Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika

pembelajaran ini harus memenuhi criteria efisien yang diimbangi dengan efektifitas. Kriteria yang lain adalah memilih pendekatan pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian guru dituntut untuk memilih pendekatan pembelajaran yang tepat saat melalukan proses pembelajaran matematika. Kemampuan memilih pendekatan merupakan sarana serta usaha guru dalam menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri, dan memberikan kesempatan secara luas terhadap siswa untuk mengembangkan kemampuan secara optimal. Seiring berlalunya waktu, seiring dengan pemenuhan tuntutan masyarakat terhadap pendidikan dan seiring dengan perkembangan manusia maka terjadilah reformasi di dunia pendidikan terutama di Indonesia. Pembelajaran di Indonesia semula berbasis pada paradigma mengajar dan setelah terjadi reformasi di dunia pendidikan Indonesia, maka pembelajaran di Indonesia berubah menuju pada paradigma belajar. Reformasi ini berakibat pada orientasi pembelajaran di Indonesia, dimana yang semula berorientasi pada hasil, berubah menjadi berorientasi pada poses dan hasil. Selain itu, pusat pembelajaran di Indonesia yang semula berpusat pada guru sehingga gurulah aktor satu-satunya yang mendominasi pembelajaran, maka berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan posisi guru berubah menjadi pendamping dan fasilitator. Reformasi pendidikan ini juga berlaku pada pembelajaran matematika. Reformasi dalam pendidikan matematika ini berupaya untuk menciptakan pembelajaran matematika yang manusiawi, atau pembelajaran matematika yang humanistik dimana pembelajaran matematika ini bermuara pada pembelajaran matematika yang menyenangkan bagi siswa dan siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Berbagai macam pendekatan pembelajaran matematika yang akan dibahas disini adalah Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika, Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik, Pendekatan Ketrampilan Proses, dan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. B. Beberapa Pendekatan Pembelajaran yang Digunakan dalam Pembelajaran Matematika

1. Pendekatan Pemecahan Masalah Matematika

Misalkan ada seorang yang berasal dari Pulau Luar Jawa yang bepergian ke Pulau Jawa. Ia tentunya tidak dapat memahami Pulau Jawa dalam waktu singkat sehingga Ia akan mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi, tata krama, adat istiadat, daerah, waktu, makan, transportasi, dan sebagainya dimana itu merupakan masalah yang terkait dengan adaptasi orang tersebut dengan daerah baru yang dia kunjungi. Bayangan masalah tentang perkara ini, sangat relatif dihadapi oleh banyak orang karena setiap orang mempunyai kepribadian, wawasan, dan latar belakang yang berbeda sehingga ada sebagian orang menganggap hal tersebut bukan masalah yang besar, dan ada sebagian orang yang menganggap hal tersebut merupakan masalah yang besar dan sulit. Masalah itu bersifat relatif tergantung siapa yang mengalami dan bagaimana ia menyikapi. Pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya Aisyah, 2006. Pada umumnya soal-soal matematika dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu soal rutin dan soal nonrutin. Soal rutin adalah soal latihan biasa yang dapat diselesaikan dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Soal jenis ini banyak terdapat dalam buku ajar dan dimaksudkan hanya untuk melatih siswa menggunakan prosedur yang sedang dipelajari di kelas. Sedangkan soal nonrutin adalah soal yang untuk menyelesaikannya diperlukan pemikiran lebih lanjut karena prosedurnya tidak sejelas atau tidak sama dengan prosedur yang dipelajari di kelas. Dengan kata lain, soal nonrutin ini menyajikan situasi baru yang belum pernah dijumpai oleh siswa sebelumnya. Dalam situasi baru itu, ada tujuan yang jelas yang ingin dicapai, tetapi cara mencapainya tidak segera muncul dalam benak siswa. Memberikan soal- soal nonrutin kepada siswa berarti melatih mereka menerapkan berbagai konsep matematika dalam situasi baru sehingga pada akhirnya mereka mampu menggunakan berbagai konsep ilmu yang telah mereka pelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Jadi soal nonrutin inilah yang dapat digunakan sebagai soal pemecahan masalah. Dan pemecahan masalah dalam pengajaran matematika dapat diartikan sebagai penggunaan berbagai konsep, prinsip, dan keterampilan matematika yang telah atau sedang dipelajari untuk menyelesaikan soal nonrutin. Aisyah, 2006. Adapun penjelasan tentang pemecahan masalah matematika telah Anda pada semester sebelumnya pada matakuliah Pemecahan Masalah Matematika yang secara singkat dapat dilihat dari penjelasan berikut ini yang diusulkan oleh George Polya dalam Hudojo, 1988, yaitu : 1. Memahami masalah 2. Membuat rencana untuk menyelesaikannya 3. Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua 4. Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh. Model ini memperlihatkan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang saling berkaitan walaupun setiap langkah itu tidak selalu harus dilalui. Setelah kita memahami masalah, mungkin saja tanpa sadar kita memasuki tahap perencanaan atau mungkin langsung dapat melihat jalan penyelesainnya tanpa harus melalui tahap perencanaan. Namun pemeriksaan ulang terhadap jawaban yang diperoleh perlu dilakukan untuk melihat bagaimana sebenarnya masalah diselesaikan, dan lebih penting lagi, untuk mendapat pola pemecahan masalah yang nantinya dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang serupa.

2. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia