3. Klas III Angle
Ciri-ciri Klas III Angle : Tonjol mesiobukal gigi M1 atas berada pada bagian distal dari M1 bawah,
terdapat crossbite anterior.
2.3 Cara Mengukur Tinggi Palatum
5,8, 21,23
Korkhaus 1939 sit. Rakosi dkk., 1993 menilai bentuk palatum berdasarkan indeks tinggi palatum. Palatum yang tinggi merupakan gambaran dari penyempitan
bagian apikal prosesus alveolaris maksila yang biasanya terjadi pada kasus dengan kebiasaan mengisap jari atau bernafas melalui mulut. Tinggi palatum menurut
Gambar 6. A. Klas II div 1 Angle. B. Klas II div 2 Angle
1,3,17
Gambar 8. Klas III Angle
1,3,17
A
B
Universitas Sumatera Utara
Korkhaus didefinisikan sebagai jarak tinggi garis vertikal yang tegak lurus dengan midpalatal raphe
. Lebar palatum diukur dari permukaan palatum sampai bidang oklusal molar pertama rahang atas. Indeks tinggi palatum dapat diketahui melalui
rumus sebagai berikut: Tinggi palatum
Lebar palatum Nilai rata-rata indeks tersebut adalah 42, yang merupakan indeks ras
Kaukasoid, selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan Korkhaus 1939 sit Rakosi dkk., 1993 diketahui bahwa nilai indeks ini meningkat apabila palatum tinggi dan
nilainya menurun jika palatum dangkal.
2.4 Hubungan Tinggi Palatum dengan Tipe Maloklusi Angle
Pada masa pertumbuhan Lengkung maksila menjadi lebih tinggi dan lebar, sementara itu lengkung palatum akan bertambah besar secara transversal tinggi dan
sagital panjang semasa kanak-kanak sampai dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan palatum sering dikaitkan dengan bentuk palatum, lebar intermolar dan
panjang lengkung gigi posterior untuk pencegahan maloklusi. Secara klinis bentuk X 100
Indeks tinggi palatum =
Gambar 9. A. Aplikasi alat untuk mengukur tinggi palatum B. Aplikasi jangka sorong pada alat untuk mengukur tinggi palatum
5.
A B
Universitas Sumatera Utara
palatum yang dalam dapat menyebabkan crossbite posterior, lebar intermolar sempit serta panjang lengkung pendek.
5,23,25,27
Pada maloklusi Klas II divisi 1 memiliki lebar palatum yang sempit, Klas II divisi 2 memiliki palatum yang dangkal sedangkan maloklusi Klas I dan maloklusi
Klas III memiliki palatum yang paling dalam.
1,5,10
Hubungan antara dimensi palatal menunjukkan bahwa lebar palatum, garis lengkung dan tinggi palatum sangat
berkorelasi positif dengan satu sama lain di semua kelompok oklusi kecuali di Klas II divisi 1 pada laki-laki. Maloklusi klas 1 pada laki-laki memiliki rata-rata tinggi dan
lebar palatum sebesar 19.98 mm dan 35.31 mm. Maloklusi klas II divisi 1 sebesar 20.65 mm dan 33.12 mm. Maloklusi klas II divisi 2 sebesar 19.94 mm dan 34.07 mm.
Klas II sebesar 19.39 dan 35.63 mm. Sedangkan pada perempuan rata-rata Klas I tinggi dan lebar palatum sebesar 16.72 mm dan 34.46 mm, Klas II divisi 1 sebesar
19.04 mm dan 32.60 mm, maloklusi klas II divisi 2 sebesar 19.52 mm, sedangkan klas III sebesar 20.47 mm dan 33.00. Maloklusi klas III memiliki lebar palatum lebih
sempit dibandingkan dengan oklusi Angle lainnya.
3
Menurut penelitian Zarringhalam, pada laki-laki terdapat perbedaan yang signifikan pada maloklusi Klas III daripada maloklusi Klas II dan Klas I.
9
Pada perempuan Klas III memiliki tinggi palatum yang lebih dari semua kelompok
maloklusi lainnya. Pada laki-laki, maloklusi Klas II divisi 1 memiliki tinggi palatum lebih dari maloklusi Klas I, Klas II divisi 2 dan Klas III.
7
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Teori