Critical Review Jurnal Analisis Lokasi d 001

(1)

SANTIKA PURWITANINGSIH

3613100008

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2015

CRITICAL REVIEW

JURNAL A FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MODEL FOR

INTERNATIONAL TOURIST HOTELS LOCATION SELECTION

ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN RP14-1316


(2)

SANTIKA PURWITANINGSIH i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan (RP14-1316) yang berjudul “Critical Review Jurnal: A Fuzzy Multi-criteria Decision Model for International Tourist Hotels Location Selection” dengan

lancar.

Selama proses penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak lain sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan optimal, sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, yaitu :

1. Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg; Vely Kukinul Siswanto, S.T, M.T; Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T, M.T, M.Sc. selaku dosen mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan.

2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan motivasi.

3. Rekan-rekan di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS yang memberikan motivasi dan bantuan demi kelancaran pembuatan makalah ini.

Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama dalam menambah wawasan tentang analisis lokasi dan keruangan. Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 25 Maret 2015


(3)

SANTIKA PURWITANINGSIH ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DATA JURNAL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 TUJUAN ... 1

BAB II LANDASAN TEORI ... 2

2.1 TEORI LOKASI ... 2

2.2 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MODEL ... 3

BAB III REVIEW... 5

3.1 METODE PENELITIAN ... 5

3.2 PEMBAHASAN ... 5

BAB IV CRITICAL REVIEW ... 7

4.1 ALASAN PEMILIHAN LOKASI ... 7

4.2 FAKTOR – FAKTOR LOKASI ... 7

4.3 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH ... 8

4.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ... 8

BAB V PENUTUP ... 9

5.1 LESSON LEARNED ... 9


(4)

SANTIKA PURWITANINGSIH iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Akhir Koefisien Alternatif Lokasi...6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bid-rent Curve...3 Gambar 2 Tahapan Pemilihan Lokasi Hotel...5


(5)

SANTIKA PURWITANINGSIH iv

DATA JURNAL

Judul Jurnal : A Fuzzy Multi-Criteria Decision Model for International Tourist Hotels Location Selection

Penulis : I. Chou Tsung-Yu II. Hsu Chia-Lun III. Chen Mei-Chyi

Nama Jurnal : International Journal of Hospitality Management Vol. 27 Halaman : 293-301


(6)

SANTIKA PURWITANINGSIH 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan penumpang dalam mencari akomodasidan meningkatkan performa operasional, mengevaluasi dan memilih lokasi hotel yang sesuai telah menjadi isu yang paling kritis dalam industri perhotelan. Pemilihan lokasi telah menarik perhatian dari para akademisi dan komunitas bisnis dalam dua dekade terakhir ini. Pemilihan lokasi hotel mempunyai implikasi strategi yang penting karena pemilihan lokasi secara normal akan melibatkan komitmen sumber daya jangka panjang.

Dari kondisi operasional sebuah hotel, kita dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh bagi suatu hotel untuk sukses adalah reputasi, style bangunan, struktur finansial, marketing, kualitas staf, dan pemilihan lokasi. Akan tetapi, lokasi merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi performa operasi di masa depan (Yang dan Lee, 1997).

Jadi, lokasi hotel yang baik tidak bisa hanya membantu menambah minat pasar dan keuntungan, tetapi juga bisa menambah kenyamanan untuk pelanggan. Selain itu, dalam era pelayanan berbasis pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan atau meningkatkan kenyamanan pelanggan akan secara langsung dapat meningkatkan loyalitas dari pelanggan tersebut.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan lokasi hotel pariwisata internasional.

2. Mengetahui implikasi teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan dalam lingkup wilayah dan kota.


(7)

SANTIKA PURWITANINGSIH 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 TEORI LOKASI

Teori Lokasi yang digunakan adalah teori lokasi Hotellingdan teori Alonso. 1. Teori Hotelling

Teori hotelling dikemukakan oleh Hotelling (1929) dan Fetter (1942). Teori hotelling muncul sebagai kelemahan dari teori lokasi yang mengasumsikan bahwa karakter demand dalam suatu ruang (space) adalah seragam. Teori modelling juga merupakan pengembangan dari konsep “least-cost location” dengan

mempertimbangkan “ketergantungan lokasi”. Dalam memilih lokasi industri, produsen berperilaku untuk menguasai market area seluas-luasnya yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen dan keputusan berlokasi produsen lainnya.

Locational Interdependence, pada kondisi inelastic demand :

 Industri A pertama kali memasuki market, kemudian industri B berkompetisi dengan A.

 Jika kesuanya berlokasi di tengah, maka market area terbagi sama dari kedua perdagangan.

 Jika B berpindah ke kanan, harga di kanan lebih rendah dibandingkan harga di tengah.

 Jika demand-nya inelastic, maka industri B tidak akan mendapatkan keuntungan apapun.

Locational Interdepence, pada kondisi elastic demand :

 Dua industri A dan B berkolusi untuk memonopoli pasar dan berlokasi di posisi kuartil.

 Keduanya membagi market area sama luasnya perbandingan dengan lokasi di tengah, biaya angkut di lokasi kuartil lebih besar dibandingkan dengan lokasi yang di tengah.

 Keuntungan berlokasi di kuartil melebihi berbagai kemungkinan alternatif lainnya.

 Pemikiran Hotelling dikritik oleh Devletoglou (1965) bahwa market area yang dipisahkan oleh garis indiferen adalah tidak realistis.

2. Teori Alonso

William Alonso mengadaptasi konsep Von Thunen dan kemudian memasukkannya ke dalam konteks kota. Pasar pusat kota seperti pada teori Von Thunen diinterprestasikan oleh Alonso sebagai sebuah kota dengan Central Business District (CBD) di tengahnya.


(8)

SANTIKA PURWITANINGSIH 3

Seperti beberapa teori sebelumnya, transportasi menjadi faktor utama dalam penentuan perumahan dan perusahaan. Teori ini juga disebut sebagai Bid-rent Theory yang mendasarkan penilaian pada penggunaan dan nilai lahan.

Teori bid-rent adalah teori ekonomi geografi yang menunjukkan bagaimana harga dan permintaan berubah ketika jarak dengan CBD meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna lahan yang berbeda akan berkompetisi satu sama lain demi lahan yang dekat dengan pusat kota. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa tujuan perusahaan ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan, maka mereka mau mengeluarkan biaya lebih untuk lahan yang dekat dengan CBD daripada yang jauh dengan CBD. Teori ini mengasumsikan bahwa semakin mudah aksesibilitas dari suatu area, maka area itu akan lebih menguntungkan.

Gambar 1 Bid-rent Curve

Sumber : Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan, 2012

2.2 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MODEL

Fuzzy Multi-criteria Decision Model pada dasarnya menggunakan Analytic Hierarchy Process sebagai metode analisisnya, tetapi ditambahkan penggunaan teori fuzzy yang memungkinkan pengambil keputusan untuk menggabungkan informasi-informasi yang tidak dapat dihitung, tidak lengkap, informasi yang tidak didapatkan, serta fakta parsial ke dalam model keputusan (Kroemer et al., 1999).

Analytic Hierarchy Process atau biasa disebut AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty, seorang Guru Besar Matematika dari University of Pittsburgh pada tahun 1970. Metode ini merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan yang dinilai luas untuk penyelesaian problem keputusan multikriteria. Metode ini mensintesis perbandingan “judgement‟ pengambil keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan. Caranya dengan menetapkan bobot prioritas relatif setiap elemen keputusan, dimana bobot ini merepresentasikan intensitas preferensi atas suatu keputusan (Saaty, 1993).


(9)

SANTIKA PURWITANINGSIH 4

Prinsip dasar dari Analytic Hierarchy Process adalah prinsip berpikir analitis. Pengambilan keputusan dalam metodologi AHP didasarkan pada tiga prinsip pokok, antara lain :

1. Penyusunan hierarki yang disusun berdasarkan pandangan pihak-pihak yang memiliki keahlian (expert) dan pengetahuan di bidang yang bersangkutan.

2. Penentuan prioritas dari elemen-elemen kriteria berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Konsistensi logis. Konsistensi dari hasil penilaian yang bisa diterima adalah yang mempunyai rasio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 10%.


(10)

SANTIKA PURWITANINGSIH 5

BAB III REVIEW

3.1 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan antara lain studi literatur mengenai hotel pariwisata dan teori lokasi terkait untuk menentukan faktor-faktor dan kriteria dalam penentuan lokasi. Kemudian faktor-faktor dan kriteria yang diuji dan dilakukan pembobotan dengan metode analisis Fuzzy Analytic Hierarchy Process.

3.2 PEMBAHASAN

Tahapan pemilihan lokasi yang dilakukan melaui studi literatur dan metode analisis

Fuzzy Multi-Criteria Decision Model dijelaskan dalam diagram berikut ini :

Gambar 2 Tahapan Pemilihan Lokasi Hotel

Sumber : Hasil Analisa, 2015

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan struktur hierarki dari kriteria. Sistem penentuan struktur hierarki dari kriteria diadopsi untuk menentukan lokasi hotel pariwisata internasional. Level pertama menunjukkan tujuan dari penelitan, level kedua adalah keempat perspektif yang dipertimbangkan untuk memilih lokasi. Level ketiga dan keempat menggambarkan faktor dan kriteria yang ditetapkan untuk setiap perspektif.

Langkah kedua adalah melakukan pembobotan terhadap kriteria untuk setiap level menggunakan konsep Kahraman dkk., kemudian menggunakan metode dari Buckley (1985) untuk menggunakan metode rata-rata geometrik untuk mengkalkulasi bobot fuzzy dari setiap matriks fuzzy. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa perspektif yang paling menentukan adalah karakteristik dari hotel, faktor yang paling menentukan adalah faktor pengembangan internal, serta kriteria yang paling dominan antara lain keamanan publik, kemudahan lalu lintas dalam menjangkau spot-spot pariwisata dan akulturasi dengan budaya lokal.


(11)

SANTIKA PURWITANINGSIH 6

Langkah ketiga adalah melakukan tabulasi data atas peringkat evaluasi dari alternative lokasi versus kriteria menggunakan fuzzy number (yang dimaksud fuzzy number

di sini adalah segitiga fuzzy, dimana masing-masing nilainya sudah diurutkan menurut kriteria-kriteria tertentu).

Langkah keempat adalah menghitung nilai ideal dan anti-ideal dari alternatif lokasi

versus kriteria, langkah ini dilakukan untuk menilai apakah performa dari setiap kriteria itu baik atau tidak.

Langkah selanjutnya adalah menentukan jarak antara alternatif lokasi dengan solusi ideal serta anti-ideal, dan langkah terakhir adalah menentukan indeks terdekat dari koefisien alternative lokasi dan dan kemudian koefisien itu digunakan untuk memilih alternatif lokasi terbaik.

Setelah dilakukan berbagai proses analisa, diperoleh nilai akhir koefisien alternative lokasi, dimana alternatif yang memiliki nilai koefisien paling besar adalah alternatif 1, sehingga alternatif lokasi yang paling cocok untuk membangun sebuah hotel pariwisata internasional adalah di pusat distrik Taichung.

Table 1 Hasil Akhir Koefisien Alternatif Lokasi


(12)

SANTIKA PURWITANINGSIH 7

BAB IV

CRITICAL REVIEW

4.1 ALASAN PEMILIHAN LOKASI

Setelah melaui metode analisis, maka dipilihlah lokasi untuk pembangunan hotel baru di dalam kawasan Central Business District Taichung. Daerah yang dipilih dekat dengan

National Museum of Natural Science, National Taiwan Museum of Fine Arts, dan Botanical Garden. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria yang ditentukan, yaitu dekat dengan spot-spot pariwisata. Selain itu, karena letaknya berada di pusat kawasan bisnis, maka keamanan public juga sudah ideal, hal ini juga telah memenuhi kriteria tentang keamanan publik.

Lokasi ini memerlukan 50 menit untuk menuju ke bandara terdekat dan 25 menit menuju ke stasiun kereta api dan jalan utama. Meski waktu tempuh yang diperlukan untuk menuju ke bandara lebih lama dari alternatif lokasi yang lain, namun waktu tempuh menuju stasiun dan jalan utama relatif sama dengan alternatif lokasi yang lain.

Lahan di sekitar lokasi terpilih sudah hampir terbangun semuanya, serta terdapat lima kompetitor di sekitar lokasi terpilih. Kriteria adanya kompetitor menunjukkan bahwa pasar di daerah tersebut sudah tinggi, sehingga nanti ada kaitannya dengan menarik konsumen.

4.2 FAKTOR – FAKTOR LOKASI

Dalam menentukan lokasi hotel pariwisata internasional di Taiwan, digunakan beberapa variabel dari beberapa perspektif sebagai faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut metode analisis dalam pembobotan faktor-faktor dan kriteria yang akan dipertimbangkan diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi penentuan lokasi adalah pengembangan internal, dan kriteria yang paling menentukan adalah keamanan publik, kemudahan dalam mencapai spot-spot pariwisata, serta akulturasi dengan budaya lokal. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi hotel antara lain:

1. Lingkungan sekitar, dengan kriteria kedekatan dengan fasilitas public, jarak dengan kompetitor yang ada saat ini, serta keamanan publik.

2. Fasilitas rekreasi, dengan kriteria karakteristik sumber daya alam yang ada (yang bisa digunakan sebagai sarana rekreasi seperti danau, dsb), serta dekat dengan fasilitas peristirahatan.

3. Akses, dengan kriteria jarak antara hotel dengan bandara atau jalan utama, jarak dengan pusat keramaian kota, jarak dengan spot-spot pariwisata, serta area parkir. 4. Kemudahan, dengan kriteria kemudahan komunikasi dengan bandara atau jalan utama,

luasnya rute lalu lintas, serta kemudahan lalu lintas ke spot-spot pariwisata.

5. Pengembangan internal, meliputi fasilitas rekreasi dalam ruangan, dan keragaman restoran dalam hotel.


(13)

SANTIKA PURWITANINGSIH 8

6. Pengembangan eksternal, dengan kriteria akulturasi dengan budaya local, fasilitas rekreasi luar ruangan, dan kemudahan dalam memperoleh lahan terdekat.

7. Sumber daya manusia, dengan kriteria sumber daya manusia yang cukup, serta kualitas dari sumber daya manusia

8. Kondisi dalam pelaksanaan meliputi harga lahan serta pembatasan regulasi. 4.3 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH

Penerapan teori lokasi pada pemilihan lokasi hotel ini sudah sesuai. Berikut adalah penjabarannya menurut setiap teori lokasi yang digunakan.

1. Teori Hotelling

Penerapan teori hotelling dalam pemilihan lokasi hotel ini terletak pada kecenderungan pemilihan hotel ditinjau dari ada tidaknya kompetitor di lokasi terpilih. Ketika ada lebih dari satu kompetitor yang ada, maka itu mengindikasikan bahwa daerah itu memiliki pasar yang besar, sehingga akan menguntungkan dalam menarik jumlah konsumen hotel.

2. Teori Alonso

Penerapan teori Alonso dalam pemilihan lokasi hotel ini terletak pada pemilihan lokasi di pusat Taichung business district. Selain itu, faktor akses dan kemudahan dalam menjangkau spot-spot pariwisata di sekitarnya juga merupakan penerapan dari teori Alonso, karena dengan mudahnya akses, maka hotel tersebut akan mendapatkan keuntungan.

4.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Jurnal ini sudah memaparkan secara detil tentang tahapan-tahapan yang digunakan dalam memilih lokasi hotel. Landasan teori tentang perhotelan pariwisata yang digunakan sudah cukup detil, hanya saja tidak menjelaskan teori lokasi yang digunakan secara spesifik. Kemudian, dalam jurnal ini tidak dicantumkan saran untuk penelitian tentang pemilihan lokasi hotel di kemudian hari. Jika abstrak itu mencakup keseluruhan isi jurnal, maka lain dengan jurnal ini yang abstraknya hanya sebatas pengenalan, namun tidak mencakup informasi keseluruhan isi jurnal secara general.


(14)

SANTIKA PURWITANINGSIH 9

BAB V PENUTUP

5.1 LESSON LEARNED

Pelajaran yang bisa diambil dari jurnal ini antara lain :

1. Dalam menentukan lokasi suatu hotel, model pemilihan yang digunakan adalah model pemilihan multikriteria.

2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi hotel pariwisata internasional antara lain kondisi lingkungan sekitar, fasilitas rekreasi, akses, kemudahan, pengembangan internal dan eksternal, sumber daya manusia, dan kondisi saat pelaksanaannya.

3. Dalam penentuan lokasi hotel, perspektif yang paling penting dalam menentukan faktor dan kriteria adalah karakteristik dari hotel dan manajemen operasionalnya.

4. Faktor yang paling penting dalam penentuan lokasi pabrik adalah faktor pengembangan internal.

5. Kriteria yang paling penting dalam penentuan lokasi antara lain kemanan publik, kemudahan lalu lintas dalam menjangkau spot-spot pariwisata, dan akulturasi dengan budaya lokal.


(15)

SANTIKA PURWITANINGSIH 10

DAFTAR PUSTAKA

Robinson, Tarigan. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi.

Santoso, Eko Budi, dkk. 2012. Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan. Surabaya. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Septiani, Winnie. 2009. Pendekatan Kombinasi Metode AHP dan Metode Cut Off Point pada Tahap Analisis Keputusan Perancangan Sistem Informasi Penjualan PT. X. Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.


(1)

SANTIKA PURWITANINGSIH 5

BAB III REVIEW

3.1 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan antara lain studi literatur mengenai hotel pariwisata dan teori lokasi terkait untuk menentukan faktor-faktor dan kriteria dalam penentuan lokasi. Kemudian faktor-faktor dan kriteria yang diuji dan dilakukan pembobotan dengan metode analisis Fuzzy Analytic Hierarchy Process.

3.2 PEMBAHASAN

Tahapan pemilihan lokasi yang dilakukan melaui studi literatur dan metode analisis

Fuzzy Multi-Criteria Decision Model dijelaskan dalam diagram berikut ini :

Gambar 2 Tahapan Pemilihan Lokasi Hotel

Sumber : Hasil Analisa, 2015

Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan struktur hierarki dari kriteria. Sistem penentuan struktur hierarki dari kriteria diadopsi untuk menentukan lokasi hotel pariwisata internasional. Level pertama menunjukkan tujuan dari penelitan, level kedua adalah keempat perspektif yang dipertimbangkan untuk memilih lokasi. Level ketiga dan keempat menggambarkan faktor dan kriteria yang ditetapkan untuk setiap perspektif.

Langkah kedua adalah melakukan pembobotan terhadap kriteria untuk setiap level menggunakan konsep Kahraman dkk., kemudian menggunakan metode dari Buckley (1985) untuk menggunakan metode rata-rata geometrik untuk mengkalkulasi bobot fuzzy dari setiap matriks fuzzy. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa perspektif yang paling menentukan adalah karakteristik dari hotel, faktor yang paling menentukan adalah faktor pengembangan internal, serta kriteria yang paling dominan antara lain keamanan publik, kemudahan lalu lintas dalam menjangkau spot-spot pariwisata dan akulturasi dengan budaya lokal.


(2)

SANTIKA PURWITANINGSIH 6 Langkah ketiga adalah melakukan tabulasi data atas peringkat evaluasi dari alternative lokasi versus kriteria menggunakan fuzzy number (yang dimaksud fuzzy number

di sini adalah segitiga fuzzy, dimana masing-masing nilainya sudah diurutkan menurut kriteria-kriteria tertentu).

Langkah keempat adalah menghitung nilai ideal dan anti-ideal dari alternatif lokasi

versus kriteria, langkah ini dilakukan untuk menilai apakah performa dari setiap kriteria itu baik atau tidak.

Langkah selanjutnya adalah menentukan jarak antara alternatif lokasi dengan solusi ideal serta anti-ideal, dan langkah terakhir adalah menentukan indeks terdekat dari koefisien alternative lokasi dan dan kemudian koefisien itu digunakan untuk memilih alternatif lokasi terbaik.

Setelah dilakukan berbagai proses analisa, diperoleh nilai akhir koefisien alternative lokasi, dimana alternatif yang memiliki nilai koefisien paling besar adalah alternatif 1, sehingga alternatif lokasi yang paling cocok untuk membangun sebuah hotel pariwisata internasional adalah di pusat distrik Taichung.

Table 1 Hasil Akhir Koefisien Alternatif Lokasi


(3)

SANTIKA PURWITANINGSIH 7

BAB IV

CRITICAL REVIEW

4.1 ALASAN PEMILIHAN LOKASI

Setelah melaui metode analisis, maka dipilihlah lokasi untuk pembangunan hotel baru di dalam kawasan Central Business District Taichung. Daerah yang dipilih dekat dengan

National Museum of Natural Science, National Taiwan Museum of Fine Arts, dan Botanical Garden. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria yang ditentukan, yaitu dekat dengan spot-spot pariwisata. Selain itu, karena letaknya berada di pusat kawasan bisnis, maka keamanan public juga sudah ideal, hal ini juga telah memenuhi kriteria tentang keamanan publik.

Lokasi ini memerlukan 50 menit untuk menuju ke bandara terdekat dan 25 menit menuju ke stasiun kereta api dan jalan utama. Meski waktu tempuh yang diperlukan untuk menuju ke bandara lebih lama dari alternatif lokasi yang lain, namun waktu tempuh menuju stasiun dan jalan utama relatif sama dengan alternatif lokasi yang lain.

Lahan di sekitar lokasi terpilih sudah hampir terbangun semuanya, serta terdapat lima kompetitor di sekitar lokasi terpilih. Kriteria adanya kompetitor menunjukkan bahwa pasar di daerah tersebut sudah tinggi, sehingga nanti ada kaitannya dengan menarik konsumen.

4.2 FAKTOR – FAKTOR LOKASI

Dalam menentukan lokasi hotel pariwisata internasional di Taiwan, digunakan beberapa variabel dari beberapa perspektif sebagai faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut metode analisis dalam pembobotan faktor-faktor dan kriteria yang akan dipertimbangkan diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi penentuan lokasi adalah pengembangan internal, dan kriteria yang paling menentukan adalah keamanan publik, kemudahan dalam mencapai spot-spot pariwisata, serta akulturasi dengan budaya lokal. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi hotel antara lain:

1. Lingkungan sekitar, dengan kriteria kedekatan dengan fasilitas public, jarak dengan kompetitor yang ada saat ini, serta keamanan publik.

2. Fasilitas rekreasi, dengan kriteria karakteristik sumber daya alam yang ada (yang bisa digunakan sebagai sarana rekreasi seperti danau, dsb), serta dekat dengan fasilitas peristirahatan.

3. Akses, dengan kriteria jarak antara hotel dengan bandara atau jalan utama, jarak dengan pusat keramaian kota, jarak dengan spot-spot pariwisata, serta area parkir. 4. Kemudahan, dengan kriteria kemudahan komunikasi dengan bandara atau jalan utama,

luasnya rute lalu lintas, serta kemudahan lalu lintas ke spot-spot pariwisata.

5. Pengembangan internal, meliputi fasilitas rekreasi dalam ruangan, dan keragaman restoran dalam hotel.


(4)

SANTIKA PURWITANINGSIH 8 6. Pengembangan eksternal, dengan kriteria akulturasi dengan budaya local, fasilitas

rekreasi luar ruangan, dan kemudahan dalam memperoleh lahan terdekat.

7. Sumber daya manusia, dengan kriteria sumber daya manusia yang cukup, serta kualitas dari sumber daya manusia

8. Kondisi dalam pelaksanaan meliputi harga lahan serta pembatasan regulasi. 4.3 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH

Penerapan teori lokasi pada pemilihan lokasi hotel ini sudah sesuai. Berikut adalah penjabarannya menurut setiap teori lokasi yang digunakan.

1. Teori Hotelling

Penerapan teori hotelling dalam pemilihan lokasi hotel ini terletak pada kecenderungan pemilihan hotel ditinjau dari ada tidaknya kompetitor di lokasi terpilih. Ketika ada lebih dari satu kompetitor yang ada, maka itu mengindikasikan bahwa daerah itu memiliki pasar yang besar, sehingga akan menguntungkan dalam menarik jumlah konsumen hotel.

2. Teori Alonso

Penerapan teori Alonso dalam pemilihan lokasi hotel ini terletak pada pemilihan lokasi di pusat Taichung business district. Selain itu, faktor akses dan kemudahan dalam menjangkau spot-spot pariwisata di sekitarnya juga merupakan penerapan dari teori Alonso, karena dengan mudahnya akses, maka hotel tersebut akan mendapatkan keuntungan.

4.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Jurnal ini sudah memaparkan secara detil tentang tahapan-tahapan yang digunakan dalam memilih lokasi hotel. Landasan teori tentang perhotelan pariwisata yang digunakan sudah cukup detil, hanya saja tidak menjelaskan teori lokasi yang digunakan secara spesifik. Kemudian, dalam jurnal ini tidak dicantumkan saran untuk penelitian tentang pemilihan lokasi hotel di kemudian hari. Jika abstrak itu mencakup keseluruhan isi jurnal, maka lain dengan jurnal ini yang abstraknya hanya sebatas pengenalan, namun tidak mencakup informasi keseluruhan isi jurnal secara general.


(5)

SANTIKA PURWITANINGSIH 9

BAB V PENUTUP

5.1 LESSON LEARNED

Pelajaran yang bisa diambil dari jurnal ini antara lain :

1. Dalam menentukan lokasi suatu hotel, model pemilihan yang digunakan adalah model pemilihan multikriteria.

2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi hotel pariwisata internasional antara lain kondisi lingkungan sekitar, fasilitas rekreasi, akses, kemudahan, pengembangan internal dan eksternal, sumber daya manusia, dan kondisi saat pelaksanaannya.

3. Dalam penentuan lokasi hotel, perspektif yang paling penting dalam menentukan faktor dan kriteria adalah karakteristik dari hotel dan manajemen operasionalnya.

4. Faktor yang paling penting dalam penentuan lokasi pabrik adalah faktor pengembangan internal.

5. Kriteria yang paling penting dalam penentuan lokasi antara lain kemanan publik, kemudahan lalu lintas dalam menjangkau spot-spot pariwisata, dan akulturasi dengan budaya lokal.


(6)

SANTIKA PURWITANINGSIH 10

DAFTAR PUSTAKA

Robinson, Tarigan. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi.

Santoso, Eko Budi, dkk. 2012. Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan. Surabaya. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Septiani, Winnie. 2009. Pendekatan Kombinasi Metode AHP dan Metode Cut Off Point pada Tahap Analisis Keputusan Perancangan Sistem Informasi Penjualan PT. X. Jurnal. Semarang. Universitas Diponegoro.