mencapai hingga Rp100-125 juta. Dalam hal ini pemilik kapal memang harus memiliki modal yang cukup besar dalam merintis usahanya.
Nelayan pemilik kapal juragan dibedakan menjadi dua tipe, yakni:
1. Nelayan Juragan Murni
Nelayan juragan murni sebagian besar berasal dari desa Bajomulyo. Nelayan ini tidak ikut mengoperasikan alat penangkap ikannya, namun hanya
menanam modal dan menerima setoran dari para ABK
Awak Buah Kapal
buruh.
a Tingkat Pendidikan
Berdasarkan usianya juragan murni ini berusia antara 30-40 tahun dan sebagian besar laki-laki meskipun juga ada yang perempuan. Salah satu faktor
penting dalam meningkatkan suatu kualitas Sumber daya ManusiaSDM ialah pendidikan yang mutlak diperoleh individu demi meningkatkan potensi dalam
dirinya. Namun ternyata masih ada masyarakat kurang menumpukan pendidikan dalam jajaran kebutuhan yang signifikan.
Oleh karena itu masih perlu penanganan dan perhatian khusus, sebagaimana para juragan murni ini masih ada yang hanya tamatan SD. Wujud
kursus, pelatihan dan keterampilan bagi nelayan baik secara formal maupun informal pastinya sangat membantu demi peningkatan pengetahuan agar dapat
berkembang secara dinamis.
b Asal Daerah
Para juragan atau pemilik kapal murni mayoritas berasal dari desa Bajomulyo, sehingga sebagian besar mereka memang menetap disana bersama
keluarganya. Hal ini tentunya lebih mempermudah mereka guna melakukan berbagai aktivitas dan usaha di PPI Pangkalan Pendaratan Ikan Unit 2
Bajomulyo.
c Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga para pemilik kapaljuragan murni memiliki anak sekitar 2 atau 3 orang. Penghasilan yang diperoleh oleh para juragan murni
ini terutama bagi yang memiliki armada 30 GT tidak terlalu berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-hari karena pada dasarnya juragan ini
memiliki modal dan hidup berkecukupan.
d Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, berpengaruh terhadap kondisi ekonomi sebuah keluarga maupun status
ekonomi dalam masyarakat. Bagi para nelayan pemilik kapaljuragan murni jika memiliki armada yang berukuran 30 GT maka ia dapat memperoleh penghasilan
kotor Rp 230 – 300 juta. Sedangkan penghasilan bersih bagi juragan sendiri sekitar Rp 75 – 100 juta. Bagi nelayan juragan yang memiliki kapal berukuran
30 GT mempunyai pendapatan sekitar Rp7 – 19 juta. Penghasilan tersebut diperoleh tergantung dengan banyaknya ikan yang
didapat pada saat melakukan penangkapan. Pada musim panen para nelayan dapat memperoleh hasil tangkapan ikan yang lebih banyak berkisar bulan Juli sampai
dengan bulan September.
e Status Kepemilikan
Bagi para juragan disamping dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, kebutuhan tersier pun dapat terpenuhi. Sebagaimana rumah mereka
adanya fasilitas lengkap seperti alat-alat elektronik, sepeda motor, mobil,
telephone,
televisi, bahkan ada yang memiliki sebidang tanah lainnya.
f Pekerjan Diluar Usaha Perikanan
Untuk memberikan tambahan penghasilan bagi juraganpemilik kapal mini dengan armada yang berukuran 30 GT, usaha lain yang dilakukan yakni
membuka usaha toko yang menjual aneka kebutuhan sembako.
Gambar 1: Salah satu kios toko sebagai usaha sampingan
Semua itu tergantung pada inisiatif nelayan pemilik sendiri, dalam mengembangkan usahanya sebagai wujud kesadaran yang terpatri pada setiap diri
nelayan.
2. Nelayan Juragan Rangkap