Perencanaan dan pengendalian persediaan yang merupakan sub dari Departemen PPIC, terlihat jelas pada poin ke tiga dari fungsi – fungsi di atas bahwa perencanaan
dan pengendalian persediaan memiliki aktivitas – aktivitas utama untuk mengelola persediaan, baik berupa tindakan transaksi yang berkenaan langsung dengan
persediaan, kebijakan tentang tingkat persediaan pengaman, kebijakan kuantitas pesanan, kebijakan frekuensi dan periode pemesanan serta kebijakan pengelolaan
persediaan untuk mengoptimalkan biaya yang terkait didalamnya. Fungsi - fungsi tersebut berlaku secara umum, namun terkadang suatu
perusahaan hanya memiliki beberapa fungsi saja, tergantung sistem perencanaan dan pengendalian produksi dan persediaan yang digunakan perusahaan.
2.4 Model Pengendalian Persediaan
Menurut Pontas M Pardede 2005, di dalam pengendalian persediaan terdapat berbagai jenis model yang dapat digunakan untuk perencanaan dan pengawasan.
Untuk membangun atau membentuk model persediaan yang sesuai bagi suatu perusahaan, sebaiknya manajer persediaan mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Mempelajari keadaan yang berlaku yang berkaitan dengan persediaan dan kemudian merumuskan sifat-sifat atau ciri-ciri keadaan tersebut.
b. Merumuskan asumsi-asumsi yang dibutuhkan. c. Membuat rumus atau persamaan biaya persediaan
d. Menggunakan rumus atau persamaan tersebut untuk menentukan titik atau waktu pemesanan serta jumlah pesanan.
Melalui model persediaan, penyederhanaan masalah persediaan akan menjawab dua hal penting, yaitu berapa banyak harus dipesan dan kapan berapa kali memesan
sehingga persediaan dapat diminimumkan.
Secara Umum, model persediaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Model Deterministik
Model deterministik ditandai oleh karakteristik permintaan dan periode kedatangan yang dapat diketahui secara pasti sebelumnya.
b. Model Probabilistik Model probabilistik ditandai oleh karakteristik permintaan dan periode
kedatangan pesanan yang tidak dapat diketahui secara pasti sebelumnya, sehingga perlu didekati dengan distribusi probabilitas.
Pada dasarnya, model persediaan probabilistik dan model deterministik memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengendalikan persediaan dengan car
menentukan jumlah optimum pemesanan dan titik pemesanan kembali. Selain itu, kedua model ini juga sama dalam hal fungsi persediaan dan komponen biaya
persediaan.
2.5 Economic Order Quantity EOQ
Dalam meminimumkan biaya, diperlukan pengetahuan tentang jumlah pemesanan yang paling ekonomis. Dalam usaha menentukan jumlah pemesanan yang paling
ekonomis tersebut, terdapat dua biaya utama yaitu biaya pemesanan ordering cost dan biaya penyimpanan carrying cost yang memiliki sifat berbanding terbalik.
Apabila barang yang dipesan dalam jumlah yang banyak, biaya pemesanan sedikit namun akan terkendala pada biaya penyimpanan yang cenderung besar. Namun
apabila frekuensi pemesanan sering dilakukan, maka biaya pemesanan akan tinggi walaupun bisa meminumkan biaya penyimpanan. Untuk itu diperlukan keseimbangan
antara kedua biaya. Dengan kata lain, jumlah pemesanan yang paling ekonomis merupakan jumlah atau besarnya pesanan yang memiliki biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan yang minimum. Metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan yang paling ekonomis adalah dengan menggunakan model
Economic Order Quantity EOQ.
Metode EOQ dapat digunakan apabila kebutuhan-kebutuhan permintaan pada masa yang akan datang memiliki jumlah yang konstan dan relatif memiliki fluktuasi
Universitas Sumatera Utara
perubahan yang sangat kecil. Apabila jumlah permintaan dan masa tenggang diketahui, maka dapat diasumsikan bahwa jumlah permintaan dan masa tenggang
merupakan bilangan yang konstan dan diketahui. EOQ dihitung dengan menganalisis total biaya TC. Total Biaya pada satu periode merupakan jumlah dari biaya
pemesanan ditambah biaya penyimpanan selama periode tertentu.
Sukanto 2003 menyatakan bahwa kebijakan persediaan dapat menentukan jumlah pesanan ekonomis yang bertalian dengan penentuan berapa banyak
dipesan dan titik pemesanan kembali yang bertalian dengan kapan mengadakan pesanan.
Model persediaan EOQ memakai asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Hanya satu barang yang diperhitungkan
b. Kebutuhan permintaan setiap periode diketahui, relatif tetap dan terus menerus
c. Barang yang dipesan diasumsikan langsung dapat tersedia atau berlimpah d. Waktu tenggang lead time bersifat konstan
e. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan
f. Tidak ada pesanan ulang back order karena kehabisan persediaan g. Tidak ada quantity discount.
Secara grafik, model persediaan EOQ dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tingkat Persediaan
Rata-rataPersediaan Titik di saat pesanan
diterima reorder point
Q
Q - D t
Gambar 2.2 Grafik Model Persediaan EOQ Ristono, Agus. 2009
Dalam metode EOQ digunakan beberapa notasi sebagai berikut: �
�
= Jumlah kebutuhan barang ke-i unittahun S
= Biaya pemesanan rupiahpesan ℎ = Biaya penyimpanan terhadap nilai barang
�
�
= Harga barang ke-i rupiahunit �
�
= h x C = Biaya penyimpanan rupiahunitperiode �
�
= Jumlah pemesanan barang ke-i unitpesanan T
= Jarak waktu antar pesan tahun,hari,bulan �
�
= Frekuensi pemesanan barang ke-i TC = Biaya total persediaan rupiahtahun
Merujuk pada Herjanto, Eddy 1999, cara untuk memperoleh EOQ adalah sebagai berikut:
Biaya pemesanan per-tahun =
Frekuensi pesanan x Biaya pesan =
∑
�
�
�
�
× �
� �=1
Biaya Penyimpanan =
Persediaan rata-rata x Biaya penyimpanan =
∑
�
�
2
× �
� �
�=1
Universitas Sumatera Utara
Biaya Total per Tahun =
Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
�� = ∑ ��
�
�
�
�
× �� + �
�
�
2
×
�
�
��
� �=1
. . .
4
Biaya total persediaan akan naik jika semakin banyak unit Q yang dipesan maupun unit Q yang disimpan. Kondisi minimum pada biaya total persediaan akan tercapai
apabila biaya pesan sama dengan biaya simpan, Konsep dasar EOQ Multi Item berasal dari konsep EOQ dasar, begitu pula dengan
analisis biaya terhadap jumlah pemesanan ekonomis.
Secara matematik �
��
= �
��
�
� ×
� = �
2 ×
� ��
� =
� . � 2
�
2
= 2 .
� . � �
� = �
2 . � . �
� =
���
Untuk kasus Multi Item: �
�
= �
2 . �
�
. �
�
�
=
���
�
. . .
5
Atau,
�� = �
� �
× �� + �
� 2
×
�
� �� =
� . �
� +
� . � 2
���
�� =
�
�� �
� . �
� � +
�
�� � � . �
2 �
���
�� =
−��
�
2
+
�
2 syarat minimum,
Universitas Sumatera Utara
��� ��
= 0 maka,
−� . �
�
2
+
�
2 = 0
�
2 =
� . �
�
2
�
2
. � = 2 . �
�
2
= 2 .
� . � �
� = �
2 . � . �
� =
���
Untuk kasus Multi Item: �
�
= �
2 . �
�
. �
�
�
=
���
�
. . .
6
Dari uraian secara matematik di atas, jelas bahwa kondisi minimum Biaya total persediaan dapat tercapai dengan memesan unit dengan metode EOQ.
2.6 Safety Stock Persediaan Pengaman