HASIL DAN PEMBAHASAN PENGARUH DOSIS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L) TERHADAP HAMA Thrips sp PADA BUNGA KRISAN (Chrysanthemum sp)

Berdasarkan tingkat mortalitas, pada perlakuan p2 dan p4 ada beda nyata dengan perlakuan p0. Perlakuan P1 dan P3 tidak ada bedanyata dengan perlakuan p0 dan perlakuan p2 menunjukkan tidak ada beda nyata dengan perlakuan p4, sehingga dapat dikatakan ekstrak daun sirsak dapat digunkan untuk mengurangi penggunaan pestisida sitnetis pada budidaya bunga krisan. Hal tersebut disebabkan kandungan zat acetogenin dalam ekstrak daun sirsak yang berfungsi anti feedent menurunkan nafsu makan membuat gerakan serangga menjadi lamban, aktifitas menurun dan akhirnya mati, ekstrak nya bersifat letal terhadap Thrips sp. 2. Tingkat Efikasi Hasil sidik ragam tingkat efikasi lampiran 4, menunjukkan ada beda nyata antar perlakuan rerata tingkat efikasi dapat di lihat dalam tabel 3. Tabel 3. Rerta Tingkat Efikasi Perlakuan Tingkat Efikasi P0 = Kontrol Tanpa perlakuan 0 c P1 = 2 hari sekali, 250 gl air 72.33 b P2 = 4 hari sekali, 500 gl air 81.66 ab P3 = 6 hari sekali, 750 gl air 78.33 ab P4 = Profenofos 500 gl 86.66 a Keterangan : Angka pada kolom yang diikuti huruf yang sama menujukkan tidak ada beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5. Pada tabel 3 rerata tingkat efikasi menunjukkan ekstrak daun sebagai pestisida organik berpengaruh nyata antar semua perlakuan. Dilihat dari perlakuan P2 dan P4 berbeda nyata dengan perlakuan P0. Perlakuan P0 tidak ada beda nyata pada perlakuan P1 dan P3. Berdasarkan efikasi yang baik ekstrak daun sirsak dengan kimia sudah menujukkan efikasi di atas 50 tingkat efikasi antar perlakuan tersebut efektif dalam mengandalikan hama Thrips sp, sehingga dapat dikatakan ekstrak daun sirsak efektif dalam mengendalikan hama Thrips sp dan mampu mengurangi penggunaan pestisida sintetik pada budidaya bunga krisan. Menurut Natawigena 1993 berdasarkan LC 50 batas minimal kemanjuran tingkat efikasi adalah 50, artinya apabila kurang dari 50 pestisida nabati yang digunakan tidak manjur. Semakin tinggi nilai efikasi yang diperoleh maka semakin manjur pestisida yang digunakan untuk mengendalikan populasi hama Thrips sp. Seperti penelitian menurut Tofel 2001 ekstrak daun sirsak pada konsentrasi 150 gl air mampu mengndalikan populasi hama plutella xylostella pada tanaman sawi. Ekstrak daun sirsak berfungsi sebagai anti feedant bagi hama Thrips sp. Untuk terjadinya kematian tidak memerlukan waktu yang lama karena anti feedent menurunkan nafsu makan, sehingga hama tersebut tidak bergairah untuk memakan bagian bunga yang disukainya. 3. Kerusakan bunga akibat serangan hama Thrips sp Hasil sidik ragam tingkat kerusakan bunga akibat serangan hama Thrips sp lampiran 4 , menunjukkan tidak ada beda nyata antar perlakuan. Rerata tingkat kerusakan bunga akibat hama Thrips sp. dapat di lihat dalam tabel 4. Tabel 4. Rerata Tingkat kerusakan bunga akibat serangan hama Thrips sp. Keterangan : Angka pada kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada bedanyata berdasarkan Uji F pada tarif 5 . Hasil analisis sidik ragam lampiran 4 rerata tingkat kerusakan bunga pada semua perlakuan menunjukkan tidak ada beda nyata. hal tersebut terjadi karena kerusakan bunga yang disebabkan oleh hama Thrips sp., kurang dari 5 artinya hama Thrips sp pada tiap bunga belum begitu merusak, bunga krisan hanya terdapat bintik-bitik hitam dan layu. Menurut Andi, 2015 hama Thrips sp menyerang bunga krisan pada bagian yang lunak, sehingga sel-sel bunga menjadi layu dan bintik-bintik hitam. Menurut Suhardi et all, 1994 jika tingkat kerusakan bunga pada semua perlakuan yang disebabkan oleh hama Thrips sp relatif kecil kurang dari 25 hama Thrips sp belum begitu merusak sehingga bunga krisan masih tetap tumbuh dan berkembang hal tersebut disebabkan oleh populasi hama yang sedikit, dan langsung di kendalikan sehingga kerusakan yang dialami relatif rendah. Perlakuan Tingkat Kerusakan Bunga P0 = KontrolTanpa perlakuan 3.70 P1 = 2 hari sekali, 250 gl air 3.66 P2 = 4 hari sekali, 500 gl air 2.93 P3 = 6 hari sekali, 750 gl air 3.66 P4 = Profenofos 500 gl 2.93

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Aplikasi insektisida ekstrak daun sirsak berpengaruh dalam pengendalian hama Thrips sp 2. Dosis ekstrak daun sirsak yang terbaik pada setiap 4 hari sekali dengan dosis 500 gl air.

B. SARAN

Untuk medapatkan efektivitas yang lebih baik, maka perlu dilakukan modifikasi terhadap dosis ekstrak daun sirsak. 25 DAFTAR PUSTAKA Adiarto, B.K. 2003. Eksplorasi, Identifikasi dan Evaluasi Potensi Musuh-Musuh Alami Thrips. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Anonim, 2007. Budidaya Tanaman Krisan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Di akses tanggal 31 Mei 2015. _______, 2007. Budidaya Krisan, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung. 1-5 _______, 2007. Petunjuk Teknis Pengolahan Tanaman Krisan Secara Terpadu, Balai Peelitian Tanaman Hias, Segunung. 1-11 Bayuhaji, D, 2004, Pengaruh Frekuensi Penyemprotan da Konsetrasi Insektisida Nabati Tembakau Untuk Pengendalian Kutu Daun Aphis Sp Pada Cabai Merah, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak dipublikasikan. Gardner. F. P, at all, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Universitas Indonesia Press, Jakarta. 428 hal Handoko, 1999, http:www.peyuluhanpertanian.commengendalikan-serangga- hama Thrips sp pada tanaman bunga krisan. Di akses pada tanggal 23 Maret 2016. Hasyim, I dan M. Reza, 1995. Krisan, Penebar Swadaya, Jakarta.Di akses pada taggal 03 juni 2015 Jumar, 2000, Strategi dan komponen teknologi pengendalian hama terpadu pada tanaman bawang merah. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang. Di akses pada tanggal 5 Febuari 2016 Kalshoven, L. G. E,1981, Pest Of Crops In Indonesia. Revised and Translanted by PA Vanden Loan, PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, Jakarta. 704 P. Kardima, A., 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. Kofranek, AM. 1980. Cut chrysanthemum, 5-43p, In Introduction to Floricultur, larson , RA.Ed, Academic Press. Kontor, A. B. 2013. Analisis Rantai Pasok dan rantai Nilai Bunga Krisan, di Daerah Sentra Pengembangan Jawa Timur, Solo . Universitas Negeri Sebelas Maret. Di akses tanggal 12 April 2016.