Identifikasi dan Batasan Masalah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dalam proses waktu, kesadaran spatial proses dalam tempat. Kesadaran menurut fenomenologi merupakan basis dari realitas dan idealitas. Fenomenologi juga berbicara tentang deskripsi. Yang memilah antara deskripsi fenomenologi dengan deskripsi the man in the street. Secara harfiyah the man in street berarti orang-orang jalanan. Ciri deskripsi the man in the street adalah hanya sebatas membuat deskripsi apa adanya. Aron Gurwitsch ilmuwan sejawat Alfred Schutz perintis fenomenologi sosiologi menandaskan if you do not use phenomenological methods, you are not doing phenomenology . 9 Analisis deskriptif yang dikehendaki oleh fenomenologi dapat kita temukan dalam Wikipedia The Free encyclopedia kita temukan pernyataan Husserl tentang deskripsi analitik yang agak lengkap, yakni “an analitycal description of acts of intentional consciousness. The objeck of such an analysis is the meaningful lived world of everyday life, 10 yakni deskripsi analitik tentang tingkah laku manusia yang berangkat dari kesadaran intensional. Apa yang menjadi obyek analisis itu adalah dunia kehidupan sehari-hari yang di dalamnya mengandung makna. Fenomenologi memiliki doktrin yang khas tentang persepsi. Menurutnya pesepsi itu ada dua yakni, inner dan outer. 11 Persepsi inner adalah persepsi apa adanya atau sesuai dengan fakta tanpa disertai dengan penafsiran atau komentar. Sebaliknya dengan persepsi outer. Persepsi inner adalah persepsi yang berada dalam wilayah immanen sesuatu yang tidak perlu diragukan. Sedangkan persepsi outer merupakan 9 http:en.wikipedia.orgwikiphenomenologicalsociology. 10 Wikipedia The Free Encyclopedia, An Analytical Description. 11 Khozin Afandi, Hermeneutika dan Fenomenologi-dari Teori ke Praktik Surabaya: Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, 2007, 32. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id persepsi yang menembus kaki langit dunia immanen menyeruak jauh memasuki wilayah transenden. Persepsi yang immanen tidak menimbulkan pertanyaan atau keraguan, sebaliknya persepsi outer menimbulkan pertanyaan dan keraguan karena ia lebih dari sekedar menyampaikan apa adanya. Semua jenis penafsiran, pendapat, pandangan, termasuk dalam filsafat dan sains adalah transenden. Doktrin fenomenologi menyatakan bahwa manusia adalah diri yang transenden atau ego yang transenden transcendental ego ditandai dengan kesukaan menafsirkan. Dari doktrin persepsi inilah lahir doktrin filsafat lainnya yang terkenal yakni reduksi fenomenologi melalui cara breacketing atau suspention atau disconnection; 12 artinya memasukkan dalam kurung, menunda dahulu atau menghentikan dahulu. Reduksi fenomenologi berarti “pemurnian obyek maupun subyek” dari segala yang transenden. Subyek pelaku penelitian membersihkan diri dari segala jenis praduga yang transenden, obyek juga dibersihkan dari segala penafsiran atau pendapat. Segala sesuatu yang transenden haruslah “epoche harus di bracketing” , harus diletakkkan di dalam kurung untuk sementara, disuspensi atau ditunda, tidak dipergunakan terlebih dahulu. Dengan memasukkan di dalam kurung seorang fenomenologis harus berangkat tanpa praduga. Seperti dipesankan oleh Huserl, sarjana fenomenologis harus membatasi dirinya pada persepsi inner. Karena persepsi ini masih murni, yang sesuai dengan fakta apa adanya dan tidak tercampur dengan tafsiran. Teori atau tesa filsafat atau 12 Ibid., 45.