33
4.3 Persentase Penggunaan Obat Asma Berdasarkan Jenis Obat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap pola penggunaan obat asma pada pasien asma rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota
Medan berdasarkan jenis obat, dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Karakteristik Penggunaan Obat Asma Berdasarkan Jenis Obat
Obat Generik Obat Non Generik
Jumlah R Persentase
Jumlah R Persentase
108 43,03
143 56,97
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat, mayoritas obat yang diresepkan merupakan obat non generik 143 R 56,97 dan obat generik 108 R 43,03.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan obat non generik lebih banyak meskipun regulasi tentang kewajiban menggunakan obat generik sudah
diberlakukan. Hal ini dikarenakan kebanyakan obat asma bentuk inhalasi tidak ada produk generiknya dimana pada penelitian ini sediaan inhalasi adalah obat non
generik yang paling banyak diresepkan yaitu sebanyak 52,99.
4.4 Persentase Penggunaan Obat Asma Berdasarkan Bentuk Sediaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap pola penggunaan obat asma pada pasien asma rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota
Medan berdasarkan bentuk sediaan, dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Karakteristik Penggunaan Obat Asma Berdasarkan Bentuk Sediaan
No Bentuk Sediaan Obat
Jumlah R Persentase
1 Inhalasi
133 52,99
2 Injeksi
56 22,31
3 Syrup
2 0,8
4 Tablet
60 23,9
Jumlah
251 100
Universitas Sumatera Utara
34
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa bentuk sediaan yang paling banyak digunakan adalah bentuk sediaan inhalasi yaitu sebesar 52,99. Hasil ini
sejalan dengan hasil studi penggunaan obat pada pasien asma rawat inap di Rumah Sakit Pendidikan Universitas SRM India dimana sebanyak 50,4 pasien
mendapatkan terapi obat dalam bentuk sediaan inhalasi Rajathilagam, 2012. Medikasi asma dapat diberikan melalui berbagai cara yaitu inhalasi, oral dan
parenteral subkutan, intramuskular, intravena. Kelebihan pemberian medikasi langsung ke jalan napas inhalasi dibandingkan cara lain adalah lebih efektif untuk
dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan napas, efek sistemik minimal atau dihindarkan, beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidak
terabsorpsi pada pemberian oral. Waktu kerja bronkodilator adalah lebih cepat bila diberikan inhalasi daripada oral PDPI, 2003.
Pada penelitian ini dari 133 R sediaan inhalasi yang digunakan mayoritas adalah golongan kortikosteroid yaitu 59 R 44,36. Kortikosteroid adalah
pengobatan yang paling efektif untuk asma dan inhalasi kortokosteroid telah menjadi pengobatan lini pertama untuk anak-anak dan dewasa dengan asma
persisten Barnes, 2003. Berbagai penelitian menunjukkan penggunaan steroid inhalasi menghasilkan perbaikan faal paru, menurunkan hiperesponsif jalan napas,
mengurangi gejala, mengurangi frekuensi dan berat serangan dan memperbaiki kualitas hidup. Steroid inhalasi adalah pilihan bagi pengobatan asma persisten
ringan sampai berat PDPI, 2003.
Universitas Sumatera Utara
35
4.5 Persentase Penggunaan Obat Asma Berdasarkan Golongan Obat