PENGARUH KEMAUAN, KESADARAN, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN, KUALITAS LAYANAN DAN KEEFEKTIFITASAN SISTEM MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DENGAN PENERAPAN E-TAX SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Survey pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Daerah Istimewa Yogyakar

(1)

INFLUENCE OF WILLINGNESS, CONSCIOUSNESS, KNOWLEDGE AND COMPREHENSION, QUALITY SERVICE AND EFFECTIVENESS PAY TAX SYSTEM ON TAX COMPLIANCE WITH IMPLEMENTATION OF

E-TAX AS A MODERATING VARIABLE

(Survey on Individual Taxpayers in Special Region of Yogyakarta)

SKRIPSI

Oleh Castrio 20120420052

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

INFLUENCE OF WILLINGNESS, CONSCIOUSNESS, KNOWLEDGE AND COMPREHENSION, QUALITY SERVICE AND EFFECTIVENESS PAY TAX SYSTEM ON TAX COMPLIANCE WITH IMPLEMENTATION OF

E-TAX AS A MODERATING VARIABLE

(Survey on Individual Taxpayers in Special Region of Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh Castrio 20120420052

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

i


(4)

ii


(5)

iii


(6)

iv


(7)

v

HALAMAN MOTTO

“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan

saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah

orang-orang yang kafir.” (QS Yusuf :87)

“Dan kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat).” (QS AL-A’la : 8)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS Asy – Syarh : 5-6)

“Jangan pernah lelah menanam benih, suatu saat pasti kita akan

memanennya. – Man Jasad”

“Naturalism teaches one of the most important things in this world. There

is only this life, so live wonderfully and meaningfully. – Gregory Walter

Graffin, Ph.D”

“All you got in life is your honor, your own self –image, your own self

respect. If you lose that, or if you give it away or if you sell it, then you


(8)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirabbli’ alamin…

Puji syukur saya sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan

saya kesehatan dan kemudahan daam penyusunan karya tulis sederhana

ini.

Tiada kata yang dapat saya sampaikan melainkan ucapan rasa syukur

sebesar-besarnya atas penyelesaian dari karya tulis sederhana ini.

Akhirnya saya telah sampai pada titik ini, titik dimana saya harus lebih

bertanggung jawab terhadap ilmu yang dimiliki dan pada kehidupan yang

sesungguhnya yatu kehidupan yang lebih mandiri.

Shalawat serta salam juga tak lupa saya limpahkan kepada Nabi besar

Muhammad Saw beserta para sahabatnya.

Saya persembahkan karya tulis sederhana ini sebesarbesarnya untuk

orang-orang terkasih dan yang kucintai :

Ny. Hj. Oneng Roswatie dan Purwanto S.H selaku Ibu dan Bapak.

Sebagai bentuk rasa hormat dan tanda bakti kupersembahkan karya kecil

ini kepada Ibu dan Bapak. Terima kasih atas segala doa-doa yang telah

dan selalu Ibu dan Bapak panjatkan untuk kemudahan saya dalam


(9)

vii

ini selalu diberikan kepada saya sampai akhirnya karya sederhana ini

telah selesai dibuat untuk memperoleh gelar kesarjanaan seperti yang

diharapkan oleh Ibu dan Bapak.

Terima kasih atas doa, dukungan, motivasi dan kepercayaan penuh yang

telah kalian berikan seutuhnya kepada saya. Saya tidak akan mungkin

sampai pada titik ini tanpa restu dan doa dari Ibu dan Bapak.

My Closest Friends

Terima kasih saya sampaikan kepada rekan-rekan seperjuangan saya

yang telah memberikan motivasi, doa, masukan sampai karya tulis

sederhana ini bisa selesai sesuai dengan yang diharapkan. Terima kasih

kepada Ady Achmad, Arie Rachman G, S.E, Galih Indriana, A.Md, M. Nur

Faisal, Ramdhani Sucipto, S.E, Sandy Ardiansah, Hilmi Chaidar, Dimas

Amanda Wahid, Wayan Andhika, Viqi Muhammad Rizqi, Bimo M

Ramdhani, Zulfikar Muhammad R, Guswan Nurkholik, Novi Hartanti,

Devi Astuti yang telah memberikan masukan motivasi sampai karya tulis

ini selesai. Terima kasih atas nasihat , bantuan dan kebersamaan yang

telah kita jalani. Semoga kita semua dimudahkan menuju jalan kesuksesan.

Dosen Pembingbing Skripsi Saya…

Bpk. Dr. Suryo Pratolo, S.E., M.Si., Akt., CA terima kasih

sebesar-besarnya saya ucapkan atas bimbingan, masukan, nasihat, ilmu dan waktu

yang sudah diluangkan bapak. Terima kasih atas segala jasa dan


(10)

viii

kepada saya dan teman-teman bimbingan yang lainnya diberikan pahala

oleh Allah SWT.

Segenap Dosen Pengajar Jurusan Akuntansi

Terima kasih banyak kepada seluruh keluarga besar dosen pengajar di

jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah

banyak memberikan pelajaran, ilmu, dan pengalaman yang telah kalian

bagikan kepada kami. Semoga apa yang telah kalian berikan dibalas

dengan pemberian setimpal dari Allah Swt.

Serta kepada semua pihak yang tidak dapat saya sampaikan satu persatu


(11)

ix INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendpatkan bukti empiris tentang Pengaruh Kemauan, Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefetifitasan Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak yang dimoderasi oleh penerapan E-Tax dengan studi empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) di Kota Yogyakarta. Subjek Penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi.Dalam penelitian ini, sampel berjumlah 85 responden yang dipilih menggunakan Purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda untuk menguji Hipotesis 1 sampai 4 dan Moderating Regression Analysis (MRA) digunakan untuk menguji Hipotesis 5 & 6.

Metode pengmpulan data diperoleh secara langsung dengan meyebar kuesioner. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kemauan membayar pajak dan pengetahuan & pemahaman perpajakan wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak serta penerapan E-Tax tidak mampu memoderasi (tidak memperkuat) hubungan antara kemauan membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman perpajakan, terhadap kepatuhan pajak.

Kata kunci : Kepatuhan Pajak, Kemauan Membayar Pajak, Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan Sistem Perpajakan, Penerapan E-Tax.


(12)

x ABSTRACT

This research is aimed to obtain empirical studies about influence of willingness, consciousness, knowledge and comprehension, quality service and effectiveness pay tax system on tax compliance with implementation of e-tax as a moderating variable with empirical studies on the individual taxpayers in Yogyakarta City. Subjects in this study is individual tax payers. In this study, a sample of 85 respondents wereb selected by Purposive sampling method. The data analysed by Multiple Regression Test to test the hypothesis of 1 until 4, while Moderating Regression Analysis (MRA) is used to test the hypothesis 5 & 6.

Methods of data collection obtained directly by distributing the questionnaire.the result of this research show that Willingness pay tax and Knowledge & Comprehension tax has a positive affects to the tax compliance and Implementation E-Tax couldn’t be moderated (couldn’t support) the relationship between willingness, knowledge and comprehension tax system on tax compliance.

Keywords : Tax Compliance, Willingness Pay Tax, Consciousness Pay Tax, Knowledge and Comprehension, Quality Service and Effective Tax System, Implementation E-Tax.


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kemauan, Kesadaran,

Pengetahuan dan Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan Sistem Membayar Pajak terhadap Kepatuhan Pajak dengan Penerapan E-Tax sebagai Variabel Moderasi”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban untuk membayar pajaknya dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Bapak Suryo Pratolo, Dr, S.E., M.Si., Akt., CA yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.


(14)

xii

3. Purwanto, S.H dan Hj. Oneng Roswatie selaku Ayah dan Ibu penulis yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 23 Oktober 2016


(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian. ... 1

B. Batasan Masalah Penelitian. ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian. ... 7


(16)

xiv

E. Manfaat Penelitian. ... 8

BAB II ... 10

TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori. ... 10

1. Theory of Planned Behavior. ... 10

2. Pengertian pajak. ... 11

3. Kemauan Membayar Pajak... 13

4. Kesadaran membayar pajak. ... 13

5. Pengetahuan dan pemahaman membayar pajak. ... 14

6. Kualitas layanan dan keefektifitasan system membayar pajak. ... 15

7. Kepatuhan pajak. ... 16

8. Penerapan E-Tax. ... 17

B. Hasil Penelitian Terdahulu. ... 18

C. Penurunan Hipotesis. ... 19

D. Model Penelitian. ... 26

BAB III ... 27

METODE PENELITIAN ... 27

A. Subjek dan objek penelitian... 27

B. Jenis data. ... 27


(17)

xv

D. Teknik pengumpulan data. ... 28

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian. ... 28

F. Uji Kualitas Instrumen ... 37

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 38

BAB IV ... 45

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian. ... 45

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 48

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 52

D. Pembahasan ... 64

BAB V ... 69

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 69

A. Simpulan ... 69

B. Implikasi ... 71

C. Saran ... 71

D. Keterbatasan Penelitian ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Operasional Variabel... 32

Tabel 4. 1 Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...…...…...46

Tabel 4. 2 Tabel Responden Berdasarkan Umur ... 46

Tabel 4. 3 Tabel Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 47

Tabel 4. 4 Ringkasan Hasil Uji Validitas ... 48

Tabel 4. 5 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 4. 6 Statistik Deskriptif ... 52

Tabel 4. 7 Uji Normalitas H1 sampai H4 ... 53

Tabel 4. 8 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas. ... 54

Tabel 4. 9 Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas ... 56

Tabel 4. 10 Hasil Regresi Linier Berganda H1 sampai H4 ... 57

Tabel 4. 11 Uji Koefisien Determinasi H1 Sampai H4 ... 58

Tabel 4. 12 Uji F (ANOVA) H1 Sampai H4 ... 59

Tabel 4. 13 Regresi dengan Variabel Pemoderasi Hipotesis 5 (H5) ... 60

Tabel 4. 14 Uji Koefisien Determinasi Moderasi Hipotesis (H5) ... 61

Tabel 4. 15 Regresi dengan Variabel Pemoderasi Hipotesis 6 (H6) ... 62


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ... 26

Gambar 3. 1 Model Pengujian Hipotesis 1 sampai dengan 4...…...40

Gambar 3. 2 Model Pengujian Hipotesis 5 ... 41

Gambar 3. 4 Model Pengujian Hipotesis 6 ... 42


(20)

(21)

(22)

ix INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendpatkan bukti empiris tentang Pengaruh Kemauan, Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefetifitasan Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak yang dimoderasi oleh penerapan E-Tax dengan studi empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) di Kota Yogyakarta. Subjek Penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi.Dalam penelitian ini, sampel berjumlah 85 responden yang dipilih menggunakan Purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda untuk menguji Hipotesis 1 sampai 4 dan Moderating Regression Analysis (MRA) digunakan untuk menguji Hipotesis 5 & 6.

Metode pengmpulan data diperoleh secara langsung dengan meyebar kuesioner. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kemauan membayar pajak dan pengetahuan & pemahaman perpajakan wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak serta penerapan E-Tax tidak mampu memoderasi (tidak memperkuat) hubungan antara kemauan membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman perpajakan, terhadap kepatuhan pajak.

Kata kunci : Kepatuhan Pajak, Kemauan Membayar Pajak, Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan Sistem Perpajakan, Penerapan E-Tax.


(23)

x ABSTRACT

This research is aimed to obtain empirical studies about influence of willingness, consciousness, knowledge and comprehension, quality service and effectiveness pay tax system on tax compliance with implementation of e-tax as a moderating variable with empirical studies on the individual taxpayers in Yogyakarta City. Subjects in this study is individual tax payers. In this study, a sample of 85 respondents wereb selected by Purposive sampling method. The data analysed by Multiple Regression Test to test the hypothesis of 1 until 4, while Moderating Regression Analysis (MRA) is used to test the hypothesis 5 & 6.

Methods of data collection obtained directly by distributing the questionnaire.the result of this research show that Willingness pay tax and Knowledge & Comprehension tax has a positive affects to the tax compliance and Implementation E-Tax couldn’t be moderated (couldn’t support) the relationship between willingness, knowledge and comprehension tax system on tax compliance.

Keywords : Tax Compliance, Willingness Pay Tax, Consciousness Pay Tax, Knowledge and Comprehension, Quality Service and Effective Tax System, Implementation E-Tax.


(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian.

Salah satu sumber pendapatan negara terbesar yaitu dari pajak. Menurut Mardiasmo (2013) Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (Undang-undang No. 28 tahun 2007 mengenai ketentuan umum perpajakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum . Di dalam Al-Quran pajak diatur dalam surat At-Taubah ayat 29 yang berbunyi :

                                                       

29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka,


(25)

sampai mereka membayar jizyah [Pajak] dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

Dengan demikian, pajak merupakan organ penting demi keberlangsungan hidup suatu negara yang dapat digunakan untuk pembayaran hutang-hutang negara, pembangunan fasilitas-fasilitas negara seperti jalan tol, dan membantu masyarakat golongan bawah. Agar semua itu dapat tercapai pemerintah, direktorat jendral pajak dan kantor pelayanan pajak harus meningkatkan penerimaan pajak. Namun, itu bukanlah tugas dari pemerintah saja perlu adanya kesadaran dari masyarakat dan juga wajib pajak sendiri karena di Indonesia sendiri telah mengganti system pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self Assesment System seperti yang tertuang didalam UU no. 28 Tahun 2007. Self

Assesment System menuntut wajib pajak untuk lebih berperan aktif dari mulai

menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terhutang yang diharapkan meningkatkan penerimaan pajak.

Salah satu faktor tidak tercapainya target penerimaan pajak yakni rendahnya kepatuhan wajib pajak untuk melakukan kewajibannya kepada negara. Kepatuhan pajak didefinisikan sebagai perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya kepada negara sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Peraturan mengenai kepatuhan perpajakan ini ada didalam peraturan direktur jendral pajak nomor : PER-04/PJ/2012 tentang pedoman penggunaan metode dan teknik pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak. Peraturan tersebut memuat beberapa pasal yang didalamnya menjelaskan


(26)

mengenai metode langsung dan tidak langsung, pemeriksaan pajak, teknik pemeriksaan, prosedur pemeriksaan.

Akibat rendahnya kepatuhan pajak membuat keinginan masyarakat untuk membayar pajaknya juga masih tergolong rendah. Orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 20 juta orang dan yang membayar pajaknya melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 juta orang dengan rasio SPT sekitar 14,7 persen. Sementara badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta, yang mau mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta dan yang membayar pajak/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen (http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak).

Kemauan wajib pajak untuk membayar pajak merupakan salah satu indikator untuk dapat mengoptimalkan penerimaan daerah atau negara dari sektor pajak. Kemauan membayar pajak (willingness to pay tax) merupakan nilai rela wajib pajak untuk membayar pajak dengan harapan dapat membantu pengeluaran negara dan juga tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) (Hardiningsih dan Yulianawati 2011). Menurut Hardiningsih dan Yulianawati (2011) kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor kesadaran membayar pajak, kualitas layanan dan efektifitas sistem perpajakan, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak.


(27)

Kesadaran membayar pajak diidentikan dengan inisiatif dari wajib pajak untuk membayar pajak tanpa adanya pemaksaan dari siapapun. Penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011) menghasilkan bahwa apabila seseorang yang mempunyai kesadaran membayar pajak yang tinggi maka ia juga akan mempunyai kemauan membayar pajak yang tinggi juga. Sehingga wajib pajak tersebut mempunyai karakteristik kepatuhan pajak yang tinggi.

Menurut Handayani, Faturokhman, & Pratiwi (2012) pengetahuan dan pemahaman perpajakan yaitu suatu ingatan dan hafalan mengenai definisi perpajakan, peraturan termasuk undang-undang yang mengatur menganai perpajakan dan ketentuan umum dan tata cara perpajakan yang harus diketahui agar dapat diaplikasikan kedalam kehidupan nyata. Pengetahuan mengenai perpajakan tersebut dapat wajib pajak dapatkan dari pendidikan formal ataupun non formal. Pengetahuan mengenai perpajakan yang diperoleh wajib pajak dapatkan dari pendidikan formal maupun non formal akan mempunyai dampak positif terhadap kemauan membayar pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011)

Kualitas layanan dan efektifitas system perpajakan merupakan suatu ukuran untuk menggambarkan seberapa jauh target telah tercapai sesuai yang diharapkan dan ditentukan sebelumnya. Maksudnya, lembaga perpajakan dapat melayani dengan baik dan system pajak dapat membantu wajib pajak untuk melakukan kewajibannya.

Atas dasar tingkat kepatuhan pajak di Indonesia masih rendah yang menyebabkan penerimaan negara dari sektor perpajakan tidak tercapai targetnya direktorat jendral pajak terus membenahi kualitas-kualitas layanan untuk para


(28)

wajib pajak agar dapat meningkatkan kepatuhan para wajib pajak sehingga penerimaan negara dari sektor pajak tiap tahunnya mencapai targetnya dan mengalami kenaikan, salah satunya dengan reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan merupakan perubahan mendasar dari seluruh aspek perpajakan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, mengadministrasikan penerimaan pajak sehingga lebih transparan dan akuntabilitas penerimaan pajak agar dapat diketahui masyarakat, memberikan pengawasan terhadap pemungutan pajak agar dapat bisa meminimalisir kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh para oknum (Nurhidayah, 2014).

Salah satu perubahan dalam meningkatkan kualitas system perpajakan yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi yang handal dan terkini dalam pelayanan perpajakan, seperti sistem pendaftaran, pembayaran, pelaporan pajak secara online yakni E-Tax (Electronic Tax). Menurut Sari (2014) E-Tax (Electronic Tax) adalah layanan cash management yang memberikan kemudahan bagi para wajib pajak untuk melakukan kewajibannya seperti pembayaran dan pengiriman data setoran pajak melalui media online ke sistem pajak (Kas Negara). Dengan demikian, dengan hadirnya E-Tax wajib pajak akan lebih mudah dalam melakukan pembayaran atau pelaporan tanpa harus mengantri di bank dan di kantor pos. E-Tax diharapkan dapat memudahkan dalam pembayaran setoran pajak secara cepat, praktis, dan akurat dengan meminimalisir batasan biaya, ruang dan waktu melalui jaringan internet secara online.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut


(29)

Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan System membayar pajak terhadap Kepatuhan Pajak dengan Penerapan Electronic Tax (E-Tax) sebagai variabel pemoderasi” penelitian ini didasari oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011) yang berjudul “ Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak”. Dalam penelitian ini peneliti menambahkan variabel kepatuhan wajib pajak (Khasanah, 2014) sebagai variabel dependen dan penerapan E-Tax oleh Sari (2014) sebagai variabel moderasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Kemauan, Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan System membayar pajak mempunyai pengaruh terhadap Kepatuhan Pajak. Serta apakah dengan diterapkannya system pembayaran pajak online (E-Tax) dapat mempengaruhi wajiib pajak untuk patuh terhadap peraturan-peraturan perpajakan.

B. Batasan Masalah Penelitian.

Untuk memperjelas dan memfokuskan objek yang akan diteliti, maka batasan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Peneliti melakukan penelitian pada wajib pajak orang pribadi di Yogyakarta.

2. Peneliti melakukan penelitian subjek mengenai Kemauan, Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman, Kualitas Layanan dan Keefektifitasan System membayar pajak terhadap Kepatuhan Pajak dengan Electronic Tax (E-Tax) sebagai variabel moderasi.


(30)

C. Rumusan Masalah Penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kemauan membayar pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak?

2. Apakah kesadaran membayar pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak?

3. Apakah pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak?

4. Apakah keefektifitasan system dan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak?

5. Apakah penerapan E-Tax mempengaruhi hubungan kemauan membayar pajak dengan kepatuhan pajak?

6. Apakah penerapan E-Tax mempengaruhi hubungan pengetahuan dan pemahaman perpajakan dengan kepatuhan pajak?

D. Tujuan Penelitian.

Sesuai dengan rumusan masalah yang dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa kemauan membayar pajak positif terhadap kepatuhan pajak.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa kesadaran membayaran pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak.


(31)

3. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak.

4. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa keefektifitasan system dan kualitas layanan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak. 5. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa penerapan E-Tax mempengaruhi

hubungan kemauan membayar pajak dengan kepatuhan pajak.

6. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa penerapan E-Tax mempengaruhi hubungan pengetahuan dan pemahaman perpajakan dengan kepatuhan pajak.

E. Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dibedakan menjadi dua macam yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis.

A. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk menggali lebih dalam topik yang sejenis. B. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan,

informasi, dan ilmu pengetahuan khususnya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ataupun dalam lingkup lebih luas khususnya yang berkaitan dengan topik topik perpajakan.

2. Manfaat Praktis

A. Bagi Pemerintah diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan saran mengenai pengaruh system E-Tax terhadap kepatuhan pajak


(32)

sehingga dapat berinovasi untuk lebih mengoptimalkan kualitas layanan terhadap wajib pajak.

B. Bagi pembaca dan penulis diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai kemudahan menggunakan E-Tax.


(33)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.

1. Theory of Planned Behavior.

Theory of planned behavior dalam Nugroho (2012) mengartikan bahwa

perilaku individu dapat timbul karena adanya niat/inisiatif untuk berprilaku. Munculnya niat untuk berprilaku tersebut ditentukan oleh 3 faktor, yakni :

a. Normative beliefs, yaitu keyakinan mengenai harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut.

b. Behavioural beliefs, yakni keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut.

c. Control beliefs, yakni keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya mengenai seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut.

Theory of planned behavior ini sangat relevan untuk menjelaskan

bagaimana niat dari wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya. Karena sebelum melakukan sesuatu seseorang pasti akan berpikir mengenai hasil yang didapat nanti setelah melakukan perilakunya tersebut. Theory of planned behavior dalam penelitian ini sebagai dasar hipotesis kedua dan ketiga.


(34)

pemahaman mengenai perpajakan dan kesadaran membayar pajak maka selanjutnya wajib pajak mempunyai kemauan untuk membayar pajak sehingga wajib pajak tersebut masuk kedalam kriteria kepatuhan pajak.

2. Pengertian pajak.

Suandy (2014) menjelaskan di dalam bukunya mengenai beberapa definisi mengenai pajak menurut beberapa ahli, yakni :

Prof. Edwin R.A Seligman

Tax is a compulsory contributuin from the person, to the government to defray the expenses incurred in the common interest of all, without reference to special benefit conffered”.

Dr. Soeparman Soemahamidjaja

“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai

kesejahteraan umum.”

Sedangkan menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam Mardiasmo (2013) yaitu :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan


(35)

Berdasarkan definisi tersebut Mardiasmo (2013) menyimpulkan bahwa pajak memiliki beberapa unsur :

a. Iuran dari rakyat kepada negara.

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

b. Berdasarkan undang-undang.

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

d. Digunakan untuk membiayai ruah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat secara luas.

Pajak mempunyai beberapa fungsi seperti yang diungkapkan oleh Nurhidayah (2014), yaitu:

a. Fungsi anggaran; sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Biaya tersebut digunakan untuk menjalankan tugas rutin negara dan untuk melaksanakan pembangunan.

b. Fungsi mengatur; melalui kebijaksanaan pajak, pemerintah dapat mengatur pertumbuhan ekonomi. Dengan fungsi mengatur, pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

c. Fungsi stabilitas; pemerintah memiliki dana yang berasal dari pajak untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.

d. Fungsi retribusi pendapatan; pajak yang sudah dipungut oleh negara dari masyarakat akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan


(36)

sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

3. Kemauan Membayar Pajak.

Kemauan membayar pajak (Willingness to pay tax) merupakan sikap tulus (tanpa paksaan) dari seseorang untuk turut berkontribusi dalam pengeluaran negara secara langsung tanpa mengaharapkan jasa timbal Nugroho (2012).

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam membayar kewajiban perpajaknnya, yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, dan tarif pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).

4. Kesadaran Membayar Pajak.

Kesadaran adalah bentuk perilaku seseorang yang mempunyai insiatif sendiri untuk bertindak dalam menyikapi realitas. Dengan demikian kesadaran membayar pajak merupakan perilaku wajib pajak yang mempunyai inisiatif sendiri untuk memenuhi kewajibannya yaitu mendaftarkan dirinya, membayar pajak, dan melaporkan pajaknya dengan didasari oleh pengetahuan, keyakinan serta penalaran untuk bertindak.

Kesadaran membayar pajak merupakan bentuk pencerminan kepatuhan dan disiplin dari para wajib pajak sendiri. Kesadaran masyarakat yang tinggi dapat menjadi pendorong semakin banyaknya masyarakat untuk mendaftarkan dirinya menjadi wajib pajak, membayar, dan menghitung jumlah pajak yang terutang hingga melaporkan jumlah pajak sebagai bentuk tanggung jawab rakyat terhadap negara.


(37)

5. Pengetahuan dan Pemahaman Membayar Pajak.

Pengetahuan pajak berhubungan dengan informasi-informasi mengenai pajak yang diperoleh wajib pajak dari sosialisasi, berita-berita, ataupun di pendidikan baik itu pendidikan formal ataupun informal. Pengetahuan pajak digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar untuk melakukan tindakan-tindakan seperti pengambilan keputusan, strategi yang berhubungan dengan hak dan kewajiban perpajakan menurut Khasanah (2014). Pemahaman peraturan perpajakan yaitu perilaku wajib pajak untuk mengerti mengenai peraturan peraturan perpajakan yang telah diterapkan. Dengan demikian, apabila seorang wajib pajak kurang memahami mengenai peraturan perpajakan maka wajib pajak tersebut akan tidak taat dengan peraturan-peraturan perpajakan.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan dan pemahaman pajak yaitu suatu proses bagi wajib pajak untuk mengetahui tentang Ketentuan Umum dan tata cara Perpajakan (KUP) dan menerapkan pengetahuan-pengetahuan tersebut dengan mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, membayar pajak, menyampaikan SPT hingga denda atau sanksi apabila terlambat dalam membayar pajak ataupun melaporkan SPT.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis (2010) terdapat beberapa indikator wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan, yaitu:

a. Kepemilikan NPWP.

b. Pengetahuan dan Pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak.


(38)

c. Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP dan tarif pajak. d. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.

e. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh KPP.

f. Wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui training perpajakan yang mereka ikuti.

6. Kualitas Layanan dan Keefektifitasan System Membayar Pajak.

Kualitas pelayanan yang baik dari aparatur fiskus mempunyai hubungan vital dengan para wajib pajak agar wajib pajak tersebut merasa nyaman dan terbantu berkat pelayanan yang diberikan oleh fiskus. Kualiatas pelayanan merupakan suatu interaksi antara aparatur fiskus dengan wajib pajak baik itu lisan ataupun tulisan, fisik ataupun non fisik dengan tujuan menciptakan kepuasan pelanggan. Dengan kata lain kualitas pelayanan yang disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) ataupun aparatur fiskus merupakan faktor yang sangat penting bagi para wajib pajak untuk dapat meningkatkan kepatuhan pajak. Aparatur fiskus dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik, sopan, memiliki rasa hormat kepada wajib pajak, dan mempunyai pengetahuan mengenai perpajakan yang luas agar wajib pajak nyaman terhadap pelayanan yang diberikan oleh aparatur fiskus. Namun sebaliknya, jika pelayanan yang diberikan oleh fiskus kurang baik kepada wajib pajak, hal tersebut akan membuat wajib pajak untuk enggan melaksanakan kewajibannya dan membuat persepsi yang kurang bagus dimata wajib pajak (Nugroho, 2012).

Menurut Widayati dan Nurlis (2010) Efektitas merupakan tolak ukur yang menyatakan sampai manakah target yang telah disusun (kualitas, kuantitas,


(39)

dan waktu) telah tercapai. Sistem perpajakan dikatakan efektif apabila sistem perpajakan tersebut dapat membantu dan tidak mempersulit wajib pajak itu sendiri. Menurut Widayati dan Nurlis (2010) hal-hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain :

a. Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling. Wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat.

b. Pembayaran melalui e-banking yang memudahkan wajib pajak dapat melakukan pembayaran dimana saja dan kapan saja.

c. Penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai tempat, tidak harus di KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. d. Peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui

internet, tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak terdatar.

e. Pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-registration dari website pajak. Hal ini akan memudahkan wajib pajak untuk memperoleh NPWP secara lebih cepat.

7. Kepatuhan Pajak.

Kepatuhan pajak menurut Nurhidayah (2015) adalah suatu keadaan atau perilaku dimana wajib pajak telah memenuhi segala bentuk kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak-hak perpajakannya. Jadi kepatuhan pajak tersebut dapat diukur dari ketaatan wajib pajak pada saat mendaftarkan diri menjadi wajib pajak dan memperoleh NPWP, menghitung dan membayar pajak yang terhitung, membayar tunggakan dan menyetorkan kembali surat pemberitahuan.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK.03/2003 tanggal 3 Juni 2003, wajib pajak dapat ditetapkan sebagai wajib yang pajak patuh/taat


(40)

terhadap aturan perpajakan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam 2 (dua) tahun terakhir.

b. Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut.

c. SPT Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud dalam huruf b telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT masa pajak berikutnya

d. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak. Kecuali :

a. Telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

b. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir.

e. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir; dan

f. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.

(http://www.kanwiljogja.pajak.go.id/ppajak.php?id=390) 8. Penerapan E-Tax.

E-Tax adalah layanan cash management yang memudahkan pengguna

dalam melakukan pembayaran dan pengiriman data setoran pajak melalui media online ke sistem pajak (Sari, 2014). “Electronic tax” dimaksudkan untuk meningkatkan secara tajam efisiensi administrasi pajak baik dari manajemen pencatatan pajak di belakang dan konsultasi pajak di depan dan untuk mengurangi secara signifikan biaya kepatuhan pajak masyarakat, yakni dua keuntungan baik internal maupun eksternal.


(41)

B. Hasil Penelitian Terdahulu.

Nurhidayah (2015) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh penerapan system E-Filling terhadap kepatuhan wajib pajak dengan pemahaman internet sebagai variabel pemoderasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Klaten. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa penerapan system E-Filling mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak.

Penelitian Khasanah (2014) yang penelitiannya berjudul pengaruh pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem perpajakan, dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada kantor direktorat jendral pajak Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa pengetahuan perpajakan, modernisasi system perpajakan, dan kesadaran wajib pajak mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan pajak.

Penelitian Handayani, Faturokhman, & Pratiwi (2012) yang penelitiannya berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas system perpajakan dan tingkat kepercayaan terhadap system pemerintahan berpengaruh secara positif terhadap kemauan membayar pajak.

Penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011) yang penelitiannya berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Hasil


(42)

dari penelitian tersebut yakni kesadaran membayar pajak dan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Namun, variabel pengetahuan, pemahaman, dan efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.

C. Penurunan Hipotesis.

1. Pengaruh Kemauan Membayar Pajak terhadap Kepatuhan Pajak.

Kemauan membayar pajak diartikan sebagai suatu nilai ikhlas dari wajib pajak untuk membayar pajak tanpa adanya paksaan dari pihak lain dengan tidak mengharapkan jasa timbal atau kontraprestasi.

Indikator-indikator dari kemauan membayar pajak yakni wajib pajak melakukan pembayaran pajak tanpa adanya paksaan dari pihak lain, menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membayar pajak, memahami informasi mengenai cara dan tempat pembayaran pajak, mengetahui informasi mengenai batas waktu pembayaran pajak, dan membuat alokasi dana untuk membayar pajak terutang (Hardiningsih dan Yulianawati, 2012).

Semakin tinggi kemauan membayar pajak wajib pajak maka semakin tinggi juga kepatuhan pajaknya. Maka, hipotesis dalam penelitian ini yaitu :


(43)

2. Pengaruh Kesadaran Pajak terhadap Kepatuhan Pajak.

Kesadaran merupakan unsur manusia dalam memahami realitas dan bagaimana caranya ia dapat merespon realitas tersebut dengan tindakannya yang positif. Untuk meningkatkan kepatuhan pajak tentu kesadaran membayar pajak dari para wajib pajak merupakan unsur yang penting karena apabila seorang wajib pajak telah mempunyai kesadaran yang tinggi untuk melakukan kewajibannya otomatis wajib pajak tersebut akan mau untuk membayar pajak dengan begitu ia termasuk kedalam wajib pajak yang patuh.

Dalam penelitian Handayani, Faturokhman, & Pratiwi (2012) dan Hardiningsih dan Yulianawati (2011) menghasilkan bahwa kesadaran membayar pajak berpengaruh secara positif terhadap kemauan membayar pajak. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Khasanah, 2014) yang melakukan penelitiannya di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta menyimpulkan bahwa kesadaran membayar pajak mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Sehingga, semakin tinggi kesadaran membayar pajak wajib pajak maka akan semakin tinggi kepatuhan wajib pajaknya. Maka hipotesis ke 2 dalam penelitian ini yaitu :

H2 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.


(44)

3. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak.

Pengetahuan dan pemahaman perpajakan merupakan proses dimana wajib pajak mengetahui mengenai ilmu, peraturan perpajakan dan mengaplikasikannya dengan cara membayar pajak. Ilmu mengenai perpajakan dan peraturan-peraturannya dapat wajib pajak dapatkan pada pendidikan formal ataupun informal. Wajib pajak yang mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai perpajakan akan tidak taat dalam peraturan perpajakan. Justru sebaliknya apabila wajib pajak mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai perpajakan maka ia akan taat kedalam peraturan peraturan perpajakan.

Penelitian Handayani, Faturokhman, & Pratiwi (2012) yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas menyimpulkan bahwa pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh secara positif terhadap wajib pajak sehingga upaya sosialisasi perpajakan yang dilakukan oleh pemerintah atau Kantor Pelayanan Pajak (KPP) seperti penyuluhan ataupun pertemuan dengan masyarakat dinilai mempunyai dampak yang bagus terhadap kemauan membayar pajak dari masyarakat. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Khasanah (2014) yang melakukan penelitian di Yogyakarta juga menghasilkan hasil yang sama yaitu pengetahuan dan pemahaman perpajakan mempunyai hasil positif terhadap kepatuhan pajak.


(45)

Namun, hasil yang ditunjukan oleh penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011) yang menghasilkan bahwa pengatahuan dan pemahaman perpajakan tidak mempunyai pengaruh terhadap kemauan membayar pajak, penelitian tersebut dilakukan pada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Jepara.

Sehingga semakin baik pengetahuan dan pemahaman perpajakan maka kepatuhan wajib pajak akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya apabila pengetahuan dan pemahaman wajib pajak kurang baik maka kepatuhan wajib pajaknya pun cenderung akan rendah. Maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini yaitu :

H3 : Pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak.

4. Pengaruh Kualitas Layanan dan Keefektifitasan Sistem Pajak terhadap Kepatuhan Pajak.

Pelayanan yang berkualitas dan keefektifitasan system perpajakan terhadap wajib pajak adalah usaha yang diberikan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan pemerintah untuk melayani para wajib pajak secara maximal agar para wajib pajak tidak kebingungan pada saat melakukan kewajibannya. Kepuasan wajib pajak atas dalam mendapat pelayanan dari fiskus diduga akan mempunyai dampak positif terhadap kepatuhan pajak. Oleh karena itu, aparatur pajak harus mempunyai keterampilan dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak.


(46)

Dalam penelitian Hardiningsih dan Yulianawati (2011) menemukan bahwa variabel mengenai kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak namun variabel mengenai efektifitas system perpajakan berpengaruh negatif terhadap kemauan membayar pajak. Hasil sama ditemukan juga oleh Handayani, Faturokhman, & Pratiwi (2012) yang menemukan bahwa efektifitas system perpajakan tidak berpengaruh secara parsial terhadap kemauan mambayar pajak. Sehingga semakin baik kualitas layanan dan efektifitas system perpajakan maka semakin tinggi juga kepatuhan wajib pajak. Maka hipotesis ke empat dalam penelitian ini yaitu :

H4 : Kualitas layanan dan keefektifitasan system perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak.

5. Pengaruh Kemauan, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak dengan Penerapan E-Tax sebagai Variabel Moderasi.

E-Tax menurut Sari (2014) merupakan layanan cash management yang

memfasilitasi para penggunanya (masyarakat ataupun wajib pajak) untuk mendaftar sebagai npwp, melaporkan SPT, bahkan membayar pajaknya lewat system online ke kas negara. Dengan demikian, E-Tax memudahkan para penggunanya untuk melakukan kewajibannya secara cepat, praktis dan akurat dengan meminimalisir batasan biaya, ruang, dan waktu melalui jaringan internet (online).


(47)

Menurut Sari (2014) yang melakukan penelitian mengenai prosedur E-Tax di Universitas Brawijaya mengemukakan kelebihan dan kekurangan dari E-Tax yakni :

Kelebihan Usulan Prosedur E-Tax :

a. Bendahara pengeluaran UB dapat mengakses transaksi yang telah dilakukan BPP F/L/U melalui e-Tax.

b. BPP F/L/U dapat membayar pajak melalui payment point tanpa harus mengantri di Bank Persepsi/Kantor Pos setempat.

c. BPP F/L/U tidak perlu menghitung sendiri ketetapan pajaknya, yang akan secara otomatis terhitung di aplikasi e-Tax.

d. BPP F/L/U dapat menginput data setor pajak kapanpun melalui aplikasi e-Tax secara online.

e. SSP dapat tersimpan dengan format PDF/excel (softcopy).

f. Mengurangi pencatatan ulang SSP (retyping) yang dilakukan oleh Kaur Pajak & Hutang untuk melaporkan SPT Masa.

g. UB dapat membuka rekening penampungan dalam transaksi setor pajak. Rekening ini hanya digunakan untuk operasional penginputan data yang dilakukan BPP F/L/U. Jadi, rekening penampungan ini tidak disediakannya paperless/buku tabungan.

h. Aplikasi eSPT dapat diinput secara offline oleh UB setelah mendownload aplikasi e-SPT.

i. Penyampaian e-SPT mengurangi volume arsip SSP lembar ke-3 setiap transaksi dengan lampiran dalam bentuk CD/flashdisc.

j. Penyampaian e-SPT mengurangi volume arsip SSP lembar ke-3 setiap transaksi dengan lampiran dalam bentuk CD/flashdisc.

Kekurangan Prosedur E-Tax yaitu :

a. Adanya penambahan SDM yakni payment point dari pihak BNI.

b. BPP F/L/U dapat mencetak SSP apabila telah divalidasi dan direlease oleh Kasubbag Akuntansi dan Bendahara Pengeluaran UB.

c. Proses validasi dan release hanya terbatas sampai pukul 12 siang saat jam kerja, sehingga SSP bisa dicetak keesokan harinya.

d. BPP F/L/U tidak dapat membayar uang setor pajak melalui ATM/e- Banking, karena dalam mesin ATM tidak dapat mendeteksi nomor rekening penampungan e-Tax UB.

e. Penyampaian e-SPT oleh UB masih dilakukan secara langsung ke KPP Malang Utara.

f. Mencetak lampiran SPT Masa setiap jenis pajak untuk penandatanganan basah oleh Bendahara Pengeluaran UB.


(48)

Penerapan E-Tax diperkirakan dapat membantu para penggunanya (masyarakat dan wajib pajak) dalam melakukan kewajibannya, karena E-Tax ini memberikan kemudahan bagi penggunanya. Sehingga semakin baik atau semakin mudah E-tax tersebut digunakan oleh masyarakat maka semakin tinggi kepatuhan pajaknya.

Penerapan E-Tax dalam penelitian sebagai variabel moderasi yang menghubungkan variabel independen (Kemauan, Pengetahuan dan Pehamaman Perpajakan ) terhadap variabel dependen yaitu Kepatuhan Pajak. Maka hipotesis dalam penelitan ini yaitu :

H5: Penerapan E-Tax memoderasi hubungan kemauan membayar pajak dengan kepatuhan pajak.

H6 : Penerapan E-Tax memoderasi hubungan pengetahuan dan pemahaman perpajakan dengan kepatuhan pajak.


(49)

D. Model Penelitian.

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran (+)

(+)

(+)

(+) Kemauan

Membayar pajak

Kesadaran wajib pajak

Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan

Kualitas Layanan dan

Keefektifitasan Sistem

Perpajakan

Kepatuhan Pajak Penerapan E-Tax


(50)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan objek penelitian.

Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang berada di Kota Yogyakarta. Sampel dari penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah seluruh Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta yaitu sebanyak 89.696.

B. Jenis data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu dengan cara memberikan kuesioner kepada responden yang telah disebutkan diatas. Kuesioner yang disebar berupa daftar pertanyaan mengenai masalah yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Di dalam kuesioner yang akan disebar juga terdapat tata cara dan penunjuk supaya memudahkan responden untuk mengisinya.

C. Teknik pengambilan sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik Teknik pengambilan

sampel dengan memberikan beberapa kriteria kriteria tertentu (Sugiyono, 2007).


(51)

Dalam metode ini pemilihan sampel tidak secara acak namun ada kriteria pembatas yaitu:

1. Wajib pajak merupakan subjek pajak dalam negeri. 2. Wajib pajak yang berada di lingkup Kota Yogyakarta.

3. Subjek pajak yang akan diteliti adalah Wajib Pajak Orang Pribadi.

4. Subjek pajak yang memiiki objek pajak dimana menjadi dasar untuk dikenakan pajak (penghasilan).

D. Teknik pengumpulan data.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei menggunakan media angket (kuesioner). Sejumlah pertanyaan diajukan kepada responden dan kemudian responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka. Untuk mengukur pendapat responden peneliti bermaksud untuk menggunakan skala likert 5 angka dimulai dari angka 5 yang berarti sangat setuju sampai angka 1 yang berarti sangat tidak setuju.

Angka 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Angka 2 = Tidak Setuju (TS)

Angka 3 = Netral (N) Angka 4 = Setuju (S)

Angka 5 = Sangat Setuju (SS)

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian. 1. Kemauan membayar pajak.

Salah satu penyebab wajib pajak tidak mau membayar pajaknya yaitu karena manfaat yang dirasa setelah ia membayar pajak masih belum


(52)

dirasakan. Kemauan membayar pajak berhbungan dengan nilai rela yang ada pada diri wajib pajak itu sendiri untuk menyisihkan sebagian penghasilannya dan menggunakannya untuk membantu pembiayaan negara sebagai salah satu bentuk pengabdian.

Kemauan wajib pajak membayar pajak ini diukur dari kemauan wajib pajak menyiapkan segala dokumen-dokumen yang diperlukan untuk membayar pajak, melakukan pembayaran pajak tanpa adanya paksaan dari pihak lain, mengalokasikan sebagian dana dari penghasilannya untuk membayar pajak dan melakukan pembayaran pajak atas kemauan diri sendiri dan tanpa adanya paksaan dari oranglain.

2. Kesadaran membayar pajak.

Kesadaraan membayar pajak adalah keadaan dimana seseorang mengetahui, memahami dan mengerti mengenai tata cara membayar pajak. Kesadaran pajak diukur melalui kepahaman atau usaha wajib pajak dalam memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, ketepatan dalam pembayaran pajak yang terutang, pembayaran pajak sebagai pendapatan negara, kewajiban membayar pajak, membayar pajak tanpa paksaan dan pentingnya pambayaran pajak terutang dengan tepat waktu.

3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai perpajakan.

Pengetahuan dan pemahaman perpajakan berhubungan dengan ilmu yang diperoleh oleh wajib pajak baik itu dari sosialisasi, berita, penyuluhan kemudian mengaplikasikannya kedalam kewajiban kewajiban yang harus ia


(53)

penuhi contohnya seperti mendaftarkan diri sebagai wajib pajak dan memperoleh NPWP, membayar dan melaporkan pajak yang terhutang. Pengetahuan wajib pajak diukur dengan melihat seberapa paham wajib pajak mengenai peraturan perpajakan, tujuan dikenakannya pajak, manfaat penarikan pajak bagi setiap warga negara dan pentingnya pajak untuk membiayai kepentingan negara dan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Kualitas layanan dan keefektifitasan system pembayaran pajak.

Kualitas layanan dan keefektifitasan system perpajakan merupakan cara bagaimana aparatur fiskus dan fasilitas-fasilitas system perpajakan yang diberikan kepada wajib pajak untuk dapat membantu wajib pajak agar wajib pajak tersebut merasa nyaman dalam melakukan kewajibannya.

Keefektifan sistem perpajakan ini diukur dengan kemampuan wajib pajak dalam menggunakan sistem perpajakan yang baru dengan mengisi Surat Pemberitahuan (SPT), menghitung pajak terutang, melaporkan SPT dan membayarkan pajak terutang secara online.

5. Penerapan E-Tax.

E-Tax adalah layanan cash management yang memudahkan pengguna dalam melakukan pembayaran dan pengiriman data setoran pajak melalui media online ke sistem pajak (Kas Negara). Mannfaat dari E-Tax yaitu: a. Memudahkan mekanisme pelaporan dan pembayaran pajak (Wajib Pajak


(54)

pendukung karena dapat melalui ATM, tidak perlu melakukan rekapitulasi transaksi, dan bisa mencetak langsung bukti pembayaran pajak).

b. Mengurangi biaya administrasi pajak.

c. Mengurangi pemenuhan biaya dari Wajib Pajak.

d. Meminimalisir keluhan dari wajib pajak atas pengenaan pajak yang selama ini dianggap tidak tepat perhitungan.

e. Menginformasikan transaksi dan besaran kewajiban pajak secara transparan, akurat dan fair.

f. Perubahan paradigma pelayanan dari pola by person ke by sistem, efektif untuk meminimalisir dan bahkan menghapus potensi terjadinya manipulasi pelaporan serta pembayaran pajak.

g. Terwujudnya efektifitas dan efisiensi pelayanan pajak.

h. Wajib Pajak akan lebih patuh dalam pemenuhan kewajiban pajak yang terutang.

i. Pelaporan dan pembayaran pajak yang transparan, akuntabel dan akurat dengan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

j. Kepastian dan kenyamanan wajib pajak dalam membayar pajak.

k. Mendorong terwujudnya good corporate governance (Tata Kelola Pemerintahan yang Baik).

l. Memungkinkan peningkatan pendapatan pajak. 6. Kepatuhan pajak.

Kepatuhan wajib pajak adalah ketika wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, kewajiban


(55)

perpajakan meliputi mendaftarkan diri, menghitung dan membayar pajak terutang, membayar tunggakan dan menyetorkan kembali surat pemberitahuan.

Indikator kepatuhan wajib pajak menurut Nurhidayah (2014) adalah sebagai berikut:

a. Kepatuhan untuk mendaftarkan diri.

b. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang. c. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak.

d. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan.

Tabel 3. 1 Operasional Variabel

No Variabel Dimensi Indikator Kode

Pertanya an

Skala Pengukura

n 1. Kepatuhan

Wajib Pajak  Kepatuhan untuk mendaftar kan diri.  Kepatuhan untuk menyetork an kembali Surat Pemberita huan (SPT).  Kepatuhan dalam penghitun gan dan pembayar an pajak terutang.  Kepatuhan dalam  Mendaft arkan diri secara sukarela.  Mendaft arkan diri untuk mendapa tkan NPWP.  Mengisi SPT.  Melapor kan SPT.  Menyam paikan SPT.  Menghiu ng A.1 A.2 A.3 A.4 A.5 A.6 Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert.


(56)

No Variabel Dimensi Indikator Kode Pertanya an Skala Pengukura n pembayar an tunggakan angsuran .  Membay ar angsuran .  Menghit ung pajak yang terutang.  Membay ar kekuran gan pajak. A.7 A.8 A.9 Skala likert. Skala likert. Skala likert.

2. Kemauan membayar pajak.  Wajib pajak membayar pajaknya atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak lain.  Wajib pajak berusaha mencari informasi mengenai tempat, tata cara & batas waktu pembayar an pajak.  Wajib pajak mengalok  Membay ar pajak atas kemauan diri sendiri.  Menyiap kan dokume n.  Mencari informas i mengena i tempat dan tata cara pembaya ran pajak.  Mencari informas i mengena i batas waktu pembaya B.1 B.2 B.3 B.4 Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert.


(57)

No Variabel Dimensi Indikator Kode Pertanya an Skala Pengukura n asikan dananya untuk membayar pajak. ran pajak.  Mengalo kasikan dana.

B.5 Skala likert. 3. Kesadaran

membayar pajak.  Wajib pajak sadar terhadap dirinya sendiri untuk membayar pajak dan mengetah ui bahwa membayar pajak adalah kewajiban setiap warga Negara.  Wajib pajak mengetah ui fungsi pajak yaitu untuk pembangu nan Negara.  Wajib pajak membayar jumlah pajaknya sesuai yang terhitung dan membayar  Sadar karena dirinya sendiri.  Senang hati untuk membay ar pajak dan melapor kan SPT.  Membay

ar pajak merupak an sutu kewajiba n setelah memiliki NPWP.  Pajak

digunak an untuk pemban gunan Negara.  Dengan tidak membay ar pajak akan merugik an Negara.  Membay

ar pajak tepat C.1 C.2 C.3 C.4 C.5 C.6 Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert.


(58)

No Variabel Dimensi Indikator Kode Pertanya an Skala Pengukura n nya tepat

waktu.

waktu. 4. Pengetahu

an dan pemahama n.  Pengetahu an mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajaka n.  Pengetahu an mengenai fungsi perpajaka n.  Pengetahu an mengenai system perpajaka

n di

Indonesia.

 Peratura n

mengena i batas waktu pelapora n SPT.  NPWP adalah identitas wajib pajak.  Pajak merupak an sumber penerim aan Negara.  Pajak digunak an sebagai pembiay aan Negara.  Self assessm ent system. D.1 D.2 D.3 D.4 D.5 Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert.

5. Kualitas layanan dan keefektifit asan system.  Kemudaha n dalam pelaporan pajak.  Peraturan

perpajaka n dapat di update internet.  Kemudaha  Pelapora n menggu nakan e-SPT dan E-Filling.  Penyam paian SPT melalui E.1 E.2 Skala likert. Skala likert.


(59)

No Variabel Dimensi Indikator Kode Pertanya an Skala Pengukura n n dalam

melakuka n pendaftara n NPWP. drop box.  Peratura

n pajak dapat dilihat melalui internet.  Pendafta ran NPWP dapat dilakuka n di website pajak. E.3 E.4 Skala likert. Skala likert.

6. Penerapan

E-Tax

Kemudaha n dalam mendapat kan informasi besaran kewajiban pajak.  Kemudaha

n dalam melakuka n transaksi.  Sistem mudah digunakan oleh wajib pajak.

 Mendap atkan informas i secara transpar an.  Mendap

atkan informas i secara akurat.  Mendap

atkan informas i secara fair.  Dapat melakuk an transaksi di ATM.  Tidak perlu mengant ri di kantor pos atau

F.1 F.2 F.3 F.4 F.5 Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert.


(60)

No Variabel Dimensi Indikator Kode Pertanya an Skala Pengukura n bank.  Tidak perlu jauh jauh pergi ke kantor pos.  System

mudah dimenge rti dan digunak an.  Tidak perlu memba wa dokume n.  Dapat menceta k langsung bukti pembaya ran. F.6 F.7 F.8 F.9 Skala likert. Skala likert. Skala likert. Skala likert.

F. Uji Kualitas Instrumen

Uji kualitas instrumen diperlukan sebelum menguji hipotesis, tujuannya adalah untuk menguji apakah konstruk dalam kuesioner yang telah dirumuskan sudah reliabel dan valid. Uji validitas adalah proses untuk melihat apakah suatu pengujian benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013).


(61)

Sedangkan uji reliabilitas (Sugiyono, 2013) adalah tingkatan seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas.

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel yang ada dalam penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata (mean), nilai maksimum (maks), nilai minimum (min), dan standar deviasi.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan PP plot standarized residual.

Peneliti melakukan pengujian normalitas Uji Kolmogrov Smirrnov test dengan tingkat signifikansi 0,005 jika p value < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal, tetapi apabila p value > 0,005 maka data tersebut berdistribusi normal dan PP plot standarized residual mendekati garis diagonal, maka data terdistribusi normal.


(62)

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan Varian Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas multikoliniertas yaitu:

a. VIF lebih kecil dari (VIF<10)

b. Tolerance lebih besar dari 0,1 (Tolerance>0,1) c. Uji Heteroskesdadstisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika varians dari residual atas satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis a. Uji Regresi Berganda

Analisis data menggunakan model regresi linear berganda, karena terdiri dari variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Uji regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan 4. Sehingga model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan 4 yang telah dirumuskan adalah :


(63)

Gambar 3. 1 Model Pengujian Hipotesis 1 sampai dengan 4 KP= a+b1KM+b2KS+b3P2P+b4KLKSP+e…… (1) Keterangan :

KP = Kepatuhan wajib pajak a = Konstanta

b1-b5 = Koefisien arah regresi KM = Kemauan Membayar Pajak KS = Kesadaran Membayar Pajak

P2P = Pemahaman dan Pengetahuan Perpajakan KLKSP = Kualitas Layanan dan Keefektifitasan Sistem

Perpajakan

e = Koefisien Error

Kepatuhan Pajak Kesadaran

membayar pajak Kemauan

membayar pajak

Pemahaman dan pengetahuan perpajakan

Kualitas layanan dan

keefektifitasan system perpajakan

(+)

(+)

(+)


(64)

b. Regresi Berganda dengan Variabel Pemoderasi (Moderating Regression Analysis)

Persamaan model regresi linier kedua dari penelitian ini dengan memasukkan variabel moderating kedalam persamaan untuk menguji pengaruh penerapan E-Tax yang memoderasi hubungan antara kemauan dalam membayar pajak

terhadap kepatuhan pajak. Model persamaan Moderating Regression Analysis (MRA) :

Gambar 3. 2 Model Pengujian Hipotesis 5

Berikut adalah persamaan regresi dengan variabel pemoderasi untuk pengujian hipotesis 5 :

KP = a +b1KM + b2PET + b3KM.PET + e ……...………….(2) Keterangan dari persamaan diatas adalah sebagai berikut:

KP = Kepatuhan Pajak

a = Konstanta

b1-b3 = Koefisien arah regresi

KM = Kemauan Membayar Pajak

PET = Penerapan E-Tax

KM.PET = Interaksi Kemauan Membayar Pajak dengan Penerapan E-Tax

e = Variable pengganggu (Error). Kemauan

membayar pajak

Penerapan E-Tax


(65)

Penerapan E-Tax (PET) adalah variabel moderasi jika b1 signifikan, b2 tidak signifikan dan b3 signifikan.

Persamaan model regresi linier ketiga dari penelitian ini dengan memasukkan variabel moderating kedalam persamaan untuk menguji pengaruh Penerapan E-Tax yang memoderasi hubungan antara pemahaman pengetahuan

perpajakan terhadap kepatuhan pajak

Gambar 3. 3 Model Pengujian Hipotesis 6

Berikut adalah persamaan regresi dengan variabel pemoderasi untuk pengujian hipotesis 7 :

KP = a + b1P2P + b2PET + b3P2P.PET + e ………. (4) Keterangan dari persamaan diatas adalah sebagai berikut:

KP = Kepatuhan Pajak

a = Konstanta

b1-b3 = Koefisien arah regresi

P2P = Pemahaman Pengetahuan Perpajakan

PET = Penerapan E-Tax

P2P.PET = Interaksi Pemahaman Pengetahuan Perpajakan dengan Penerapan E-Tax

e = Variable pengganggu (Error) Pemahaman

pengetahuan perpajakan

Penerapan E-Tax

Kepatuhan pajak


(66)

Penerapan E-Tax (PET) adalah variabel moderasi jika b1 signifikan, b2 tidak signifikan dan b3 tidak signifikan.

Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderating Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda dimana dalam persamaan

regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian 2 atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006). Variabel perkalian antara Kemauan Membayar Pajak (KM), Pemahaman dan Pengetahuan perpajakan (P2P) dan Penerapan E-Tax (PET) merupakan variabel moderating terhadap Kepatuhan Pajak (KP)

4. Uji Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Koefisien determinasi berkisar dari nol sampai dengan satu (0 ≤ R2

≤ 1).

Apabila R2 menunjukkan nilai yang besar maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dikatakan besar, namun semakin kecil nilai R2 atausemakin mendekati nol, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kecil.

5. Uji F

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama–sama (simultan) dapat memengaruhi variabel dependen. Dengan kriteria pengujiannya adalah jika F hitung > F tabel atau

sig. < α (0,05), maka hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan


(67)

maka hal ini berarti variabel independen secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan variabel dependen (Ihsan,2013).


(68)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian.

Obyek pada penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang berada di ruang lingkup Kota Yogyakarta. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan media angket/kuesioner yang disebar kepada Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) di Kota Yogyakarta. Proses pengumpulan data dimulai sejak 1 Agustus 2016 dengan cara memberikannya langsung kepada responden.

Peneliti menyebarkan sebanyak 100 kuesioner kepada para responden namun hanya 85 kuesioner yang dapat peneliti olah. Hal, tersebut disebabkan oleh beberapa data-data mengenai demografi responden yang kurang lengkap dan item-item pernyataan yang tidak diisi penuh oleh para responden. Selanjutnya analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui demografi responden secara terperinci karena masing-masing responden mempunyai karakteristik berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik tersebut dikategorikan menurut jenis kelamin, umur, jenjang pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Tabel 4.1 sampai dengan 4.4 menyajikan secara lengkap data statistik responden.


(69)

Tabel 4. 1 Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 51 60%

Wanita 34 40%

Total 85 100%

Sumber : Hasil Analisis Data Diolah Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa karakteristik yang berbeda dari jenis kelaminnya sebanyak 51 responden atau 60% didominasi oleh responden pria dan sebanyak 34 responden atau 40% didominasi oleh wanita. Sehingga dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa responden pria berkontribusi lebih banyak daripada responden wanita, namun hal tersebut bukan tidak menjadi masalah penting untuk meningkatkan generalisasi pada hasil penelitian.

Tabel 4. 2 Tabel Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumah Presentase

20 – 30 Tahun 35 41%

31 – 40 Tahun 40 47%

> 40 Tahun 10 12%

Jumlah 85 100%


(70)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berumur 20-30 tahun memiliki jumlah partisipasi sebanyak 35 responden (41%). Hal ini berbeda dengan yang berumur 31-40 tahun yang berpartisipasi sebanyak 40 responden (47%), sedangkan untuk umur yang melebihi 40 tahun memiliki partisipasi sebanyak 10 responden (12%).

Tabel 4. 3 Tabel Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Presentase

Lainnya (S2,S3) 9 11%

S1 33 39%

Diploma 29 34%

SMA/Sederajat 14 16%

Jumlah 85 100%

Sumber : Hasil analisis olah data tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir responden SMA/Sederajat sebanyak 14 responden (16%), kemudian diploma sebanyk 29 (responden (34%), selanjutnya dengan pendidikan S1 sebanyak 35 responden (39%) dan lainnya (S2, S3) sebanyak 9 responden (11%).


(71)

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah proses untuk melihat apakah suatu pegujian mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). Suatu penelitian dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk melihat validitas dari masing-masing item kuesioner digunakan corrected item-total correlation. Seluruh item pembentuk variabel yang memiliki korelasi (r) > 0,25 maka item dari variabel tersebut dikatakan valid.

Tabel 4. 4 Ringkasan Hasil Uji Validitas

Variabel Item Pertanyaan Korelasi Keterangan Kemauan Membayar

Pajak

KM1 0,593 Valid

KM2 0,491 Valid

KM3 0,529 Valid

KM4 0,655 Valid

KM5 0,697 Valid

Kesadaran Membayar Pajak.

KS1 0,563 Valid

KS2 0,537 Valid

KS3 0,432 Valid

KS4 0,632 Valid

KS5 0,502 Valid


(72)

Variabel Item Pertanyaan Korelasi Keterangan Pengetahuan dan

Pemahaman Perpajakan.

P2P1 0,677 Valid

P2P2 0,517 Valid

P2P3 0,546 Valid

P2P4 0,568 Valid

P2P5 0,634 Valid

Kualitas Layanan dan Keefektifitasan Sistem

KLKSP1 0,755 Valid

KLKSP2 0,598 Valid

KLKSP3 0,718 Valid

KLKSP4 0,617 Valid

Penerapan E-Tax PET1 0,693 Valid

PET2 0,594 Valid

PET3 0,464 Valid

PET4 0,424 Valid

PET5 0,466 Valid

PET6 0,497 Valid

PET7 0,719 Valid

PET8 0,501 Valid

PET9 0,685 Valid

Kepatuhan Pajak. KP1 0,523 Valid

KP2 0,362 Valid


(73)

Variabel Item Pertanyaan Korelasi Keterangan

Kepatuhan Pajak

KP4 0,522 Valid

KP5 0,525 Valid

KP6 0,544 Valid

KP7 0,358 Valid

KP8 0,406 Valid

KP9 0,588 Valid

Sumber : Hasil analisis olah data tahun 2016

Tabel 4.4 menyajikan hasil uji validitas untuk semua variabel penelitian. Berdasarkan penyajian tabel hasil diatas dihasilkan skor untuk variabel Kemauan Membayar Pajak, Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas layanan dan Keefektifitasan Sistem Perpajakan, Penerapan E-Tax dan Kepatuhan pajak mempunyai skor masing-masing > 0,25 sehingga dapat dikatakan seluruh item pertanyaan semua variabel dalam penelitian ini valid.

2. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS for Windows, yang memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan Uji Statistik Cronbach Alpha (a). Adapun kriteria yang digunakan uji validitas adalah sebagai berikut (Nazaruddin dan Basuki, 2015) :

a. Jika alpha > 0,90 maka dapat dikatakan reliabilitas sempurna.

b. Jika alpha antara 0,70 sampai 0,90 maka dapat dikatakan reliabilitas tinggi.


(74)

c. Jika alpha antara 0,50 sampai 0,70 maka dapat dikatakan reliabilitas moderate.

d. Jika alpha < 0,50 maka dapat dikatakan reliabilitas rendah.

Tabel 4. 5 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Kemauan Membayar Pajak.

0,546 Reliabilitas Moderate.

Kesadaran Membayar Pajak.

0,529 Reliabilitas Moderate.

Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan.

0,528 Reliabilitas Moderate.

Kualitas Layanan dan Keefektifitasan Sistem

Perpajakan.

0,603 Reliabilitas Moderate.

Penerapan E-Tax 0,731 Reliabilitas Tinggi.

Kepatuhan Pajak 0,554 Reliabilitas Moderate

Sumber : Hasil analisis olah data tahun 2016

Tabel 4.5 menyajikan mengenai hasil dari uji reliabilitas untuk semua variabel. Berdasarkan penyajian diatas, yang termasuk kedalam kriteria reliabilitas moderate yakni Kemauan Membayar Pajak, Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan, Kualitas Layanan dan Keefektifitsan Sistem Perpajakan dan Kepatuhan Pajak. Sedangkan, Variabel yang termasuk kedalam kriteria reliabilitas tinggi adalah Penerapan E-Tax.


(75)

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

1. Statistik Deskriptif

Statistik pada penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standard deviation adapun statistik deskriptif disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4. 6 Statistik Deskriptif

Sumber : Hasil Analisis Data Diolah Tahun 2016

Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa N = 85. Variabel Kepatuhan Pajak (KP) memiliki nilai maksimum 45 dan minimum 27 dengan rata-rata 37,7059. Variabel Kemauan Membayar Pajak (KM) memiliki nilai maksimum 25 dan nilai minimum 15 dengan rata-rata 20,5294. Variabel Kesadaran Membayar Pajak (KS) memiliki nilai maksimum 30 dan nilai minimum 19 dengan rata-rata 25,3765. Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan memiliki nilai maksimum 25 dan nilai minimum 13 dengan rata-rata 20,3647. Variabel Kualitas Layanan dan Keefektifitasan Sistem Perpajakan memiliki nilai maksimum 20 dan nilai minimum 12 dengan rata rata 16,3176.

De scr ip tive Statis tics

85 15.00 25.00 20.5294 2.11901

85 19.00 30.00 25.3765 2.36531

85 13.00 25.00 20.3647 2.15388

85 12.00 20.00 16.3176 1.92237

85 27.00 45.00 37.7059 2.92698

85 TOTA L_KM

TOTA L_KS TOTA L_P2P TOTA L_KLKSP TOTA L_KP Valid N (lis tw ise)


(76)

2. Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang wajib digunakan sebelum melakukan regresi. Uji normalitas Kolmogorof-Smirnov digunakan untuk menguji apakah variabel dependen atau variabel independen dalam penelitian memiliki data yang berdistribusi secara normal.

Tabel 4. 7 Uji Normalitas H1 sampai H4

Sumber : Hasil Analisis Data Diolah Tahun 2016

Jika nilai sig > 0,05 maka data berdistribusi normal dan sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.7 mengenai uji normalitas dapat dilihat baha nilai sig pada penelitian ini adalah 0,200 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal sehingga dapat diuji dengan analisis regresi.

Te sts o f Nor m ality

.053 85 .200* .987 85 .541

Uns tandardiz ed Residual

Statis tic df Sig. Statis tic df Sig.

Kolmogorov -Smirnov a Shapiro-Wilk

This is a low er bound of the true s ignific ance. *.

Lillief ors Signif ic ance Correction a.


(77)

Gambar 4. 1 Normal Q-Q Plot of regression for H1 Until H4 Sumber : Hasil Analisis Data Diolah Tahun 2016

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dapat dilihat dari nilai Tolerace dan lawannya, Varian Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10 berarti menunjukan adanya multikolinieritas.

Tabel 4. 8 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas. Variabel Nilai Tolerance Nilai VIF Keterangan

Kemauan

Membayar Pajak

0,553 1,808 Non

Multikolinieritas Kesadaran

Membayar Pajak

0,746 1,341 Non

Multikolinieritas Observed Value

5.0 2.5

0.0 -2.5

-5.0

Ex

pecte

d N

orma

l

3

2

1

0

-1

-2

-3


(78)

Variabel Nilai Tolerance Nilai VIF Keterangan

Pengetahuan dan Pemahaman

Perpajakan

0,467 2,141 Non

Multikolinieritas

KualitasLayanan dan Keefektifitasan Sistem Perpajakan

0,607 1,648 Non

Multikolinieritas

Sumber : Hasil Analisis Data Diolah Tahun 2016

Dari Tabel 4.8 diatas, terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki VIF lebih besar dari 10 dan niai tolerance yang lebih kecil dari 10% yang berarti tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih dari 95%. Maka dari hal itu dinyatakan tidak terjadi Multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasititas. Apabila nilai sig > 0,05 maka data terbebas dari heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai sig < 0,05 maka data terkena heteroskedastisitas dan tidak bisa dilakukan analisis lebih lanjut.


(1)

LAMPIRAN 8

HASIL

MODERATED

REGRESSION ANALYSIS


(2)

Co efficien tsa

-18.067 17.991 -1.004 .318

2.161 .931 1.565 2.322 .023 .014 72.685

1.271 .493 1.589 2.579 .012 .016 60.775

-.047 .025 -2.155 -1.877 .064 .005 211.100

(Cons tant) TOTA L_KM TOTA L_PET KMPET Model 1

B Std. Error

Uns tandardized Coeff icients

Beta Standardiz ed Coeff icients

t Sig. Toleranc e VIF

Collinearity Statis tic s

Dependent Variable: TOTAL_KP a.


(3)

LAMPIRAN 9

HASIL ANALISIS DATA

HIPOTESIS 6


(4)

Statistik deskriptif

Uji Koefisien determinasi

Uji F

De scr ip tive Statis tics

85 13.00 25.00 20.3647 2.15388

85 26.00 45.00 37.5529 3.65964

85 351.00 1125.00 769.8824 135.92097

85 TOTA L_P2P

TOTA L_PET

P2PPET Valid N (lis tw ise)

N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation

Mo de l Sum m ar y b

.714a .510 .492 2.08605 2.111

Model 1

R R Square

Adjus ted R Square

Std. Error of the Es timate

Durbin-Watson

Predic tors: (Cons tant), P2PPET, TOTAL_PET, TOTAL_P2P a.

Dependent Variable: TOTAL_KP b.

ANOV Ab

367.166 3 122.389 28.125 .000a

352.481 81 4.352

719.647 84 Regress ion Res idual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predic tors: (Constant), P2PPET, TOTA L_PET, TOTA L_P2P a.

Dependent Variable: TOTAL_KP b.


(5)

LAMPIRAN 10

HASIL

MODERATED

REGRESSION ANALYSIS


(6)

Co efficien tsa

-9.092 14.457 -.629 .531

1.781 .748 1.311 2.381 .020 .020 50.100

1.005 .410 1.257 2.453 .016 .023 43.411

-.035 .021 -1.642 -1.724 .089 .007 150.051

(Cons tant) TOTA L_P2P TOTA L_PET P2PPET Model

1

B Std. Error

Uns tandardized Coeff icients

Beta Standardiz ed

Coeff icients

t Sig. Toleranc e VIF

Collinearity Statis tic s

Dependent Variable: TOTAL_KP a.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMAHAMAN, KESADARAN, PELAYANAN FISKUS, KEMUDAHAN DAN KETEGASAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA UKM DI KOTA MOJOKERTO

2 19 19

PENGARUH KESADARAN, PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

1 17 20

PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK ATAS PELAKSANAAN SANKSI ADMINISTRASI, PELAYANAN FISKUS DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas di Bandar Lampung)

1 41 71

PENGARUH LINGKUNGAN DAN INDIVIDU WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK KPP PRATAMA MAKASSAR SELATAN

2 10 12

PENGARUH FREKUENSI PEMERIKSAAN PAJAK DAN KUALITAS PEMERIKSA PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN

0 2 13

PENGARUH KESADARAN, MORALITAS DAN BUDAYA PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PAJAK (STUDI PADA UKM SIOLA KOTA SURABAYA)

1 4 18

PENGARUH PENERAPAN SELF ASSESMENT SYSTEM DAN KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

0 1 9

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL KESADARAN MEMBAYAR PAJAK, PENGETAHUAN TENTANG PERPAJAKAN, PERSEPSI WAJIB PAJAK ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN, MORAL WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL I

0 0 14

ANALISIS TARIF, SOSIALISASI, PELAKSANAAN SANKSI, DAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM MELALUI KEPUASAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JEPARA

0 1 14

PENGARUH SOSIALISASI, SANKSI PERPAJAKAN, BIAYA KEPATUHAN, PENERAPAN E-FILLING DAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN PAJAK (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kudus dan Pati)

1 1 19