dengan kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
d Teori Keluarga Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan
hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
e Teori Biologis Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas. Penghambat
asam aminobutirik-gamma
neuroregulator GABA juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana
halnya dengan endorphin. Terdapat beberapa sistem neurotransmiter yang berperan yaitu seroninergik dan noradrenergik. Selain itu telah
dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai faktor predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor.
2.1.3. Tipe – tipe Gangguan Ansietas
Gangguan kecemasan meliputi: 1. Gangguan fobia
Fobia adalah perasaan ketakutan terhadap sesuatu benda atau situasi tertentu sehingga orang akan selalu berusaha menghindarkan diri. Fobia beda
dengan gangguan kecemsan umum kerana fobia memiliki respon takut yang
Universitas Sumatera Utara
diidentifikasi dengan penyebab spesifik. Fobia biasanya dihubungkan dengan berbagai rangsangan seperti situasi, binatang atau benda sehari-hari. Fobia ini
terbahagi dalam 3 macam, yaitu: 1 Fobia simple, biasanya pada binatang, ketinggian, tempat gelap dan lain-lain. 2 Fobia sosial, sama seperti
kecemasan sosial, yaitu kecemasan yang tidak rasional kerana adanya orang lain. 3 Agrofobia , yaitu ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat umum
Yates, 2012.
2. Gangguan panik Kecemasan yang ditandai dengan serangan singkat atau tiba-tiba.
Penderita ini sangat mudah rasa cemas dan cenderung khawatiran. Biasanya akan mengarah ke gementar, kebingungan, pusing, mual, dan kesulitan
bernafas. Serangan panik ini muncul secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya setelah 10 menit, tetapi ada juga yang dapat berlangsung selama berjam-jam.
Gangguan panik biasanya terjadi setelah pengalaman menakutkan atau stress yang berkepanjangan, tetapi bisa juga secara spontan. Bagi penderita ini
biasanya akan mengkonsumsi minuman alkohol, menelan obat-obatan dan secara sedar selalu akan menghindari situasi yang akan menimbulkan panik
sebagai usaha untuk tenangkan diri Yates, 2012.
3. Gangguan kecemasan umum Gangguan kronis yang ditandai dengan kelebihan, kecemasan yang
bertahan lama dan kekhawatiran tentang kejadian yang tidak spesifik dalam kehidupan, benda dan situasi. Penderita ini sering merasa takut dan khawatir
tentang kesehatan, uang, keluarga, pekerjaan atau sekolah, bahkan mereka mengalami kesulitan untuk identifikasi rasa takut tertentu dan kendalikan
kekhawatirannya Yates, 2012.
Universitas Sumatera Utara
4. Stress pasca trauma Kecemasan yang dihasilkan dari trauma sebelumnya yaitu kejadian
yang mengancam keselamatan jiwa. Misalnya, perkosaan, pertempuran militer atau kecelakaan serius. Reaksi penderita traumatik berupa ketakutan hebat,
cemas, depresi, mudah terkejut dan lain-lain Yates, 2012.
5. Gangguan obsesif-kompulsif Gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran atau tindakan yang
berulang-ulang bersamaan timbulnya perasaan was-was dan keraguan tentang apa yang dikerjakan. Individu seperti ini akan melakukan tindakan berulang-
ulang untuk menghilangkan kecemasan yang timbul. Penderita sadar bahwa pikiran dan perbuatannya tidak dapat diterima nalar dan logika yang sehat,
tetapi ia tidak dapat menghilangkannya, jika tidak melakukannya akan timbul kecemasan Yates, 2012.
2.1.4. Klasifikasi Tingkat Kecemasan