2.8.2. Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction RT-PCR
Cara ini merupakan cara diagnosis yang sangat sensitif dan spesifik terhadap serotipe tertentu. Cara ini dapat mendeteksi virus RNA dari spesimen yang berasal dari darah,
jaringan tubuh manusia dan nyamuk. Meskipun sensitivitas PCR sama dengan isolasi virus, PCR tidak begitu dipengaruhi oleh penanganan spesimen yang kurang baik
misalnya dalam penyimpanan dan handling, bahkan adanya antibodi dalam darah juga tidak mempengaruhi hasil dari PCR. Selain untuk menentukan adanya RNA
virus dengue juga dapat menetukan serotipe virus dengue yang ditemukan. Hal ini penting untuk dapat membuat pola distribusi serotipe virus dengue di berbagai
wilayah khususnya yang berbeda kondisi geografis dan klimatologisnya, seperti daerah dataran rendah, dataran sedang dan dataran tinggi.Hingga saat ini telah
diketahui ada 4 serotipe virus dengue yaitu : Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 Wuryudi S, 2000
2.8.3.Isolasi virus
Diagnosis pasti yaitu dengan cara isolasi virus dengue dengan menggunakan kultur sel. Ada beberapa cara isolasi yang dikembangkan yaitu :
a. Inokulasi intraserebral pada bayi tikus albino umur 1 – 3 hari b.Inokulasi pada biakan jaringan mammalia dan nyamuk Aedes albopictus
c.Inokulasi pada nyamuk dewasa secara intratorasikintraserebral pada larva. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan isolasi virus adalah pengambilan spesimen
yang awal biasanya dalam lima hari setelah demam, penanganan spesimen serta pengiriman spesimen yang baik ke laboratorium. Bahan untuk isolasi virus dengue
dapat berupa serum, plasma atau lapisan buffy-coat darah-heparinized. Keterbatasan metode ini adalah sulitnya peralatan serta memerlukan waktu dua sampai tiga
minggu untuk mendapatkan hasil Wuryudi S, 2000
Universitas Sumatera Utara
2.9.Diagnosa Banding Suhendro dkk, 2009
Perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan Demam Chikungunya, Malaria, Epstein-Barr Virus EBV, Leptospirosis, Demam Thypoid,
Scarlet fever, Rickettsial diseases, Heapatitis A, Hantavirus Suhendro dkk, 2009
2.10. Penatalaksanaan Suhendro dkk, 2009