2.2.2. Penyebab Depresi
Menurut Kaplan dalam Tarigan 2003, faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas : faktor biologis, faktor genetik, dan faktor
psikososial.
1 Faktor biologi Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan
dua neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan depresi. Beberapa peneliti juga menemukan bahawa gangguan depresi
melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hipotalamus.
2 Faktor genetik Depresi lebih sering terjadi pada orang yang dalam anggota
keluarganya juga memiliki kondisi ini. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah
50 sedangkan dizigot 10-25.
3 Faktor psikososial Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan:
Suatu pengamatan klinik menyatakan bahawa peristiwa atau kejadian yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan depresi.
Faktor keperibadian premorbid: Tipe keperibadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik
mempunyai resiko besar mengalami depresi. Faktor psikoanalitik dan psikodinamik:
Freud menyatakan suatau hubungan dimana kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendri kerana mengidentifikasikan terhadap objek
yang hilang. Freud percaya bahawa introjeksi merupakan suatu cara ego
Universitas Sumatera Utara
untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. Depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan
kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyedari bahawa mereka tidak hidup sesuai denganyang dicita-citanya akan mengakibatkan mereka putus
asa. Teori kognitif:
Asikal H.S, dalam Tarigan 2003 telah mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu:
a pandangan negatif pada masa depan b pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu anggap dirinya tidak
mampu, bodoh, pemalas, dan tidak berharga. c pandangan negatif terhadap pengalaman hidup
2.2.3. Tipe-tipe Gangguan Depresi