Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Palatum

2.1.3 Pertumbuhan Tinggi dan Lebar Palatum

Pertumbuhan palatum dimulai pada awal minggu kelima sampai minggu ke duabelas prenatal. 9 Palatum akan turun sesuai pertumbuhan maksila ke bawah yang diikuti oleh aposisi pada permukaan yang menghadap ke dasar rongga hidung. Lengkung palatal bertambah dalam dengan adanya pertumbuhan prosesus alveolaris. Ruang mulut dalam pertumbuhan anak-anak letaknya makin menjauh dari dasar tengkorak karena adanya pertumbuhan dari sinus maksilaris dan rongga hidung. Lengkungan transversal dan sagital dari palatum akan bertambah besar sepanjang masa kanak-kanak sampai dewasa. Pertumbuhan lebar palatum paling banyak terjadi pada regio molar pertama dan kedua sisi sutura media. Lima per enam perkembangan palatum yang matur tercapai rata-rata pada usia 4 tahun dan perkembangan lebar maksimum palatum dapat tercapai pada usia 19 tahun. Secara keseluruhan, peningkatan lebar palatum terjadi karena aposisi dari permukaan terluar tulang selama tahun pertama postnatal. 2,5,9

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Palatum

Bentuk palatum terdiri dari bentuk U dan bentuk V. Variasi bentuk palatum selain dipengaruhi pertumbuhan herediter dari tulang palatum, lengkung prosesus alveolaris, juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pertumbuhan palatum dapat dipengaruhi oleh kebiasaan buruk. 5 Kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi ketinggian palatum antara lain ; 1. Kebiasaan mengisap ibu jari Mengisap ibu jari adalah kebiasaan buruk yang paling umum dan prevalensi untuk kebiasaan ini dilaporkan sekitar 13 sampai 100 di beberapa masyarakat. 13 Kebiasaan mengisap ibu jari biasanya dimulai pada usia 3-4 tahun. Proses terjadi pada minggu pertama setelah kelahiran, hal ini biasanya fisiologis. Akibat mengisap ibu jari, terjadi kontraksi dinding bukal, sehingga lengkung maksil menjadi sempit, dasar hidung sempit, dan palatum tinggi. ,13,14,15 Universitas Sumatera Utara 2. Kebiasaan bernafas melalui mulut Bernafas melalui mulut merupakan kebiasaan yang paling sering menimbulkan kelainan pada struktur wajah dan oklusi gigi-geligi. Kebiasaan bernafas lewat mulut yang berlangsung selama masa tumbuh kembang dapat mempengaruhi pertumbuhan dentokraniofasial. Bernafas melalui mulut yang sudah kronis dapat menyebabkan terjadinya kelainan pada otot-otot di sekitar mulut, sehingga dapat memacu perkembangan maloklusi. 14 Bernafas melalui mulut total terjadi jika jalan pernafasan benar-benar terhambat. Penyebab hambatan saluran pernafasan yang paling sering pada anak-anak adalah pembesaran jaringan limfoid yang terletak pada daerah faring yaitu pembesaran adenoid dan tonsil. Faktor penyebab lainnya adalah pembengkakan kelenjar mukosa pada hidung. Akibat hambatan saluran pernafasan akan menyebabkan ketidakaktifan fungsi saluran pernafasan, oleh sebab itu akan terjadi kurangnya perkembangan dari rongga hidung dan rahang atas sehingga akan terlihat lengkung rahang atas yang sempit atau terjadinya perubahan lengkung rahang, palatum yang dalam atau terjadinya deformitas bentuk palatum serta adanya overbite. 13,14,15 Gambar 3. A. Kebiasaan mengisap ibu jari B. Palatum yang dalam akibat kebiasaan buruk mengisap ibu jari. 13,14 A B Universitas Sumatera Utara 2.2 Maloklusi 2.2.1 Definisi Maloklusi