34
Smucker 1955 dalam Suharto 2011 mencoba mendekati pendidikan dengan prefektif masyarakat. Ia
mendefinisikan Community sebagai suatu kumpulan populasi yang tinggal pada suatu wilayah yang
berdekatan terintegrasi melalui pengalaman umum, memiliki sejumlah situasi pelayanan dasar, menyadari
akan kesatuan lokalnya dan mampu bertindak dalam kapasitasnya sebagai suatu korporasi.
Pengertian di atas menerangkan bahwa community biasanya dimaknai sebagai kelompok
manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu dengan segala ikatan dan norma di dalmnya. Dan memahami
potensi-potensi yang ada di dalam wilayah dan kemudian berupaya untuk membangun wilayahnya itu
dengan potensi yang dimiliki.
2. Pendidikan berbasis komunitas
Pendidikan berbasis komunitas community-based education merupakan pengaturan yang memberikan
peluang bagi setiap orang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan berbasis komunitas muncul saat modernisasi yang menghendaki
terciptanya demokrasi dalam segala dimensi kehidupan manusia, termasuk pada bidang pendidikan.
35
Pendidikan kemudian harus beradaptasi dan harus
dikelola secara
desentralisasi dengan
memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat, Sudjana 2000. Sedangkan, menurut
Sihombing 2001 pendidikan berbasis masyarakat merupakan pendidikan yang dirancang, dilaksanakan,
dinilai dan dikembangkan oleh masyarakat yang mengarah pada usaha menjawab tantangan dan
peluang yang ada di lingkungan masyarakat tertentu dan berorientasi pada masa depan.
Secara konsep, pendidikan berbasis komunitas adalah model penyelenggaraan pendidikan yang
bertumpu pada prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Pendidikan dari
masyarakat artinya pendidikan memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat. Pendidikan
oleh masyarakat artinya masyarakat ditempatkan sebagai
subyekpelaku pendidikan, bukan objek pendidikan.
Pada konteks ini, masyarakat dituntut berperan dan berpartisipasi aktif dalam setiap program
pendidikan, terutama pada saat pelaksanaannya. Adapun pengertian pendidikan untuk masyarakat
artinya masyarakat diikutsertakan dalam semua program yang dirancang untuk menjawab kebutuhan
mereka. Secara singkat dikatakan masyarakat perlu diberdayakan, diberi peluang dan kebebasan untuk
36
mendesain, merencanakan, membiayai, mengelola dan menilai sendiri apa yang diperlukan secara spesifik di
dalam untuk dan oleh masyarakat sendiri. Galbraith 1992 dalam Ardiego 2009 menjelaskan bahwa
community-based education could be defined as an educational proces by which individuals in this case adults become more
competent in their skills, attitudes, and concepts in an effort to live in and gain more control over local aspects of their communities through
democratic participation .
Pendidikan berbasis komunitas dapat diartikan sebagai proses pendidikan dimana
individu-individu atau orang dewasa menjadi lebih berkompeten dalam keterampilan, sikap, dan konsep
mereka dalam upaya untuk hidup dan mengontrol aspek-aspek lokal masyarakatnya melalui partisipasi
demokratis.
Pendapat yang lebih luas tentang pendidikan berbasis komunitas dikemukakan oleh Smith 2008
dalam Ardiego 2009 sebagai
community-besed education defined as a process designed to enrich the lives of individuals and
groups by enganging with people living with in a geographical area, or sharing a common interest, to develop voluntary-ilya range of
learning, action, and reflection opportumities, determined by their personal, social, economic and political need
pendidikan berbasis komunitas adalah sebuah proses yang
didesain untuk memperkaya kehidupan individual dan kelompok dengan mengikutsertakan orang-orang dalam
wilayah geografi, atau berbagi mengenai kepentingan
37
umum, untuk mengembangkan dengan sukarela tempat pembelajaran, tindakan, dan kesempatan
tefleksi yang ditentukan oleh pribadi, sosial, ekonomi dan kebutuhan politik mereka
Surakhmad 2000 dalam Suharto 2012 menegaskan bahwa yang dimaksud pendidikan
berbasis masyarakat adalah pendidikan yang dengan sadar menjadikan masyarakat sebagai akar dari
perkembangan.
Konsep pendidikan
berbasis masyarakat merupakan usaha peningkatan rasa
kesadaran, kepedulian, kepemilikan, keterlibatan, dan tangungjawab masyarakat. Enam kondisi yang dapat
menentukan terlaksananya konsep pendidikan berbasis masyarakat.
1. Masyarakat sendiri memiliki kepedulian dan
kepekaan mengenai pendidikan; 2. Masyarakat sendiri telah menyadari pentingnya
pendidikan bagi kemajuan masyarakat; 3. Masyarakat sendiri telah merasa memiliki
pendidikan sebagai potensi kemajuan mereka; 4. Masyarakat sendiri telah mampu menentukan
tujuan-tujuan pendidikan yang relevan bagi mereka; 5. Masyarakat sendiri telah aktif berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan; 6. Masyarakat sendiri yang mendukung pembiayaan
dan pengadaan sarana pendidikan. Dengan demikian pendekatan pendidikan
berbasis komunitas adalah salah satu pendekatan yang menganggap masyarakat sebagai agen sekaligus
38
tujuan. Melihat pendidikan sebagai proses dan menganggap masyarakat sebagai fasilitator yang dapat
menyebabkan perubahan menjadi lebih baik. Dari sini dapat ditarik pemahaman bahwa pendidikan yang
berbasis komunitas memungkinkan masyarakat dalam tanggungjawab
terhadap perencanaan
hingga pelaksanaan pendidikan tersebut.
Pendidikan berbasis komunitas berkerja atas asumsi bahwa setiap masyarakat secara fitrah telah
diberkahi potensi untuk mengatasi masalahnya sendiri. Banyak masyarakat kota ataupun desa, telah
mengembangkan potensi untuk mengatasi masalah berdasarkan sumber daya yang dimiliki serta dengan
memobilitasi aksi bersama untuk memecahkan masalah yang dihadapi, Ardiego 2009.
Salah satu institusi pendidikan yang berbasis pada masyarakat adalah pusat kegiatan belajar
masyaraat PKBM. Lembaga ini merupakan prakarsa pembelajaran masyarakat yang didirikan dari oleh dan
untuk masyarakat. Dari masyarakat berarti bahwa PKBM merupakan inisiatif dari masyarakat itu sendiri.
Keinginan itu datang dari satu kesadaran akan pentingnya
mutu kehidupan
melalui proses
transformasional dan pembelajaran. Oleh masyarakat, berarti bahwa penyelenggaraan, pengembangan dan
berkelanjutan PKBM sepenuhnya menjadi tangung
39
jawab masyarakat itu sendiri. Untuk masyarakat, berarti bahwa keberadaan PKBM sepenuhnya untuk
kemajuan dan keberdayaan kehidupan masyarakat tempat lembaga itu berada. Eksistensi lembaga
didasarkan pada pemilihan program-program yang sesuai
dengan kebutuhan
pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat. Pendidikan berbasis masyarakat biasanya
menjadikan pendidikan
sebagai metodologi
pemberdayaan terhadap berbagai kelompok marginal seperti buruh, kaum miskin kota, petani, nelayan dan
lain sebagainya. Pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran peserta dan memungkinkan
mereka untuk menjadi lebih sadar tentang bagaimana pengalaman-pengalaman
pribadi individu
yang terhubung ke masalah sosial yang lebih besar.
Pendidikan berbasis komunitas juga didasarkan pada teori pendidikan yang dikembangkan oleh
sejumlah tokoh pendidikan. Diantaranya Francies Parker 1837-1902, John Dewey 1902, Paulo Freire
1970, Johann Pestalozzi, dan Ivan lllich 1970.
Francies Parker 1837-1902 dalam Hidayat 2013, mengembangkan metode
Quincy yang
mengedepankan unsur pendidikan progresif seperti kegiatan diskusi kelompok, kombinasi antara seni dan
ilmu pengetahuan teknologi iptek, dan metode
40
informal. Parker mempunyai pandangan bahwa kurikulum harus diorientasikan kepada perkembangan
menyeluruh anak. sekolah harus mendorong dan menghormati kreativitas anak. Materi pembelajaran
berasal dari pengalaman peserta didik yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Parker
mengembangkan sekolah bernama Francis W. Parker School yang berbasis pada komunitas dan kewargaan
pada tahun 1901 di Chicago.
John Dewey 1902 dalam Hidayat 2013 menyatakan
bahwa kurikulum
merupakan keseluruhan pengalaman langsung secara sadar yang
digunakan oleh sekolah untuk melengkapi dan menyempurnakan kelebihan anak. Dewey menegaskan
bahwa pengalaman merupakan nilai yang sangat penting dalam pendidikan. Tentang progresif education
Dewey menjelaskan bahwa pertama pendidikan progresif memandang bahwa peserta didik merupakan
satu kesatuan yang utuh. Materi pembelajaran berasal dari pengalaman peserta didik sendiri yang sesuai
dengan minat dan kebutuhan. Anak berefleksi terhadap masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya.
Dari refleksi itu anak akan menggunakannya untuk kehidupan.
Kedua progrersif adalah gerakan
pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
41
pendidikan yang berpusat pada anak child centered atau bahan pembelajaran subject-centered.
Paulo Freire 1970 disunting Mas ud 2007 menyatakan pendidikan haruslah berorientasi kepada
pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri.
Freire melihat bahwa proses pendidikan yang seharusnya bukan memberikan banyak bahan
pelajaran kepada anak didik untuk dikuasai dan dihafal. Tetapi memberikan kepada anak didik apa yang
sesuai dengan perkembangan dan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar tumbuh dan berkembang menjadi
manusia yang merdeka. Merdeka diartikan sebagai kebebasan siswa dalam mengkesplor apa yang mereka
inginkan, tidak dibatasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian memperhatikan potensi yang dimiliki
oleh anak didik adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam pendidikan yang membebaskan.
Proses ini membutuhkan seorang pendidik yang jeli dalam melihat kebutuhan anak didiknya. Dengan
demikian seorang pendidik bisa memberikan apa yang menjadi kebutuhan dari anak didik sesuai dengan apa
yang dibutuhkannya.
Johann Pestalozzi 1981 dalam Yusufhadi menyatakan bahwa sekolah seharusnya merupakan
lembaga yang seperti rumah dimana terdapat rasa aman dan kasih sayang. Oleh karena itu, guru
42
merupakan orang yang harus memiliki kasih sayang dan mantap secara emosional, sehingga akan dipercaya
dan disayangi oleh siswa.
Ivan lllich 1970 dalam Hidayat 2013, menyatakan bahwa pendidikan harus dipisahkan dari
sekolah, dan sebagai gantinya dibentuk jaringan belajar yang terbuka bagi siapa saja dan merupakan wahana
bagi warga masyarakat untuk membebaskan diri dari segala bentuk kungkungan. Jaringan berlajar terdiri
atas empat komponen yaitu 1 layanan referensi mengenai objek pendidikan; 2 pasangan sebaya; 3
pertukaran keterampilan; 4 jasa referensi mengenai narasumber pendidikan yang luas.
C. Kurikulum Pendidikan Berbasis Masyarakat