KESIMPULAN Latar belakang KESIMPULAN DAN SARAN

25 DAFTAR PUSTAKA Adiarto, B.K. 2003. Eksplorasi, Identifikasi dan Evaluasi Potensi Musuh-Musuh Alami Thrips. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Anonim, 2007. Budidaya Tanaman Krisan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Di akses tanggal 31 Mei 2015. _______, 2007. Budidaya Krisan, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung. 1-5 _______, 2007. Petunjuk Teknis Pengolahan Tanaman Krisan Secara Terpadu, Balai Peelitian Tanaman Hias, Segunung. 1-11 Bayuhaji, D, 2004, Pengaruh Frekuensi Penyemprotan da Konsetrasi Insektisida Nabati Tembakau Untuk Pengendalian Kutu Daun Aphis Sp Pada Cabai Merah, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak dipublikasikan. Gardner. F. P, at all, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Universitas Indonesia Press, Jakarta. 428 hal Handoko, 1999, http:www.peyuluhanpertanian.commengendalikan-serangga- hama Thrips sp pada tanaman bunga krisan. Di akses pada tanggal 23 Maret 2016. Hasyim, I dan M. Reza, 1995. Krisan, Penebar Swadaya, Jakarta.Di akses pada taggal 03 juni 2015 Jumar, 2000, Strategi dan komponen teknologi pengendalian hama terpadu pada tanaman bawang merah. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang. Di akses pada tanggal 5 Febuari 2016 Kalshoven, L. G. E,1981, Pest Of Crops In Indonesia. Revised and Translanted by PA Vanden Loan, PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, Jakarta. 704 P. Kardima, A., 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. Kofranek, AM. 1980. Cut chrysanthemum, 5-43p, In Introduction to Floricultur, larson , RA.Ed, Academic Press. Kontor, A. B. 2013. Analisis Rantai Pasok dan rantai Nilai Bunga Krisan, di Daerah Sentra Pengembangan Jawa Timur, Solo . Universitas Negeri Sebelas Maret. Di akses tanggal 12 April 2016. Lukito, A. M. 1998. Rekayasa pembungaan krisan dan Bunga lain. Trubus no.348 : Jakarta. Martono, E. 1997. Iventarisasi dan Identivikasijenis tumbuhan pengendalian hamdi kecamatan rembang jawa tengah , jurnal perlindungan Tanaman Indonesia, Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Mardiana, 2011. Pengenalan pestisida nabati tanamanhortikultura. Direktorat Perlindungan Tanaman, Departemen Pertanian, Jakarta. Marwoto, B 2005. Standar Oprasional Budidaya Bunga Krisan Potong. Direktorat Budidaya Tanaman Hias . Direktorat Jendaral Hortikultutra. Depertemen Pertanian. Jakarta Natawigena, H. 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya Bandung. 202 hal. Nawangsih, A. A., H.P Imdad, dan A. Wahyudi, 2000, Bunga krisan, Penebar Swadaya, Jakarta. Pracaya, 1991. Hama Dan Penyakit Tanaman. Penebarab Swadaya. Jakarta. 411 hal. Radi, J. 1996. Sirska budidaya dan pemanfaatannya. Kanisius. Yogyakarta.40 hal. Rukmana H.R dan A.E Mulyana, 1994.” Krisan Bunga potong”, kanisius, Jakarta Rukmana H.R dan A.E Mulyana, 1997.” Krisan Bunga potong”, kanisius, Jakarta. Setiadi, 2004. Hama Utama Krisan Dan Pengendaliaannya. Badan penelitian Dan Perkembangan Pertanian. Pusat Penelitian Dan pengembangan Tanaman hias. Bogor. Di akses tanggal 25 Maret 2014. Siswanto, B., Agus, K., dan S. Kusumo, 1995, Kesesuaian Lahan Pengembangan Tanaman bunga Krisan, Penebar Swadaya, Jakarta Sunarjono, 2005, Pemanfaatan daun sirsak untuk mengendalikan hama terpadu Di Laboratorium . Balai Besar Karantina Tumbuhan. Belawan. Suhardi Euis S., 1994, Peguji Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Pada Bawang Merah Berdasarkan Nilai Ambang kedali dan Modifikasi Tipe Diel Alat Smprot, Buletin Penelitian Hortikultura Vol. XXVI No. 4, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, Bandung. Syahbani, 2008. Pengaruh Frekuensi dan Kosentrasi Ekstrak Daun Sirsak Annoa muricata l Terhadaphama Kutu Daun Aphisd sp Pada Tanaman Cabai. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. Thamrin, M. 2001. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa Sebagai Pestisida Nabati. http:www..Deptan.go.id 23 Juli 2016 Tofel, M. 2001. Pengaruh pestisida Nabati Biji Sirsak Annona muricata L Terhadap populasi hama plutella L. Dan hasil pada Tanaman Sawi . Fakultas pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. Untung, K. 1993. Konsep Pengendalian Hama terpadu. Gajahmada University Press. Yogjakarta.Di akses tanggal 26 Maret 2015. Wasito dan komar, 2004. Jenis pupuk N,P dan K. Untuk peningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman krisan , Cianjur, Balai Penelitian Tanaman hias. 28 LAMPIRAN Lampiran

1. Lay Out Penelitian

Dari metode diatas diperoleh 5 unit perlakuan, tiap unit perlakuan terdiri atas 3 ulangan, setiap ulangan terdiri atas 3 unit tanaman tanaman sampel dan 2 unit tanaman cadangan, sehingga total keseluruhan unit penelitian adalah 45 unit polybag. P0 1 P4 3 P5 2 P2 2 P1 1 P2 3 P5 3 P0 2 p6 3 p6 1 P1 2 P3 2 P6 2 P4 2 P3 1 P1 3 P2 1 P3 2 P0 3 P4 1 P5 1 Keterangan: P0 = kontrol tanpa perlakuan P1 = penyemprotan 2 hari sekali, Konsentrasi 250gl air P2 = Penyemprotan 4 hari sekali, Konsentrasi 500l air P3 = Penyemprotan 6 hari sekali, Konsentrasi 750gl air P4 = Penyemprotan dengan pestisida Profenofos 6 hari sekali, konsentrasi 2mll air. = Tanaman sample = Tanaman Cadangan P0 1 P43 P11 P22 P32 P42 P31 P03 P12 P23 P41 P33 P13 P02 P21 Lampiran 2. Perhitungan kebutuhan Pupuk  Jarak tanam antar polybag 20 cm x 20 cm 2 = 400 cm 2  Jumlah tanamanha : = = 250.000 tanaman 1. Kebutuhan pupuk kandang untuk dosis 10 tonha pupuk dasar Kebutuhan pupuk kandang tanaman = = = 40 gtanaman 2. Kebutuhan pupuk Urea 46N dosis 200 kgha N pupuk susulan = x 100 N kg ha = 434,78 kgtanaman Kebutuhan pupuk Ureatanaman = = 0,173 kgtanaman = 173 gtanaman Lampiran 3. Perhitungan Volume Semprot  Jarak tanam tanaman antar polybag 20 x 20cm 2 = 400 cm 2 jarak tanamanha = = 250.000 tanaman  Volume semprot ekstrak daun sirsak = 400 lha = 400.000 mlha volume semprottanaman = = 16 mltanaman Lampiran 4 : Tabel Analisis Varian Parameter Pengamatan 1. Tabel Anova Presentase Mortalitas SR DB JK KT F hitung Pr F Perlakuan 4 4748.93 1187.23 16.90 0.0002 Erorr 10 70.26 702.66 Total 14 5451.60 Keterangan : = ada bedanyata 2. Tabel Anova Presentase Efikasi SR DB JK KT F.hitung Pr F Perlakuan 4 1555.89 3897.433 79.11 .0001 Erorr 10 492.66 49.266 Total 4 16082.400 Keterangan : = ada beda nyata 3. Tabel Anova Tingkat kerusakan Bunga SR DB JK KT F.hitung Pr F perlankua 4 1.99733 0.499333 0.19 0.9387 ns Erorr 10 26.40667 2.640667 Total 14 28.404 Keterangan : ns = tidak ada bedanyata Lampiran 5 : Foto-Foto Penelitian Gambar 1. Bibit Gambar 2. Tanaman Bunga Krisan Gambar 3. Tanaman Sirsak Gambar 4. Ekatrak Daun Sirsak Gambar 5. Ciri-ciri Bunga Terserang Hama Thrips sp Gambar 6.Pengaplikasian Ekstrak Daun Sirsak Lampiran 6 : Foto Hasil Aplikasi Ekstrak Daun Sirsak Gambar 6.1 = ekstrak daun sirsak dosis 250 gl air Gambar 6.2 = ekstrak daun sirsak dosis 500 gl air Gambar 6.3 = ekstrak daun sirsak dosis 750 gl air Gambar 6.4 = ekstrak daun sirsak dosis 500 gl Profenofos Gambar 6.5 = Kontrol Tanpa perlakuan Lampiran 7 : Jadwal Kegiatan No Kegiatan Bulan April Mei Juni Juli Agustus 1 Seminar Proposal 2 Persiapan Lahan 3 Pemeliharaan 4 Pengaplikasian 5 Pengamatan dan Panen 6 Laporan dan Seminar hasil Penelitian 7 Sidang Lampiran 8 : Data Monografi Desa Dan Kelurahan Tempat Penelitian Dasar Hukum : INMENDAGRI Nomor : 23 Tahun 1989 Desa : Panggeran Nomor Kode : 34. 04 . 2016 Kecamatan : Pakem Kabupaten : Sleman Profinsi Dati 1 : Daerah Istimewa Yogyakarta A. Bidang Pemerintahan 1. Luas dan batas wilayah a. Luas Desa : 1. 348 Ha b. Batas Wilayah 1 Sebelah Utara : Hutan Lindung 2 Sebelah Selatan : Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik 3 Sebelah Barat : Desa Donokerto, Desa Girikerto, Kec. Turi 4 Sebelah Timur : Desa Cadi Binangun dan Hargobinagun 2. Kondisi Geografi a. Ketinggian tanah dari permukaa laut : 600 - 900 b. Banyak curah hujan : 3.058 mmth c. Topografi dataran rendah, tinggi, pantai : Tinggi d. Suhu udara rata – rata : 25 o C - 30 o C 3. Orbital jarak dari pusat pemerintahan desa kelurahan a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 1 km b. Jarak dari Ibukota KabupatenKotamadya Daerah Tingkat II : 12 km c. Jarak dari Ibukota Daerah Tingkat I : 17 km d. Jarak dari Ibukota Negara Jakarta : 635 km 1 PENGARUH DOSIS EKSTRAK DAUN SIRSAK Annona muricata L TERHADAP HAMA Thrips sp PADA BUNGA KRISAN Chrysanthemum sp. MAKALAH SEMINAR HASIL Oleh : Indah Sri Mursini 20120210074 Program Studi Agroteknologi Dosen Pembimbing : 1. Ir. Achmad Supriyadi, M.M 2. Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, M.S FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016

A. Latar belakang

Krisan atau Seruni Chrysanthemum sp. merupakan salah satu komoditas tanaman bunga hias yang penting dibandingkan dengan jenis bunga lainya. Masyarakat pengguna bunga krisan menyebar diseluruh dunia, dari daerah tropis, subtropis, hingga ke daerah dingin. Krisan banyak di kenal sebagai tanaman hias dan pelengkap berbagai dekorasi, kebutuhan komoditas ini mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai bahan dekorasi ruangan, vas bunga, teh, rangkaian bunga dan obat tradisional Rukmana dan Mulyana, 1997. Bunga krisan digologkan dalam dua tipe yaitu tipe spray dan standar. Krisan tipe spray dalam satu tangkai bunga tedapat 10-20 kuntum bunga berukuran kecil. Sedangkan tipe standar pada satu tangkai bunga krisan hanya satu kuntum bunga berukuran besar. Bentuk bunga krisan yang bisa dibudidayakan sebagai bunga potong adalah tunggal, Anemone, Pompon, Dekoratif, dan bunga besar Hasyim dan Reza dalam Wisudiastuti, 1999. Daya tarik pengembangan budidaya bunga krisan terletak pada nilai ekonominya yang tinggi. Bunga potong krisan merupakan permintaan bunga potong terbesar ke dua setelah bunga mawar. Pada tahun 1993 Indonesia mengekspor bunga potong krisan sebanyak 198,3 ton senilai U 243,7 ke Negara Hongkong, Jepang, Malaysia dan Singapura Rukmana dan Mulyana, 1997. Produksi Krisan potong di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta pada tahun 2007 tercatat sebesar 680,000 tangkai, sedangkan permitaan krisan potong pada tahun 2007 sejumlah 9600.000 Kontor, 2013. Melihat siklus kebutuhan bunga krisan, 2 Khususnya di Indonesai, permintaan bunga krisan meningkat menjelang hari-hari besar keagamaan, seperti menjelang puasa, Lebaran dan Natal serta hari-hari besar lainya termasuk menjelang tahun baru. Pengendalian hama Thrips sp selama ini masih mengandalkan pestisida sintesis. Penggunaan pestisida sintesis menguntungkan dan efisien dalam jangka pendek, tetapi akan menimbulkan berbagai dampak negatif dalam penggunaan jangka panjang seperti residu pada bahan, biaya yag mahal dan pencemaran lingkungan Untung, 2011. Salah satu alternatif untuk pengendalian hama Thrips sp adalah megguakan bahan-bahan alami yang tidak berbahaya, misalkan beopestisida dari bahan tumbuhan. Daun sirsak merupakan tanaman tahunan yang mempunyai kandungan senyawa kimia Acetogenin pada daun, akar, bunga, kulit buah kulit batang Kardiman, 1999. Bahan nabati pada daun sirsak dapat digunakan senyawa penolak serangga, toksin dan menjadi pertahanan bagi tumbuhan terhadap hewan pemangsa tumbuhan Kardiman, 1999. Beberapa penelitian telah mencoba mengguakan ekstrak nabati dari tanaman untuk mengendalikan hama Thrips sp. Menurut Syahbani. 2008 pemberian ekstrak daun sirsak dengan konsntrasi 250gl air dan aplikasi setiap 2 hari sekali beleum efektif mengendalikan hama kutu daun Aphis sp di lapangan dengan tingkat mortalitas yaitu 29,10 dan tingkat efikasi yaitu 23,43. Dengan hasil penelitian tersebut perlu adanya kajian lanjutan dalam pengendalian hama Aphis sp. Hama Thrips sp merupakan salah satu hama utama bunga krisan selain aphis sp. Keberadaan Thrips sp sangat merusak bunga krisan dalam dilakukan penguji ekstrak daun sirsak untuk pengendalian hama Thrips sp.

B. Perumusan Masalah

Organisme penganggu tanaman bunga krisan adalah hama utama yaitu hama Thrips sp yang mengakibatkan kualitas bunga rendah seperti terjadinya bintik-bintik hitam pada bunga, layu dan mati. Dalam menanggulangi hama tersebut petani menggunakan pestisida kimia. yang mana penggunaan bahan kimia terus menerus menimbulkan efek negatif. Untuk menggantikan ketergantungan terhadap pestisida kimia menggunakan pestisida organik yaitu daun sirsak yang mempunyai keunggulan kandungan senyawa acetogenin, tanin yang memiliki keistimewaan sebagai anti feedent menurunka nafsu makan. Sedangkan alkaloid dan flafonoid bersifat racun. Penggunaan daun sirsak sebagai pestisida organik belum ada anjuran dalam pemeberian dosis yang tepat, sehingga masih perlu di kaji.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diambil suatu tujuan dari penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh penyemprotan ekstrak daun sirsak terhadap hama Thrips sp pada bunga krisan. 3 menekan populasi hama Thrips sp pada bunga krisn

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pestisida Nabati Daun Sirsak

Sirsak termasuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun, apabila air tanah mencukupi selama pertumbuhan. Tanaman sirsak berasal dari Amerika Tengah, sudah banyak di kenal di berbagai daerah. Buah tropis ini kemudian menyebar hampir diseluruh benua. Tanaman sirsak dapat tumbuh baik mulai dari dataran rendah beriklim kering sampai basah dengan ketinggian 1000 m dpl. Daun sirsak berbentuk bulat telur, berwarna hijau muda sampai hijau tua, dengan ujung daun meruncing, pinggiran rata dan permukaan daun mengkilat. Pada buah yang telah masak biji sirsak berwarna coklat kehitaman, sedangkan kulit buah sirsak berigi Sunarjono, 2005. Tanaman sirsak terutama pada bagian buah sirsak mentah, daun, kulit buah dan akarnya telah diketahui mempunyai senyawa kimia bioaktif atau mengandung senyawa acetogenin, sebagai anti fertilitas dan bersifat toksik secara kontak sistematik yang diharapkan dapat berfungsi sebagai pestisida Mardiana, 2011. Daun sirsak telah diketahui dapat berperan sebagai racun, mempunyai efek penolak yang khas dan keberadaannya dapat memberi perlindungan kepada tumbuhan dari gangguan patogen atau serangga. Acetogenin memiliki keistimewaan sebagai anti feedant dan penolak seragga. Acetogenin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30-32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus5-methyl-2- furanone 23 darivat acetogenin yang berfungsi sitotoksit adalah asimicin, bulatacin dan squmosin . Selain itu daun sirsak Annona Muricata L ada beberapa kandungan yaitu alkaloid, flavonoid, tanin,dan saponin Robinson 1995; Andri,2013. Pemanfaatan bahan ini amat potensial sebagai insektisida dan bekerja toksik membuat gerakan serangga menjadi lamban, aktifitas menurun dan akhirnya mati, ekstrak nya bersifat letal terhadap kepik Oncopeltus fasciatus, Thrips, dan wereng daun. Penelitian tentang sirsak pernah dilakukan sebelumnya diantaranya penggunaan daun sirsak untuk mengendalikan hama Aphids sp menggunakan insektisidan ekstrak daun sirsak mengendalikan kutu daun Aphids sp pada tanaman Cabai dan hasilnya insektisida ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi 150 gl dengan frekuensi semprot 2 hari sekali tidak mampu mengendalikan hama Aphids sp pada tanamn cabai Bayu, 2004.

B. Hama Thrips sp

Hama Thrips sp pada bunga krisan termasuk kedalam ordo Thysanoptera serangga bersayap durirumbai, serangga ini biasa banyak ditemukan pada tanaman karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai banyak tanama inang yaitu kentang tomat, cabai, bawang merah, bunga krisan, dan bunga sedap malam dan jenis bawang lainnya, Untung, 1993. ketang dan tomat, cabai, bawang merah, dan jenis bawang lainya, bunga krisan, dan sedap malam Untung, 1993.