Fasal IV Mengagungkan Ilmu Dan Ahlinya Ilmu 1. Mengagungkan ilmu

34 Sayyidina Ali yang yang terkenal dengan gelar babul Ilmi pintunya ilmu juga berkomentar : Artinya: Saya bersedia menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap menjadi hambanya. Artinya: Guru kita Syaikhul Imam Sadiduddin Asy-Syairaziy berkata : Guru-guru kami berucap : “bagi orang yang ingin putranya alim, hendaklah suka memelihara, memulyakan, mengagungkan, dan menghaturkan hadiah kepada kaum ahli agama yang tengah dalam pengembaraan ilmiyahnya. Kalau toh ternyata bukan putranya yang alim, maka cucunyalah nanti.

2. Memuliakan Guru

22 Ibid. 12 23 Ibid. 17 35 Artinya: Termasuk arti menghormati guru, yaitu jangan berjalan di depannya, duduk di tempatnya, memulai mengajak bicara kecuali atas perkenan darinya, berbicara macam-macam darinya, dan menanyakan hal-hal yang membosankannya, cukuplah dengan sabar menanti diluar hingga ia sendiri yang keluar dari rumah. Pada pokoknya, adalah melakukan hal-hal yang membuatnya rela, menjauhkan amarahnya dan menjungjung tinggi perintahnya yang tidak bertentangan dengan agama, sebab orang tidak boleh taat kepada makhluk dalam melakukan perbuatan durhak kepada Allah Maha Pencipta.

E. Fasal V Sungguh-Sungguh Kontinuitas Dan Cita-Cita Luhur 1. Kesungguhan Hati

Selain itu semua, pelajar juga harus bersungguh hati dalam belajar serta kontinu terus-terusan. Seperti itu pula di tunjukkan firman Allah: Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan 24 Ibid. 17-28 25 Al-Qur’an, 29: 69. 36 sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik 26 Artinya: Dikatakan pula,siapa sungguh-sungguh dalam mencari sesuatu pastilah ketemu, Brangsiapa mengetuk pintu bertubi-tubi, pasti dapat memasuki. dikatakan lagi: Sejauhmana usahamu, sekian pula tercapai cita-citamu, Juga dikatakan, Dalam mencapai kesuksesan mempelajari ilmu dan fiqh itu diperlukan kesungguhan tiga fihak. Yaitu guru, pelajar dan wali murid jika masih ada.

2. kontinuitas dan mengulang pelajaran.

Artinya: Diharuskan bagi pelajar harus dengan kontinyu sanggup dan mengulangi pelajaran yang telah lewat. Hal itu dilakukan pada awal waktu malam, akhir waktu malam. Sebab waktu diantara maghrib dan isya, demikian 26 26 Lajnah pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen agama Republik Indonesia, Al Jumanatul Ali cv penerbit J-art 2004. 404 27 Syaikh Al – Zarnuji, Ta’limul Muta’allim Surabaya: al-Hidayah 38 28 Ibid., 41