleh
lebih mendalam dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah melihat
IPK Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya antara 3,75
sampai 4,00. b.
Dokumen Keterangan-keterangan berbentuk tertulis yang ada didalam
lembaga maupun organisasi.
9
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hlm. 42.
10
Iskandar Wirjoyokusumo Sonardji Ansori, Metode Penelitian Kualitatif Surabaya: Unesa University Press, 2009, hlm. 10.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4. Tahap-tahap Penelitian
a. Tahap Pra Lapangan
a Tahap pra lapangan terdiri atas:
Tahap ini merupakan tahapan persiapan sebelum penelitian dilakukan ataupun langkah-langkahnya adalah :
1 Menyusun rancangan penelitian: Penelitian ini dimulai dengan
menentukan lapangan atau lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Membuat fokus penelitian yang akan diteliti dari
fenomena yang ada dilapangan. Kemudian mencari informan yang terkait. Setelah itu segala hal yang diteliti dan
metodologinya dituangkan dalam proposal penelitian. 2
Mengurus surat perizinan: Setelah proposal penelitian disetujui, dilanjutkan dengan mengurus surat ijin penelitian
untuk melakukan wawancara dan observasi data-data yang dibutuhkan. Peneliti mengurus perizinan penelitian untuk
diajukan kepada pihak akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya UIN Sunan Ampel
Surabaya. 3
Menyiapkan perlengkapan penelitian: Sebelum penelitian dilakukan, penulis mempersiapkan alat yang menunjang
jalannya wawancara dan observasi di lapangan. Peneliti menyiapkan booknote, smart phone, kamera, dan lain-lain.
Agar hasil yang diperoleh maksimal.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b Tahap Penelitian Lapangan
Sebelum melakukan wawancara lapangan, penulis melakukan observasi lapangan terlebih dahulu. Melakukan pendekatan kepada
informan dalam penelitian serta melakukan pengamatan secara langsung seputar data. Selanjutnya membuat pedoman wawancara
seputar hal-hal yang ingin diteliti. Selanjutnya mengumpulkan data yang diperoleh untuk dikaji dan dianalisa lebih lanjut.
c Tahap Penulisan Laporan
Setelah tahap lapangan selesai penulis membuat dan menyusun laporan yang berisi kegiatan yang telah dilakukan dalam
bentuk tulisan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini juga termasuk penelitian lapangan field research, yakni penelitian yang langsung dilakukan atau pada responden untuk
memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Wawancara interview
Interview atau wawancara yaitu sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
Yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaranya dengan telinganya sendiri. Penulis menggunakan metode
ini dengan cara melakukan wawancara langsung dengan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Pengamatan Observation
Observation merupakan salah satu metode utama dalam penelitian kualitatif. Secara umum observation berarti pengamatan
dan penglihatan. Dan dalam penelitian, metode observation diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
11
Fungsi metode observation ini adalah untuk mengamati kecakapan kualitas dan
keterampilan dari mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, maupun melalui
dokumentasi. Dalam melakukan dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya.
12
Dokumen ini digunakan untuk mengetahui data-data berupa catatan atau dokumentasi dari proses keterampilan komunikasi
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
11
S.Margono, Metode Penelitian Pendidikan.cet II, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hlm. 158.
12
Ibid. 221
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data dan
dilakukan secara terus-menerus tersebut maka akan menghasilkan data yang banyak sekali. Oleh karena itu, supaya data-data yang banyak
tersebut dapat sesuai dengan data-data yang diperlukan dan dapat dipahami, maka diperlukan analisis data.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.
13
Dalam aktivitas analisis data, penulis menggunakan model Miles dan Hubberman, yang meliputi data reduction, data display dan
conclussion drawing verification. a.
Data reduction reduksi data Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya. Seluruh data yang penulis peroleh di lapangan dirangkum
kemudian dipilih data yang sesuai dengan rumusan masalah. Disini berarti data mengenai keterampilan komunikasi mahasiswa fakultas
dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang diperoleh
13
Suharsini Arikunto, Proses Dari Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.cet XII Jakarta:Rineka Cipta, 2006, hlm. 12.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dan terkumpul baik dari hasil penelitian lapangandokumentasi kemudian dibuat rangkuman.
b. Data display penyajian data
Penyajian data adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk membuat kesimpulan atau
tindakan yang diusulkan. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih untuk
kemudian disajikan dalam kalimat-kalimat yang sekiranya akan mudah untuk dipahami.
c. Conclussion drawing verification
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini akan diikuti dengan bukti-bukti yang diperoleh
ketika penelitian di lapangan. Verifikasi data dimasudkan untuk penentuan data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis,
sehingga keseluruhan permasalahan mengenai keterampilan mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel
Suabaya dapat terungkap dan dituangkanlam kalimat yang mudah di pahami.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data penelitian dilakukan dengan cara:
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti berada di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu
dilakukan maka akan membatasi : 1.
Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada kontek, 2.
Membatasi kekeliruan blases peneliti, 3.
Mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak baik atau pengaruh sosial
b. Ketekunan Pengamatan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut
maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pribadi dan sistematis.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti
akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditentukan itu benar dipercaya atau tidak.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
c. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara
menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber
dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. Triangulasi waktu artinya pengumpulan data
dilakukan dengan pada berbagai kesempatan, pagi, siang sore dan malam hari. Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut
maka dapat diketahui apakah narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Kalau narasumber memberikan data yang berbeda
maka belum akurat. d.
Pemeriksaan sejawat melalui diskusi Diskusi teman sejawat dilakukan dengan melakukan hasil
penelitian yang masih sementara kepada sesame teman-teman mahasiswa. Melalui diskusi ini banyak pertanyaan dan saran.
Pertanyaan yang berkaitan data yang belum bisa terjawab, maka peneliti kembali ke lapangan untuk mencari jawabannya. Dengan
demikian data menjadi semakin lengkap.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini memiliki sistematika pembahasan, yang dapat dipakai untuk memudahkan bagi peneliti untuk mengurutkan pembahasan
yang hendak dikajinya, serta meberikan gambaran yang lebih jelas pada proposal ini, adapun sistematika pembahasan ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengontrol dalam memahami pembahasan pada bab-bab
berikutnya. Pada bab ini terdiri dari Konteks Penelitian, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Kajian Penelitian Terdahulu, Definisi
Konsep, Metode
Penelitian dan
Sistematika Pembahasan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Kajian Teoretis, adalah uraian tentang landasan teori yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab
ini terdiri dari Kajian Pustaka dan Kajian Teori yang berkaitan dengan keterampilan komunikasi
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN
Paparan data penelitian, berisi tentang deskripsi umum objek penelitian serta deskripsi hasil
penelitian.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN
Interpretasi Hasil Penelitian, yakni menganalisis hasil temuan penelitian serta konfirmasi temuan
dengan teori.
BAB V : PENUTUP
Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Keterampilan Komunikasi
a. Pengertian Keterampilan Komunikasi
Keterampilan merupakan
sebuah kemampuan
dalam mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Sedangkan
komunikasi adalah aktivitas utama manusia dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi dengan tuhan, sesama manusia, dan makhluk lainnya.
Komunikasi merupakan modal dan kunci sukses dalam pergaulan dan karir, karena hanya dengan komunikasi sebuah hubungan baik dapat
dibangun dan dibina. Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan utama yang harus dimiliki
untuk mampu membina hubungan yang sehat di mana saja dan dengan siapa saja.
Keterampilan komunikasi seperti jurnalistik menulis dan public speaking berbicara di depan umum banyak dibutuhkan dalam bidang
pekerjaan, bahkan menjadi karir tersendiri. Keterampilan komunikasi juga dibutuhkan dalam pengembangan usaha, pengembangan dan
pemberdayaan diri. Komunikasi dalam bentuk yang paling sederhana ialah transmisi pesan dari suatu sumber kepada penerima. Selama 60
tahun, pandangan tentang komunikasi ini telah diidentifikasikan melalui
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tulisan ilmuwan politik Harold Lasswell 1948.
1
Ia mengatakan bahwa cara yang paling nyaman untuk menggambarkan komunikasi adalah
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: a
Siapa? b
Berkata apa? c
Melalui saluran apa? d
Kepada Siapa? e
Dengan efek apa? Peneliti komunikasi Wilbur Schramm menggunakan ide yang pada
awalnya dikembangkan oleh psikolog, Charles E. Osgood yang mengembangkan suatu cara untuk menggambarkan sifat resiprokal
komunikasi secara grafis. Penggambaran komunikasi Interpersonal ini komunikasi antara dua orang atau lebih menunjukkan tidak adanya
sumber atau penerima pesan yang dapat diidentifikasikan secara jelas. Karena komunikasi merupakan proses yang berkelanjutan dan resiprokal,
semua partisipan atau interpreter berusaha menciptakan makna dengan melalui encoding dan decoding
pesan. Suatu pesan terlebih dahulu diencode, yaitu ditransformasikan ke
dalam sistem tanda dan simbol yang dapat dipahami. Berbicara merupakan encoding, seperti halnya menulis, mencetak, membuat
program televisi. Sesudah pesan diterima, pesan didecode, yaitu tanda
1
Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Jilid 1 Edisi 5 Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012 hlm. 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dan simbol diinterpretasikan. Decoding terjadi melalui mendengarkan, membaca, atau menonton acara televisi.
Model Osgood Schramm menunjukkan sifat proses komunikasi yang berkelanjutan dan resiprokal. Oleh karena itu, tidak ada sumber,
penerima, dan umpan balik. Alasannya adalah ketika komunikasi terjadi, kedua interpreter secara serentak menjadi sumber dan penerima pesan.
Tidak ada umpan balik karena semua pesan dianggap merupakan balasan atas pesan yang lain. Bahkan ketika teman Anda memulai percakapan
dengan Anda, contohnya, dapat dikatakan bahwa pandangan ketertarikan dari Anda dan kerelaan Anda yang berbicara kepada dia sehingga dia
mau berbicara. Dalam contoh ini, tidak terlalu tepat untuk memberikan label kepada Anda atau teman Anda sebagai sumber. Siapa yang
sesungguhnya memulai percakapan ini?, dan karena itu tidak mungkin mengidentifikasikan siapa yang menyediakan umpan balik kepada siapa.
Individu yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan siapapun atau dimanapun, akan membawa pertumbuhan kepribadian. Sebaliknya
individu tidak dapat berkomunikasi secara efektif, Ia akan mengalami hambatan pertumbuhan kepribadian Davis, 1940; Wasserman, 1924.
2
Antropolog terkenal, Ashley Montago 1967: 450, dengan tegas menulis: The most important agency throught which the child learns to
be human is communication, verbal also noverbal. Artinya: Perantara
2
Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hlm. 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang paling penting ketika anak kecil belajar tentang komunikasi manusia, baik verbal maupun non verbal.
Dengan demikian, agar komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diterapkan, baik pemberi maupun penerima
pesan perlu memiliki kemampuan dan komunikasi interpersonal yang diperlukan.
3
Kompetensi komunikasi interpersonal adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan
situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan
komunikasi adalah
kemampuan seseorang
untuk menyampaikan atau mengirim pesan yang jelas dan mudah dipahami
oleh penerima pesan. Untuk itu, agar mampu melakukan komunikasi yang baik, maka seseorang harus memiliki ide dan penuh daya kreativitas
yang tentunya dapat dikembangkan melalui berbagai latihan dengan berbagai macam cara, salah satunya membiasakan diri dengan berdiskusi.
b. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sehingga komunikasi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa efektifnya orang- orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan tersebut.
3
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal Interpersonal Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003, hlm. 90.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Stanton 1982,
4
mengatakan bahwa sekurang-kurangnya ada lima tujuan komunikasi manusia, yaitu:
a Mempengaruhi orang lain
b Membangun atau mengelola relasi antarpersonal
c Menemukan perbedaan jenis pengetahuan
d Membantu orang lain
Diluar tujuan umum komunikasi ini, maka komunikasi bertumbuh dari motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan dari
komunikasi. Artinya, tujuan komunikasi perlu memperhatikan rencana komunikasi untuk berinteraksi ataukah komunikasi dapat dijalankan
secara alamiah saja. Dengan kata lain, tujuan komunikasi sedapat mungkin memperhatikan elemen-elemen utama komunikasi, yaitu:
a Pengirim: Orang yang mengirimkan pesan encoder
b Penerima: Orang yang menginterpretasi pesan decoder
c Saluran: Metode bagi seseorang untuk mengoptimalisasikan
daya guna sehingga kita dapat mengirimkan sebuah pesan secara verbal, nonverbal, atau termediasi.
d Pesan: Informasi yang sudah distimulasikan itu dikirim oleh
pengirim ke dalam alam pikiran penerima. e
Umpan balik: Respons yang diberikan penerima kepada pengirim.
4
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna Jakarta: Prenada Media Group,2011, hlm. 128.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
f Lingkungan: Dunia fisik dan nonfisik sebagai sebagai tempat
terjadinya interaksi. g
Gangguan: Dari luar yang hanya dapat terlihat dan terasa dalam peristiwa komunikasi.
Peristiwa komunikasi dapat terjadi dalam berbagai situasi, diantaranya adalah situasi pendidikan.
5
Di dalam situasi pendidikan tersebut terdapat situasi yang khusus, yaitu situasi pengajaran atau
bimbingan. Sehingga akan terdapat komunikasi pendidikan, komunikasi pengajaran, dan komunikasi bimbingan. Guna menciptakan dan
mengefektifkan komunikasi tersebut maka perlu mngetahui tentang cara- cara atau teknik berkomunikasi secara terampil. Namun demikian tetap
perlu dicatat, bahwa perilaku komunikasi diwarnai pula oleh sikap dan pribadi orangnya.
Telah dikemukakan bahwa proses pemahaman diri self knowledge bersifat interaktif, yaitu tergantung dari interaksi individu
yang satu dengan lainnya. Melalui interaksi dengan orang lain setiap individu dapat mencapai kesadaran tentang dirinya, tentang identitasnya.
Kesadaran tentang diri meliputi kesadaran akan pikiran, perasaan dan tingkah lakunya serta kesadaran tentang dunia sekitarnya, akan membuat
individu dapat bertindak secara efektif dan produktif, yang akhirnya membawanya kearah aktualisasi diri dan perkembangan diri optimal.
Dengan memperhatikan proses self knowledge, maka agar dapat memenuhi tuntutan peranannya setiap individu baik untuk mahasiswa,
5
Muhari, Ketrampilan Komunikasi Surabaya: University Press IKIP, 1988, hlm. 2.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dosen ataupun pembimbing harus mempunyai suatu keterampilan berkomunikasi.
Ketrampilan berkomunikasi yang diharapkan tersebut mencakup beberapa kemampuan yakni:
a Kemampuan dalam menciptakan kontak atau hubungan
interpersonal b
Kemampuam dalam menangkap atau memahai informasi c
Kemampuan dalam memberikan tanggapan atau upan balik d
Kemampuan dalam mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
c. Jenis-Jenis Keterampilan Komunikasi
Keterampilan pada hakikatnya adalah cara seseorang untuk melakukan sesuatu.
6
Setiap komunikasi yang dilakukan, tentunya diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang
terlibat dalam komunikasi tersebut. Komunikasi akan berjalan dengan dinamis, apabila disertai adanya suatu reaksi dari pihak penerima pesan.
Reaksi ini menandakan bahwa pesan yang disampaikan mendapatkan tanggapan. Ada beberapa jenis keterampilan komunikasi yang perlu
dipahami oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupan sehari-hari yaitu meliputi keterampilan komunikasi lisan, komunikasi tulisan, dan
komunikasi non-verbal.
6
Ahman Sutardi Endang Budiasih, Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil Alih Kekuasaan Nasional Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010, hlm. 62.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Keterampilan komunikasi lisan oral communication yaitu kemampuan berbicara speaking sehingga mampu menjelaskan dan
mempresentasikan gagasan dengan jelas kepada bermacam-macam orang audiens. Kemampuan ini meliputi keahlian menyesuaikan cara
berbicara kepada komunikan yang berbeda, menggunakan pendekatan dan gaya yang pas, dan memahami pentingnya isyarat non-verbal.
Komunikasi ini membutuhkan keterampilan latar belakang background skills presentasi, pemahaman tentang audiens, mendengarkan secara
kritis, dan bahasa tubuh body language. Keterampilan komunikasi tulisan written communication yaitu
kemampuan menulis secara efektif dalam konteks dan untuk beragam pembaca dan tujuan. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk
menulis dengan gaya dan pendekatan yang berbeda untuk pembaca atau media yang berbeda. Kemampuan komunikasi tulisan juga termasuk
keterampilan komunikasai elektronik seperti menulis sms, menulis dan mengirimkan email, terlibat di “forum diskusi online” discussion
boards, ruang chatting, dan pesan instan. Komunikasi ini memerlukan background skills seperti penulisan akademis, keahlian revisi dan
penyuntingan editing, membaca kritis, dan presentasi data. Sedangkan keterampilan komunikasi non-verbal non-verbal
communication yaitu kemampuan memperkuat ekspresi ide dan konsep melalui penggunaan bahasa tubuh body language, gerak isyarat
gesture, ekspresi wajah, dan nada bicarasuara tone of voice. Komunikasi non-verbal juga termasuk penggunaan gambar, ikon, dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
simbol. Komunikasi ini memerlukan background skills seperti pemahaman tentang audiens, presentasi personal, dan bahasa tubuh.
Dengan demikian, jenis-jenis keterampilan berkomunikasi tersebut dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu keterampilan kasar hard
skill dan keterampilan haluslunak soft skill. Keterampilan komunikasi tulisan termasuk dalam keterampilan kasar hard skill, sedangkan
keterampilan komunikasi lisan dan komunikasi non-verbal termasuk keterampilan haluslunak soft skill.
Keterampilan kasar atau Hard Skill cenderung lebih mudah dikuasai karena sifatnya teknis, misalnya kemampuan berbahasa asing,
mengoperasikan mesin, memainkan alat musik tertentu, dan memasak. Sementara itu, soft skill terlihat dari tindakanmu sehari-hari. Apa saja
yang termasuk di dalamnya? Banyak sekali, misalnya kemampuan networking, berkolaborasi dengan banyak orang, berkomunikasi,
berinteraksi, memimpin, membaca situasi, berstrategi, dan sebagainya. Kedua jenis skill tersebut bisa dipelajari dan dilatih sepanjang
waktu. Lebih jauh lagi, keduanya harus dipadukan agar dapat membawa seseorang ke puncak kesuksesan. Bayangkan jika seseorang dikenal
sangat menguasai teknis pemrograman komputer tetapi tak pernah dilibatkan dalam proyek-proyek penting. Bisa jadi, soft skill-nya dalam
hal interaksi, kolaborasi, dan komunikasi dengan orang lain harus dipertanyakan. Sebaliknya, jika seseorang tampak pandai membawa diri
dan bernegosiasi di depan banyak orang, tetapi ketika diberi tanggung
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
jawab yang membutuhkan hard skill ternyata seseorang itu mengecewakan, reputasinya akan buruk di mata orang lain.
Perpaduan antara kumpulan keahlian di atas baik hard skill maupun soft skill, dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman.
Atribut yang diperlukan untuk menampilkan kinerja yang bagus, disebut kompetensi. Meskipun kompetensi bisa dibangun di dunia kerja, unsur-
unsur di dalamnya seperti yang disebut di atas, dipupuk sejak masa sekolah. Semakin bagus kompetensi yang dimiliki, semakin besar pula
peluang untuk terus melejitkan karier. Setiap orang di dunia pun pasti menginginkan demikian. Namun,
pada kenyataannya, ada yang telah berhasil meraihnya dan ada pula yang belum berhasil tau bahkan telah merasa gagal dalam upaya meraih target-
target capaian penting dalam hidupnya. Faktor penting yang sering terabaikan adalah tidak terolahnya keterampilan lunak soft skill dalam
dirinya. Soft skill berperan dalam dua per tiga dari serangkaian kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Satu per tiga
lainnya adalah hard skill. Dari pembagian ini saja bisa dilihat secara sederhana bahwa soft skill memiliki peran yang lebih banyak
dibandingkan dengan hard skill.
d. Peranan Hard Skill dan Soft Skill dalam Komunikasi
Keterampilan sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan keterampilan yang ada, seseorang dapat menciptakan kehidupan
yang lebih baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Secara umum, keterampilan manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
keterampilan teknis hard skill dan keterampilan mengelola diri dan orang lain soft skill.
Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik
dan benar adalah tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang bisa membuat sebuah alat yang berguna jika dia
tidak mengetahui cara pembuatan, tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu memperbaiki sesuatu jika dia
tidak tahu apa yang dia perbaiki. Soft skill sering juga disebut keterampilan lunak adalah
keterampilan yang digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain. Soft skill yang mumpuni mutlak harus dimiliki oleh
manusia sebagai modal untuk mengarungi berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi masyarakat, dan lain-lain.
Sebagai contoh, di dunia kerja dalam proses perekrutan karyawan baru, keterampilan teknis hard skill lebih mudah diseleksi berdasarkan daftar
riwayat hidup, indeks prestasi, pengalaman kerja dan berbagai keterampilan yang dikuasai. Sedangkan soft skill dievaluasi berdasarkan
psikotest dan wawancara mendalam. Dunia kerja saat ini membutuhkan sumber daya yang terampil,
sebagai seorang mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi. Hard skill merupakan keahlian bagaimana nilai akhir
kuliah mahasiswanilai akademis IPK mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi administrasi dalam melamar pada suatu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era persaingan yang ketat ini mahasiswa juga dituntut memiliki soft skill yaitu
keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
interpersonal skill dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri
intrapersonal skill. Hard skill maupun soft skill merupakan prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai
pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hard skill ditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin
keilmuan tertentu, sedangkan soft skill merupakan perilaku personal dan interpersonal skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mengoptimalkan kinerja seorang manusia. Ketika seorang dosen bermaksud mengajar atau menyampaikan
materi kuliah kepada para mahasiswa, dosen terlebih dahulu harus memiliki kemampuan untuk menguasai materi yang akan disampaikan.
7
Menguasai cara untuk menyampaikan materi, menjaga agar para mahasiswa bisa fokus pada materi yang diberikan, apakah dengan
bantuan alat seperti LCD dan penggunaan power point untuk menayangkan slide yang berisi materi, tentu saja pengoperasiannya harus
dikuasai dengan menerangkan materi dengan alat bantu seperti papan tulis dan spidol juga harus tahu bagaimana menggunakannya. Tanpa
keterampilan dalam menggunakan LCD, power point, papan tulis dan spidol serta lain-lain peralatan penunjang kegiatan belajar mengajar,
maka kualitas pengajaran akan berkurang.
7
Ahman Sutardi Endang Budiasih, Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil Alih Kekuasaan Nasional,............., hlm. 63.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Para mahasiswa pun harus memiliki beberapa keterampilan ketika mereka terlibat dalam proses perkuliahan yang menggunakan SKS
Satuan Kredit Semester yang terdiri dari kegiatan-kegiatan tertentu yang harus terjadi dalam setiap minggunya, seperti mengikuti,
melakukan kegiatan terstruktur seperti responsi, membuat tugas, mengikuti seminar, atau membuat makalah, kegiatan mandiri, seperti
baca pustaka, praktikum mandiri, dan lain-lain. Paling tidak, mahasiswa harus memiliki keterampilan mengatur
waktu belajar mereka untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Sementara soft skill atau keterampilan halus adalah cara-cara yang
digunakan pada saat berhubungan dengan orang lain. Tujuannya adalah untuk membangun sekaligus membina hubungan baik dengan orang lain.
Lebih jauh lagi untuk menjual gagasan, ilmu pengetahuan yang dimiliki, menawarkan hard skill, bahkan memengaruhi keyakinan orang lain,
sehingga orang lain bisa memahami bahwa kita memiliki kualitas kompetensi diri yang baik.
Setelah itu, orang lain akan memberikan dukungan, melakukan kerja sama, atau setuju dengan gagasan maupun pendapat yang kita
sampaikan. Karena yang kita ajak berinteraksi adalah manusia, maka harus ada media komunikasi yang bisa menghubungkan antara kita dan
orang lain. Keberadaan bahasa terutama bahasa verbal, sangat menentukan untuk terjadinya interaksi dengan orang lain.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Oleh karena itu, soft skill yang paling umum dan harus dimiliki oleh setiap orang adalah keterampilan berkomunikasi. Bagaimana
menyusun rangkaian kalimat verbal yang baik, bagaimana menggunakan intonasi suara, bagaimana menyampaikan gagasan adalah beberapa
persoalan di antara sekian banyak persoalan dalam soft skill. Secara teknis dan formal, komunikasi yang lebih khusus adalah presentasi, yaitu
bagaimana dalam forum resmi setiap orang bisa menyampaikan gagasan atau pendapatnya dengan sukses.
Sehubungan dengan adanya korelasi pendidikan dengan dunia kerja, maka perlu mindset yang sama dan pengembangan kepribadian
antara pendidikan dasar menengah sebagai penyedia bahan dasar yaitu siswa kemudian berlanjut pada pendidikan tinggi untuk memberikan nilai
tambah bagi mahasiswa yang nantinya akan dipakai oleh dunia kerja.
8
Jadi, mahasiswa
dikatakan ideal
apabila mahasiswa
tersebut mengupayakan dirinya untuk memiliki kompetensi hard skills dan soft
skills yang baik.
2. Komunikasi Mahasiswa
a. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang datang dari berbagai tempat, meiliki suku dan agama yang berbeda bilamana tujuannya adalah untuk
mengembangkan IQ
dan ingin
mempelajari IPTEK
serta mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat
8
Herri Susanto, Co
u icatio Skills ”Sukses Ko u ikasi, Prese tasi da Berkarier Yogyakarta: Deepublish, 2014, hlm. 6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang telah selesai mengikuti segala syarat untuk memperoleh gelar sarjanasarjana muda, maka mereka
berhak mendapatkan ijazah dan gelar. Untuk pengakuan terhadap gelar yang diperolehnya membutuhkan waktu yang lama, minimal tiga
setengah tahun belajar untuk menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi serta melatih keterampilan sesuai bidangnya hard skill untuk gelar
sarjana S-1 dan minimal tiga tahun untuk mendapat gelar sajana muda D-III.
Namun demikian, banyak mahasiswa yang hanya ingin memperoleh ijazah saja dengan mengabaikan hard skill dan soft skill.
Hal ini terbukti bahwa mahasiswa mau memberikan sejumlah uang kepada dosen atau dengan mendatangi kerumahnya untuk mendapatkan
nilai yang baik. Selain hal diatas, tidak rahasia lagi bagi mahasiswa untuk memberikan uang kepada dosen pembimbing ataupun penguji
dalam mempertahankan skripsi demi kelancaran di meja hijau. Tetapi hal ini bukan seluruhnya adalah kesalahan dosen, namun karena
mahasiswa tidak memiliki hard skill dan soft skill yang baik. Mahasiswa seharusnya memiliki tujuan yang sama yaitu menjadi
mahasiswa yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Jika mahasiswa telah memiliki penguasaan ilmu pengetahuan, memiliki
keterampilan dan memiliki soft skill yang baik maka tidak akan terdapat lagi mahasiswa yang hanya sekedar mendapatkan gelar dan ijazah saja.
Penerapan ilmu pengetahaun dan keterampilan yang diperolehnya akan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lebih baik. Maka dengan sendirinya kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara akan lebih baik.
Mahasiswa yang mempunyai soft skill yang baik tidak akan menyianyiakan waktunya, menghabiskan hidupnya dengan bersenang-
senang, mabuk-mabukan, kawin di luar nikah. Akankah lebih baik jika mahasiswa seperti yang disebutkan diatas mengikuti salah satu
organisasi baik organisasi di kampus maupun organisasi yang ada di masyarakat sehingga mahasiswa ini akan menjadi contoh dimasyarakat
bahwa selain memiliki kemampuan juga bermoral, sopan santun, peduli dengan masyarakat disekitarnya dan peduli dengan lingkungan. Dengan
demikian maka masyarakat akan dengan senang hati menerima keberadaan mahasiswa di lingkungannya.
b. Prestasi Mahasiswa
Mahasiswa sebagai calon intelektual seharusnya bersikap sebagai seorang calon intelektual yang harus terus melatih hard skill dan soft
skill-nya untuk menunjang kehidupan yang lebih baik dengan terus belajar untuk mengembangkan intelligence quotient IQ, emotional
quotient EQ dan spiritual quotient SQnya. Dengan istilah life long education pendidikan seumur hidup tidak selayaknya lagi ada
mahasiswa yang hanya ingin memperoleh gelar dan ijazah saja. Gelar dan ijazah seharusnya hanya sebagai penghargaanpengakuan atas
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahliannya. Lulusan mahasiswa juga seharunya sesuai dengan yang
diharapkan perusahaan. Dengan demikian ada keuntungan antara dunia
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kerja dengan perguruan tinggi. Dunia kerja akan merasa puas dengan lulusan yang memiliki hard skill dan soft skill yang baik. Nama baik
akan semakin meningkat dan akan menjadi perguruan tinggi yang memiliki nilai lebih dari perguruan tinggi lainnya. Selain itu, maka akan
terjalin kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dengan dunia kerja. Dewasa ini banyak mahasiswa yang pintar sesuai dengan
bidangnya tetapi nilai dari soft skill-nya rendah. Bagaimanakah mahasiswa ini nantinya setelah bekerja? Pejabat-pejabat di negara
indonesia ini adalah gambaran mahasiswa sebagai contoh orang-orang yang pintar tetapi banyak diantaranya tidak memiliki moral, tidak
memiliki rasa peduli terhadap sesama atau lingkungannya. Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. Darimanakah dimulai untuk
memberantas hal yang demikian? Bukankah mahasiswa-mahasiswa yang akan menggantikan pejabat-pejabat itu nantinya? Intinya adalah sebagai
salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi negeri harus mempersiapkan diri demi kelangsungan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
B. Teori Pendekatan Rasional
Dalam penelitian mengenai keterampilan komunikasi mahasiswa, peneliti mengacu pada teori pendekatan rasional.
Teori pendekatan rasional berorientasi pada prinsip bahwa pendekatan terhadap syarat terjadinya percakapan yang koheren didasari oleh
pemikiran bahwa percakapan merupakan tindakan praktis untuk mencapai tujuan, dan karena alasan inilah pendekatan ini dinamakan
dengan pendekatan rasional.
9
Dalam hal ini, para peserta percakapan harus memikirkan cara untuk mencapai tujuan percakapan. Dengan demikian, terjadinya
percakapan yang koheren bergantung pada proses berpikir secara hati- hati pada pihak komunikator untuk mencapai suatu tujuan.
Para komunikator harus membuat keputusan mengenai apa yang ingin dikatakan dan bagaimana mencapai maksud atau tujuan mereka,
dan percakapan yang koheren betul-betul ditentukan oleh keseluruhan proses berpikir untuk mencapai tujuan. Jika sequence atau urutan
tindakan terlihat rasional dalam hubungannya dengan tujuan yang disepakati maka percakapan dapat dinilai koheren.
Bagi pendukung pendekatan rasional, pendekatan berdasarkan urutan percakapan yang telah dijelaskan sebelumnya disebut sebagai
menggunakan aturan lokal local rules yang berarti giliran bicara diatur secara bergantian, satu setelah yang lainnya. Sebaliknya, pendekatan
rasional mengandalkan pada aturan global global rules yang mengatur percakapan sebagai suatu keseluruhan. Pendekatan rasional ini sering kali
9
Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa Jakarta: Kencana, 2013, hlm. 246.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dikaitkan dengan dua orang, yaitu Sally Jackson dan Scott Jacobs yang keduanya dikenal menggunakan pendekatan global dalam menganalisis
percakapan. Kedua sarjana ini menggunakan analogi permainan untuk
menjelaskan bagaimana percakapan bekerja. Permainan dikontrol oleh seperangkat aturan yang harus diketahui oleh mereka yang bermain. Para
pemain memiliki tujuan dalam permainannya, dan mereka menggunakan berbagai aturan permainan untuk mencapai tujuan itu.
Permainan itu sendiri adalah koheren karena pemilihan aturan yang tepat akan dapat mencapai tujuan-tujuan yang rasional. Jadi pemain harus
memiliki dua jenis pengetahuan. Mereka harus mengetahui aturan permainan dan mengetahui apa yang menyebabkan suatu permainan
adalah rasional di dalam batasan aturan. Jackson dan Jacobs menetapkan dua macam aturan global yang
dibutukan untuk menghasilkan percakapan yang koheren yaitu “aturan validitas” validity rules dan “aturan alasan” reason rules. Aturan
validitas adalah aturan yang berfungsi untuk membangun kondisi yang diperlukan agar suatu tindakan dinilai sebagai suatu tindakan yang jujur
atau benar dalam suatu rencana untuk mencapai tujuan. Aturan alasan adalah aturan yang mengatur bagaimana seseorang menyesuaikan
pernyataannya sedemikian rupa agar logis dalam perspektif yang sesuai dengan apa yang dipikirkan orang lain saat itu.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada dasarnya, kedua aturan ini membantu komunikator membangun suatu sistem yang logis sehingga percakapan akan terasa
koheren. Namun harap diingat bahwa aturan ini bisa saja dilanggar dan percakapan yang koheren tidak selalu bisa dicapai. Komunikator bisa
pula tidak sepakat mengenai apakah suatu sequence memenuhi aturan validitas dan aturan alasan, dan adanya ketidaksepakatan itu sering kali
menjadi dasar timbulnya konflik. Pada akhirnya, karena percakapan bersifat praktis dan berorientasi pada tujuan maka komunikator harus
terus-menerus menilai apakah interaksi yang terjadi mengarah pada tujuan yang diinginkan, jika tidak, penyesuaian seperti apakah yang harus
dibuat dalam percakapan. Kenyataan ini menjadikan percakapan menjadi proses berpikir praktis bolak-balik yang dinamis.
Percakapan merupakan hal yang kompleks, karena sebagaimana permainan harus dimainkan dengan orang lain. Tindakan seseorang harus
sesuai atau cocok dengan tindakan orang lain, dan hal ini membutuhkan persetujuan dalam hal tujuan yang ingin dicapai dan juga sikap untuk
saling memberi. Perkataan atau ucapan memiliki kekuatan yang mewajibkan pendengarnya untuk memahami maksud pembicara, dan
pembicara harus memenuhi kondisi tertentu agar terjadi suatu pengertian. Komunikator tidak saja harus menanggapi setiap tindak bicara individual
tetapi kepada maksud keseluruhan orang lain. Percakapan koheren tidak dinilai oleh pasangan kalimat berdampingan tetapi dengan membeberkan
rencana permainan oleh pesertanya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Donald Ellis mengajukan “teori makna koheren” coherentist theory meaning untuk menjelaskan proses percakapan lebih jauh.
Menurut Ellis, memahami percakapan adalah suatu tindakan pragmatis, dan komunikator menggunakan makna bersama agar percakapan menjadi
koheren. Komunikasi hanya dimungkinkan karena komunikator memiliki makna bersama. Menurut Ellis terdapat tiga karakteristik percakapan
yang memungkinkan
terjadinya pengertian
yaitu kemudahan
pemahaman, organisasi, dan verifikasi. Karakteristik pertama adalah “kemudahan pemahaman”
intelligibility. Percakapan akan mudah dipahami jika memiliki atau menunjuk pada bukti yang memungkinkan komunikator menarik
kesimpulan mengenai maknanya. Karakteristik kedua adalah “organisasi”. Ucapan atau pernyataan
adalah bagian dari sistem struktur linguistik terorganisasi yang lebih besar. Anda tidak dapat memberikan makna sesuka Anda terhadap suatu
kalimat; makna dari suatu pernyataan bersifat terbatas, dan komunikator mengetahui kemungkinan cakupan range makna dari suatu pernyatan
atau ucapan. Adanya karakteristik semacam ini memungkinkan terjadinya percakapan yang rasional.
Analogi permainan yang dikemukakan Jackson dan Jacob adalah bermanfaat bagi kita, karena aturan permainan menjelaskan arti langkah
yang diambil dan bagaimana memberikan tanggapan secara rasional terhadap setiap kemungkinan langkah di dalam sistem. Dalam hal
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mengemukakan perintah, sebagaimana contoh sebelumnya, maka komunikator mengetahui pertanyaan yang diajukan dapat dipahami
sebagai perintah, maka pertanyaan si bapak dapat dipahami sebagai suatu pernyataan mengenai apa yang harus dilakukan anak. Dalam situasi
seperti itu, pertanyaan itu memang harus dipahami itu. Karakteristik percakapan ketiga yang dikemukakan Ellis adalah
“verifikasi”. Dalam arus percakapan, satu pernyataan dapat menjelaskan atau menegaskan makna pernyataan lainnya. Ketika si anak pada contoh
tersebut menjawab, “Ya, saya akan mengambilnya” maka ia melakukan verifikasi terhadap perintah yang disampaikan bapak. Jadi, peserta
percakapan menggunakan prinsip memberi dan menerima give-and- take untuk menguji makna dan mereka memberikan pembenaran
terhadap kesimpulan yang disetujui. Menggunakan prinsip-prinsip global tidak menghilangkan aturan
lokal. Dalam hal ini, ketentuan mengenai pasangan kalimat berdampingan merupakan kasus khusus dari tindakan rasional. Melalui
serangkaian pernyataan,
komunikator sesungguhnya
melakukan negosiasi terhadap rencana keberhasilan tujuan goal-achievement plan.
Jackson dan Jacobs menyebut hal ini sebagai “transformasi
kepercayaankonteks keinginan” transformation of beliefwant. Komunikator secara mental bertanya kepada diri mereka sendiri, apa
yang ingin kita capai, dan tindakan logis apa yang perlu dilakukan masing-masing dari kita untuk mencapainya? Percakapan akan menjadi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
koheren jika tercapai persetujuan dan tindakan yang diambil tampak pantas untuk mencapai tujuan dimaksud.
Jackson dan Jacobs menyajikan daftar tipe ucapan yang dapat dipahami sebagai permintaan, mulai dari ucapan yang langsung hingga
tidak relevan. Terdapat pula ucapan yang sering ditemukan pada percakapan yang berfungsi sebagai pra-permintaan prerequest.
Permintaan semacam ini berfungsi mempersiapkan pendengar menerima permintaan di masa depan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN
A. Profil Data