5. Melakukan Koordinasi dengan PLN Kitlur Sumbagut untuk
memperoleh data perusahaan swasta yang bergerak di bidang ketenagaan listrik.
E. Faktor- faktor yang Mendukung dan Menghambat Pemungutan Pajak Air Permukaan
Melalui prosedur wawancara yang dilakukan kepada salah satu Pegawai Dispenda Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan Bapak Ardiansyah
P. Siregar, SE. mengenai faktor-faktor pendukung dan pengahambat diperoleh data sebagai berikut ini :
1. Faktor yang Mendukung Pemungutan Pajak Air Permukaan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan dalam penelitian ini, ditemukan hal-hal yang menjadikan Prosuder Pemungutan Pajak Air
Permukaan menjadi lebih mudah ataupun mendukung pelaksanaan pemungutannya, seperti tersedianya sarana prasarana dalam pelaksanaan
pemungutan. Kemudian adanya aparat yang tersedia yaitu pegawai-pegawai yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan pemungutan, juga Kemudahan
mengakses dan memperoleh data Wajib Pajak melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.
Hal-hal lainnya yang termasuk dalam faktor pendukung Pemungutan Pajak Air Permukaan adalah dengan tersebarnya UPT Dispenda di beberapa
Kota untuk melaksanakan Pembayaran Pajak Air Permukaan, hal ini dimungkinkan akan sangat mempermudah proses pemungutan Pajak Air
Universitas Sumatera Utara
Permukaan diseluruh wilayah Sumatera Utara. Kemudian dengan diberlakukannya Harga Dasar Air yang sama di Kabupaten Kota baik di
Industri maupun Non Industri sebagai langkah yang dianggap akan mempermudah proses Pemungutan pajak Air Permukaan.
2. Faktor yang Menghambat Pemungutan Pajak Air Permukaan
Lalu faktor-faktor penghambat, berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan, bahwa beberapa hal yang menjadikan pemungutan
Pajak Air Permukaan menjadi susah, adanya kendala dan hambatan yang dialami. Yaitu karena belum diperolehnya data tentang pemakaian Air
Permukaan dikarenakan masih banyak potensi yang tidak memiliki izin. Dan dalam pelaksanakaan pemungutannya sendiri masih mengalami kekurangan
petugas lapangannya sendiri, sehingga membuat hasil menjadi tidak efektif dalam pelaksanaan dilapangan. Bukan hanya kekurangan petugas lapangan
namun juga belum tersedianya transportasi petugas baik dalam hal penyampaian SPTPD maupun pemungutannya. Contohnya seperti pegawai
yang ditugaskan untuk terjun kelapangan belum diberikan transportasi yang cukup dalam melaksanakan pemungutan Pajak Air Permukaan.
Dalam pelaksanaan Pemungutan Pajak Air Permukaan juga dibutuhkan kerja sama yang baik dengan Kabupaten Kota, namun pihak
Kabupaten Kota enggan untuk menyampaikan potensi Air Permukaan dikarenakan Pengelolaan izinnya dikelola oleh Provsu. Selain itu dari Pihak
pelaksana Pemungutan sendiri, hambatan ini juga terjadi diakibatkan dari
Universitas Sumatera Utara
pihak Wajib pajak itu sendiri. Maksudnya wajib pajak melakukan hal-hal yang mengakibatkan pemungutan pajak tidak berjalan dengan baik, seperti
Wajib Pajak tidak menyampaikan data pemakaian Air Permukaan secara terbuka. Juga banyak Wajib Pajak yang tidak menggunakan meteran sehingga
penetapan menggunakan sistem penafsiran. Penetapan dengan sistem penafsiran ini juga akan memberikan kendala dengan tidak sesuainya data
sebenanrnya. Lalu masih banyak perusahaan yang melaksanakan pembayaran dengan sistem periodik 3 tiga bulan sekali.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan