Fiji Latar Belakang Penerapan Akuntansi Akrual Di Beberapa Negara
68 untuk menyediakan manajemen suatu sistem informasi manajemen yang
lebih efisien dan akurat dibanding sistem keuangan secara tunai. Sebagaimana yang telah sukses dijalankan oleh negara tetangganya
yakni Selandia baru, maka pada tahun 1994 Fiji pun mencoba untuk menerapkan sistem akuntansi pemerintahan yang berbasis akrual di
negaranya.
Tahapan Implementasi
Pada tahun 1994 pemerintah Fiji menetapkan proses adopsi akuntansi akrual melalui dua tahap. Tahap pertama akuntansi akrual
dilaksanakan oleh tiga Departemen kehutanan, kelautan dan keuangan sebagai pilot project. Tahap kedua adalah implementasi secara penuh di
seluruh departemen. Departemen pilot project menyediakan informasi anggaran akrual bulan Maret 1995 dan menyelesaikan migrasi
tanggal 1 Januari 1996. Departemen yang tersisa menyediakan informasi anggaran akrual pada Maret 1996 dan menyelesaikan migrasi
tanggal 1 Januari 1997. Akan tetapi rencana ini tidak berjalan dengan mulus karena sampai tahun 1999 Fiji belum dapat mengadopsi akuntansi
akrual. Proyek ini terhenti pada tahun 1999 akibat gejolak politik.
Faktor yang Mendukung Implementasi
Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu faktor yang mendasari mengapa Fiji mencoba untuk menerapkan akuntansi
pemerintahan berbasis akrual adalah dikarenakan adanya kebutuhan akan reformasi sektor publik, oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem
69 pelaporan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel, namun
sayangnya niat Fiji ini tidak didukung oleh langkah yang cermat dari pemerintah Fiji.
Tantangan dalam Implementasi
Beberapa hal yang dianggap sebagai faktor kegagalan penerapan akuntansi akrual di Fiji diantaranya:
1. penerapan akuntansi akrual yang tergesa –gesa tanpa perencanaan
yang baik. 2. pengembangan sistem informasi akuntansi yang kurang baik.
3. terlalu bersandar dengan konsultan internasional. 4. kemampuan tenaga akuntansi yang rendah
Strategi Penerapan
Adapun strategi yang dilakukan oleh pemerintah setelah proyek ini sempat terhenti pada tahun 1999 adalah melakukan perbaikan sistem
implementasi pada tahun 2004. Pemerintah Fiji berusaha merencanakan kembali model implementasi yang baik melalui pengembangan
komprehensif untuk mengatasi faktor kegagalan pada percobaan sebelumnya. Fiji memulai proyek adopsi akuntansi meningkatkan
kemampuan akuntan dan membuat pilot project yang lebih kecil. Usaha-usaha ini relatif membutuhkan waktu yang cukup panjang
sehingga adopsi akuntansi akrual berjalan lambat.
70
4.2 Penerapan Akuntansi Basis Akrual Pada Sektor Publik Dalam Sistem Pemerintahan Di Indonesia
4.2.1 Proses Transisi Basis Akuntansi Menjadi Basis Akrual Dalam Sistem Pemerintahan Di Indonesia
Jika kita melihat kata transisi, dengan jelas dapat kita pahami bahwa hal itu akan membahas proses pergeseran. Dalam hal ini, penulis akan
membahas mengenai proses transisi basis-basis akuntansi yang dipernah dipakai di Indonesia yang tujuan akhirnya adalah basis akrual itu sendiri.
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk
tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu
basis kas dan basis akrual. Namun pada kenyataannya, pembagian basis pencatatan akuntansi
ini bukan sesuatu yang mutlak, hal ini tergantung dari praktek pelaksanaan basis akuntansi oleh masing-masing negara pemakai. Di Indonesia sendiri,
dalam perjalanan basis akrual dalam sistem pemerintahannya basis akuntansi yang umum dikenal ada lima, yaitu basis kas cash basis, basis
kas yang dimodifikasi modified cash, basis akrual accrual basis, basis akrual yang dimodifikasi modified accrual, basis kas menuju akrual cash
toward accrual .
71 1. Basis Kas Cash Basis
Basis kas menurut PSAP 01 adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar. Pada basis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima bukan ketika hak atas pendapatan tersebut timbul dan belanja diakui ketika
dibayar bukan ketika kewajiban untuk membayar timbul. Pada basis kas, pembelian aset jangka panjang tidak dikapitalisasi tapi seluruhnya diakui
sebagai belanja, sehingga tidak ada pencatatan dan penyajian atas aktiva tetap dan penyusutan.
2. Basis Kas Yang Dimodifikasi Modified Cash Basis kas yang dimodifikasi hampir sama dengan basis kas, hanya
saja pada basis kas yang dimodifikasi pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu tertentu misalnya 1 bulan setelah
berakhirnya tahun berjalan. Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama waktu tertentu tersebut, yang berasal dari transaksi tahun lalu diakui
sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode sebelumnya. Arus kas yang telah diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun sebelumnya
tersebut dikurangkan dari periode pelaporan tahun berjalan. 3. Basis Akrual Accrual Basis
Basis akrual menurut PSAP Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 01 adalah: “basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar”.
72 4. Basis Akrual Yang Dimodifikasi Modified Accrual
Pada basis akrual yang dimodifikasi hanya pendapatan yang memenuhi unsur measurable dan available yang dapat diakui sebagai
pendapatan pada saat terjadinya, sedang pendapatan yang tidak memenuhi kedua unsur tersebut baru diakui pada saat kas sudah diterima atau diakui
sebagai pendapatan ditangguhkan. Sementara itu, belanja diakui pada periode dimana kewajiban timbul.
5. Basis Kas Menuju Akrual Cash Toward Accrual Basis kas menuju akrual dianut di Indonesia, dan ini ditegaskan
dalam KKAP paragraf 39 dan PSAP 01 paragraf 5, yang menyatakan bahwa basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah
basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca. Meskipun menganut basis kas menuju akrual, entitas pelaporan dapat
menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akuntansi akrual, baik dalam pengakuan
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun demikian, penyajian Laporan
Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas KKAP Paragraf 42 dan PSAP 01 paragraf 6 dan 7.
73 Dalam pemerintahan Indonesia, basis akrual itu sendiri diterapkannya mulai
tahun 2015 yakni sekarang. Tapi, penting untuk kita ketahui bahwa sebelum masuk ke tahun 2015 pemerintahan Indonesia masih memakai basis Cash Toward
Accrual CTA atau Basis Kas Menuju Akrual. CTA dipakai sebab akuntansi akrual tidaklah semudah membalikkan telapak tangan dan tidak mungkin bila
langsung menerapkan akuntansi modern berbasis akrual di Indonesia tanpa adanya penyesuaian-penyesuaian dahulu. Hasil dari penyesuaian-penyesuaian
itulah yang melahirkan basis CTA. Dengan penyusunan laporan keuangan dengan akuntansi berbasis CTA,
pemerintah pusat saat ini sudah dapat menyediakan laporan keuangan sebagaimana diamanatkan UU, KementerianLembaga juga telah dapat
mengimplementasikan relatif cukup baik dan telah cukup baik menyediakan informasi akrual walaupun secara periodik dan dengan usaha-usaha tambahan
yang tidak berdasarkan sistem. Namun ada beberapa hal yang belum bisa dipenuhi dengan akuntansi CTA.
Hal pertama adalah laporan keuangan berbasis kas menuju akrual belum memperlihatkan kinerja pemerintah secara keseluruhan, saat ini hanya fokus pada
sumber daya keuangan berupa kas financial assets. Laporan keuangan juga tidak menggambarkan beban keuangan yang sesungguhnya, karena beban yang
diakrualkan misalnya beban penyusutan, beban penyisihan piutang tak tertagih, dan beban yang terutang lainnya tidak diinformasikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran maupun laporan lainnya, hanya memberikan gambaran parsial bukan menyeluruh tentang keuangan negara sesuai maksud UU 17 Tahun 2003. Selain
74 itu laporan keuangan berbasis CTA juga kurang memberikan rekam jejak atas
perubahan nilai ekuitas pemerintah, karena setiap transaksi terkait aset dan kewajiban akan langsung membebani ekuitas. Dengan demikian informasi akrual
hanya dapat disajikan secara periodik yaitu pada saat pelaporan semester dan tahunan. Bila sewaktu-waktu dibutuhkan informasi hak dan kewajiban maka
diperlukan usaha-usaha tambahan yang tidak berdasarkan sistem by system. Akuntansi akrual dipilih sebagai basis akuntansi dalam sistem pemerintahan
di Indonesia bukanlah tanpa pertimbangan. Akuntansi akrual dipilih karena dianggap mempunyai kelebihan yang akan memperbaiki basis-basis sebelumnya.
Akuntansi akrual mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu : 1. Pengakuan pendapatan :
Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual adalah pada saat pemerintah mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan
pemerintah. Dalam konsep basis akrual, mengenai kapan kas benar-benar diterima menjadi hal yang kurang penting. Oleh karena itu, dalam basis akrual
kemudian muncul estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.
2. Pengakuan biayabeban : Pengakuan biayabeban dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah
terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya
biayabeban meskipun biaya tersebut belum dibayar.
75 Dibandingkan akuntansi berbasis kas dan CTA, akuntansi berbasis akrual
memiliki kelebihan antara lain: 1.
Dengan menilai azas “semakin baik informasi, maka semakin baik keputusan “menghasilkan Laporan Keuangan yang lebih baik untuk tujuan
pengambilan keputusan karena pengalokasian sumber daya dapat diketahui lebih akurat.
2. Penilaian kinerja yang lebih akurat dalam satu tahun pelaporan karena
penilaian kesehatan keuangan dikaitkan pada kinerja organisasi pemerintah. 3.
Dapat menyajikan nilai aset, kewajiban an ekuitas yang lebih baik 4.
Pengukuran penilaian biayabeban suatu programkegiatan yang lebih baik 5.
Sesuai Reformasi Manajemen Keuangan pemerintah yang diamanatkan oleh Undang-Undang
6. Mengakui kewajiban pembayaran pensiun
7. Menyelaraskanmeratakan belanja modal dengan akuntansi penyusutan
8. Mewaspadai risiko default hutang yang akan jatuh tempo bersanksi denda
9. Memungkinkan perundingan dan penjadwalan utang yang mungkin tak
mampu dibayar di masa depan yang msih jauh, tanpa tergesa-gesa 10.
Permintaan hair cut apabila posisi keuangan terlihat tidak tertolong lagi menjadi masuk akal di mata negaralembaga donor
11. Memberi gambaran keuangan lebih menyeluruh tentang keuangan negara
dari sekedar gambaran kas 12.
Mengubah perilaku keuangan para penggunanya menjadi lebih transparan dan akuntabel.
76