2.4 Model Pengendalian Persediaan
Menurut Pontas M Pardede 2005, di dalam pengendalian persediaan terdapat berbagai jenis model yang dapat digunakan untuk perencanaan dan pengawasan.
Untuk membangun atau membentuk model persediaan yang sesuai bagi suatu perusahaan, sebaiknya manajer persediaan mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Mempelajari keadaan yang berlaku yang berkaitan dengan persediaan dan
kemudian merumuskan sifat-sifat atau ciri-ciri keadaan tersebut. b.
Merumuskan asumsi-asumsi yang dibutuhkan. c.
Membuat rumus atau persamaan biaya persediaan d.
Menggunakan rumus atau persamaan tersebut untuk menentukan titik atau waktu pemesanan serta jumlah pesanan.
Melalui model persediaan, penyederhanaan masalah persediaan akan menjawab dua hal penting, yaitu berapa banyak harus dipesan dan kapan berapa kali memesan
sehingga persediaan dapat diminimumkan.
Secara Umum, model persediaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a.
Model Deterministik
Model deterministik ditandai oleh karakteristik permintaan dan periode kedatangan yang dapat diketahui secara pasti sebelumnya.
b. Model Probabilistik
Model probabilistik ditandai oleh karakteristik permintaan dan periode kedatangan pesanan yang tidak dapat diketahui secara pasti sebelumnya,
sehingga perlu didekati dengan distribusi probabilitas.
Pada dasarnya, model persediaan probabilistik dan model deterministik memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengendalikan persediaan dengan car
menentukan jumlah optimum pemesanan dan titik pemesanan kembali. Selain itu, kedua model ini juga sama dalam hal fungsi persediaan dan komponen biaya
persediaan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Analisis ABC
Analisis ABC merupakan teknik klasifikasi persediaan yang berguna dalam penentuan jenis barang yang paling penting diprioritaskan dalam sistem persediaan yang
sifatnya multi-item, termasuk dalam hal pengendalian obat. Karena banyaknya jenis dan jumlah obat pada PT. Indofarma Global Medika Medan, maka untuk
mendapatkan prioritas obat yang memerlukan pengendalian yang ketat, perlu dilakukan pengelompokkan. Salah satu metode dalam pengelompokkan adalah dengan
analisis ABC.
Analisis ABC dikenal dengan Hukum Pareto, yang menekankan arti penting dari nilai investasi
dana yang
ditanamkan pada
barang persediaan,
dan dapat
mengklasifikasikan seluruh jenis barang berdasarkan tingkat kepentingannya. Berdasarkan Hukum Pereto tersebut, terdapat pembagian jenis barang dalam tiga
kategori, yaitu: a.
Kelompok A : Kelompok barang persediaan yang memiliki jumlah unit 10 - 20 dari jumlah seluruh persediaan tetapi nilai investasinya 30 - 70
dari total nilai investasi. b.
Kelompok B : Kelompok barang persediaan yang memiliki jumlah unit 20 - 30 dari jumlah seluruh persediaan tetapi nilai investasinya 20 - 30
dari total nilai investasi. c.
Kelompok C : Kelompok barang persediaan yang memiliki jumlah unit 30 - 70 dari jumlah seluruh persediaan tetapi nilai investasinya 10 - 20
dari total nilai investasi.
Penyajian hasil pengelompokkan berdasarkan analisis ABC ini dalam grafik adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1
Diagram Persentase Analisis ABC
Berdasarkan pengelompokkan ini, dapat diketahui bahwa barang-barang yang termasuk dalam kelompok A menjadi fokus utama dalam pengendalian persediaan.
2.6 Economic Order Quantity EOQ