Pembelajaran menyenangkan Pengertian Pendekatan Pembelajaran

dari pada apa yang tergolong sebagai milik having yakni memiliki IPTEKS itu Fuad Hasan, 1996, dari Sulo Lipu La Sulo, 1999: 31. Dengan demikian, pembelajaran efektif haruslah dipandang sebagai pembelajaran yang mendidik, yang secara serentak mengembangkan jati diri kepribadian muridnya serta membantu muridnya untuk memiliki IPTEKS. Perlu ditekankan bahwa pencapaian kedua sisi tujuan pendidikan di sekolah itu akan mampu diwujudkan bukan hanya melalui pembelajaran baik dampak instruksional maupun dampak pengiring, tetapi juga keteladanan guru dan seluruh personil sekolah lainnya. Dengan demikian, pendidikan di sekolah diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia Indonesia sebagai fakta a priori, yang kemudian dibangun dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian dan kemahiran lainnya sebagai fakta a posteriori Fuad Hasan, 1996, dari Sulo Lipu La Sulo, 1999: 31-32 Seperti diketahui, fungsi dan tujuan pendidikan nasional memberikan tekanan yang seimbang dan serasi kedua sisi tujuan pendidkan itu seperti ternyata dalam Undang- undang RI No. 20 Tahun 2003 , pasal 3 sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab Undangundang, 2003:5-6. Dengan demikian, pencapaian Tujuan Umum Pendidikan Nasional TUPN tersebut diatas seyogianya menjadi acuan umum dalam penilaian efektivitas pebelajaran di SD-MI, yakni apakah pembelajaran yang dilaksanakan itu telah ikut serta secara nyata untuk mewujudkan TUPN itu.

5. Pembelajaran menyenangkan

Aspek ini berkaitan dengan motivasi dan minat murid dalam belajar yang harus terus ditumbuhkan dan dikembangkan selama pembelajaran berlangsung. Kesenangan belajar bukan hanya karena lingkungan belajar yang menggairahkan mungkin belajar sambil bermain, menggunakan lingkungan alam sekitar, dsb, tetapi juga karena terpenuhinya hasrat ingin tahu need achievement murid. Pembelajaran yang menyenangkan memerlukan dukungan pengelolaan kelas dan menggunakan media pembelajaran, alat bantu dan atau sumber belajar yang tepat. Pembelajaran yang menyenangkan dapat juga tercipta karena proses pembelajaran disesuaikan dengan kharakteritsik belajar murid seperti: konkrit, holistik, manipulatif, dll, dengan menerapkan Pendekatan CBSA dan atau Pendekatan Ketrampilan Proses. Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan permainan edukatif sebagai sarana belajar, dengan kata lain, belajar sambil bermain. Seperti diketahui, dunia anak-anak seusia murid SD-MI adalah dunia bemain Melalui permainan, mereka itu mengembangkan diri serta mulai memahami status dan perannya dalam kelompok teman sebayanya, yang sangat bermanfaat untuk memahami dan menunaikan status dan perannya dalam masyarakat kelak setelah dewasa.. Catatan: di SD-MI, murid belajar sambil bermain, bandingkanbedakan hal itu dengan pembelajaan di Taman Kanak-kanak, yakni: bermain sambil belajar. Pembelajaran melalui permainan edukatif telah banyak diteliti dan dikaji sebagai upaya melakukan inovasi pembelajaran di sekolah. Terdapat satu prinsip utama dalam pemilihan pemainan edukatif itu dalam pembelajaran, yakni harus mengandung secara selaras dan seimbang antara komponen menyenangkan dan komponen pencapaian tujuan pembelajaran. Contoh pembelajaran menyenangkan dalam Pembelajaran Matematika. Untuk pembelajaran matematika, telah pula dikembangkan berbagai permainan yang dapat dipergunakan, diantaranya sbb: 1. Operasi hitung dengan kartu. Murid dibagi dalam kelompok kecil sekitar 3 orang yang bertanding secara kelompok berpasangan. masing-masing kelompok memegang sejumlah kartu yang telah ditulisi angka berbeda-beda umpama 1-10 di kelas awal. Setelah kartu dikocok, dua kelompok mengambil satu kartu dan kelompok lainnya berlomba menyebut jumlahnya. Pemenangnya adalah yang tepat dan cepat menjawab. Dapat pula dengan operasi hitung lainnya: seperti bilangan yang besar dikurangi yang lebih kecil selisihnya, perkalian, dll. 2. Untuk pemahiran pengenalan lambang bilangan dapat dilakukan secara terpadu dengan mata pelajaran penjas, sebagai berikut: a. Menjelang akhir pembelajaran penjas di lapangan, guru mengelompokkan murid putra dan putri, serta membagikan lambang bilangan kepada semua murid umpama murid putra dan putri masing berjumlah 15 orang, berarti lambang bilangan yang dibagikan adalah 1-15; b. Murid diatur dalam satu lingkaran secara berurutan sesuai lambang bilangan miliknya umpama mulai dengan 1, disebelah kanannya pemegang 2, demikian seterusnya, sehingga pemegang 15 berada disebelah kiri pemegang 1; c. Kelompok putri pemegang 1 diberi bola basket mini, dan putra diberi bola kaki mini; d. Guru memberi aba-aba kepada pemegang nomor berapa bola akan diarahkan dengan 1 putri melemparkan bola basket, dan 2 putra menendang bola kaki. Demikian seterusnya, sampai selesai pembelajaran penjas yang dipadukan dengan matematika itu. Pembelajaran sambil bermain itu dapat merupakan selingan yang menyenangkan bagi murid, yang dapat disertai dengan pemberian hadiah bagi murid yang tidak pernah membuat kesalahan dalam melempar umpama dengan hadiah berupa bendera kecil, dll, dan atau denda bagi murid yang membuat kesalahan dengan tugas tambahan seperti menyebutkan lambang bilangan dengan menghitung mundur dari besar sampai yang kecil. Pembelajaran dengan variasi yang mengkombinasikan antara pembelajaran terpada penjas dan matematika dan dilakukan dalam permainan dapat menyenangkan murid dalam belajar.

C. Penerapan PAKEM dalam Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan dan kreativitas sehingga efektif dan menyenangkan peserta didik menuntut penguasaan berbagai metode mengajar serta berbagai ketrampilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai metode mengajar tersebut akan memberi keleluasaan untuk memilih metode yang sesuai dengan tujuan, materi, peserta didik, dan lain-lain sehingga dapat diterapkan prinsip-prinsip dari PAKEM secara optimal. Dari sisi lain, keleluasaan dalam memilih metode sesuai dengan strategi pembelajaran yang dipilih itu harus ditunjang oleh penguasaan berbagai ketrampilan dasar mengajar; umpamanya sebagai contoh, penggunaan metode tanya jawab harus didukung oleh kemampuan guru yang memadai tentang ketrampilan bertanya. Terdapat sejumlah metode pengajaran yang dapat dipilihdigunakan dalam suatu pembelajaran tertentu, seperti: