Pihak Operator Masyarakat Banyak. Pemodelan Transportasi .1 Defenisi Model

timbul adalah apakah menggunakan angkutan pribadi atau umum? Sedangkan gambar sebelah kanan mengasumsikan bahwa begitu memilih untuk bergerak maka pelaku perjalanan memilih moda yang tersedia.

II.3.2 Pihak yang Berkepentingan dengan Pelayanan Angkutan Umum

Pihak yang berkaitan dalam pengoperasian angkutan umum penumpang diklasifikasikan atas tiga kelompok. Ketiga pihak yang berkepentingan adalah penumpang, operator, dan masyarakat banyak.

a. Pihak Penumpang.

Menghendaki adanya unsur-unsur berikut ini : 1. Ketersedian, yang mengandung arti lokasional dan temporal. Lokasional yaitu dekat dengan pusat-pusat kegiatan dan sistem terminal. Temporal diwujudkan dengan frekuensi pelayanan. 2. Ketepatan waktu, berkaitan dengan penjadwalan pelayanan yang tepat. 3. Kecepatan waktu perjalanan, merupakan komposisi dari 5 aspek yaitu : akses, menunggu, perpindahan, perjalanan, dan waktu keberangkatan. 4. Tarif, merupakan faktor penting bagi para penumpang, berkaitan dengan kemampuan dan kondisi sosial ekonomi penumpang yang bersangkutan. 5. Menyenangkan, merupakan konsep yang sukar karena hal ini mencakup banyak faktor yang sifatnya kualitatif dan berkaitan dengan faktor kendaraan yang bersangkutan. 6. Kenyamanan, hal ini berkaitan dengan sistem secara keseluruhan. Konsep kenyamanan ini juga bersifat kualitatif.

b. Pihak Operator

Menghendaki adanya unsur-unsur berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1. Cakupan wilayah pelayanan, kawasan potensial, dan aksesibilitas perlu dipertimbangkan dalam lintasan pelayanan 2. Frekuensi pelayanan yang diekspresikan dengan jumlah keberangkatan kendaraan dalam setiap satuan waktu. Headway yang teratur merupakan elemen penting untuk menarik perjalanan penumpang. 3. Kecepatan perjalanan, pihak operator dalam hal ini memperhatikan faktor kecepatan kendaraan yang dapat mempengaruhi biaya secara keseluruhan, baik terhadap bahan bakar, pemeliharaan penumpang serta untuk menarik penumpang. 4. Biaya. Guna memperoleh keuntungan, pihak operator perlu menekan biaya operasi serendah mungkin dan memperoleh penumpang sebanyak mungkin. 5. Kapasitas, berupa kapasitas jalan dan kapasitas terminal yang memadai untuk keberadaan angkutan umum tersebut. 6. Keamanan, dalam hal ini pihak operator harus memberikan perhatian besar, tidak hanya untuk kemanan penumpang tapi juga untuk keamanan sistem operasi secara keseluruhan.

c. Masyarakat Banyak.

Persyaratan yang dituntut oleh masyarakat banyak, dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung. Aspek-aspek yang dimiliki meliputi : a. Tingkat pelayanan dari angkutan umum b. Keberadaan angkutan umum untuk jangka waktu panjang. c. Pengaruh terhadap lingkungan d. Aspek energi dan penghematannya e. Efisiensi ekonomi Universitas Sumatera Utara II.4 Pemodelan Transportasi II.4.1 Defenisi Model Model dapat didefenisikan sebagai suatu representasi ringkas dari kondisi ril dan berwujud suatu bentuk rancangan yang dapat menjelaskan atau mewakili kondisi ril tersebut untuk suatu tujuan tertentu Black, 1981 Model merupakan representasi atau simplifikasi dari alamkenyataan, agar terkendali dengan pengabaian dan pembatasan sampai tingkat tertentu sehingga detail eksternal dapat dihindari dan faktor – faktor utama yang menjadi tinjauan menjadi terobservasi. Tujuan utama model umumnya adalah untuk mengestimasi perilaku sistem tertentu di alam terhadap perubahan – perubahan yang mungkin terjadi. Dengan pemodelan perilaku sistem tersebut dapat diestimasi dengan biaya dan resiko yang relarif rendah Djoko et all, 2003. Model transportasi terdiri atas model perilaku dasar interaksi antarkomponen sistem transportasi dan model interaksi komponen sistem transportasi dengan waktu. Kedua sub model ini memiliki dimensi ruang dan tingkat kedalamanakurasi tertentu. Model dengan akurasi tinggi memiliki implikasi terhadap besarnya sumber daya termasuk biaya dan waktu yang diperlukan untuk pembangunannya juga kemungkinan tidak praktis dalam penggunaannya yang berakibat model menjadi kurang efisien. Maka, model transportasi yang baik semestinya memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut : o Tingkat akurasi model yang sesuai tujuan dan lingkup kajian o Praktis dan ekonomis dalam pembangunan dan penggunaan model Universitas Sumatera Utara o Mampu menghasilkan parameter yang sesuai dengan tujuan dan lingkup kajian o Mampu merepresentasikan proses dan interaksi, komponen transportasi tinjauan o Memiliki dimesi ruang yang mencukupi o Dapat diketahui tingkat keandalannya

II.4.2 Model Peluang Pemilihan Moda

Dalam memodelkan peluang pemilihan moda transportasi, ada beberapa jenis model yang dapat digunakan. Diantaranya adalah: • Model jenis I Dalam pendekatan ini, proses menghitung bangkitan tarikan bersamaan dilakukan dengan proses pemilihan moda. Angkutan umum langsung dipisahkan dengan angkutan pribadi dan kemudian setiap moda selama tahapan proses permodelan sudah dianalisis terpisah. Biasanya untuk model bangkitan pergerakan digunakan model analisis regresi ataupun kategori. G-MS D A G= bangkitan pergerakan A= pemilihan rute MS= pemilihan moda D= sebaran pergerakan Universitas Sumatera Utara • Model jenis II Dalam model ini, setiap moda dianggap bersaing dalam mencari penumpang. Sehingga ada seusatu penentu yang menjadi faktor dalam mempengaruhi hal tersebut, yaitu pemilihan moda. Biasa digunakan bukan untuk angkutan umum, namun untuk perencanaan angkutan jalan raya. Dengan adanya pengabaian angkutan umum, maka pemfokusannya lebih kepada sebaran pergerakan angkutan pribadi. Model ini dimulai dengan tahap perhitungan bangkitan tarikan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan pemilihan moda. Baru setelah itu mencari sebaran pergeralan dan terakhir adalah pemilihan rute. • Model jenis III Model jenis III ini memperlihatkan bahwa tahapan bangkitan pergerakan dan pemilihan rute ikut dalam penentuan pemilihan moda. Sebaran pergerakan dan pemilihan moda dapat diletakan dimana saja antara tahapan bangkitan pergerakan dan pemilihan rute. Sehingga urutan tahapannya dapat berupa seperti ini. Model jenis ini mengkombinasikan antara model gravity dengan model pemilihan moda. G MS D A G= bangkitan pergerakan A= pemilihan rute MS= pemilihan moda D= sebaran pergerakan Universitas Sumatera Utara • Model jenis IV Model ini menggunakan kurva diversi, persamaan regresi ataupun variasi model III. Dalam model ini, digunakan selisih hambatan antara moda yang bersaing. Misalnya suatu moda dapat bergerak empat kali lebih cepat dari moda lainnya, dan sebagainya. Model ini menjamin apabila nisbah atau selisih hambatan antara angkutan umum dengan angkutan pribadi sama dengan 1, maka masing-masing moda memiliki peluang yang sama yaitu 50:50. Namun walaupun begitu, tentu masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih jenis moda transportasi. G MS-D A G= bangkitan pergerakan A= pemilihan rute MS= pemilihan moda D= sebaran pergerakan MS D G A G= bangkitan pergerakan A= pemilihan rute MS= pemilihan moda D= sebaran pergerakan Universitas Sumatera Utara

II.5 Teknik Stated Preference SP