penyakit datang setelah kejadian stress yang spesifik, manakala depresi sedang dimana mood yang rendah berlangsung terus dan individu mengalami sistem fisik
walaupun beda tiap individu dan terakhir depresi berat dimana individu mengalami gangguan dalam kehidupan sehariannya. Dalam penelitian ini, penulis berpendapat
bahwa mahasiswa ini rata-rata mengalami gangguan depresi minimal dimana masih bisa dikawal oleh emosi dan pikiran masing-masing ketika melakukan karya tulis
ilmiah.
5.2.2. Gambaran Gangguan Ansietas dan Gangguan Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.1 kita dapat lihat bahwa jenis kelamin responden rata-rata terdiri daripada perempuan. Jenis kelamin ini adalah penting untuk mengetahui
gambaran gangguan ansietas dan depresi terhadap mahasiswa yang melakukan karya tulis ilmiah.
Pada tabel 5.4 dan 5.5 didapati kebanyakkan perempuan yang mengalami gangguan baik ansietas maupun depresi dengan persentil 72.5 yaitu 58 orang.
Menurut Kessier et. al 1994 rasio antara perempuan dibanding lelaki untuk mengalami gangguan ansietas adalah 3:2 Yates,2012. Bagi depresi, menurut Sergio
Baldassin 2008 menyatakan jenis kelamin paling tinggi cenderung mengalami depresi adalah perempuan. Beberapa teori menurut ADAA dimana perempuan mudah
mengalami depresi kerna faktor genetik, hormon dan brain chemistry contoh seperti PMS premenstrual syndrome dan ketika postpartum dan faktor terakhir adalah
tekanan pikiran atau stress. Maka menurut peneliti, sejalan dengan pendapat penelitian diatas bahwa jenis kelamin dapat mempengaruhi gangguan ansietas dan
depresi dimana perempuan lebih banyak mengalaminya kerna emosi dan pikiran perempuan mudah sensitif dari rangsangan luar yang baru atau terasa asing bagi
dirinya.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Gambaran Gangguan Ansietas dan Gangguan Depresi Berdasarkan Kehidupan
Menurut UUPLH1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya Sihaan, 2004.
Berdasarkan tabel 5.4 dan 5.5 menunjukkan mayoritas mahasiswa yang berkehidupan sendirian lebih berpengaruh terjadi gangguan ansietas dan gangguan
depresi dibanding dengan kehidupan bersama keluarga. Responden yang tinggal rumah kos paling tinggi gambaran gangguannya dengan persentil 57.5 sebanyak 46
orang. Menurut Kaplan dalam Tarigan 2003, peristiwa kehidupan dan stress lingkungan sering terjadi gangguan depresi dan juga kecemasan. Jadi menurut
peneliti, mahasiswa yang tinggal rumah kos lebih mudah mengalami gangguan ansietas dan depresi kerna kurang mendapat perhatian atau dukungan keluarga serta
mempunyai lingkungan yang persendirian dimana kebiasaan anak kos kurang bergaul sama masyarakat.
5.2.4. Gambaran Gangguan Ansietas dan Gangguan Depresi Berdasarkan Jenis Penelitian Responden